A. Tujuan Praktikum
Mengetahui konsentrasi NaOH (Natrium Hidroksida) dengan menggunakan
C2H2O4 (Asam Oksalat)
B. Landasan Teori
Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetrik dimana suatu
titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret
ke larutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga
tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi
dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrat”
dan biasanya diletakan didalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”.
Almatsier (2003) menyatakan baik titran maupun titrat biasanya berupa larutan.
D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan NaOH 0,1 N dalam 250ml
a. Menghitung jumlah NaOH yang diperlukan
N = gr/BE x Vol (L)
gr = N x BE x Vol (L)
(Diketahui : N = 0,1 BE NaOH = 39,997 g/mol jadi 40 g/mol Vol = 250ml jadi
0.25L)
gr = N x BE x Vol (L)
= 0,1 N x 40 g/mol x 0,25 L
= 1 gr
b. Masukkan 1 gram NaOH ke dalam gelas ukur lalu tambahkan aquades perlahan
hingga larut kemudian pindahkan ke dalam labu ukur hingga mencapai 250ml.
Setelah itu pindahkan ke botol reagen. (Dalam hal ini NaOH bertindak sebagai
titrat)
Setelah membuat larutan NaOH 0,1 N maka untuk mengetahui nilai normalitas
sesungguhnya maka larutan tersebut perlu distandarisasi menggunakan C2H2O4
(asam oksalat) 0,1 N
(Diketahui : N = 0,1 BE C2H2O4 = 90.03 g/mol jadi 90 g/mol Vol = 250ml jadi
0.25L)
gr = N x BE x Vol (L)
= 0,1 N x 90 g/mol x 0,25 L
= 2,25 gr
b. Masukkan 2,25 gram C2H2O4 ke dalam gelas ukur lalu tambahkan aquades
perlahan hingga larut kemudian pindahkan ke dalam labu ukur hingga mencapai
250ml. Setelah itu pindahkan ke buret. (Dalam hal ini C2H2O4 bertindak
sebagai titran)
E. Hasil Pengamatan
Sebelum dititrasi Setelah dititrasi Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Standarisasi larutan NaOH menggunakan C2H2O4 (asam oksalat) karena antara NaOH
dan asam oksalat terjadi reaksi sempurna. NaOH (basa kuat) akan bereaksi dengan asam
oksalat (asam lemah) membentuk garam yang bersifat basa.
Reaksi : 2NaOH + C2H2O4 Na2C2O4 + 2H2O
Dari reaksi antara basa kuat dan asam lemah itu akan lebih mudah diamati titik akhir
titrasinya. Pada percobaan ini, asam oksalat merupakan larutan standar primer dan NaoH
merupakan larutan standar sekunder. “Larutan standar primer adalah larutan yang
mengandung senyawa kimia stabil yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan dapat
digunakan untuk menstandarisasi larutan standar yang digunakan di dalam titrasi.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang telah melalui proses standarisasi dan
memiliki konsentrasi tertentu”. (Watson, 2005). Hal ini disebabkan karena :
1. Asam oksalat adalah suatu asam lemah, sifatnya yang tidak mudah menguap, asam
oksalat cenderung stabil, selain itu juga asam ksalat ditemukan dalam keadaan murni.
Mr asam oksalat tinggi, yaitu 90.
2. NaOH memiliki sifat higroskpis, yaitu mudah menyera H2O atau CO2 sehingga
mudah dilarutkan didalam air dan memiliki kestabilan rendah. Mr dari NaOH hanya
40.
Indikator yang digunakan adalah indikator pp, sebab range Ph indikator ini 8,5-10,
mendekati range pH garam basa yang dihasilkan, maka dengan indikatr ini dapat
menunjukkan titik akhir titrasi yang terbentuk dan ditunjukkan dengan perubahan warna.
Diketahui :
V asam oksalat = 44,6 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 100 ml
Perhitungan N NaOH adalah :
N NaOH = V asam oksalat x N asam oksalat / V NaOH
= 44,6 ml x 0.1 N / 100 ml
= 0,044 N
Didapatkanlah normalitas NaOH yaitu sebensar 0,44 N
G. Kesimpulan
Standarisasi larutan NaOH menggunakan C2H2O4 (asam oksalat) karena antara NaOH
dan asam oksalat terjadi reaksi sempurna. NaOH (basa kuat) akan bereaksi dengan asam
oksalat (asam lemah) membentuk garam yang bersifat basa.
H. Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Gramedia
Cahyadi, Andreas. 2014. Asidi Alkalimetri. Malang : Website Slideshare
Hudaya Husna Kamaluddin. 2016. Desain titrator otomatis untuk pengukuran dua titrasi secara
simultan. Jawa Timur : Digital Repository Universitas Jember
Suryabrata, S. 1994. Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada
Watson, David G. 2005. Pharmaceutical Analysis, 2e. Oxford : Elsevier Limited