Anda di halaman 1dari 16

NAMA : C.

PUSPITA SALSABILA SYAHARANI

NIM : 2008109010001

JURUSAN : FARMASI

KELAS : A6

ASISTEN : FITRI ANDRIANTI

KONSEP KECEPATAN, PERCEPATAN DAN MOMENTUM

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep kecepatan, percepatan, dan momentum.


2. Mengetahui bagaimana cara mengukur atau menghitung kecepatan, percepatan, dan
momentum dalam kejadian fisis.

2. LANDASAN TEORI (MIN 3 PARAGRAF)

Kecepatan adalah rata-rata jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan pada suatu ruas
jalan dalam satu satuan waktu tertentu (Hobbs, 1995).

Kecepatan merupakan besaran yang bergantung pada arah sehingga kecepatan termasuk
besaran vektor. Untuk gerak dalam satu dimensi, arah kecepatan dapat dinyatakan dengan tanda
positif atau negatif. Sebagai contoh, jika kita tetapkan arah ke timur sebagai positif, kecepatan
mobil 60 km/jam ke timur cukup ditulis +60 km/jam dan kecepatan mobil 60 km/jam ke barat
cukup ditulis -60 km/jam. Ketika mulai berlari, dari keadaan diam (kecepatan nol) Anda secara
perlahan meningkatkan kecepatan lari Anda. Perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu
inilah yang berkaitan dengan besaran vektor dalam gerak yang disebut percepatan (Kanginan,
2016).

Jadi, secara matematis dapat kita katakan bahwa kecepatan adalah turunan pertama
lintasan terhadap waktu. Satuan kecepatan menurut SI adalah meter per second (m/s). Apabila
kecepatan suatu benda tidak konstan artinya berubah terhadap perubahan waktu maka dikatakan
benda mengalami percepatan. Jadi, dapat kita katakan bahwa percepatan adalah turunan pertama
kecepatan terhadap waktu. Satuan percepatan menurut SI adalah meter persecond kuadrat (m/s2)
(Mulyatno, 2012).
Kecepatan rata-rata gerak lurus berubah beraturan sangat bergantung pada interval waktu,
jadi besarnya tidak sama dengan kecepatan sesaat. Sebagaimana diketahui bahwa setiap benda
yang jatuh bebas di dekat permukaan bumi mempunyai percepatan ke bawah yang disebut
percepatan gaya tarik bumi atau percepatan gravitasi bumi g. Percepatan gravitasi bumi ini
besarnya rata-rata : g = 9,8 m/s2 (Yahdi, 1996).

Secara umum, suatu sistem dikatakan simetris pada kondisi beberapa karakteristik dalam
sistem yang tersisa tidak mengalami perubahan sejajar dengan perubahan sistem. Sebagai
contoh, jika sistem diberi pemindahan linear atau translasi dan sistem tersebut dikatakan
memiliki simetri translasi. Demikian halnya sebuah sistem dikatakan memiliki simetri rotasi, jika
sistem tersebut mengalami invariant dibawah rotasi linear. Hukum kekekalan momentum sudut
adalah konsekuensi simetri rotasi, sehingga terjadi isotropi pada tempat, apabila hukum
kekekalan energy berperan pada waktu yang sama (Jufriadi, 2015).

Momentum menyatakan keadaan dinamik suatu benda, dia melibatkan parameter


kelembaman inersial benda yaitu massa. Sebuah benda yang massanya kecil relative lebih mudah
bergerak dibandingkan dengan benda yang massanya besar, dalam hal ini kelembaman
mempengaruhi keadaan gerak benda. Momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa benda
dengan kecepatannya relative terhadap suatu titik acuan. Dalam istilah momentum, sebuah benda
yang bermomentum besar relative lebih sukar dihentikan ketika bergerak dibandingkan dengan
benda yang bermomentum kecil (Tim Pengajar Pengantar Fisika, 2020).

Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum
sudut. Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada
lintasan lurus, Momentum linear atau momentum dilambangkan dengan p,sedangkan m adalah
massa benda dan v adalah kecepatan benda. Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain
mempunyai magnitude / nilai, momentum juga mempunyai arah. Besar momentum p = mv. dan
arah momentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya sebuah mobil bergerak ke timur, maka
arah momentum adalah timur. Satuan momentum adalah adalah kg m/s. Sedangkan momentum
sudut dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan melingkar. Momentum terjadi karena
adanya gaya pada benda dalam selang waktu tertentu (Putra, 2017).

3. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Table 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1. Stopwatch 1
2. Mistar 1
3. Tali ukur 1
4. Smartphone 1
5. Aplikasi pengukur kecepatan GPS Speedometer 1
6. Timbangan 1
7. Bola pingpong 1
8. Bola tennis 1
9. Batu bata 1
10. Spidol 1
11. Kain 1
12. Kertas A4 1

4. METODE PERCOBAAN

Metode percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

A. Konsep kecepatan

 Mengukur kecepatan bola pingpong dan bola tennis


1. Garis dibuat di lantai datar sepanjang 120 cm dengan menggunakan spidol.
2. Sebuah ujung garis ditandai dengan titik A.
3. Kemudian penanda jarak dibuat setiap 20 cm hingga sampai ke ujung yang lain, dan
penanda itu dinamai dengan B, C, dan seterusnya.
4. Stopwatch disiapkan di HP, kemudian bola pingpong dilepaskan sepanjang garis lurus
dengan cara bola pingpong dijentikkan dengan jari.
5. Waktu yang ditempuh bola untuk bergerak dari titik A ke titik B, C, dan seterusnya
diukur.
6. Percobaan diulangi beberapa kali dengan mengusahakan setiap bola yang dijentikkan
dengan jari memiliki keadaan yang sama.
7. Waktu yang ditempuh oleh bola pingpong dicatat dalam bentuk tabel.
8. Kemudian diulangi juga untuk jentikan tangan yang lebih keras.
9. Kemudian dilakukan hal yang sama untuk bola tennis, dan waktu yang dibutuhkan
dicatat.
10. Untuk menggerakkan bola tennis, bola digulirkan pada garis di lantai dan panjang garis
ditambahkan jika diperlukan.

 Mengukur kecepatan berjalan


1. Aplikasi GPS Speedometer diaktifkan, lalu keluar ke jalan dan jalan kaki dengan
kecepatan yang konstan.
2. Aplikasi diperhatikan apakah dapat mencatat kecepatan gerak atau tidak dan angka
kecepatan yang dihasilkan pada aplikasi dicatat.
3. Kemudian diulangi dengan jalan lebih cepat dan kecepatan gerak diukur.
4. Setelah itu dicoba dengan lari sejarak 50 meter (dari satu tiang listrik ke tiang listrik yang
lain) dan kecepatan lari dicatat.
5. Hasil hitung dari kecepatan jalan dan lari dengan mengaktifkan stopwatch, waktu yang
diukur untuk jalan atau lari sepanjang 50 meter, lalu jarak (50 meter) yang dibagi dengan
waktu jalan atau lari dibandingkan.

B. Konsep percepatan

1. Sebuah titik di dinding diambil vertical setinggi 2 meter.


2. Waktu yang ditempuh oleh bola pingpong dan bola tennis untuk jatuh dari titik yang
ditandai ke lantai diukur.
3. Beberapa kali pengulangan dilakukan.
4. Lalu sehelai kertas A4 dijatuhkan dari ketinggian 2 meter tersebut dimana kertas
dijatuhkan secara vertical.
5. Waktu yang dibutuhkan oleh kertas untuk mencapai lantai dicatat.
6. Kertas dijatuhkan secara horizontal, kemudian waktu yang diperlukan dicatat dan cara
kertas jatuh diperhatikan.
7. Percobaan diulangi dengan menggunakan sehelai kain.

C. Konsep momentum

1. Massa bola pingpong, bola tennis dan batu bata ditimbang dengan menggunakan
timbangan yang ada di dapur atau kedai terdekat.
2. Kemudian percobaan ini dilakukan di luar rumah, di atas tanah yang gembut.
3. Bola pingpong dijatuhkan dari suatu ketinggian dan pengaruhnya pada tanah setelah bola
mencapai tanah dilihat.
4. Kemudian dilanjutkan dengan bola tennis dan batu bata yang dijatuhkan dari ketinggian
yang sama.
5. Untuk beberapa ketinggian yang berbeda dilakukan juga dan efek jatuhnya benda pada
tanah diperhatikan.

5. DATA DAN ANALISIS DATA

a. Catatan dan Data Percobaan

 Konsep kecepatan menggunakan bola


No. Benda Waktu (s) 𝑡̅
1. Bola Pingpong (jentik normal) 1. 1.00 s
2. 0.88 s 0.89 s
3. 0.80 s
2. Bola Pingpong (jentik keras) 1. 0.54 s
2. 0.34 s 0.41 s
3. 0.35 s
3. Bola Tennis (jentik normal) 1. 0.60 s
0.75 s
2. 0.87 s
3. 0.80 s
4. Bola Tennis (jentik keras) 1. 0.41 s
2. 0.21 s 0.43 s
3. 0.67 s
1) Bola Pingpong (jentik normal)
𝑠
𝑣̅ = 𝑡̅
1,2 𝑚
= 0,89 𝑠
= 1,34 𝑚/𝑠
2) Bola Pingpong (jentik keras)
𝑠
𝑣̅ = 𝑡̅
1,2 𝑚
= 0,41 𝑠
= 2,92 𝑚/𝑠
3) Bola Tennis (jentik normal)
𝑠
𝑣̅ = 𝑡̅
1,2 𝑚
= 0,75 𝑠
= 1,6 𝑚/𝑠
4) Bola Tennis (jentik keras)
𝑠
𝑣̅ = 𝑡̅
1,2 𝑚
= 0,43 𝑠
= 2,79 𝑚/𝑠
V maksimum dari seluruh perhitungan adalah kecepatan dari bola
pingpong yang dijentik keras yaitu 2,92 m/s.

 Konsep kecepatan menggunakan GPS Speedometer


No. Percobaan Jarak (m) Waktu (s) Kecepatan (m/s)
1. Jalan 50 m 37 s 1,35 m/s
2. Lari 50 m 31 s 1,61 m/s
1) Jalan
𝑠
𝑣=𝑡
50 𝑚
= 37 𝑠
= 1,35 𝑚/𝑠
2) Lari
𝑠
𝑣=𝑡
50 𝑚
= 31 𝑠
= 1,61 𝑚/𝑠
V maksimum dari seluruh perhitungan adalah kecepatan saat lari yaitu
1,61 m/s.

 Konsep percepatan
No. Ketinggian (m) Benda Waktu (s) 𝑡̅ (s)
1. 1,6 m Bola Pingpong 1. 0.66 s
2. 0.74 s 0.69 s
3. 0.68 s
2. 1,6 m Bola Tennis 1. 0.67 s
2. 0.47 s 0.56 s
3. 0.55 s
3. 1,6 m Kertas (Vertikal) 1. 0.62 s
2. 0.87 s 0.63 s
3. 0.41 s
4. 1,6 m Kertas (Horizontal) 1. 02.04 s
2. 01.78 s 1.84 s
3. 01.71 s
5. 1,6 m Kain 1. 0.73 s
2. 0.55 s 0.65 s
3. 0.67 s
1) Bola Pingpong
1
ℎ = 𝑔𝑡̅ 2
2
2ℎ
𝑔 = 2
𝑡̅
2 (1,6 𝑚)
=
(0,69 s)2
= 6,72 𝑚/𝑠 2
2) Bola Tennis
1
ℎ = 𝑔𝑡̅ 2
2
2ℎ
𝑔 = 2
𝑡̅
2 (1,6 𝑚)
=
(0,56 s)2
= 10,20 𝑚/𝑠 2
3) Kertas (Vertikal)
1
ℎ = 𝑔𝑡̅ 2
2
2ℎ
𝑔 = 2
𝑡̅
2 (1,6 𝑚)
=
(0,63 s)2
= 8,06 𝑚/𝑠 2
4) Kertas (Horizontal)
1
ℎ = 𝑔𝑡̅ 2
2
2ℎ
𝑔 = 2
𝑡̅
2 (1,6 𝑚)
=
(1,84 s)2
= 0,94 𝑚/𝑠 2
5) Kain
1
ℎ = 𝑔𝑡̅ 2
2
2ℎ
𝑔 = 2
𝑡̅
2 (1,6 𝑚)
=
(0.65 s)2
= 7,57 𝑚/𝑠 2

 Konsep momentum
No. Benda Massa (kg) Ketinggian (m)
1. Bola Pingpong 1. 1 m
0,01 kg 2. 1,2 m
3. 1,4 m
2. Bola Tennis 1. 1 m
0,06 kg 2. 1,2 m
3. 1,4 m
3. Batu bata 1. 1 m
0,78 kg
2. 1,2 m
3. 1,4 m
1) Bola Pingpong
 Ketinggian 1 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1)
= √19,6
= 4,42 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,01)(4,42)
= 0,0442 kg m/s

 Ketinggian 1,2 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1,2)
= √23,52
= 4,84 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,01)(4,84)
= 0,0484 kg m/s

 Ketinggian 1,4 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1,4)
= √27,44
= 5,23 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,01)(5,23)
= 0,0523 kg m/s

2) Bola Tennis
 Ketinggian 1 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1)
= √19,6
= 4,42 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,06)(4,42)
= 0,2652 kg m/s

 Ketinggian 1,2 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1,2)
= √23,52
= 4,84 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,06)(4,84)
= 0,2904 kg m/s

 Ketinggian 1,4 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1,4)
= √27,44
= 5,23 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,06)(5,23)
= 0,3138 kg m/s

3) Batu bata
 Ketinggian 1 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1)
= √19,6
= 4,42 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,78)(4,42)
= 3,4476 kg m/s

 Ketinggian 1,2 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1,2)
= √23,52
= 4,84 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,78)(4,84)
= 3,7752 kg m/s

 Ketinggian 1,4 m
𝑣 = √2𝑔ℎ
= √2(9,8)(1,4)
= √27,44
= 5,23 𝑚/𝑠
𝑝 = 𝑚𝑣
= (0,78)(5,23)
= 4,0794 kg m/s
b. Pembahasan

Benda yang digunakan pada percobaan konsep kecepatan adalah bola pingpong dan bola
tennis. Percobaan dilakukan dengan cara menarik garis dengan spidol pada lantai datar sejauh
120 cm lalu bola dijentik dari titik awal dan dihitung waktu yang ditempuh bola untuk mencapai
titik akhir menggunakan stopwatch. Bola dijentik dengan jentikan normal dan keras supaya dapat
dibandingkan kecepatan yang dihasilkan antara bola yang dijentik normal dan keras. Jika bola
dijentik dengan keras, maka waktu yang ditempuh bola untuk mencapai titik akhir akan lebih
singkat dan kecepatan bola akan semakin besar. Begitu pula apabila bola dijentik dengan normal
maka waktu yang ditempuh bola tidak sesingkat jika bola dijentik dengan keras dan kecepatan
bola tidak sebesar ketika bola dijentik dengan keras. Kecepatan maksimum dari seluruh
perhitungan konsep kecepatan bola adalah bola pingpong yang dijentik keras yaitu 2,92 m/s.

Selain menggunakan benda, percobaan konsep kecepatan juga mengukur kecepatan jalan
dan lari yang ditempuh sejauh 50 meter. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengaktifkan
speedometer yang ada di hp lalu jalan dan lari sejauh 50 meter, maka aplikasi tersebut akan
menghitung waktu dan kecepatan jalan dan lari. Kecepatan maksimum dari percobaan jalan dan
lari adalah kecepatan saat lari yaitu 1,61 m/s. Hal ini disebabkan jika berlari, waktu yang
ditempuh akan lebih singkat sehingga kecepatan akan semakin besar dibandingkan jika berjalan.

Benda yang digunakan pada percobaan konsep percepatan adalah bola pingpong, bola
tennis, kertas, dan kain. Percobaan dilakukan dengan cara membuat batas garis pada dinding
setinggi 1,6 m lalu benda tersebut dijatuhkan dari garis tersebut dan diukur waktu jatuh yang
dibutuhkan benda untuk jatuh ke lantai menggunakan stopwatch. Lalu dibuat perhitungannya
dengan cara mengasumsikan percepatan bola pingpong dan bola tennis mengikuti percepatan
2ℎ
gravitasi bumi (10 𝑚/𝑠 2 ) dan dibuktikan melalui perhitungan menggunakan rumus 𝑔 = .
𝑡̅ 2
Namun hasil perhitungan benda yang gravitasinya mendekati 10 𝑚/𝑠 2 hanya bola tennis, kertas
yang dijatuhkan secara vertikal, dan kain.

Percobaan konsep momentum dilakukan dengan menggunakan bola pingpong, bola


tennis, dan batu bata. Ketinggian yang digunakan dalam percobaan ini juga berbeda-beda yaitu 1
m; 1,2 m; 1,4 m. Semakin tinggi titik bola dijatuhkan, maka semakin besar pula momentum yang
diperoleh benda. Efek yang dihasilkan bola pingpong ketika dijatuhkan ke tanah adalah bola
pingpong melakukan sedikit pantulan atau terjadi tumbukan lenting sebagian. Tumbukan lenting
sebagian adalah peristiwa tumbukan yang terjadi jika pengurangan energi kinetik sistem. Efek
yang dihasilkan bola tennis ketika dijatuhkan ke tanah adalah bola tennis terpantul dari atas tanah
atau terjadi tumbukan lenting sempurna. Tumbukan lenting sempurna adalah peristiwa tumbukan
yang terjadi jika energi kinetik pada sistem tersebut adalah tetap. Efek yang dihasilkan batu bata
ketika dijatuhkan ke tanah adalah batu bata menyatu/menempel ke tanah atau terjadi tumbukan
tidak lenting sama sekali. Tumbukan tidak lenting sama sekali adalah peristiwa tumbukan yang
terjadi apabila hasil akhir dari proses tumbukan membuat benda dalam keadaan menempel.
6. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Kecepatan dipengaruhi oleh jarak dan waktu dan apabila waktu yang ditempuh semakin
singkat maka kecepatan yang diperoleh benda pun semakin besar.
2. Pada praktikum ini ada benda yang tidak terbukti percepatan gravitasinya mendekati 10
m/s2. Kemungkinan penyebabnya adalah kesalahan atau ketidakakuratan pada saat
mengukur waktu.
3. Ketinggian jatuhnya sebuah benda mempengaruhi besarnya momentum. Semakin tinggi
titik bola dijatuhkan, maka semakin besar pula momentum yang diperoleh benda.
4. Efek yang dihasilkan oleh benda yang jatuh ke tanah terbagi menjadi 3 yaitu tumbukan
lenting sebagian, tumbukan lenting sempurna, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Hobbs. 1995. PERENCANAAN DAN TEKNIK LALU LINTAS. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press

Kanginan, Marthen. 2016. FISIKA I. Jakarta : Erlangga

Mulyatno. 2012. FISIKA UMUM I. Jakarta : Universitas Terbuka

Yahdi, Umar. 1996. PENGANTAR FISIKA MEKANIK. Jakarta : Gunadarma

Jufriadi, Akhmad, dan Hena Dian Ayu. 2015. MEKANIKA. Malang : Universitas Kanjuruhan
Malang

Tim Pengajar Pengantar Fisika. 2020. PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR FISIKA. Banda
Aceh : Jurusan Fisika FMIPA Unsyiah

Putra, Valentinus Galih Vidia. 2017. PENGANTAR FISIKA DASAR. Yogyakarta : CV. Mulia
Jaya Publisher
LAMPIRAN
 Alat dan bahan
1. Stopwatch

2. Mistar

3. Tali ukur

4. Smartphone
5. Aplikasi pengukur kecepatan GPS Speedometer

6. Timbangan

7. Bola pingpong
8. Bola tennis

9. Batu bata

10. Spidol

11. Kain
12. Kertas A4

 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai