Syahriana Manurung || 03 November 1995 || Pendidikan Teknologi Kimia Industri, MEDAN ^_^
I. Tujuan
Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku
primer H2C2O4 2H2O sebanyak 1,5753 gr.
Dapat melakukan proses titrasi dan mengetahui konsentrasi NaOH yang sebenarnya.
Reaksi asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan asam dengan larutan basa, hasil reaksi ini
dapat bersifat netral disebut juga reaksi penetralan asam basa tergantung pada larutan yang
direaksikan. Larutan yang direaksikan ini salah satunya disebut larutan baku. Larutan baku adalah
larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi larutan lain. Larutan baku ada dua yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder.
Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan jalan
menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat. Larutan baku primer harus dibuat
dengan:
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat larutan standar primer harus memenuhi
tiga persyaratan berikut:
Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer. Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai larutan baku
sekundere adalah NaOH. Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku sekunder yang bersifat basa.
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun
larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara
bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. NaOH juga larut dalam
etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan
KOH. NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non polar lainnya.
NaOH
Nama sistematis
Natrium hidroksida
Nama lain
Soda kaustik
Rumus Molekul
NaOH
Densitas
Titik leleh
318oC (591 K)
: Titik didih
1390oC (1663 K)
Massa molar
39,9971 g/mol
Penampilan
Titik nyala
Indikator asam basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman kelarutan adalah senyawa organik dengan
struktur rumit yang berubah warnanya bila pH larutan berubah. Indikator dapat pula digunakan untuk
menetapkan pH dari suatu larutan. Indikator merupakan asam lemah atau basa lemah yang memiliki
warna cukup tajam, hanya dengan beberapa tetes larutan encer-encernya, indikator dapat digunakan
untuk menetapkan titik ekivalen dalam titrasi asam basa ataupun untuk menentukan tingkat keasaman
larutan. Pada percobaan kali ini indikator yang akan digunakan adalah indikator phenolphtalein atau
sering disebut dengan indikator PP. Indikator PP memiliki warna asam tak berwarna, rentang pH
perubahan warna antara 8,3 – 10,0 dan warna basa merah.
A. Alat
1. Buret
3. Erlenmeyer 250,0 mL
4. Beaker Glass
5. Statif
6. Karet Isap
7. Botol Semprot
B. Bahan
1. LarutanNaOH 0,1 N
3. Indikator PP
4. Aquadesh
ü Standarisasi
- Dilakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi warna yang konstan (dengan cara
meletakkan erlenmeyer di bawah buret, membuka kran buret dan meneteskan larutan NaOH 0,1 N ke
dalam Erlenmeyer yang berisi larutan H2C2O4.2H2O, sambil menggoyang-goyangkan Erlenmeyer)
- Dicatat volume NaOH yang terpakai dan hitung N NaOH yang sebenarnya.
A. Data Pengamatan
Bj : 1,52 gr/ml
V2 = V larutan NaOH : 1 L
N1 = N Sorensen : % . Bj . 1000
BE
= 50/100.1,52.1000 = 19 N
40
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 19 N = 1000 ml . 0,1 N
V1 = 100 ml / 19 = 5,26 ml
BE H2C2O4.2H2O = ½ x BM = ½ x 126 = 63
ü TITRASI
V titrasi I = 8,10 ml
V titrasi II = 8,20 ml
V1 . N1 = V2 . N2
10 ml . 0,1000 N = 8,15 ml . N2
N2 = 1N/8,15 = 0,1227 N
B. Perhitungan
N1 X V1 (Basa)= N2 X V2 (Asam)
V NaOH
N NaOH = 0,1000 N X 10 mL
8,15 mL
= 0,1227 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini praktikan melakukan analisa kuantitatif untuk menstandarisasi larutan baku
sekunder dengan larutan baku primer. dimana pada percobaan kali ini larutan baku sekunder yang akan
digunakan adalah NaOH (natrium hidroksida) dan larutan baku primer H2C2O4 2H2O (asam oksalat).
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa antara asam oksalat
(sebagai asam lemah) dan NaOH (sebagai basa kuat). Pada pembuatan larutan standar natrium
hidroksida indikator yang digunakan yaitu fenophtalein (indikator PP). Indikator fenophtalein digunakan
dalam percobaan ini karena fenophtalein tak berwarna dengan pH antara 8,3-10,0 akan mempermudah
praktikan dalam mengetahui bahwa dalam proses sudah mencapai titik ekivalen. Perubahan yang terjadi
pada proses penitrasian ini adalah berubah menjadi warna merah yang konstan dari warna asal mula
bening. Perubahan warna ini terjadi karena telah tercapainya titik ekivalen. Volume NaOH yang
diperlukan untuk titrasi sebanyak 8,15 mL yang dihitung dari rata-rata lima kali percobaan. Dan pada
penentuan konsentrasi NaOH didapat normalitas NaOH sebesar 0,1227 N.
VII. Kesimpulan
Standarisasi yang dilakukan pada percobaan bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari larutan
standar.
Berbagi
5 komentar:
Balas
Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
No handphone : 085365566333
PIN : D2E26405
Balas
rafli Yudhistira7 Februari 2017 07.46
Balas
Balas
cukup membantu
Balas
Beranda
Me ^_^
Foto saya
Adek Sya
Wellcome To My Blog :)
Lihat profil lengkapku