Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN MOMEN KELEMBAMAN BENDA PUTAR DENGAN

METODE TRIPILAR PADA BENDA BERBENTUK BOLA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika
yang mempelajari gerakan suatu benda akibat adanya gaya. Contoh
penerapan mekanika dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai
peristiwa dari fisika ini salah satunya yaitu terlihat pada roda-roda sepeda
motor ataupun mobil. Roda-roda seperti motor yang berputar itu
sebenarnya turut membantu pengendara agar sepeda motor tetap berdiri.
Hal ini dikarenakan roda-roda sepeda motor cenderung tetap berputar pada
bidang yang sama sehingga membuat sepeda motor lebih mudah untuk
dikendarai, seperti halnya planet-planet di dalam tata surya memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan keadaan gerak rotasinya.
Kecenderungan yang dilakukan oleh roda-roda sepeda motor dan planet-
planet tata surya inilah disebut dengan momen kelembaman atau rotasi
inersia.
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi terhadap porosnya. Momen inersia berperan dalam dinamika
rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan
antara momentum sudut dan kecepata sudut, momen gaya dan percepatan
sudut. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk benda.
Metode tripilar merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
menentukan momen kelembaman benda putar yang berbentuk bola dengan
menggunakan tiga tali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fayanto (2016),
Mengenai Penetuan ‘Momen Kelembaman dengan Benda Putar dengan
Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola’ didapatkan hasil momen
2
inersia pada bola pejal yaitu 0,00017 kg.m . Pada penelitian ini
penentuan momen inersia secara teori dan praktek itu berbeda. Penelitian
ini terjadi miskonsepsi pada siswa dalam konsep inersia, momen gaya, dan
titik berat pada materi keseimbangan benda tegar. Penelitian kedua yang
dilakukan oleh Muda (2016), mengenai mengukur kebenaran konsep
momen inersia dengan pengelindingan silinder pada bidang miring.
Penelitian momen inersia secara teori seharusnya sama dengan yang
terukur, namun hasil yang diperoleh momen inersia terukur pada kedua
silinder memiliki nilai yang lebih besar daripada nilai teoritiknya. Untuk
penelitian berikutnya keberadaan momen inersia dapat diukur dengan
menggunakan konsep energi dan pengukuran waktu dapat menggunakan
sensor waktu sehingga hasil lebih akurat.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan
percobaan penentuan momen inersia menggunakan metode tripilar untuk
mengetahui keakuratan penenentuan momen inersia menggunakan metode
tripilar serta mengetahui adanya desain eksperimental untuk menentukan
momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar dapat
memberikan tingkat kesalahan yang relatif kecil, Serta dapat membedakan
miskonsepsi dari momen inersia, momen gaya dan titik berat pada
kesetimbangan benda tegar.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan Penentuan Momen Kelembaman Benda Putar


dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola adalah sebagai
berikut.
a. Untuk mengetahui akurasi metode tripilar dalam menentukan nilai
kelembaman secara eksperimental untuk bola pejal dan bola berongga.
b. Untuk mengetahui adanya desain ekesperimen untuk menentukan
momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar dapat
memberikan tingkat kesalahan yang relatif kecil.
B. LANDASAN TEORI

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur


melalui titik kesetimbangan dengan banyak getaran dalam setiap detik selalu
sama atau konstan. Jika gerak yang terjadi secara berulang dalam selang
waktu yang sama disebut gerak periodik. Jika gerak ini terjadi secara teratur
maka disebuh gerak harmonik. Bentuk sederhana dari gerak periodik adalah
benda yang berosilasi pada ujung pegas (Wahid, 2020).
Benda tegar bergerak melingkar dimasing-masing titik partikel
geraknya, hal ini merup2akan acuan tertentu yang dapat ditentukan dengan
momen inersia. Makin besar momen inersia suatu benda semakin sukit benda
itu berputar atau berotasi. Sebaliknya, benda yang beroutar juga sulit
dihentikan jika momen inersianya besar. Besar momen inersia pada silinder
pejal dapat dicari dengan persamaan I :
I=KMR2 (6.1) Dimana :
I = momen inerdia (kg.m)
K = konstanta
R2 = jari-jari kuadrat (m2)

(Hajderi, 2012).
Osilasi adalah gerakan yang berulang akibat adanya gangguan. Gerak
tersebut lama kelamaan akan redam dengan periode tertentu.

Gambar 6.1 Osilasi


Karena hilangnya gangguan yang ada peristiwa gerakan yang tetap dan
berulang pada interval waktu yang teratur disebut harmonik. Jadi gerak
harmonik adalah gerakan sebuah benda yang berulang-ulang dengan interval
waktu tertentu. Hal ini waktu yang teratur osilasi disebut periode, yakni
waktu yang dibutuhkan benda untuk sekali osilasi ketika suatu partikel
melakukan gerak periodik pada lintasan atau getaran suatu benda yang terjadi
secara periodik atau benda berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada
selang waktu yang tetap/konstan (lembaga, 2019).
Ketika suatu benda bergerak atau berisolasi bolak balik pada lintasan
yang sama, gerakan itu bersifat periodik. Bentuk yang paling sederhana dari
gerak periodik direpresentasikan oleh sebuah benda yang beosilasi diujung
sebuah pegas beragam. Setiap pegas memiliki panjang tali dimana pada
keadaan ini pegas tidak mengerahkan gaya pada massa. Posisi massa dititik ini
disebut posisi kesetimbangan (Giancoli, 2014).
Apabila sumbu putar bukan merupakan sumbu simetri, momentum
sudut secara umum tidak sejajar terhadap sumbu. Pada saat benda berputar,
vektor momnetum sudut membentuk lintasan kerucut disekeliling sumbu
putar. Karena vektor momentum sudut berubah, harus ada torsi luar yang
bekerja pada benda meskipun besar kecepatan sudut bisa jadi konstan. Momen
inersia pada silinder pejal dapat dilihat pada persamaan Gambar 6.2

Gambar 6.2
Gambar 6.2 Sumbu Putar

L=∑ L=( ∑ mr 2 ) ω=I=ω (6.2)


(Young,2002).
Momen inersia adalah ukuran atau kelembaman sebuah benda terhadap
perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia bergantung pada distribusi
massa benda relatif terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat
benda dan sumbu rotasi, seperti massa m yang mengukur kelembaman
terhadap perubahan dalam gerak translasi. Momen inersia dapat memiliki
oleh setiap benda, manusia pun memiliki momen inersia, besarnya momen
inersia bergantung pada berbagai bentuk benda rotasi, jari-jari rotasi dan
massa benda (Tipler,2001).
C. METODE PERCOBAAN

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Penentuan


Momen Kelembaman Benda Putar dengan Metode Tripilar pada Benda
Berbentuk Bola dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1 Alat dan Bahan Penentuan Momen Kelembaman Benda Putar dengan
Metode Tripilar pad Benda Berbentuk Bola

No Alat dan Bahan Fungsi


1 Bola pejal Untuk objek pengamatan
2 Bola Berongga Untuk objek pengamatan
3 Benang Untuk menggantungkan bola pada statis
4 Senar Gitar Untuk menggantungkan bola pada statis
5 Neraca Untuk menimbang massa benda
6 Mistar Untuk mengukur panjang tali
7 Busur Derajat Untuk mengukur simpangan tali
8 Stopwatch Untuk menghitung waktu osilasi
9 Jangka Sorong Untuk mengukur diameter bola
10 1 Set Statis Untuk media untuk menggantungkan bola

2. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada percobaan Penentuan Momen Kelembaman
Benda Putar dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola adalah
sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mengukur diameter bola pejal dan bola berongga menggunakan
jangka sorong.
c. Mengukur massa benda menggunakan neraca digital
d. Merangkai alat dan bahan pada bola berongga seperti pada Gambar
6.3 berikut.
Gambar 6.3 Rangkaian Alat dan Bahan Praktek Penentuan
Momen Kelembaman Benda Putar dengan
Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola

e. Mengukur panjang tali menggunakan mistar sepanjang 0,5 m.



f. Membentuk sudut sebesar 20
g. Menghitung waktu osilasi pada tali sebanyak 3 kali.
h. Mengulangi langkah e sampai g untuk panjang tali 0,4 m dan
0,3 m.
i. Mengulangi langkah e sampai h untuk senar gitar.
j. Mengulangi langkah d sampai i untuk bola pejal.
k. Mencatat hasil pengamatan pada data pengamatan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data Pengamatan
Data pengamatan yang diperoleh pada percobaan Penentuan
Momen Kelembaman Benda Putar dengan Metode Tripilar pada
Benda Berbentuk Bola untuk bola berongga dan bola pejal dapat
dilihat pada Tabel 6.2 dan Tabel 6.3 berikut.
Tabel 6.2 Data Pengamatan Bola Berongga.

Panjang Waktu osilasi (s) t̄ (s) T (s) T 2


No. Jenis tali
tali (m) t1 t2 t3
0,5 2,73 2,75 2,83 2,77 0.92 0,85
1 Benang 0,4 2,41 2,42 2,54 2,45 0.81 0,67
0,3 2,25 2,16 2,21 2,20 0,73 0,54
0,5 2,58 2,53 2,62 2,57 0.85 0,73
2 Senar 0,4 2,16 2,03 2,13 2,10 0,70 0,49
0,3 2,01 1,78 1,94 2,91 0,63 0,40
Keterangan :
Simpangan = 20°
Jari-jari secara teori = 0,102 m
Jari-jari secara praktek = 0,005644 m
Massa bola berongga = 0,0965 kg

Tabel 6.3 Data Pengamatan Bola Pejal

Panjang Waktu osilasi (s)


No Jenis tali
t1 t2 t3
t̄ (s) T(s) T2
tali (m)
0,5 2,34 2,34 1,66 2,46 0,81 0,66
1 Benang 0,4 1,76 1,69 1,78 1,74 0,58 0,33
0,3 1,28 1,22 1,31 1,27 0,42 0,17
0,5 2,09 2,14 2,25 2,24 0,74 0,56
2 Senar 0,4 1,84 1,97 1,94 1,91 0,63 0,40
0,3 1,93 1,9 1,93 1,92 0,64 0,40
Keterangan :
Simpangan = 20°
Jari-jari secara teori = 0,0557 m
Jari-jari secara praktek = 0,00858 m
Massa bola pejal = 0,5215 kg
b. Analisis Data
Analisis data pada percobaan Penentuan Momen Kelembaman
Benda Putar dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola
adalah sebagai berikut.
1) Bola Berongga
a) Menentukan momen inersia secara teori
2
I= mr 2
3
2
I= .0,0965.0, 1022
3
I=0,002007972
b) Menentukan momen inersia secara praktek
(1) Untuk Benang
2
Bmgr
I= 2

Hubungan Panjang Tali (m) dengan Kuadrat Periode


(s)
Kuadrad periode (s)

1
0.8 f(x) = − 0.15 x + 1.14
R² = 1
0.6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Panjang tali (m)

Dengan B sebagai gradien garis hubungan


2
panjang tali ( l ) dengan kuadrat periode ( T ), dapat
dilihat pada Gambar 6.2 berikut.
Gambar 6.2 Grafik Hubungan antara Kuadrat Periode (s)
dengan Panjang Tali (m)

Bmgr 2
I=
4 π2
0 , 05755×0 ,0965×9,8×(0 , 005644 )2
I= 2
4 (3 ,14 )
1 ,73369512
I=
39 , 4384
I=0 , 0439595704 kg . m2
(2) Untuk Senar Gitar
Bmgr 2
I=
4 π2
Dengan B sebagai gradien garis hubungan
panjang tali (m) dengan kuadrat periode (T 2) , dapat dilihat
pada Gambar 6.3 berikut.

Hubungan Panjang Tali (m) dengan Kuadrat Periode


(s)
Kuadrat Periode (s))

0.5
0.4
0.3 f(x) = 0.07 x + 0.12
0.2 R² = 0.27
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Panjang Tali (m)

Gambar 6.3 Grafik Hubungan Kuadrat Periode (s) dengan


Panjang Tali (m)
Bmgr 2
I=
4 π2
1 ,7562×0 , 0965×9,8×(0 , 00858 )2
I=
4 (3 ,14 )2
I=0 , 0003013705

c) Menentukan Kesalahan Relatif


(1) Untuk Benang

I −I
KSR=| teori praktek |×100%
I teori
0 ,002007972−0, 04395595704
KSR=| |×100
0 ,002007972
KSR=2, 08 %

(2) Untuk Senar Gitar


I −I
KSR=| teori praktek |×100 %
I teori
0 ,002007972−0, 0003013705495
KSR=| |×100 %
0 ,002007972
KSR=0 , 84%
Bola Pejal
a) Menentukan Momen Inersia Secara Teori
2
I= mr 2
5
2
I= . 0 ,5275×0 , 05572
5
I=0 , 000654625 kgm2
b) Menentukan Momen Inersia secara Praktek
(1) Untuk Benang
Bmgr 2
I=
4 π2
B sebagai gradien garis hubungan panjang tali (L)
dengan kuadrat periode (T2) dapat dilihat pada Gambar 6.4
berikut.

Hubungan Panjang Tali (m) dengan


Kuadrat Periode (s)
Kuadrat Periode (s)

1
0.5 f(x) = − 0.16 x + 1.04
R² = 0.92
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Panjang Tali (m)

Gambar 6.4 Grafik Hubungan Kuadrat Periode (s) dengan


Panjang Tali (m)

Bmgr 2
I=
4 π2
1 ,6617×0 ,5275×9,8×0 , 00858
I=
4 (3 ,14 )2
I=0 ,00159821242 kgm 2

(2) Untuk Senar Gitar


Bmgr 2
I=

B sebagai gradien garis hubungan panjang tali (L)
dengan kuadrat periode (T2) dapat dilihat pada Gambar 6.5
berikut.

Hubungan Panjang Tali (m) dengan Kuadrat periode


(s)
Kuadrat Periode (s))

0.8
f(x) = − 0.24 x + 1.12
0.6 R² = 0.96
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Panjang Tali (m)

Gambar 6.5 Grafik Hubungan Kuadrat Periode


(s) dengan Panjang Tali (m)

Bmgr 2
I= 2

I=2,4296×0,9279×9,8×0,00858
I=0,02344551 kgm 2
c) Menentukan Kesalahan Relatif
(1) Untuk Benang
I −I
KSR=| teori praktek |×100%
I teori
0 ,000654625−0,00159821242
KSR=| |×100%
0,0006546525
KSR=1,43%
(2) Untuk Senar Gitar
I −I
KSR=| teori praktek |×100%
I teori
0,000654625−0,0005776234
KSR=| |×100%
0,000654625
KSR=0,82%
2. Pembahasan
Momen inersia adalah ukuran kelembaman atau kecenderungan
suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besarnya momen inersia
suatu benda bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu massa benda atau
partikel, geometri benda, letak sumbu putar benda dan jarak kesumbu
putar benda. Metode tripilar merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk menentukan momen kelembaman benda putar yang berbentuk bola
dengan menggunakan tiga tali. Metode tripilar, jari-jari bola dianggap
konstan dan panjang tali divariasikan. Saat bola disimpangkan dengan
sudut θ yang cukup kecil maka bola bergeser dan terjadi osilasi berupa
putaran saat bola dilepas. Ketika terjadi osilasi, maka terdapat gaya-gaya
yang terjadi diantaranya adalah gaya tegangan tali dan gaya torka.
Data pengamatan pada percobaan ini, untuk benda yang
digunakan adalah bola berongga dan bola pejal. Langkah pertama untuk
bola berongga pada benang dan senar gitar diberikan nilai panjang tali
secara berturut-turut sebesar 0,5 m, 0,4 m dan 0,3 m. Sehingga diperoleh
nilai periode secara berturut-turut sebesar 0,923 s, 0,818 s dan 0,735 s.
Data pada senar gitar dapat dilihat pada Tabel 6.2, pada langkah
selanjutnya untuk bola pejal dapat dilihat pada Tabel 6.3. Seperti yang
terlihat terhadap perbedaan nilai periode dari kedua bola tersebut terjadi
karena adanya pengaruh panjang tali terhadap periode. Sehingga semakin
panjang tali maka periode akan semakin besar dan semakin pendek tali
yang digunakan maka nilai periode akan semakin kecil.
Analisis data pada percobaan ini untuk bola berongga diperoleh
momen secara teori adalah sebesar 0,002007972 kgm2, momen inersia
secara praktek untuk benang adalah 0,0439595704 kgm2 dan momen
inersia secara praktek untuk senar gitar adalah 0,0003013705 kgm2
sedangkan kesalahan relatif untuk benang adalah 2,08 % dan untuk senar
gitar sebesar 0,84 %. Jadi, penentuan momen inersia secara praktek dan
secara teori sudah sesuai karena nilai yang diperoleh secara praktek dan
secara teori tidak jauh berbeda. Sedangkan nilai kesalahan relatif yang
diperoleh dari bola berongga baik menggunakan benang ataupun senar
gitar sudah kecil.
Penentuan momen inersia bola pejal diperoleh secara teori sebesar
0,000654625 kgm2, momen inersia secara praktek untuk benang sebesar
0,0015982124 kgm2 dan untuk senar gitar diperoleh nilai sebesar
0,02344551 kgm2. Sedangkan kesalahan relatif dari benag adalah 1,4% dan
kesalahan relatif untuk senar gitar adalah 082%. Jadi, penentuan momen
inersia secara praktek dan secara teori sudah sesuai karena nilai yang
diperoleh tidak jauh beda. Sedangkan untuk kesalahan relatif yang
diperoleh dari bola pejal baik untuk benang maupun senar gitar sangat
kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil analisis untuk bola
berongga dan bola pejal telah sesuai teori.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka selanjutnya
diperoleh grafik hubungan untuk masing-masing bola baik bola pejal
maupun bola berongga diperoleh hubungan kuadrat periode (s) dan
panjang tali (L) yang mana grafik untuk masing-masing perlakuan yaitu
berbanding lurus hanya saja ada beberapa dari grafik yang telah yang telah
diperoleh grafiknya patah dikarenakan ada kesalahan-kesalahan dalam
pengambilan data dari segi penggunaan stopwatch ada yang cepat dan ada
yang lambat. Hal ini yang menyebabkan grafik yang diperoleh adalah
dikareanakan tali yang diukut tidak sama panjang. Sehingga, penentuan
momen kelembaman dengan metode tripilar sudah akurat.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan Penentuan Momen


Kelembaman benda putar dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk
Bola adalah sebagai berikut.
a. menentukan nilai momen kelembaman secara ekperimental untuk bola
pejal dan bola berongga adalah akurat dengan metode tripilar.
b. menentukan momen kelembaman yang menggunakan metode tripilar
yang memberikan tingkat kesalahan relatif kecil sehingga
didapatkanlahdesain dalam eksperimen.
2. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada percobaan Penentuan Mmoemn


Kelembaman Benda Tegar dengan Metode Tripilar pada Benda Berbentuk
Bola adalah sebagai berikut.
a. Untuk laboratorium, agar menjaga menjaga kebersihan laboratorium.
b. Untuk asisten, agar murah senyum
c. Untuk pratikan, agar tetap semangat dalam mengerjakan laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Fayanto, S., dkk. (2016). Momen Kelembaman dengan Benda Putar dengan
Metode Tripilar pada Benda Berbentuk Bola. Jurnal Praktikum
Mekanika Analitik, 6(1)``.

Giancoli, D., C. (2014). Fisika Edisi Ketujuh Prinsip dan Aplikasi. Jakarta.
Erlangga

Hajderi. (2012). “ Penentuan Momen Inersia Benda dan Tracker.” Jurnal


Pendidikan Fisika dan Keilmuan. 8(2).Lambaga, I .(2019). Tujuan
Umum Konsep Fisika Dasar. Deepublish. Yogyakarta

Muda, R.dkk. (2016). Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan


Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring. Prosiding SKF. 1-9.

Rivia ,N,. et al. (2016). Pembuatan Alat Ukur Momen Inersia Benda Digital
menggunakan Sensor Optocoupks. Pilar of Physics . 8(8). 81-88.

Tipler.(2001). Penentuan Momen Inersia Benda Silinder Pejal dengan Integral.


Jurnal Pendidikan Fisikan Dan Keilmuan. 4(1), 2001 42-47.

Young, H., D & Roger.A,.F (2002). Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid
I.Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai