Anda di halaman 1dari 23

NAMA : C.

PUSPITA SALSABILA SYAHARANI

NIM : 2008109010001

JURUSAN : FARMASI

KELAS : A6

ASISTEN : FITRI ANDRIANTI

PENGUKURAN DAN ALAT UKUR

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dalam ilmu fisika.


2. Memahami penggunaan konsep angka penting dalam pengukuran dan perhitungan.

2. LANDASAN TEORI

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah
ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur.
Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnya alat ukur panjang (mistar, jangka
sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukur massa, alat ukur waktu, dan alat ukur suhu, dll
(Sasmito, 2010).

Pengukuran yang sangat teliti sangat dibutuhkan dalam fisika agar peristiwa yang akan
terjadi dapat diprediksi dengan kuat, namun ketika kita mengukur suatu besaran fisis
menggunakan instrument, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar xo melainkan selalu
terdapat ketidakpastian. Pengukuran dilakukan dengan alat yang pasti memiliki nilai skala
terkecil (NST). Untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam fisika adalah melakukan
pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidak
lengkap apabila tidak ada data didapatkan dari hasil pengamatan. Kenyataannya dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran suatu besaran menggunakan alat ukur
yang sudah ditentukan, karena pengukuran sebenarnya adalah proses pembandingan nilai
besaran yang belum diketahui dengan nilai standar (Bahtiar, 2010).

Fisika lahir dan berkembang dari hasil percobaan dan pengamatan. Percobaan
(eksperimen) dan pengamatan (observasi) memerlukan pengukuran (measurement) dengan
bantuan alat-alat ukur, sehingga diperoleh data/ hasil pengamatan yang bersifat kuantitatif.
Sebagai contoh, hasil pengukuran pada suatu percobaan diperoleh panjang terukur 4 meter,
volume air 10 cm3 pada suhu 15 o C. Dalam fisika, panjang, volume, dan suhu adalah sesuatu
yang dapat diukur. Sesuatu yang dapat diukur itu disebut besaran. Besaran mempunyai dua
komponen utama, yaitu nilai dan satuan. Dalam ilmu fisika, perlu diingat bahwa tidak semua
besaran fisika mempunyai satuan, sebagai contoh indeks bias dan massa jenis relatif (Sumarsono,
2009).

Fisika diawali dengan mengamati alam. Akan tetapi, hanya duduk di kursi dan
menyaksikan gejala alam tidaklah cukup. Pengamatan gejala alam harus disertai dengan data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang fisikawan, berkata, ”Jika
kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka,
berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.” (Kanginan, 2016).

Setiap hasil pengukuran tidak pernah bebas dari kesalahan. Nilai atau tingkat kesalahan
suatu alat ukur tergantung pada alat ukur yang digunakan. Ketelitian dari suatu hasil pengukuran
sangat ditentukan oleh akurasi alat ukur yang digunakan. Alat ukur yang menggunakan sistem
paralax dalam membacanya selalu memiliki tingkat ketelitian sebesar setengah dari nilai skala
terkecil. Sementara alat ukur elektronik memiliki tingkat akurasi yang ditentukan oleh
sensitivitas rangkaian, dan biasanya diberikan dalam manual alat. (Tim Pengajar Pengantar
Fisika, 2020).

3. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Table 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1. Jangka sorong 1
2. Mikrometer sekrup 1
3. Timbangan 1
4. Pengukur intensitas suara 1
5. Alat Suntik 1
6. Stopwatch 1
7. Wadah 1
8. Handphone 1
9. Sendok makan 1
10. Sendok teh 1
11. Air secukupnya
12. Uang logam 1
13. Pin 1
14. Jam tangan 1
15. Pisang 1
16. Stapler 1
17. Gembok 1
18. Botol air bekas 1
4. METODE PERCOBAAN

Metode percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

A. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong

1. Gambar jangka sorong dicari dengan mengetik keyword “vernier caliper” di google.
2. Cara penggunaan jangka sorong dipelajari dengan menonton video-video di youtube.
3. Apps Vernier Caliper dicari di playstore, lalu diinstal di HP, dan apps tersebut dicoba
untuk mengukur objek.
4. Untuk hal-hal yang kurang jelas didiskusikan dengan asisten.

B. Pengukuran dengan menggunakan mikrometer

1. Gambar mikrometer dicari dengan menggunakan laman pencari Google.


2. Cara penggunaan mikrometer dipelajari dengan menonton video-video di youtube.
3. Apps mikrometer dicari di playstore, lalu diinstal di HP, dan apps tersebut dicoba untuk
mengukur objek.
4. Untuk hal-hal yang kurang jelas didiskusikan dengan asisten.

C. Pengukuran dengan menggunakan timbangan

1. Apps “Weight Scale Estimator” dicari di Apps Store / Playstore lalu diinstal di HP.
2. Instruksi di apps tersebut diikuti dan beberapa pengukuran bobot dilakukan untuk
beberapa benda yang ada di sekitar.
3. beberapa apps lain yang mirip dengan fungsi yang sama juga dapat dicoba.
D. Pengukuran intensitas suara

1. Apps sound meter dicari di Playstore, misalnya Sound Frequency Meter:Sound


Frequency Generator.
2. Apps tersebut diinstal, lalu pengukuran intensitas suara dilakukan dari objek-objek yang
ada di sekitar, seperti suara teriakan diri sendiri, suara kompresor kulkas, suara sepeda
motor saat sedang digas atau digeber, dan lain lain.
3. Apps yang dapat menghasilkan suara pada frekuensi yang diatur diinstal, Apps tersebut
dapat dicari di Playstore dengan kata kunci : sound generator.
4. Suara dibangkitkan pada frekuensi 20 Hz lalu diamati apakah suara dapat didengar
dengan baik.
5. Suara dibangkitkan pada beberapa frekuensi yang lain antara 20 Hz dan 20.000 Hz lalu
komentar diberikan terhadap suara tersebut.
6. Kemudian dilakukan lagi untuk frekuensi yang lebih dari 20.000 Hz lalu diamati apakah
suara dapat didengar dengan baik.
E. Pengukuran volume

1. Alat suntik didapatkan di apotik dengan volume antara 10 dan 50 ml.


2. Air sebanyak satu sendok makan diambil, lalu dihisapkan ke alat suntik. Volume air yang
terbaca pada alat suntik dicatat.
3. Air satu tetes saja diteteskan di atas permukaan yang licin. Foto tetesan air tersebut
diambil dengan menggunakan kamera HP.
4. Tetesan air tersebut dihisap dengan jarum suntik dan nilai volume yang diperoleh dibaca.
5. Pengukuran volume juga dilakukan untuk tetesan air embun di ujung daun pada pagi hari.
F. Pengukuran waktu

1. Apps stopwatch dibuka pada HP. Biasanya posisinya pada apps Clock yang sudah
diinstal default. Jika tidak ada, apps Stopwatch dapat dicari di Playstore.
2. Tombol “start” ditekan lalu kalimat di atas dibaca dengan suara pelan dan ritme normal.
Begitu sampai pada akhir kalimat, tombol “stop” ditekan. Lalu waktu yang dibutuhkan
dicatat.
3. Kalimat di atas dibaca ulang dengan ritme cepat, lalu waktu yang dibutuhkan dicatat.
Sekali lagi diulangi, kali ini dengan ritme yang lambat, dan waktu yang dibutuhkan
dicatat.
4. Botol air minum bekas yang kosong diambil, lalu dilemparkan ke udara. Tombol “start”
ditekan pada saat yang bersamaan dengan lepasnya botol dari tangan, dan tombol “stop”
ditekan saat mendengar botol jatuh mengenai lantai.
5. Di langkah ini, perlu dilakukan di tempat terbuka, yaitu di lapangan sepak bola, dan
dibutuhkan bantuan seorang kawan. Kawan diminta untuk berdiri pada satu tiang gawang
dan saya berdiri pada satu tiang gawang lagi. Kawan diminta untuk bertepuk tangan
sekali, saat kawan dilihat bertepuk tangan, tombol “start” ditekan. Saat suara tepukan
tangan didengar sampai pada saya, tombol “stop” ditekan. Beberapa kali dilakukan dan
interval waktu antara teman yang dilihat bertepuk tangan dan saat suara tepukan tangan
teman sampai dicatat.
5. DATA DAN ANALISIS DATA

a. Catatan dan Data Percobaan

1. Kelebihan jangka sorong terletak pada tingkat akurasi pengukuran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mistar. Ralat pembacaan dari jangka sorong memiliki nilai ± 0.05 mm
yang mana 10x lebih akurat dibandingkan dengan mistar yang hanya memiliki ralat ± 0.5 mm.
Tingkat ketelitian yang dimiliki jangka sorong adalah 0,1 mm; 0,05 mm; 0,02 mm. Dalam
pembacaan skala utama dan skala nonius pada jangka sorong yang harus diperhatikan adalah
satuan dari skala tersebut. Skala utama dengan satuan cm sedangkan skala nonius dalam satuan
mm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar maupun diameter sebuah
benda namun dalam skala kecil, seperti mengukur diameter kelereng, diameter pipa, diameter
gelas, kedalaman gelas, kedalaman tabung, dll. Objek yang saya gunakan pada percobaan ini
adalah uang logam, pin, dan jam tangan dengan cara mengukur diameter dari masing-masing
objek tersebut. Hasil pengukuran diameter uang logam, pin, dan jam tangan berturut-turut adalah
45,3 mm; 74,2 mm; 52,6 mm.

2. Mikrometer dapat dipakai untuk mengukur panjang suatu benda, mengukur tebal benda,
serta mengukur diameter luar sebuah benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0.01 mm. Dalam
pembacaan skala utama dan skala putar atau skala nonius pada mikrometer sekrup yang harus
diperhatikan adalah skala utama yang terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang
berada pada bagian atas, dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya yang berada
di bagian bawah. Selain skala utama, skala yang harus diperhatikan selanjutnya adalah skala
putar atau skala nonius yang terdiri atas skala 1 sampai dengan 50. Setiap skala nonius berputar
mundur 1 kali putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat
disimpulkan 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm. Benda yang dapat diukur dengan mikrometer
sekrup diantaranya kertas, kawat, kabel, dll. Objek yang saya gunakan pada percobaan ini adalah
uang logam, pin, dan jam tangan dengan cara mengukur ketebalan dari masing-masing objek
tersebut. Hasil pengukuran ketebalan uang logam, pin, dan jam tangan berturut-turut adalah 2,62
mm; 5,57 mm; 9,82 mm.

3.

No. Nama Objek Massa Objek


1. Pisang 0,020 Kg
2. Stapler 0,023 Kg
3. Gembok 0,256 Kg

4.

No. Nama Objek dan Keadaan Objek Intensitas Suara


1. Suara teriakan di tempat terbuka 86,7 dB
2. Suara teriakan di tempat tertutup 85,8 dB
3. Suara sepeda motor saat digas 80,4 dB
4. Suara kompresor kulkas 47,2 dB

5. Ketika suara dibangkitkan pada frekuensi 20 Hz, suara tidak dapat didengar oleh telinga. Hal
ini dikarenakan oleh gelombang bunyi yang frekuensi getarannya < 20 Hz atau disebut dengan
infrasonik. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia dan hanya mampu didengar oleh
beberapa hewan tertentu, seperti badak dan gajah. Lalu ketika suara dibangkitkan pada frekuensi
antara 20 Hz dan 20.000 Hz, suara dapat didengar oleh telinga. Hal ini dikarenakan telinga
manusia hanya dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz atau
disebut dengan audiosonik. Gelombang ini dapat dihasilkan dari alat musik, percakapan manusia,
tumbukan antar benda dan semua benda yang bergetar yang mampu didengar oleh telinga
manusia. Terakhir, ketika suara dibangkitkan pada frekuensi 20.000 Hz, suara tidak dapat
didengar oleh telinga lagi. Hal ini dikarenakan oleh frekuensi gelombang yang tinggi, yaitu di
atas 20.000 Hz atau disebut ultrasonik. Gelombang ultrasonik tidak mampu didengar oleh
manusia dan hanya beberapa jenis hewan saja yang mampu menggunakan gelombang jenis ini
dalam kehidupannya. Sebagai contoh lumba-lumba dan kelelawar.

6.

No. Nama Objek dan Keadaan Objek Volume


1. Satu sendok makan air 6,8 ml
2. Satu sendok teh air 2 ml
3. Satu tetes air < 0,1 ml
4. Tetesan embun di daun < 0,1 ml

7.

No. Nama Objek dan Keadaan Objek Interval Waktu


1. Membaca kalimat dengan ritme normal 11.07 s
2. Membaca kalimat dengan ritme cepat 07.07 s
3. Membaca kalimat dengan ritme lambat 13.10 s
4. Melempar botol air minum bekas 02.16 s
5. Waktu antara melihat teman bertepuk tangan dan saat Percobaan 1 : 07.41 s
suara tepukan tangan teman sampai Percobaan 2 : 06.87 s
Percobaan 3 : 07.15 s

b. Pembahasan

Saya menggunakan uang logam, pin, dan jam tangan sebagai objek pengukuran pada alat
ukur jangka sorong, yang saya ukur adalah diameter dari masing-masing objek tersebut. Dari
pengukuran ini saya dapatkan nilai skala utama uang logam 4,5 cm = 45 mm dan skala nonius
0,3 mm maka dengan itu didapatkan diameter uang logam sebesar (skala utama + skala nonius) =
(45 + 0,3) mm = 45,3 mm. Lalu dari pengukuran ini saya dapatkan nilai skala utama pin 7,4 cm
= 74 mm dan skala nonius 0,2 mm maka dengan itu didapatkan diameter pin sebesar (skala
utama + skala nonius) = (74 + 0,2) mm = 74,2 mm. Terakhir, dari pengukuran jangka sorong ini
nilai skala utama jam tangan yang saya dapatkan adalah 5,2 cm = 52 mm dan skala nonius 0,6
mm maka dengan itu didapatkan diameter jam tangan sebesar (skala utama + skala nonius) = (52
+ 0,6) mm = 52,6 mm. Pengukuran yang didapatkan dari alat jangka sorong yang ada di hp ini
menurut saya keakurasiannya kurang akurat sebab objek tidak dapat dijepit dan tidak pasti
posisinya.

Percobaan alat ukur kedua, saya menggunakan uang logam, pin, dan jam tangan sebagai
objek pengukuran pada alat ukur mikrometer sekrup, yang saya ukur adalah ketebalan dari
masing-masing objek tersebut. Dari pengukuran ini saya dapatkan nilai skala utama uang logam
2,5 mm dan skala nonius 12 mm maka dengan itu didapatkan ketebalan uang logam sebesar
(skala utama + (skala nonius × 0,01)) = (2,5 + 0,12) mm = 2,62 mm. Lalu dari pengukuran ini
saya dapatkan nilai skala utama pin 5,5 mm dan skala nonius 7 mm maka dengan itu didapatkan
ketebalan pin sebesar (skala utama + (skala nonius × 0,01)) = (5,5 + 0,07) mm = 5,57 mm.
Terakhir, dari pengukuran jangka sorong ini nilai skala utama jam tangan yang saya dapatkan
adalah 9,5 mm dan skala nonius 32 mm maka dengan itu didapatkan ketebalan jam tangan
sebesar (skala utama + (skala nonius × 0,01)) = (9,5 + 0,32) mm = 9,82 mm. Pengukuran yang
didapatkan dari alat mikrometer sekrup yang ada di hp ini menurut saya keakurasiannya kurang
akurat sebab objek tidak dapat dijepit dan tidak pasti posisinya.

Saya menggunakan pisang, stapler, dan gembok sebagai objek pengukuran pada alat ukur
timbangan, yang saya ukur adalah massa dari masing-masing objek tersebut. Pengukuran
dilakukan dengan cara objek diletakkan diatas timbangan yang ada di hp lalu tunggu beberapa
saat dan massa dari objek tersebut akan tertera. Namun, sebelum itu saya perlu mengikuti
langkah-langkah yang diperintahkan aplikasi seperti melipat kertas dan menyiapkan botol yang
berisi air agar timbangan dapat stabil dan dapat digunakan. Massa dari pisang yang saya ukur
0,020 kg; massa stapler 0,023 kg; dan massa gembok 0,256 kg.

Percobaan alat ukur intensitas suara, saya mencoba mengukur suara teriakan saya di
tempat terbuka, suara teriakan saya di tempat tertutup, suara sepeda motor saat digas, dan suara
dari kompresor kulkas. Pengukuran dilakukan dengan cara membuka aplikasi pengukur
intensitas suara lalu berikan suara yang ingin dicoba, lalu pengukur akan bereaksi dan
memberikan hasil pengukuran yang diperoleh, setelah itu tekan tombol stop untuk mencatat hasil
pengukuran suara yang diperoleh. Dari pengukuran ini, saya mendapatkan hasil pengukuran dari
suara teriakan saya di tempat terbuka sebesar 86,7 dB; suara teriakan saya di tempat tertutup 85,8
dB; suara sepeda motor saat digas 80,4 dB; dan suara kompresor kulkas 47,2 dB. Dengan
mengukur intensitas suara, saya mengetahui apa yang telah terjadi pada lingkungan di sekitar
saya yang disebabkan oleh suara dan setiap suara yang dihasilkan memiliki frekuensi suara yang
berbeda-beda.
Lalu ketika suara dibangkitkan pada frekuensi 20 Hz, suara tidak dapat didengar oleh
telinga. Hal ini dikarenakan oleh gelombang bunyi yang frekuensi getarannya < 20 Hz atau
disebut dengan infrasonik. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia dan hanya mampu
didengar oleh beberapa hewan tertentu, seperti badak dan gajah. Lalu ketika suara dibangkitkan
pada frekuensi antara 20 Hz dan 20.000 Hz, suara dapat didengar oleh telinga. Hal ini
dikarenakan telinga manusia hanya dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz
sampai 20.000 Hz atau disebut dengan audiosonik. Gelombang ini dapat dihasilkan dari alat
musik, percakapan manusia, tumbukan antar benda dan semua benda yang bergetar yang mampu
didengar oleh telinga manusia. Terakhir, ketika suara dibangkitkan pada frekuensi 20.000 Hz,
suara tidak dapat didengar oleh telinga lagi. Hal ini dikarenakan oleh frekuensi gelombang yang
tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz atau disebut ultrasonik. Gelombang ultrasonik tidak mampu
didengar oleh manusia dan hanya beberapa jenis hewan saja yang mampu menggunakan
gelombang jenis ini dalam kehidupannya. Sebagai contoh lumba-lumba dan kelelawar.

Untuk mengukur volume, saya menggunakan alat suntik untuk mengukurnya. Objek yang
saya ukur diantaranya volume satu sendok makan air, satu sendok teh air, satu tetes air, dan
tetesan embun yang ada di daun dengan cara menghisap setiap objek tersebut dengan alat suntik
lalu perhatikan hasil volume dari angka yang menjadi batas air di alat suntik. Hasil volume dari
satu sendok makan air 6,8 ml; satu sendok teh 2 ml; satu tetes air < 0,1 ml, dan tetesan embun
yang ada di daun < 0,1 ml.

Alat ukur waktu yang digunakan dalam percobaan ini adalah stopwatch. Objek yang saya
ukur diantaranya interval waktu pembacaan yang ritmenya normal, cepat, dan lambat dari
kalimat “Bukalah apps stopwatch pada HP anda. Biasanya posisinya pada apps Clock yang
sudah default terinstall. Jika tidak ada, carilah apps Stopwatch di Playstore” lalu interval waktu
dari pelemparan botol air bekas, dan interval waktu antara melihat teman bertepuk tangan dan
saat suara tepukan tangan teman sampai. Interval waktu yang diperoleh dari pembacaan kalimat
dengan ritme normal 11.07 s, pembacaan kalimat dengan ritme cepat 07.07 s, pembacaan kalimat
dengan ritme lambat 13.10 s, pelemparan botol air minum bekas 02.16 s, dan waktu antara
melihat teman bertepuk tangan dan saat suara tepukan tangan teman sampai adalah 07.41 s,
06.87 s, 07.15 s.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian, cara kerja, fungsi, dan hasil pengukuran yang
berbeda-beda. Hal ini tergantung alat ukur yang digunakan.
2. Setiap hasil dari pengukuran tidak pernah lepas dari kesalahan. Hal ini tergantung pada
kondisi alat ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur, proses atau metode yang
digunakan dalam praktikum, serta kemampuan seseorang dalam mengukurnya.
3. Penggunaan alat ukur harus dengan cara yang benar agar hasil yang didapat akurat,
namun dalam praktikum ini beberapa penggunaan alat ukur dilakukan melalui aplikasi hp
sehingga keakuratannya kurang akurat sebab objek tidak dapat dijepit dan posisinya yang
kurang pasti.
4. Pada beberapa percobaan pengukuran, terdapat beberapa pengulangan yang dilakukan
sehingga menghasilkan hasil yang baru yang dapat dibandingkan dengan hasil
pengukuran sebelumnya.
5. Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan dengan cara
membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala utama dan skala nonius
yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris dengan skala utama.
6. Hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer dapat ditentukan dengan cara
membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan garis horizontal
(yang membagi 2 skala utama ) terhadap sumbu putar.
7. Pengetahuan akan penggunaan alat ukur dan cara pengukurannya sangat penting agar
dapat mengetahui prosedur kerja alat ukur tersebut dan tidak terjadi kesalahan ketika
melakukan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Sasmito, Teguh. 2010. PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN. Jakarta : Erlangga

Bahtiar. 2010. FISIKA DASAR I. Jakarta : Erlangga

Sumarsono, Joko. 2009. FISIKA. Jakarta : Pusat Perbukuan

Kanginan, Marthen. 2016. FISIKA I. Jakarta : Erlangga

Tim Pengajar Pengantar Fisika. 2020. PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR FISIKA. Banda
Aceh : Jurusan Fisika FMIPA Unsyiah
LAMPIRAN
➢ Alat dan bahan
1. Jangka sorong

2. Mikrometer sekrup

3. Timbangan

4. Pengukur intensitas suara


5. Alat suntik

6. Stopwatch

7. Wadah
8. Handphone

9. Sendok makan

10. Sendok teh

11. Air
12. Uang logam

13. Pin

14. Jam tangan


15. Pisang

16. Stapler

17. Gembok

18. Botol bekas


➢ Dokumentasi
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Timbangan
4. Pengukur intensitas suara
a. Suara teriakan di tempat terbuka

b. Suara teriakan di tempat tertutup

c. Suara sepeda motor saat digas


d. Suara kompresor kulkas

e. Suara pada beberapa frekuensi tertentu

5. Alat suntik
a. Volume 1 sendok makan air
b. Volume 1 sendok teh air

c. Volume 1 tetes air

d. Volume tetesan embun di daun


6. Stopwatch
a. Membaca kalimat dengan ritme normal

b. Membaca kalimat dengan ritme cepat


c. Membaca kalimat dengan ritme lambat

d. Melempar botol air minum bekas kosong


e. Interval waktu antara melihat teman bertepuk tangan dan saat suara
tepukan tangan teman sampai

Anda mungkin juga menyukai