Bentuk Pembelajaran;
CPMK Penilaian Metode Pembelajaran; Penugasan; Materi Bobot
Mg
(sbg kemampuan [ Estimasi Waktu] Pembelajaran Penilaian
KE
akhir yg diharapkan) Indikator Kriteria & Tatap muka/Luring Daring [Pustaka] (%)
Bentuk
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Memahami kontrak • Perkenalan dengan Virtual SIPDA/ zoom • Penjelasan RPS,
perkuliahan peserta perkuliahan Meeting tagihan tugas,
• Menjelaskan RPS, penilaian,
kontrak kuliah, materi penandatanganan
perkuliahan, literatur kontrak
pendukung, cara perkuliahan dan
penilaian dan tagihan overview
tugas perkuliahan Dasar
• Tanya jawab materi Dasar Ilmu Kimia
perkuliahan, buku
rujukan,menyepakati
kontrak kuliah dan
pembagian kelompok
diskusi
• Penutup dengan
pemberian tugas
mengenai materi
selanjutnya.
2-3 Mahasiswa mampu • Ketepatan dalam Kriteria: • Kuliah: Live chat,Virtual Struktur atom 10
menganalisis menganalisis konsep : Pedoman • Diskusi, SIPDA/ zoom
konsep struktur 1. Perkembangan teori Penskoran [TM: 1x(2x50”)] Meeting
atom atom (Marking • TR-1
2. Partikel dasar Atom Scheme)
Mengerjakan
3. Model Atom
Bentuk test: soal-soal latihan
4. Bilangan Kuantum
• TR-1 yang akan
5. Konfigurasi Elektron
diupload pada
6. Mekanika Kuantum pembelajaran
SIPDA
4-5 Mahasiswa mampu • Ketepatan dalam Kriteria: • Kuliah; Live chat,Virtual Ikatan Kimia 20
menganalisis menganalisis konsep : Pedoman • Diskusi; SIPDA/ zoom
konsep ikatan kimia 1. Pembentukan ikatan Penskoran [TM: 2x(2x50”)] Meeting
ion (Marking
2. Sifat-sifat senyawa Scheme) • TR-2
ionik
Mengerjakan
3. Pembentukan ikatan Bentuk Tes: soal-soal latihan
kovalen TR-2 yang akan
4. Perbedaan ikatan diupload pada
kovalen polar dan Bentuk non-
test: pembelajaran
non polar SIPDA
5. Panjang ikatan, • Tulisan
Makalah
energi ikatan, dan
CJR Tugas CJR : mengkaji
orde ikatan
6. Penggunaan muatan dan mereview jurnal
terkait dengan Ikatan
formal
kimia
7. Struktur resonansi
8. Pengecualian kaidah
oktet
CASE METHOD:
Tema Kasus : Korban Banjir Tersengat Listrik
Materi: Senyawa Kopalen Polar
Kepada mahasiswa diberikan kasus yang dapat dicari dan dibaca dari Surat Kabar Online mengenai Korban Banjir Tersengat Listrik. Mahasiswa
dituntut untuk menelaah informasi atau berita tersebut terutama terkait bagaiman keterkaitan Banjir dengan Tersengat Listrik? Apakah air
banjir dapat menghantarkan arus listrik? Berikut salah contoh informasi yang dapat ditelaah mahasiswa; Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang
warga di kawasan Serdang, Jakarta Pusat, meninggal akibat sengatan listrik karena rumahnya terendam banjir. General Manager PLN Disjaya
Ikhsan Asaad mengatakan kejadian itu akibat listrik yang belum dipadamkan di area kejadian. Saat dan setelah banjir, warga penting
memperhatikan genangan air yang tanpa disadari dapat mengantarkan arus listrik ke tubuh. Hal itu menimbulkan kejutan listrik. Kejutan
listrik dapat membakar jaringan internal dan eksternal tubuh, sampai merusak organ. Melansir dari Health Line, tubuh ketika tersengat listrik
akan merasakan beberapa hal, tergantung tingkat keparahannya. Tubuh orang yang tersengat listrik bisa mengalami: Hilang kesadaran,
Kejang otot Mati rasa atau kesemutan, Gangguan pernapasan, Sakit kepala, Penglihatan atau pendengarannya bermasalah, Terbakar,dan
Kejang Mengganggu detak jantung.
Dasar mengapa manusia bisa 'kesetrum,' bisa dijelaskan dari apa itu listrik. Listrik adalah pergerakan elektron, yang arusnya dapat
dimanfaatkan untuk memberi tenaga pada barang-barang elektronik. Sementara listrik sendiri membutuhkan sirkuit yang lengkap untuk bisa
mengalir. Mengingat tubuh manusi terdiri dari air dan tanah yang kita pijak adalah konduktor listrik, maka manusia bisa jadi bagian dari sirkuit
tersebut. Arus listrik yang mengalir pada tubuh bisa sangat berpengaruh pada diafragma paru-paru dan otot jantung. Besar kecilnya arus
listrik yang mengganggu neuron bisa menjadi alat pacu yang cukup kuat pada jantung. Itulah sebabnya mengapa setelah tersengat listrik,
jantung Anda berdegup kencang. Kenyataan di alam bebas menunjukkan kebanyakan air telah bercampur dengan sedimen dan mineral, yang
membuat molekul air mengalami ionisasi, menjadikan air tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Jadi sebenarnya, bukanlah air yang
mengalirkan listrik, melainkan kandungan air lah yang menentukan air bisa menjadi isolator atau konduktor. Isolator adalah bahan yang sulit
atau tidak bisa melakukan perpindahan muatan listrik.Konduktor adalah bahan yang bisa mengantarkan muatan listrik. Supaya arus listrik bisa
mengalir melalui zat cair, pergerakan muatannya harus dilakukan melalui cairan. Dalam air keran, air hujan, atau air laut, ada banyak sekali
senyawa seperti garam, kalsium, atau ion magnesium. Nah, dengan adanya kandungan itu, ketika senyawa itu bergerak melalui air, listrik bisa
bisa mengalir melalui cairan.Dilihat dari daya hantarnya, larutan dibagi jadi 2 macam, larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit itu
larutan yang pelarutnya air dan bisa menghantarkan arus listrik, contohnya air laut tadi. Sedangkan larutan nonelektrolit itu larutan yang tidak
bisa menghantarkan arus listrik. Salah satu contohnya, larutan gula. Bisa tidaknya suatu zat menghasilkan ion dilihat dari jenis ikatannya. Zat
yang punya ikatan ion, atau senyawa ion, dan ikatan kovalen polar atau senyawa kovalen polar, bisa menghasilkan ion-ion. Contoh dari
senyawa kovalen polar adalah asam cuka (CH3COOH), asam klorida atau HCl, asam sulfat atau H2SO4 , dan masih banyak lagi. Tapi, tidak
semua senyawa kovalen polar bisa menghasilkan ion jika dilarutkan dalam air. Contohnya larutan gula. Gula yang dilarutkan dalam air tidak
bisa menghasilkan ion. Jadi, larutan ini tidak bisa menghantarkan listrik. Setelah menalaah atau melakukan literasi terhadap kasus tersebut
maka mahasiswa diwajibkan mengumpulkan luaran berupa hasil penyelesaian masalah pada LKM-Tugas Rutin.
6-7 Mahasiswa mampu • Ketepatan dalam Kriteria: • Kuliah; Live chat,Virtual Metalurgi 10
menganalisis menganalisis konsep Pedoman • Diskusi dlm SIPDA/ zoom
konsep metalurgi tentang : Penskoran kelompok; Meeting
1. Cara-cara (Marking [TM: 1x(2x50”)]
pembuatan logam Scheme)
dibuat dari • TR-3
senyawanya Bentuk test: Mengerjakan
2. Beberapa teknik • TR-3 soal-soal latihan
dalam Metalurgi
yang akan
3. Proses diupload pada
pembentukan ion pembelajaran
kompleks dan tata SIPDA
namanya
4. Ion logam yang
mempunyai fungsi
kritis dalam sistem
biologi
Tugas Rutin/
Penugasan bersumber dari tugas rutin, CJR dan CBR. CBR dan CJR harus didasari
Discovery CJR CBR
pertanyaan yang dirumuskan oleh dosen, agar mahasiswa dapat menemukan (problem
Learning based learning) pada buku dan jurnal yang dibaca. Kajian Pustaka yang dilakukan
melalui CJR dan CBR akan menghasilkan satu topik atau tema yang menarik atau bahkan
memunculkan satu problem atau perbedaan di antara sumber-sumber yang direview,
hingga perlu penelitian lebih lanjut. Oleh sebab itu,, hal yang muncul dari hasil Tugas
Rutin, CBR dan CJR, adalah adanya masalah. Di sinilah digunakan pendekatan atau
Penentuan Topik atau Tema atau Fenomena/
pembelajaran Case, yang menjadi dasar untuk melakukan mini riset. Dari hasil mini riset
Case Method & PjBL
akan muncul gambaran terhadap permasalahan di awal, dan akan membuahkan ide-ide
baru dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang dilakukan pada mini riset. Oleh
sebab itu dikumpulkan ide-ide tersebut disebut Rekayasa Ide, dan dibuatkan sebagai
dasar pelaksanaan tugas project. Project harus diruntut dari permasalahan awal hingga
pelaksanaan mini riset dan adanya ide untuk pelaksanaan Tugas Project. Maka yang
dikumpulkan pada akhir pembelajaran hanyalah Tugas Project saja, akan tetapi di Latar
Mini Riset Belakang dipaparkan hasil TR, CBR, CBR, Mini Riset dan Rekayasa Ide yang disusun
dalam satu alur .
TUGAS PENDUKUNG
Pada perkuliahan ini, mahasiswa diberi Tugas Rutin (TR), Critical Book Review (CBR), Critical Research/Critical Jurnal (CJR), Mini Reseach
(MR), Rekayasa Ide (RI) dan Tugas Project (PR). Secara lengkap jenis tugas, deskripsi, kemampuan yang diharapkan, dan tagihan (waktu
pengumpulan) dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Ketentuan Umum
1) Mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian akhir jika tidak memenuhi 75 % kehadiran.
2) Mahasiswa diberi nilai 0 (nol) jika terbukti memiliki tugas atau karya yang sama dengan mahasiswa lainnya.
3) Penilaian dilakukan oleh dosen .
b. Penilaian tugas
• Rubrik penilaian tugas makalah Rekayasa Ide dan presentasi
Keterangan :
Pembahasan dan kesimpulan (menuliskan Kurang dari Memenuhi 2 Memenuhi 3 Memenuhi 4 Memenuhi
pembahasan sesuai dengan hasil pengamatan, 2 kriteria kriteria kriteria kriteria keseluruhan kriteria.
membuat pembahasan dan membandingkan
dengan teori, teori yang mutakhir (5 tahun
terakhir), membuat kesimpulan sesuai dengan
pembahasan,membuat kesimpulan yang
sistematis)
• Rubrik penilaian tugas Project (Menyusun Laporan Praktikum )
b. Penilaian Sikap
Ada 10 indikator penilaian sikap (karakter/soft skills): 1) etika berkomunikasi, 2) kejujuran, 3) tangung jawab, 4) kerja sama, 5)
ketangguhan, 6) kepedulian, 7) kedisiplinan, 8) ketekunan, 9) kemandirian, dan 10) keberinisiatifan. Masing-masing indikator diberi bobot
anatar 1 s-d 4
Jika mahasiswa dinilai oleh 80% dosen dalam kategori “kurang” pada akhir semester akan diberi surat peringatan, maksimal sebanyak 3 kali (SP 1, SP 2, dan SP3),
hingga yang bersangkutan diberhentikan serta diberi surat keterangan dan daftar nilai selama mahasiswa tersebut kuliah.
Jika mahasiswa dinilai oleh 80% dosen dalam kategori “kurang” dan berturut-turut selama 4 semester maka mahasiswa diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah
dengan syarat yang bersangkutan tidak akan mendapat ijazah hanya diberi surat keterangan.
c. Rentangan Nilai