Anda di halaman 1dari 11

Modul 2

MOMEN INERSIA BENDA

Nama Praktikan : M.Luthfir Rahman


NIM : 104221003
Kelas : EV (Teknik Lingkungan)
Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2021
Pimpinan Praktikum: Rendy Elmianto, S.T
I . INTISARI

Praktikum modul 2 dengan judul Momen inersia benda bertujuan untuk melatih
mahasiswa sehingga mampu memahami dengan baik konsep dari momen inersia.
Kemudian modul ini juga bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan momen inersia
pada benda tertentu. Praktikum ini dilakukan dengan memperhatikan dan menentukan
keakuratan menghitung 10 getaran dengan cara melakukan pengulangan sebanyak 10 kali
percobaan untuk menghasilkan data hasil yang akurat. Setelah mendapatkan hasil dari
percobaan,kemudian dilakukan pengolahan data dengan rumus momen inersia. Perbedaan
momen inersia dapat dipengaruhi oleh jarak benda yang sedang diukur dengan sumbu
simetri, dan akar kuadrat. Faktor berikutnya yang tentunya dapat berpengaruh yaitu alat
yang digunakan dan juga ketelitian seorang praktikan.

Kata kunci: momen inersia,percobaan

II . PENDAHULUAN

2.1. Tujuan
1. Menentukan hal-hal yang dapat mempengaruhi momen inersia benda.
2. Menentukan momen inersia benda

3. Menentukan sudut simpangan berbagai benda dan massa


benda yang berbeda-beda.

2.2. Dasar Teori


Momen inersia adalah ukuran kelembaman putar benda. Jika suatu benda yang
bebas berputar terhadap sebuah sumbu mengalami kesulitan untuk diputar,momen inersia
benda tersebut dapat dikatakan besar.[1] Sistem benda terga yaitu sejumlah partikel yang
merupakan suatu pengaplikasian momen inersia, Momen inersia dengan sejumlah partikel
tersebut,maka momen inersia total dari kumpulan itu merupakan momen inersia masing-
masing partikel sendiri.[2] Salah satu momen inersia terdapat pada sebuah system yang
terdiri dari tiga buah partikel dengan massa m1, m2, dan m3 membentuk suatu benda tegar
seperti tapak pada gambar 2.1
Gambar 2.1. Sistem Benda Tegar dengan
Tiga Partikel Berputar dengan Sumbu di O

Apabila m1 berada pada posisi r1 dan bergerak rotasi dengan kecepatan sudut
W, memiliki kecepatan linier sebagai berikut,dan juga cara yang sama untuk m2 dan m3.

L1 = m1 r12
L2 = m2 r22
L3 = m3 r32

Dari ketiga persamaan berikut,maka didapatkan besarnya momentum sudut total


sebagai berikut.

L = L1 + L2 + L3

Dari persamaan momen inersia diatas, kita dapat mengihitung momen inersia
untuk berbagai benda, seperti ditunjukkan pada table dibawah ini :

Tabel 2. 1. Momen Inersia Benda

No Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia


1 Silinder pejal Pada sumbu silinder 𝑚𝑅2
2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat 𝑚𝑅 𝑚𝑙2
+
4 12
3 Silinder berongga Pada sumbu silinder W

4 Bola pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅2

5
5 Bola berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅2

3
6 Kerucut pejal Pada sumbu kerucut 3𝑚𝑅2

10

Alat yang digunakan memiliki momen inersia sendiri,sehingga momen inersia


alat perlu dihitung dengan persamaan :

Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia,kemudian


diosilasikan,perioda osilasinya adalah :

Dengan T adalah perioda osilasi dan I adalah momen inersia benda.

Momen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat diketahui
dengan persamaan :

2.3. Alat- alat percobaan

Tabel 2.2. Alat Percobaan


Alat momen inersia 1 set
Bola pejal, silinder pejal, silinder berongga, piringan 213, piringan 174 dan 1
kerucut pejal buah

Jangka sorong dan atau penggaris 1 buah

Neraca 1 buah

Gerbang cahaya (photo gate) 1 buah

Pencacah waktu (Timer counter AT 01) 1 buah

2.4 . Prosedur Percobaan

1. Benda yang akan ditentukan momen inersianya ditimbang dan dicatat massa yang
didapatkan.

2. Benda yang akan digunakan diukur dan di catat tinggi dan diameter yang didapat.

3. Bola pejal dipasangkan pada alat ukur momen inersia,dan diamati besar sudut
simpangan yang terjadi. Begitu pula halnya dengan massa beban lainnya.

4. Nyalakan mesin pencacah waktu dan pilih mode sycle,kemudian alat momen inersia
disimpangkan sejauh 180 dan sycle diatur sebanyak 10 kali sehingga didapatkan waktu
untuk 10 getaran.

5. Letakkan benda yang akan diamati pada alat momen inersia dan disimpangkan
sejauh 180,kemudian sycle diatur sebanyak 10 kali sehingga didapatkan waktu untuk 10
getaran. Pengukuran dilakukan sebanyak 10 kali

6. Langkah ke-6 diulangi untuk benda lainnya.


III. DATA DAN PENGOLAHAN

3.1. Pengukuran Dimensi Benda

Tabel 3.1 Pengukuran dimensi benda


No Nama Benda Massa (kg) Diameter luar (m) Diameter Dalam (m)
1 Bola Pejal 0.50 0.11 -
2 Silinder Pejal 0.50 0.09 -
3 Silinder Berongga 0.50 0.07 0.06
4 Piringan Pejal 213 0.50 0.22 -
5 Piringan Pejal 174 0.50 0.18 -
6 Kerucut Pejal 0.50 0.16 -

3.2. Konstanta Pegas Spiral Pada Alat Momen Inersia

Tabel 3.2. simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban

Repetisi Pengukuran (°) θ rata-rata


M Beban (g) Simpangan (°)
(°)
1 2 3
50 θ1 30 29 30 29,6
60 θ2 35 34 35 34,6
80 θ3 49 49 48 48,6
100 θ4 60 60 60 60
150 θ5 89 88 89 88,6
200 θ6 117 118 117 117,3

Beban 50 g
̅ = 𝜽𝟏 + 𝜽𝟐 +𝜽𝟑 = 𝟑𝟎+𝟐𝟗+𝟑𝟎=29.6
𝜽 𝟑 𝟑
Tabel 3.3. waktu 10 getaran alat momen inersia
Waktu 10 get (s) Perioda
Waktu rata- diri, To
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 rata (s) (s)

4.103 4.101 4.102 4.101 4.104 4.103 4.102 4.103 4.101 4.104 4,1024 0,41024

𝑡1 +𝑡2 +𝑡3 +𝑡4 +𝑡5 +𝑡6 +𝑡7 +𝑡8 +𝑡9 +𝑡10 41.024
𝑡̅= = = 4.1024
10 10

Tabel 3.4. Perhitungan gaya,torsi,dam simpangan untuk setiap penambahan beban.


θ rata-rata
M (kg) F (N) τ (Nm) θ rata-rata (°) (rad)
0.05 0,49 0,022 30 0,52
0.06 0,588 0,026 34,6 0,60
0.08 0,784 0,033 48,6 0,84
0.10 0,98 0,044 60 1,04
0.15 1,47 0,066 88,6 1,54
0.20 1,96 0,0882 117,3 2,04
2
R = 0.045 m; g = 9.80 m/s

F= m x g
Torsi(𝜏)= F x R
F= m x g
= 0.05 x 9.8
= 0.49

(𝜏) = F x R
= 0.49 x 0.045
= 0.02205

𝜋
𝜃 rata rata (Rad) = x𝜃
180

𝜋
= x 29.6
180

3.14 29.6 𝑥 3.14 92.944


= x 29.6 = = = 0.516 = 0.52
180 180 180
Plot τ (Nm) terhadap θ rata-rata (rad)

0,1
0,09
y = 0,0008x - 0,0025
0,08
0,07
0,06
𝝉(Nm)

0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
0 20 40 60 𝜽 ̅(𝒓𝒂𝒅) 80 100 120 140

Gambar 3.1. Grafik Linier

Substitusi nilai m dan C yang didapat dari regresi linier grafik τ terhadap θ rata-
τ = mθ + C
rata (rad) pada persamaan di samping!

k =0.0008 -0.0025 Nm/rad

𝒌
𝑰𝟎 = 𝑻 𝟐
𝟒𝝅𝟐 𝟎
𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟖
𝑰𝟎 = 𝟒𝟏. 𝟑𝟗𝟗𝟐𝟏𝟐 = 𝟎. 𝟎𝟑𝟒𝟕 𝒌𝒈. 𝒎𝟐
𝟒(𝟑. 𝟏𝟒)𝟐
3.3. Momen inersia benda

Tabel 3.5. waktu 10 getaran untuk setiap benda

Waktu 10 Getaran (s)


Waktu rata- Perioda (s)
Nama Benda t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 rata
Bola Pejal 9.258 9.260 9.257 9.259 9.260 9.260 9.262 9.262 9.261 9.263 9.2624 0.92624
Silinder Pejal 8.198 8.200 8.200 8.200 8.201 8.201 8.201 8.200 8.202 8.200 8.2003 0.82003
Silinder
Berongga 8.540 8.539 8.539 8.541 8.541 8.541 8.542 8.541 8.539 8.541 8.5404 0.85404
Piringan Pejal
213 16.88 16.88 16.88 16.88 16.89 16.89 16.89 16.89 16.91 16.90 16.889 1.6889
Piringan Pejal
174 13.97 13.96 13.96 13.96 13.97 13.96 13.96 13.96 13.97 13.96 13.693 1.3963
Kerucut Pejal 10.40 10.39 10.39 10.40 10.39 10.40 10.39 10.39 10.39 10.39 10.393 1.0393

𝑡1 +𝑡2 +𝑡3 +𝑡4 +𝑡5 +𝑡6 +𝑡7 +𝑡8 +𝑡9 +𝑡10


𝑡̅=
10
92.624
=
10
=9.2624

𝑡̅
𝑡𝑜 =
10

̅̅̅̅̅̅̅̅̅
9.2624
=
10

= 0.92624

Tabel 3.6. Momen inersia benda hasil percobaan


Nama Benda Iteori (kg.m^2) I (kg.m^2) KSR (%)
Bola Pejal 1.1 . 10−2 44. 10−3 0,03%
Silinder Pejal 5.06. 10−4 1.51. 10−3 1.98%
−4 −3
Silinder Berongga 0.275. 10 0,0916. 10 0%
Piringan Pejal 213 5.06. 10−4 0.42. 10−3 1,69%
Piringan Pejal 174 5.06. 10−4 0,44. 10−3 1.30%
−2 −3
Kerucut Pejal 1,2. 10 -13,8 10 1.06%
D = 0.11
R = 0.055 ]
= 5,5.10−2
2𝑚𝑟 2 20,50.5.5.10−2
5
= 5
= 1.1 10−2

IV. PEMBAHASAN

• Benda-benda yang digunakan pada praktikum ini memiliki massa yang hampir
sama. Tetapi benda-benda tersebut memiliki momen inersia yang berbeda-beda.
Faktor yang mempengaruhi hal ini salah satunya yaitu jari-jari dari benda-benda
tersebut,dimana semakin besar jari-jari yang ada pada benda-benda tersebut maka
momen inersia yang terjadi juga akan semakin besar.

• Selain momen inersia yang berbeda,hasil dari periode setiap benda pad 10 getaran
juga berbeda. Faktor yang mempengaruhi hal ini yaitu bentuk dari benda-benda
tersebut.

• Momen inersia dari setiap benda merupakan nilai ukur kemampuan suatu benda
untuk mempertahankan posisinya dari poros atau gerak rotasi. Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan,besarnya kuadrat jarak dari sumbu putar dapat
mengakibatkan perbedaan. Selain itu,massa benda juga mempengaruhi momen
inersia.

• Dari hasil percobaan,jika dibandingkan perbedaan antara momen inersia teori dan
momen inersia percobaan,momen inersia teori tidak selalu sama dengan momen
inersia percobaan. Ada banyak factor yang mempengaruhi seperti tingkat
ketelitian praktikan dan ketidakpastian pengukuran. Maka momen inersia teori
berbeda dengan momen inersia percobaan.

V. KESIMPULAN

• Banyak factor yang berpengaruh dalam menentukan momen inersia


benda,sepertijari-jari dan massa benda,bentuk benda,ketidakpastian
pengukuran,dan tingkat ketelitian dari seorang praktikan.

• Momen inersia yang dimiliki oleh bola pejal,silinder pejal,dan silinder berongga
memiliki momen inersia yang berbeda-beda. Momen inersia pada bola pejal
didapatkan 1.1 . 10-2. Momen inersia pada silinder pejal didapatkan 5.06 . 10-4 dan
momen inersia pada silinder berongga didapatkan 0,275 . 10-4

• Sudur simpangan pada benda dengan massa 50 gram sebesar 29. Pada benda
dengan massa 60 gram menghasilkan 34,6. Pada benda dengan massa 80 gram
menghasilkan 48,6. Pada benda dengan massa 100 gram menghasilkan 60. Pada
benda dengan massa 150 gram menghasilkan 88,6. Dan pada benda dengan
massa 200 gram menghasilkan 117,3. Dari hasil yang didapatkan,bisa disimpulan
bahwa jika semakin besar massa benda maka sudut simpangan yang dihasilkan
juga akan semakin besar.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Banjarnahor, H. (2012). Sistem pengukuran momen inersia benda pejal dengan
metode osilasi harmonic berbasis mikrokontroler. Depok : Universitas Indonesia

[2] Tipler (1998). Fisika edisi ketiga jilid 1. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai