Anda di halaman 1dari 16

NAMA : C.

PUSPITA SALSABILA SYAHARANI

NIM : 2008109010001

JURUSAN : FARMASI

KELAS : A6

ASISTEN : FITRI ANDRIANTI

GAYA GESEKAN

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mempelajari keadaan statik dan dinamik benda pada bidang datar.


2. Mempelajari keadaan statik dan dinamik benda pada bidang miring.
3. Mempelajari aplikasi hukum Newton I dan II pada sistem benda.
4. Mengamati pengaruh gaya gesekan benda pada bidang datar.
5. Menghitung koefisien gesekan statik dan kinetik permukaan.

2. LANDASAN TEORI

Gaya gesek merupakan gaya non konservatif yang bekerja karena adanya interaksi antara
dua permukaan yang saling bersentuhan dan cenderung untuk saling bergerak satu sama lain.
Arah dari gaya gesek berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda serta dapat
menyebabkan kehilangan energi benda.

Ada dua macam gaya gesek, yaitu gaya gesek statis (fs) dan gaya gesek kinetis (fk). Gaya
gesek statis bekerja pada benda yang diam namun mendapat pengaruh resultan gaya luar yang
tidak nol. Besar gaya gesek statis tergantung pada besar gaya luar yang bekerja pada benda, dan
nilai maksimum gaya gesek statis ditentukan dengan persamaan :

fs (max) = µs N

dimana µs adalah koefisien gesek statis yang tergantung pada permukaan yang sedang
berinteraksi. N adalah gaya normal pada benda. Keseimbangan antara gaya gesek dan resultan
gaya luar (ΣF = 0) menyebabkan benda tidak bergerak. Gaya gesek statis akan bernilai
maksimum ketika benda tepat akan bergerak.
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda ketika benda sedang
dalam keadaan bergerak, baik gerak beraturan 46 maupun gerak berubah beraturan. Nilai gaya
gesek kinetis ditentukan melalui persamaan :

fk = µk N

Adanya gaya gesek yang bekerja pada suatu sistem benda menyebabkan adanya
mekanisme kehilangan energi pada sistem tersebut (Tim Pengajar Pengantar Fisika, 2020).

Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat saling tegak lurus yaitu gaya
gesek statis dan kinetis yang dibedakan antara titik-titik sentuhan antara kedua permukaannya
yang tetap atau saling berganti (Giancoli, 2001).

Permukaan sebuah benda meluncur diatas permukaan benda lain masing-masing benda
akan saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan permukaan. Gaya gesekan terhadap tiap
benda berlawanan arahnya dengan arah geraknya relatif terhadap benda “lawan”nya. Jadi jika
sebuah balok meluncur dari kiri ke kanan diatas sebuah permukaan meja, suatu gaya gesek ke
kiri akan bekerja tehadap meja. Gaya gesekkan juga ada bekerja dalam keaadaan tidak terjadi
gerak relatif, suatu gaya horizontal terhadap sebuah peti berat yang terletak di lantai mungkin
saja tidak cukup besar untuk menggerakkan peti itu, karena gaya tersebut terimbangi oleh suatu
gaya gesekan yang besarnya sama dan berlawanan arah yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti
(Young, 1998).

Gaya gesek dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Gaya gesek statis (fs) yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda dalam keadaan diam.
2. Gaya gesek kinetis (fk) yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda dalam keadaan
bergerak.

Gaya gesek terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu permukaan kedua benda yang lain.
Benda yang satu melakukan gaya terhadap benda yang kedua sejajar dengan permukaan
singgung dan dengan arah berlawanan terhadap gerak benda yang lain. Gaya-gaya gesekan selalu
melawan gerak benda. Bahkan meskipun tidak ada gerak relatif antara dua benda yang
bersinggungan, gaya gesekan dapat juga terjadi (Sutrisno, 1997).

Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda belum
bergerak disebut gaya gesek statis (fs). gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya terkecil
yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek yang
terjadi antara 2 benda tersebut berkurang. Gaya gesek yang bekerja pada saat benda bergerak
adalah gaya gesek kinetik (fk). ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain. Gaya
gesek yang bekerja berlawanan arah terhadap gerak benda, hasil eksperimen menunjukkan benda
yang kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding dengan gaya normal (Halliday,
2001).
3. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Table 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1. Papan 1 meter 1
2. Balok kayu 4
3. Timbangan 1
4. Stopwatch 1
5. Busur 1
6. Tali ukur 1
4. METODE PERCOBAAN

Metode percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

A. Gaya gesek statis


1. Massa potongan kayu diukur (sebagai objek yang diletakkan di atas permukaan papan).
2. Papan ditaruh dalam posisi horizontal. Kemudian satu potongan kayu (sebut benda B)
ditaruh di atas papan di sekitar pertengahan papan (berjarak sekitar 50 cm dari salah satu
ujung papan). Salah satu ujung papan diangkat secara perlahan-lahan sehingga bidang
miring terbentuk dan saat benda B tepat akan bergerak diperhatikan. Posisi tepat akan
bergerak adalah saat benda belum bergerak, tetapi jika dimiringkan sedikit lagi benda B
akan bergerak turun di bidang miring. Pada posisi tepat akan bergerak, besarnya gaya
gesek statis sama dengan komponen gaya berat ke arah sejajar bidang miring. Besar sudut
bidang miring dicatat. Pengukuran sudut dilakukan untuk benda B yang sama sebanyak
lima kali. Data yang diperoleh dicatat.
3. langkah (2) diulangi dengan benda B diganti dengan potongan balok kayu yang berbeda
ukuran. Pencatatan sudut bidang miring dilakukan saat benda tepat akan bergerak
sebanyak lima kali.

B. Gaya gesek dinamis


4. Papan dipasang pada sudut kemiringan yang lebih besar daripada sudut yang terukur pada
langkah (1) atau (2). Penahan diberikan agar papan tidak bergerak dari posisi miringnya.
Benda B diletakkan pada ujung atas papan, ditahan sebentar, kemudian dilepaskan.
Waktu yang diperlukan oleh benda B untuk bergerak hingga sampai ke ujung bawah
papan diukur. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali.
5. Langkah (4) diulangi untuk semua potongan balok kayu yang tersedia.
5. DATA DAN ANALISIS DATA

1. Bidang miring merupakan suatu bidang datar yang memiliki sudut kemiringan tertentu
terhadap arah horizontal. Pada benda-benda yang terletak di atas bidang miring,
maka gaya berat benda tersebut selalu memiliki dua komponen, yaitu komponen gaya
berat pada sumbu-X dan komponen gaya berat pada sumbu-Y yaitu 𝑤 𝑠𝑖𝑛 𝛼 dan 𝑤 𝑐𝑜𝑠 𝛼.
Sebuah benda di bidang miring memiliki komponen gaya berat yang sejajar dengan arah
luncuran benda pada bidang miring tersebut. Komponen gaya ini menarik benda
untuk meluncur, sedangkan gaya gesek berarah sebaliknya. Besar komponen gaya
berat searah bidang ini berbanding lurus dengan besar sudut kemiringan bidang.
Selama benda belum bergerak, maka gaya gesek yang bekerja pada benda adalah gaya
gesek statis, dengan nilai maksimum tercapai ketika benda tepat akan bergerak, saat
benda meluncur di bidang miring. Ketika benda bergerak, maka gaya gesek yang bekerja
ialah gaya gesek kinetis.Gaya yang bekerja pada benda adalah gaya normal N yang
memiliki arah tegak lurus terhadap bidang sentuh (bidang miring). Sumbu-X sejajar
dengan bidang miring dan sumbu-Y tegak lurus pada bidang miring. Komponen gaya
berat pada sumbu x adalah 𝑤𝑥 = 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝛼. Karena benda bergerak pada sumbu-X,
maka percepatan yang dialami oleh benda adalah 𝑎 = 𝑔 sin 𝛼. Komponen gaya berat
pada sumbu-Y adalah 𝑤𝑦 = 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠 𝛼. Gaya yang bekerja pada sumbu-Y adalah
∑ 𝐹𝑦 = 𝑁 − 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠 𝛼. Benda tidak bergerak pada sumbu-Y sehingga 𝑁 = 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠 𝛼.

Gaya gesek statis bekerja pada benda yang diam namun mendapat pengaruh resultan gaya
luar yang tidak nol. Besar gaya gesek statis tergantung pada besar gaya luar yang bekerja
pada benda, dan nilai maksimum gaya gesek statis ditentukan dengan persamaan:
𝑓𝑠 (max) = 𝜇𝑠 𝑁
𝜇𝑠 adalah koefisien gesek statis yang tergantung pada permukaan yang sedang
berinteraksi. Cara menghitung koefisien gesek statis permukaan bidang miring adalah:
𝑓𝑠 (max)
𝜇𝑠 =
𝑁
2. Data kemiringan untuk sudut pada gesek statis
No Kemiringan sudut 𝛼 − 𝑎̅ ( 𝛼 − 𝑎̅ )2

1. 10° -2,5° 6,25°

2 15° 2,5° 6,25°

Rata-rata (𝑎̅) = 12,5° ∑( 𝛼 − 𝑎̅ )2 = 12,5°

∆α = 0,79°
Hasil pengukuran :
𝛼 = 13,29°
𝛼 = 11,71°

Σα
𝑎̅ = = 12,5°
𝑛

Σ(α−𝛼̅ )2
∆𝛼 = √ 𝑛(𝑛−1) = 0,79°

𝛼 = 𝛼̅ ± ∆𝛼 =
𝛼̅ + ∆𝛼 = 13,29°
𝛼̅ − ∆𝛼 = 11,71°

3. Besar koefisien gesek statis


No. Benda Massa (kg) Jarak (m) Sudut (°) 𝜇𝑆 𝑓𝑠 (𝑁)
10° 0,17 0,06 N
1. Balok A 0,04 kg 1 meter
15° 0,26 0,09 N
10° 0,17 0,08 N
2. Balok B 0,05 kg 1 meter
15° 0,26 0,12 N
10° 0,17 0,09 N
3. Balok C 0,06 kg 1 meter
15° 0,26 0,14 N
10° 0,17 0,11 N
4. Balok D 0,07 kg 1 meter
15° 0,26 0,17 N

 Balok A
10˚
µs = tan α = tan 10° = 0,17
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,06 N
15°
µs = tan α = tan 15° = 0,26
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,09 N

 Balok B
10˚
µs = tan α = tan 10° = 0,17
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,08 N
15°
µs = tan α = tan 15° = 0,26
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,12 N\

 Balok C
10˚
µs = tan α = tan 10° = 0,17
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,09 N
15°
µs = tan α = tan 15° = 0,26
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,14 N

 Balok D
10˚
µs = tan α = tan 10° = 0,17
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,11 N
15°
µs = tan α = tan 15° = 0,26
𝑓𝑠 = µs m g cos α = 0,17 N

4. Koefisien gesek statis pada setiap sudut yang diperoleh ketika benda berubah adalah
sama. Koefisien gesek statis tidak dipengaruhi oleh massa melainkan sudut gesek
statisnya yang sama pada setiap benda yaitu 10° dan 15° sehingga koefisien gesek statis
pada sudut 10° adalah 0,17 dan sudut 15° adalah 0,26.

5. Gaya gesek dinamis terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling
bergesekan. Koefisien gesek dinamis umumnya dinotasikan dengan µk dan pada
umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama. Gaya gesek
dinamis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Jika tidak terdapat gaya gesek
dinamis, maka suatu benda yang diberi gaya akan selalu melaju dan tidak akan berhenti
karena tidak ada gaya gesek yang melambatkannnya. Sama seperti gaya gesek statis, nilai
gaya gesek dinamis merupakan hasil perkalian antara koefisien geseknya dengan gaya
normal benda. Koefisien gesek dinamis dinotasikan dengan µk. Nilai gaya gesek kinetis
ditentukan melalui persamaan :

𝑓𝑘 = 𝜇𝐾 𝑁
Sehingga koefisien gesek dinamisnya ditentukan melalui persamaan :
𝑓𝑘
𝜇𝐾 =
𝑁
6. Nilai ralat waktu
Balok B
 30°
No. Waktu 𝑡 − 𝑡̅ ( 𝑡 − 𝑡 ̅ )2

1. 1s -0,02 s 0,0004

2. 1,05 s 0,03 s 0,0009

3. 1,01 s -0,01 s 0,0001

4. 1s -0,02 s 0,0004

5. 1,06 s 0,04 s 0,0016

Rata-rata ( ) = 1,02 s ∑( 𝑡 − 𝑡̅ )2 = 0,0034 s


∆t = 0,01 s

Hasil pengukuran :
1,03 s ; 1,01 s

∑𝑡
𝑡̅ = = 1,02 s
𝑛

∑(𝑡 − 𝑡̅)2
∆𝑡 = √ = 0,01 𝑠
𝑛 (𝑛 − 1)

𝑡 = 𝑡̅ ± ∆𝑡

𝑡̅ + ∆𝑡 = 1,03 s

𝑡̅ − ∆𝑡 = 1,01 s

 45°
No. Waktu 𝑡 − 𝑡̅ ( 𝑡 − 𝑡 ̅ )2

1. 0,42 s -0,04 s 0,0016

2. 0,45 s -0,01 s 0,0001

3. 0,52 s 0,06 s 0,0036

4. 0,50 s 0,04 s 0,0016

5. 0,45 s -0,01 s 0,0001

Rata-rata ( ) = 0,46 s ∑( 𝑡 − 𝑡̅ )2 = 0,0070 s


∆t = 0,01 s

Hasil pengukuran :
0,47 s ; 0,45 s

∑𝑡
𝑡̅ = = 0,46 s
𝑛

∑(𝑡 − 𝑡̅)2
∆𝑡 = √ = 0,01 𝑠
𝑛 (𝑛 − 1)

𝑡 = 𝑡̅ ± ∆𝑡

𝑡̅ + ∆𝑡 = 0,47 s

𝑡̅ − ∆𝑡 = 0,45 s

 60°
No. Waktu 𝑡 − 𝑡̅ ( 𝑡 − 𝑡 ̅ )2

1. 0,30 s -0,03 s 0,0009

2. 0,32 s -0,01 s 0,0001

3. 0,35 s 0,02 s 0,0004

4. 0,32 s -0,01 s 0,0001

5. 0,37 s 0,04 s 0,0016

Rata-rata ( ) = 0,33 s ∑( 𝑡 − 𝑡̅ )2 = 0,0031 s


∆t = 0,01 s

Hasil pengukuran :
0,34 s; 0,32 s

∑𝑡
𝑡̅ = = 0,33 s
𝑛

∑(𝑡 − 𝑡̅)2
∆𝑡 = √ = 0,01 𝑠
𝑛 (𝑛 − 1)

𝑡 = 𝑡̅ ± ∆𝑡
𝑡̅ + ∆𝑡 = 0,34 s

𝑡̅ − ∆𝑡 = 0,32 s

7. Besar koefisien gesek dinamis

Massa α Waktu (s)


No. Benda s (m) a (m/s2) µk fk (N)
(kg) (°)
30° 1,48 s 1,45 s 1,42 s 1,48 s 1,49 s 0,93 m/s2 0,49 0,16 N
Balok
1. 0,04 kg 1 m 45° 1,02 s 1,01 s 1,04 s 1,01 s 1s 1,96 m/s2 0,85 0,23 N
A
60° 0,47 s 0,45 s 0,47 s 0,48 s 0,49 s 9,05 m/s2 1,27 0,24 N
30° 1s 1,05 s 1,01 s 1s 1,06 s 1,92 m/s2 0,40 0,16 N
Balok
2. 0,05 kg 1 m 45° 0,42 s 0,45 s 0,52 s 0,50 s 0,45 s 9,45 m/s2 0,31 0,10 N
B
60° 0,30 s 0,32 s 0,35 s 0,32 s 0,37 s 18,36 m/s2 0,79 0,19 N
30° 0,82 s 0,84 s 0,82 s 0,80 s 0,80 s 3,04 m/s2 0,30 0,15 N
Balok
3. 0,06 kg 1 m 45° 0,68 s 0,75 s 0,76 s 0,67 s 0,67 s 4,08 m/s2 0,70 0,29 N
C
60° 0,49 s 0,47 s 0,47 s 0,48 s 0,49 s 8,68 m/s2 1,28 0,37 N
30° 0,75 s 0,81 s 0,83 s 0,81 s 0,80 s 3,12 m/s2 0,30 0,17 N
Balok
4. 0,07 kg 1 m 45° 0,40 s 0,43 s 0,43 s 0,42 s 0,40 s 11,89 m/s2 0,36 0,12 N
D
60° 0,32 s 0,34 s 0,32 s 0,35 s 0,35 s 18,36 m/s2 2,10 0,72 N

 Balok A
30°
∑𝑡
𝑡̅ = = 1,46 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 0,93 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,49
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,16 N
45°
∑𝑡
𝑡̅ = = 1,01 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 1,96 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,85
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,23 N
60°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,47 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 9,05 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 1,27
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,24 N

 Balok B
30°
∑𝑡
𝑡̅ = = 1,02 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 1,92 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,40
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,16 N
45°
∑𝑡
𝑡̅ = 𝑛
= 0,46 s
2𝑠
𝑎= = 9,45 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,31
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,10 N
60°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,33 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 18,36 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,79
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,19 N

 Balok C
30°
∑𝑡
𝑡̅ = 𝑛
= 0,81 s
2𝑠
𝑎= = 3,04 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,30
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,15 N
45°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,70 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 4,08 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,70
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,29 N
60°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,48 s
𝑛
2𝑠
𝑎 = 𝑡̅ 2 = 8,68 m/s2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 1,28
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,37 N

 Balok D
30°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,80 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 3,12 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,30
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,17 N
45°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,41 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 11,89 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,36
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,12 N
60°
∑𝑡
𝑡̅ = = 0,33 s
𝑛
2𝑠
𝑎= = 18,36 m/s2
𝑡̅ 2
𝑎
𝜇𝑘 = 𝑡𝑎𝑛𝛼 − 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 2,10
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑚 𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 0,72 N

8. Koefisien gesek dinamis berubah saat benda yang meluncur di bidang miring berubah.
Hal ini disebabkan oleh waktu yang terukur dari masing-masing benda berbeda sehingga
percepatan yang diperoleh pun berbeda. Koefisien gesek dinamis dipengaruhi oleh
percepatan, jika percepatannya berbeda maka koefisien gesek dinamis setiap benda juga
berubah atau tidak sama.
9. Gaya gesek telah memberikan banyak sekali keuntungan atau manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut contoh pengaplikasian gaya gesek, diantaranya :
 Ban mobil atau motor dibuat kasar dan mempunyai batikan untuk memperbesar gaya
gesekan. Gaya gesekan diterapkan agar mobil dan motor tidak mudah tergelincir di
jalan raya.
 Pemasangan karet pada bawah sepatu untuk mengurangi risiko tergelincir. Dibawah
sepatu diberikan pola khusus dengan berkelok-kelok agar sepatu yang dipakai tidak
tergelincir, karena pola alas bawah sepatu yang mempuyai pola yang memperbesar
gaya gesekan.
 Pemasangan pull karet pada sepatu bola untuk memudahkan pemain dalam berlari di
atas rumput.
 Menghentikan kendaraan yang sedang bergerak dengan rem. Rem pada kendaraan
memanfaatkan gaya gesek.
 Gaya gesekan udara saat parasut dikembangkan.
 Memainkan biola.
 Menggosok kedua tangan ketika sedang kedinginan.
 Menghapus tulisan pada kertas.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Rata-rata dari sudut kemiringan bidang miring pada gesek statis adalah 12,5° dan
perhitungan ketidakpastian (ralat) terhadap besar sudut pada gesek statis adalah 13,29°
dan 11,71°.
2. Besar koefisien gesek statis pada sudut 10° adalah 0,17 dan 15° adalah 0,26. Koefisien
gesek statis pada setiap sudut yang diperoleh ketika benda berubah adalah sama.
3. Nilai ralat waktu balok B pada sudut 30° yang memiliki rata-rata waktu 1,02 s adalah
1,03 s dan 1,01 s.
4. Nilai ralat waktu balok B pada sudut 45° yang memiliki rata-rata waktu 0,46 s adalah
0,47 s dan 0,45 s.
5. Nilai ralat waktu balok B pada sudut 60° yang memiliki rata-rata waktu 0,33 s adalah
0,34 s dan 0,32 s.
6. Besar koefesien gesek dinamis balok A yang memiliki massa 0,04 kg pada sudut 30°
adalah 0,49; pada sudut 45° adalah 0,85; dan pada sudut 60° adalah 1,27. Koefisien gesek
dinamis berubah saat benda yang meluncur di bidang miring berubah.
7. Pengaplikasian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak sehingga
memahami perilaku gaya gesek pada berbagai aplikasi diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA JILID 1. Jakarta : Erlangga

Halliday, dkk. 2001. FISIKA DASAR EDISI 7 JILID 1. Jakarta : Erlangga

Sutrisno. 1997. FISIKA DASAR MEKANIKA. Bandung : Institut Teknologi Bandung


Tim Pengajar Pengantar Fisika. 2020. PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR FISIKA. Banda
Aceh : Jurusan Fisika FMIPA Unsyiah

Young, Hugh D. 1998. FISIKA UNIVERSITAS. Jakarta : Erlangga


LAMPIRAN

 Alat dan Bahan


1. Papan 1 meter

2. Balok kayu

3. Timbangan
4. Stopwatch

5. Busur

6. Tali ukur
 Foto saat percobaan
1. 15˚

2. 30˚

3. 45˚

4. 60˚

Anda mungkin juga menyukai