Anda di halaman 1dari 62

Termokimia

Sub Pokok Bahasan


01 Sifat dan Jenis-Jenis Energi

02 Hukum Pertama Termodinamika

03 Entalpi Reaksi Kimia

04 Kalorimetri

05 Entalpi Pembentukan Standar dan Entalpi Reaksi


Standar
Sifat & Jenis – Jenis
Energi
Sifat dan Jenis Energi
Energi didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.

• Energi diketahui dan dikenali melalui akibat-akibatnya.


• Energi tidak dapat dilihat, disentuh, dicium, atau ditimbang.

Jenis-jenis energi :
• Energi radiasi (radiant energy), berasal dari matahari dan merupakan sumber
energi utama Bumi.
• Energi termal (thermal energy), adalah energi yang berkaitan dengan gerak
acak atom-atom dan molekul.
• Energi kimia (chemical energy), merupakan energi yang tersimpan dalam
satuan struktur zat kimia.
• Energi potensial (potential energy),adalah energi yang tersedia akibat posisi
benda.
Perubahan Energi dalam Reaksi Kimia
Kalor (heat)
Perpindahan energi termal antara dua benda yang
suhunya berbeda.

Termokimia (thermochemistry)
Ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang
menyertai reaksi kimia.

Sistem (system)
Bagian tertentu dari alam yang menjadi perhatian
kita.

Lingkungan (surrounding)
Sisa alam yang berada di luar sistem.
Terdapat tiga jenis sistem :

Sistem terbuka (open system)


Dapat mempertukarkan massa dan energi (biasanya dalam bentuk kalor)
dengan lingkungannya.

Sistem tertutup (close system)


Memungkinkan perpindahan energi (kalor) tetapi bukan massanya.
Sistem terisolasi (isolated system)
Add
Tidak Contents Title
memungkinkan terjadinya perpindahan massa maupun energi.
Uap air

Kalor
Kalor

Sistem terbuka Sistem tertutup Sistem terisolasi

Pertukaran massa dan energi Pertukaran energi Tidak terjadi pertukaran massa maupun energi
Proses Eksotermik Proses Endotermik
Setiap proses yang melepaskan kalor, Proses dimana kalor harus disalurkan
perpindahan energi dari sistem ke ke sistem dari lingkungan.
lingkungan.

2H2 (g) + O2 (g) 2H2 O(l) + energi energi + 2HgO(s) 2H2 (g) + O2 (g)

2C2 H2 (g) + 5O2 (g) 2HgO(s)

Eksotermik : kalor Endotermik : kalor


dilepaskan oleh sistem diserap oleh sistem dari
Energi

ke lingkungan Energi lingkungan

4CO2 (g) + 2H2 O(l) 2H2 (g) + O2 (g)


Hukum Pertama
Termodinamika
Termodinamika
Energi potensial pendaki 1 dan pendaki 2 adalah
Termodinamika (thermodynamics), yaitu ilmu sama, meskipun jalur yang dilalui berbeda.
yang mempelajari perubahan antar kalor dan
bentuk–bentuk energi lain. ΔE = EFinal – EInitial

Keadaan sistem (state a system), yaitu nilai-nilai


semua sifat makroskopis yang relevan seperti,
susunan, energi, suhu, tekanan dan volume.

Energi, tekanan, volume dan suhu


dikatakan sebagai fungsi keadaan (state
function), yaitu sifat-sifat yang ditentukan
oleh keadaan sistem, terlepas bagaimana
keadaan tersebut dicapai.
Hukum pertama termodinamika
(First law of thermodynamics), didasarkan pada hukum kekekalan energi, yang menyatakan
bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain,tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
ΔEsis + ΔEling = 0

ΔEsistem = -ΔElingkungan

ΔE = q + w
ΔE = Perubahan energi dalam suatu sistem
q = kalor yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan
w = kerja yang dilakukan pada (atau oleh) sistem
Kesepakatan tanda untuk kerja (w) dan kalor (q)

Proses Tanda

Kerja dilakukan oleh sistem pada lingkungan -


Kerja dilakukan pada sistem oleh lingkungan +
Kalor diserap oleh sistem dari lingkungan (proses endotermik) +
Kalor diserap oleh lingkungan dari sistem (proses eksotermik) -
Kerja dan Kalor
w=Fxd
w = kerja, F = gaya, dan d = jarak

Kerja bukan fungsi keadaan, sehingga tidak boleh menulis Δw = wf - wi .


Satuan untuk kerja yang
dilakukan oleh atau pada
suatu gas = liter atmosfer
(L.atm)

Untuk menyatakan kerja


dalam satuan Joule :
1 L.atm = 101,3 J

Kerja yang dilakukan oleh gas pada lingkungannya :

w = -PΔV

ΔV = Perubahan volume ΔV > 0, maka –PΔV bernilai (-), pemuaian gas


- = mengikuti kesepakatan untuk w ΔV < 0, maka –PΔV bernilai (+), pemampatan gas
P = tekanan luar
Suatu gas memuai dari volume 2,0 L menjadi 6,0 L pada tekanan konstan. Hitunglah kerja
yang dilakukan oleh gas jika gas itu memuai (a) terhadap ruang hampa dan (b) pada
tekanan luar konstan 1,2 atm.

Penyelesaian :
(a) Tekanan luar (P) = 0 (ruang hampa), maka
w = -PΔV
= -0(6,0-2,0) L
=0

(b) Tekanan luar (P) = 1,2 atm, maka


w = -PΔV
= -(1,2 atm)(6,0-2,0) L
= -4,8 atm.L
= -4,8 L.atm

Untuk mengkonversi ke satuan Joule (1 L.atm = 101,3 J), w = -4,8 x 101,3 J = -4,9 x 102 J
Latihan
1. Suatu gas memuai dari 264 mL menjadi 971 mL pada suhu konstan. Hitunglah kerja
yang dilakukan (dalam Joule) oleh gas itu jika memuai (a) terhadap ruang hampa dan
(b) pada tekanan luar konstan 4,0 atm.

2. Suatu gas memuai dari 1,5 L menjadi 2,7 mL pada suhu konstan. Hitunglah kerja yang
dilakukan (dalam Joule) oleh gas itu jika memuai (a) terhadap ruang hampa dan (b)
pada tekanan luar konstan 3,0 atm.
Kalor bukan fungsi keadaan.

Perubahan dapat terjadi pada suatu sistem dengan dua cara :


1. Kerja yang dilakukan adalah 0,
ΔE = q1 + w1
= q1
2. Kerja yang dilakukan dan kalor dipindahkan, sehingga
ΔE = q2 + w2

Contoh :
Kerja yang dilakukan ketika suatu gas dimampatkan dalam tabung adalah 462 J. Selama
proses ini terdapat perpindahan kalor sebesar 128 J dari gas ke lingkungan. Hitunglah
perubahan energi untuk proses ini.

Penyelesaian :
Pemampatan = kerja yang dilakukan gas, w (+)
Arah perpindahan kalor = sistem ke lingkungan, q (-)

ΔE = q + w
= -128 J + 462 J
= 334 J
Latihan
3. Suatu gas memuai dan melakukan kerja pada lingkungan sebesar 279 J. Pada saat
yang sama, gas itu menyerap kalor dari lingkungan sebesar 216 J. Berapa perubahan
energi sistem ?

4. Kerja yang dilakukan suatu gas yang dimampatkan adalah 375 J. Pada saat yang sama,
terjadi perpindahan kalor dari gas ke lingkungan sebesar 125 J. Berapa perubahan
energi sistem ?
Entalpi Reaksi Kimia
Hukum Pertama Termodinamika
ΔE = q + w

Keadaan volume-tetap (Δ V = 0) sering tidak mudah dan


kadang kala tidak mungkin dilakukan. Pada keadaan ini,
ΔE = q + w
= q – PΔV , karena Δ V = 0
ΔE = qv ,”v” adalah proses dengan V tetap

Keadaan tekanan-tetap,
ΔE = q + w
= qp – PΔV
qp = ΔE + PΔV,
”p” adalah kondisi tekanan tetap

Entalpi (H) H = E + PV
ΔH = ΔE + Δ(PV) , jika p konstan
ΔH = ΔE + PΔV
Entalpi reaksi

Entalpi (H) adalah banyaknya energi yang mengalir, baik masuk atau keluar sistem pada
kondisi tekanan tetap.

Untuk setiap reaksi,


Reaktan Produk

Entalpi reaksi (ΔH) merupakan selisih antara entalpi produk dan entalpi reaktan.
ΔH = H(produk) – H(reaktan)

Untuk proses endotermik (kalor diserap oleh sistem dari lingkungan), ΔH positif, ΔH>0
Untuk proses eksotermik (kalor dilepaskan oleh sistem dari lingkungan), ΔH negatif, ΔH<0
Persamaan termodinamika
Panduan penulisan dan penafsiran persamaan termokimia :
 Koefisien stoikiometri selalu menunjukkan jumlah mol zat.
 Ketika membalik suatu persamaan, maka peran reaktan dan produk berubah (besar ΔH
sama, tetapi tanda berubah).
 Jika kedua ruas persamaan termokimia dikalikan dengan faktor n, maka juga harus
berubah dengan faktor yang sama.
 Selalu menuliskan wujud fisis semua reaktan dan produk.

H2 O(s) H2 O(l) ΔH = 6,01 kJ


H2 O(l) H2 O(s) ΔH = –6,01 kJ
2H2 O(s) 2H2 O(l) ΔH = 2(6,01) kJ = 12,02 kJ

CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2 O(l) ΔH = -890,4 kJ

CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2 O(g) ΔH = –802,4 kJ


H2 O(l) H2 O(g) ΔH = 88,0 kJ
1
SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g) ΔH = –99,1 kJ
2
Hitunglah kalor yang dilepaskan ketika 74,6 g SO2 (massa molar =64,7 g/mol) diubah
menjadi SO3 .

Penyelesaian :
Setiap mol SO2 , sejumlah 99,1 kJ kalor dilepaskan (ΔH negatif)

74,6 g
mol SO2 = = 1,16 mol
64,7 g/mol

Kalor yang dilepaskan = 1,16 x (–99,1 kJ) = –115 kJ

Latihan
5. Hitunglah kalor yang dilepaskan ketika 266 g fosfor putih (P4 ) dibakar di udara menurut
persamaan
P4 (s)+ 5O2 (g) P4 O10(s) ΔH = –3013 kJ
Perbandingan ΔH dan ΔE
Cara lain untuk menghitung perubahan energi dalam dari reaksi gas adalah dengan
mengasumsikan perilaku gas ideal dan suhu tetap.
ΔE = ΔH – Δ(PV)
= ΔH – Δ(nRT)
= ΔH – RTΔn

Δn = jumlah mol gas produk – jumlah mol gas reaktan


R = 8,314 J/K .mol
T = suhu (K)

ΔH > ΔE (nilainya), berarti kalor yang dibebaskan lebih banyak. Terdapat penurunan
volume gas dari reaktan menjadi produk, berarti dilakukan kerja oleh lingkungan terhadap
sistem (pemampatan gas).

ΔH < ΔE (nilainya), berarti sedikit kalor dibebaskan dalam sistem. Terdapat peningkatan
volume gas dari reaktan menjadi produk, berarti dilakukan kerja oleh sistem terhadap
lingkungan (pemuaian gas).
Hitunglah perubahan energi dalam ketika 2 mol CO diubah menjadi 2 mol CO2 pada
tekanan 1 atm dan suhu 25 °C.
2CO(g) + O2 (g) 2CO2 (g) ΔH = –566 kJ
Penyelesaian :
Δn = n(produk) – n(reaktan)
= 2 mol – 3 mol
= –1 mol

ΔE = ΔH – RTΔn
= –566 kJ – (8,314 J/K.mol)(25+273 K)(–1 mol)
= –566 kJ + 2477,57 J 2477,57 J = 2,477 kJ = 2,5 kJ
= –566 kJ + 2,5 kJ
= – 563,5 kJ
ΔH > ΔE (nilainya), berarti banyak kalor dilepaskan daripada penurunan energi dalam sistem.
Terdapat penurunan volume gas dari reaktan menjadi produk, berarti dilakukan kerja oleh
lingkungan terhadap sistem (pemampatan).
Latihan
6. Berapa ΔE pembentukan 1 mol CO yang dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 25 °C ?
1
C(grafit)(g) + O2 (g) CO(g) ΔH = –110,5 kJ
2
Kalorimetri
Kalor jenis dan kapasitas kalor
Kalorimeter adalah alat mengukur perubahan kalor dalam proses fisika dan kimia.

Kalor jenis (s) suatu zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
satu gram zat sebesar satu derajat Celcius.

Kapasitas kalor (C) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
sejumlah zat sebesar satu derajat Celcius.

C = ms
C = kapasitas kalor (J/°C)
m = massa zat (g)
s = kalor jenis (J/g.°C)

q = msΔt
q = C Δt

q = kalor (J), q bernilai positif untuk reaksi endotermik dan negatif untuk eksotermik
Δt = perubahan suhu (°C)
Kalor jenis beberapa zat

Zat Kalor jenis (J/g °C)


Al 0,900
Au 0,129
C (grafit) 0,720
C (intan) 0,502
Cu 0,385
Fe 0,444
Hg 0,139
H2 O 4,184
C2 H5 2,46
Terdapat 466 g air dipanaskan dari 8,5 °C ke 74,6 °C. Hitunglah kalor yang diserap oleh air.
Penyelesaian
q = msΔt
= (466 g) (4,184 J/g.°C) (74,6 °C – 8,5 °C)
= (466 g) (4,184 J/g.°C) (66,1 °C)
= 128.878,1 J
= 1,29 x 105 J
= 129 kJ

Latihan
7. Sebatang besi dengan massa 870 g didinginkan dari 94 °C ke 5 °C. Hitunglah kalor yang
dilepaskan oleh logam itu.
Kalorimetri volume-konstan
Kalorimeter bom volume-konstan adalah kalorimeter untuk menentukan perubahan kalor
untuk reaksi pembakaran.

Tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan sistem (qsistem = 0).
qsistem = qkal + qreaksi
=0

qkal = perubahan kalor kalorimeter

qreaksi = − qkal

qkal = Ckal Δt
Kalorimetri tekanan-konstan
Kalorimeter tekanan-konstan adalah kalorimeter untuk menentukan perubahan kalor
untuk selain reaksi pembakaran (seperti penetralan, peleburan, pengenceran)

Karena tekanan konstan,


qreaksi = ΔH

Kalor beberapa jenis reaksi diukur pada tekanan konstan


Jenis reaksi Contoh ΔH (kJ)

Kalor netralisasi HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2 O(l) –56,2



Kalor ionisasi H2 O(l) H+ (aq) + OH (aq) 56,2

Kalor peleburan H2 O(s) H2 O(l) 6,01


Kalor penguapan H2 O(l) H2 O(g) 44,0*
Kalor reaksi MgCl2(s) + 2Na(l) 2NaCl(s) + Mg(s) –180,2
*Diukur pada 25°C. Pada suhu 100°C nilainya 40,79 kJ
Entalpi Pembentukan Standar dan
Entalpi Reaksi Standar
Entalpi Pembentukan Standar dan Entalpi Reaksi Standar

o o
Entalpi pembentukan standar (ΔHf ) Entalpi reaksi standar (ΔHreaksi )
Perubahan kalor yang dihasilkan ketika 1 mol Entalpi reaksi yang berlangsung pada
suatu senyawa dibentuk dari unsur-unsurnya tekanan 1 atm.
pada tekanan 1 atm. “o”Addmewakili keadaan
Contents Title1
atm, “f” berarti pembentukan .

Entalpi pembentukan standar setiap unsur aA + bB cC +dD


dalam bentuknya yang paling stabil adalah
nol. o o o o o
ΔHreaksi = [cΔHf (C) + dΔHf (D)] – [aΔHf (A) +bΔHf (B)]

o o o
ΔHreaksi = nΔHf (produk) – mΔHf (reaktan)
Entalpi pembentukan standar beberapa zat anorganik pada suhu 25°C

Zat o Zat o Zat o Zat o


ΔHf (kJ/mol) ΔHf (kJ/mol) ΔHf (kJ/mol) ΔHf (kJ/mol)

Ag(s) 0 CaO(s) –635,6 H2 O(l) –285,8 NO2 (g) 33,85


AgCl(s) –127,04 CaCO3 (s) –1206,9 H2 O2 (l) –187,6 N2 O4 (g) 9,66

Al(s) 0 Cl2 (g) 0 Hg(l) 0 N2 O(g) 81,56

Al2 O3 (s) –1669,8 HCl –92,3 I2 (s) 0 O(g) 249,4

Br2 (l) 0 Cu(s) 0 HI(g) 25,94 O2 (g) 0

Hbr –36,2 CuO(s) –155,2 Mg(s) 0 O3 (g) 142,2

C(grafit) 0 F2 (g) 0 MgO(s) –601,8 S(rombik) 0

C(intan) 1,90 HF –268,61 MgCO3 (s) –1112,8 S(monoklinik) 0,30

CO(g) –110,5 H(g) –218,2 N2 (g) 0 SO2(g) –296,1

CO2 (g) –393,5 H2 (g) 0 NH3 (g) –46,3 SO3 (g) –395,2

Ca(s) 0 H2 O(g) –241,8 NO(g) 90,4 ZnO(s) –347,98


o o
Untuk menghitung ΔHreaksi kita harus mengetahui nilai-nilai dari ΔHf senyawa-senyawa
yang terlibat dalam reaksi.

o
Nilai ΔHf dapat diketahui dengan menggunakan metode langsung dan tak langsung

Metode Langsung
Metode pengukuran ini berguna untuk senyawa – senyawa yang dapat segera disintesis
dari unsur-unsurnya.

C(grafit) + O2 (g) CO2 (g) ΔH = –393,5 kJ


Pembakaran ini dengan mudah berlangsung hingga selesai
o o o o
Δ Hreaksi = (1 mol) ΔHf (CO2 ,g) – [(1 mol) ΔHf (C,grafit) +(1 mol) ΔHf (O2 ,g)]
= –393,5 kJ

o o
ΔHf (C,grafit) dan ΔHf (O2 ,g) adalah 0.

o o
Δ Hreaksi = (1 mol) ΔHf (CO2 ,g) = –393,5 kJ
atau
o
ΔHf (CO2 ,g) = –393,5 kJ/mol
Metode Tidak Langsung
Metode pengukuran ini berguna untuk senyawa yang tidak disintesis secara langsung dari
unsur-unsurnya.

Penentuan didasarkan pada hukum penjumlahan kalor (hukum Hess),


Bila reaktan diubah menjadi produk, perubahan entalpinya sama terlepas apakah reaksi
berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa tahap.
Hitunglah entalpi pembentukan standar asetilena dari unsur-unsurnya :
2C(grafit) + H2 (g) C2 H2 (g)
Persamaan untuk setiap tahap dan perubahan entalpinya yang berhubungan adalah :

o
(a) C(grafit) + O2 (g) CO2 (g) ΔHreaksi = –393,5 kJ
1 o
(b) H2 (g) + O2 (g) H2 O(l) ΔHreaksi = –285,8 kJ
2
o
(c) 2C2 H2(g) + 5O2 (g) 4CO2 (g) + 2H2 O(l) ΔHreaksi= –2598,8 kJ

Penyelesaian
Persamaan (c) dibalik agar C2 H2 berada di posisi produk
o
4CO2 (g) + 2H2 O(l) 2C2 H2(g) + 5O2 (g) ΔHreaksi= 2598,8 kJ

Persamaan (a) dikalikan dengan 4 dan (b) dikalikan dengan 2


o
4C(grafit) + 4O2 (g) 4CO2 (g) ΔHreaksi= –1574,0 kJ
o
2H2 (g) + O2 (g) 2H2 O(l) ΔHreaksi= –571,6 kJ
o
4CO2 (g) + 2H2 O(l) 2C2 H2(g) + 5O2 (g) ΔHreaksi= +2598,8 kJ

o
4C(grafit) + 2H2 (g) 2C2 H2(g) ΔHreaksi= +453,2 kJ
o
2C(grafit) + H2 (g) C2 H2(g) ΔHreaksi= +226,6 kJ
Thank you
Sub Pokok Bahasan
06 Reaksi Spontan dan Entropi

07 Hukum Kedua Termodinamika

08 Hukum Ketiga Termodinamika

04
Reaksi Spontan
dan Entropi
Proses spontan
Proses yang terjadi secara spontan
pada satu arah, pada kondisi yang
sama, tidak dapat terjadi spontan
pada arah yang berlawanan.
Proses spontan dan entropi
Banyak reaksi eksotermik merupakan reaksi spontan,
Pembakaran metana :
CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2 O(l) ΔHo = –890,4 kJ
Reaksi penetralan asam-basa :

H+ (aq) + OH (aq) H2 O(l) ΔHo = –56,2 kJ

Akan tetapi, transisi fasa padatan ke cairan


o
H2 O(s) H2 O(l) ΔH = 6,01 kJ
menunjukkan bahwa es meleleh spontan di atas 0 °C meskipun prosesnya endotermik.

Proses eksotermik cenderung merupakan reaksi spontan, tetapi bukan berarti ini yang
selalu terjadi. Seperti halnya reaksi endotermik spontan, reaksi eksotermik juga bisa
berlangsung tidak spontan. Tidak dapat dipastikan apakah reaksi akan terjadi secara
spontan hanya atas dasar perubahan energi dalam. Untuk membuat prediksi ini,
diperlukan kuantitas termodinamika lain, yaitu entropi.
Proses spontan dan entropi
Entropi (S) yaitu ukuran keacakan atau ketidakteraturan suatu sistem.
Semakin besar ketidakteraturan sistem, entropi semakin besar.
Semakin teratur suatu sistem, semakin kecil entropinya.

Untuk zat apapun, partikel dalam keadaan padat lebih teratur dibandingkan dalam
keadaan cair, dan partikel dalam keadaan cair lebih teratur dibandingkan dalam keadaan
gas.
Spadatan < Scairan< Sgas

o
Entropi standar (S ) ialah entropi mutlak suatu zat pada 1 atm dan 25 °C
Proses spontan dan entropi
Entropi merupakan suatu fungsi keadaan (state function).
ΔS = Sf – Si
Sf = entropi sistem pada keadaan akhir, Si = entropi sistem pada keadaan awal

Jika perubahan mengakibatkan kenaikan keacakan atau ketidakteraturan, maka


Sf > Si atau ΔS > 0

Pemanasan juga meningkatkan entropi.


Selain gerak translasi (gerakan dari satu
Padatan Cairan
titikke titik lain), molekul juga dapat
melakukan gerakan rotasi dan vibrasi.

Semakin tinggi suhu, semakin besar


Cairan Uap gerakan molekul, berarti keacakan
pada tingkat molekul meningkat
sehingga entropi meningkat.

Zat terlarut Larutan


Prediksi apakah perubahan entropi akan lebih besar atau lebih kecil daripada nol untuk
setiap proses berikut :
(a) Pembekuan etanol
(b) Penguapan segelas cairan bromin pada suhu kamar
(c) Pelarutan sukrosa dalam air
(d) Pendinginan gas nitrogen dari 80°C ke 20°C
Penyelesaian
(a) Pembekuan etanol
Ini adalah transisi fasa cairan ke padatan. Sistem menjadi lebih teratur, ΔS<0.

(b) Penguapan segelas cairan bromin pada suhu kamar


Ini adalah transisi fasa cairan ke uap. Sistem menjadi lebih tidak teratur, ΔS>0.

(c) Pelarutan sukrosa dalam air


Larutan biasanya lebih tidak teratur dibandingkan komponennya (zat terlarut dan
pelarut). Jadi ΔS>0.

(d) Pendinginan gas nitrogen dari 80°C ke 20°C


Pendinginan menurunkan gerakan molekul, ΔS<0.
Latihan
1. Bagaimana perubahan entropi sistem pada proses berikut ini :
(a) Pengembunan uap.
(b) Pembekuan kristal sukrosa dari larutan lewat-jenuh.
(c) Pemanasan gas hidrogen dari 60°C ke 80°C.
Hukum Kedua
Termodinamika
Hukum Kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika menyatakan hubungan antara
entropi dan kespontanan reaksi : Entropi semesta (Universe) akan
meningkat dalam proses spontan dan tidak berubah dalam
keadaan setimbang.

Untuk proses spontan : Δ Suniv = Ssis + Sling > 0


Untuk proses kesetimbangan : Δ Suniv = Ssis + Sling = 0
Perubahan entropi dalam sistem
aA + bB cC +dD

o
Entropi reaksi standar (ΔSrxn ) :

o o o o o
ΔSrxn = [cS (C) + dS (D)] – [aS (A) +bS (B)]

o o o
ΔSrxn = n S (produk) – m S (reaktan)
Hitung perubahan entropi standar untuk reaksi berikut ini :
(a) CaCO3 (s) CaO(s) + CO2 (g)
(b) N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
o o o
S CaCO3 = 92,9 J/K.mol; S CaO = 39,8 J/K.mol; S CO2 = 213,6 J/K.mol;
o o o
S N2 =191,5 J/K.mol; S H2 =131,0 J/K.mol; S NH3 =193,0 J/K.mol

Penyelesaian :
o o o o
(a) ΔSrxn = [S (CaO) + S (CO2 )] – [S (CaCO3 )]
= [(1 mol)(39,8 J/K.mol) + (1 mol)(213,6 J/K.mol)] – [(1 mol)(92,9 J/K.mol)]
= 160,5 J/K
Jadi, 1 mol CaCO3 terurai menjadi 1 mol CaO dan 1 mol gas CO2 , terjadi peningkatan
entropi sebesar 160,5 J/K
o o o o
(b) ΔSrxn = [2S (NH3 )] – [S (N2 ) + 3S (H2 )]
= [(2 mol)(193,0 J/K.mol)] – [(1 mol)(191,5 J/K.mol) + (3 mol)(131,0 J/K.mol)]
= –199 J/K
Jadi, ketika 1 mol gas nitrogen beraksi dengan 3 mol gas hidrogen membentuk 2 mol
gas amonia, terdapat penurunan entropi sebesar –199 J/K
Latihan
2. Hitung perubahan entropi standar untuk reaksi berikut ini pada 25°C:
(a) 2CO (g) + O2 (g) 2CO2 (g)
(b) 2NaHCO3 (s) Na2CO3 (g) + H2 O(l) + CO2 (g)

o o o
S CO = 197,6 J/K.mol; S O2 = 205,0 J/K.mol; S CO2 = 213,6 J/K.mol;
o o o
S 2NaHCO3=102,09 J/K.mol; S Na2 CO3=135,98 J/K.mol; S H2 O = 69,9 J/K.mol
Perubahan entropi dalam lingkungan
ΔSling ∝ – ΔHsis

Tanda minus digunakan karena jika prosesnya eksotermik, ΔHsis negatif dan ΔSling
positif, menandakan adanya peningkatan entropi.

Sebaliknya, untuk proses endotermik, ΔHsis positif dan ΔSling negatif, menandakan
adanya penurunan entropi.

Perubahan entropi untuk sejumlah kalor juga bergantung suhu.


Semakin tinggi suhu, semakin kecil ΔSling dan begitupun sebaliknya.

– ΔHsis
ΔSling =
T
Perubahan entropi dalam lingkungan

Proses eksotermik memindahkan Lingkungan


kalor dari sistem ke lingkungan dan

Entropi
menghasilkan peningkatan entropi
lingkungan.
Sistem Kalor

Lingkungan
Proses endotermik menyerap kalor

Entropi
dari lingkungan dan dengan demikan
menurunkan entropi lingkungan.
Sistem Kalor
Hukum Ketiga
Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika
Susunan paling teratur suatu zat ialah zat kristalin sempurna pada nol mutlak (0 K),
dimana pada susunan ini atom atau molekul paling susah bergerak.

Hukum ketiga termodinamika menyatakan entropi kristal sempurna adalah nol pada
suhu nol mutlak.

ΔS = Sf – Si , karena Si = 0
= Sf

ΔS atau Sf disebut entropi mutlak karena merupakan nilai sejati (true) dan bukan nilai
yang diturunkan dengan mengunakan acuan sembarang.
Energi bebas Gibbs
Energi bebas ialah energi yang tersedia untuk melakukan kerja.
Gibss dari nama Fisikawan Amerika Josiah Willard Gibbs.

Untuk proses kimia atau fisika pada suhu dan tekanan konstan,
ΔG = ΔH – TΔS

Pada kondisi suhu dan tekanan tetap,


ΔG < 0 Reaksi spontan ke arah depan
ΔG > 0 Reaksi nonspontan. Reaksi ini spontan pada arah yang berlawanan
ΔG = 0 Sistem berada pada keadaan setimbang.
Perubahan energi-bebas standar
o
Energi-bebas pembentukan standar (ΔGf ) dari senyawa ialah perubahan energi-
bebas yang terjadi bila 1 mol senyawa disintesis dari unsur-unsurnya dalam keadaan
standarnya.

o
Energi-bebas reaksi standar (ΔGrxn ) ialah perubahan energi-bebas untuk reaksi bila
reaksi itu terjadi pada kondisi keadaan standar, artinya, bila reaktan berada dalam
keadaan standarnya diubah menjadi produk dalam keadaan standarnya

aA + bB cC +dD

o
Perubahan energi-bebas standar (ΔGrxn ) :

o o o o o
ΔGrxn = [cΔGf (C) + dΔGf (D)] – [aΔGf (A) +bΔGf (B)]

o o o
ΔGrxn = n ΔGf (produk) – m ΔGf (reaktan)
Hitunglah perubahan energi-bebas standar reaksi berikut pada 25°C.
(a) CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2 O(l)
(b) 2MgO(s) 2Mg(s) + O2 (g)
o o o
ΔGf CH4 = –50,8 kJ/mol ; ΔGf O2 = 0 kJ/mol ; ΔGf CO2 = –394,4 kJ/mol ;
o o o
ΔGf H2 O = –237,2 kJ/mol; ΔGf MgO = –569,6 kJ/mol; ΔGf Mg = 0 kJ/mol

Penyelesaian
o o o o o
(a) ΔGrxn = [ΔGf (CO2 ) + 2ΔGf (H2 O)] – [ΔGf (CH4 ) +2ΔGf (O2 )]
= [(1 mol)(–394,4 kJ/mol) + (2 mol)(–237,2 kJ/mol)] – [(1 mol)(–50,8 kJ/mol)
+ (2 mol)(0 kJ/mol)]
= –818,0 kJ

o o o o
(b) ΔGrxn = [2 Δ Gf (Mg) + ΔGf (O2 )] – [ΔGf (MgO)]
= [(2 mol)(0 kJ/mol) + (1 mol)(0 kJ/mol)] – [(2 mol)(569,6 kJ/mol)]
= 1139 kJ
Latihan
3. Hitunglah perubahan energi-bebas standar reaksi berikut pada 25°C.
(a) H2 (g) + Br2 (g) 2HBr(g)
(b) 2C2 H6(g) + 7O2 (g) 4CO2 (g) + 6H2 O(l)
o o o o
ΔGf H2= 0 kJ/mol ; ΔGf Br2 = 0 kJ/mol ; ΔGf HBr = –53,2 kJmol ; ΔGf O2 = 0 kJ/mol;
o o o
ΔGf C2 H6 = –32,89 kJ/mol; ΔGf CO2 = –394,4 kJ/mol; ΔGf H2 O = –228,6kJ/mol
Faktor – Faktor yang mempengaruhi tanda Δ dalam hubungan ΔG = ΔH – TΔS
ΔH ΔS ΔG Contoh
Reaksi berlangsung spontan pada suhu tinggi. Pada H2 (g) + I2 (g) 2HI(g)
+ +
suhu rendah, reaksi spontan pada arah berlawanan.
ΔG selalu positif. Reaksi spontan pada arah berlawanan 3O2 (g) 2O3 (g)
+ –
pada semua suhu
ΔG selalu negatif. Reaksi berlangsung spontan pada 2H2 HO2(l) 2H2 O(l) + O2 (g)
– +
semua suhu
Reaksi berlangsung spontan pada suhu rendah. Pada NH3 (g) + HCl(g) NH4Cl(s)
– –
suhu tinggi, reaksi spontan pada arah berlawanan.
Energi bebas dan kesetimbangan kimia
Konstanta kesetimbangan suatu reaksi dan perubahan energi-bebas standar suatu reaksi
dapat dihubungkan oleh persamaan :
o
ΔG = – RT ln K
K = Konstanta kesetimbangan

o
K ln K ΔG Catatan

>1 Positif Negatif Produk lebih banyak daripada reaktan pada kesetimbangan

=1 0 0 Produk sama banyak dengan reaktan pada kesetimbangan

<1 Negatif Positif Reaktan lebih banyak daripada produk pada kesetimbangan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai