Disusun oleh:
Offering AB
Kelompok 2
220321601018
DEPARTEMEN FISIKA
Sehingga
4. Neraca
5. Pencacah
waktu
= Konstanta pegas
= Periode Diri (s)
b. Konstanta pegas spiral
3) Silinder Berongga
4) Piringann 213
5) Piringan 174
6) Kerucut
e. Kesalahan relatif
b. Periode diri
c. Inersia diri
3. Menghitung momen inersia benda beserta kesalahan relatifnya
1) Bola Pejal
a. Inersia teoritis
c. Kesalahan relative
2) Silinder Pejal
a. Inersia teoritis
c. Kesalahan relative
3) Silinder Berongga
a. Inersia teoritis
4) Piringan 213
a. Inersia teoritis
c. Kesalahan relative
5) Piringan 174
a. Inersia teoritis
c. Kesalahan relative
6) Kerucut
a. Inersia teoritis
di mana I adalah momen inersia, m adalah massa objek, dan r adalah jarak
objek terhadap sumbu rotasi.
Dalam rangka eksperimen ini, kami berupaya untuk mengukur
nilai momen inersia suatu objek dengan memanfaatkan peralatan khusus
yang dirancang untuk eksplorasi momen inersia. Data yang diperoleh dari
percobaan mencakup informasi terkait massa dan diameter masing-masing
objek, waktu yang diperlukan untuk 10 getaran setiap objek, periode
getaran masing-masing objek, periode getaran peralatan, dan momen
inersia peralatan itu sendiri. Dengan menggunakan data ini, kami
melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai momen inersia tiap objek
dan menghitung tingkat kesalahan relatif yang mungkin timbul selama
proses pengukuran.
Momen inersia benda diperoleh dengan menggunakan persamaan
, di mana I merupakan momen inersia, T merupakan
periode benda, merupakan periode diri, dan merupakan momen
inersia diri. Dengan menggunakan rumus untuk
mencari kesalahan relatif.
Berdasarkan dari persamaan yang telah digunakan untuk
menganilisis data, diperoleh momen inersia bola pejal sebesar 0,0000233
dengan kesalahan relative sebesar 97%, momen inersia silinder
pejal sebesar 0,0000188 dengan kesalahan relative sebesar 96%,
momen inersia silinder berongga sebesar 0,0000220 dengan
kesalahan relative sebesar 96%, momen inersia piringan 213 sebesar
0,0001260 dengan kesalahan relative sebesar 96%, momen inersia
piringan 174 sebesar 0,0000421 dengan kesalahan relative sebesar
100%, serta momen kerucut sebesar 0,0004097 dengan kesalahan
relative sebesar 96%.
Berdasarkan hasil eksperimen yang kami lakukan, terlihat bahwa
penentuan momen inersia suatu benda tidak hanya bergantung pada massa
benda dan jarak benda terhadap sumbu rotasi, melainkan juga dapat
dihitung melalui periode osilasi benda, periode osilasi alat, dan momen
inersia alat itu sendiri. Namun, dalam percobaan ini, terjadi
ketidaksesuaian antara nilai momen inersia yang dihitung secara teoritis
dan hasil perhitungan eksperimental, menyebabkan tingkat kesalahan
relatif menjadi sangat besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
termasuk kesalahan dalam pengambilan data, kelengkapan data yang
kurang, paralaks, dan kesalahan dalam perhitungan data.
- Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa kami telah memahami konsep momen inersia suatu benda. Momen
inersia merupakan karakteristik suatu benda yang menunjukkan
kemampuannya untuk mempertahankan posisinya dalam gerak rotasi, dan
dapat dianggap sebagai ukuran kelembaman benda yang berotasi atau
berputar pada suatu sumbu tertentu. Setiap benda memiliki momen inersia
yang berbeda tergantung pada dimensi benda tersebut. Momen inersia
benda berbanding lurus dengan kuadrat jarak dari sumbu rotasi, sehingga
semakin besar jaraknya, momen inersia juga akan semakin besar. Momen
inersia juga dapat dianggap sebagai besaran yang menunjukkan
kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaan awalnya, baik itu
dalam keadaan diam atau terus bergerak.
Kami berhasil menentukan momen inersia berdasarkan periode
osilasi benda dan mengacu pada persamaan teoritis. Namun, terdapat
ketidaksesuaian antara nilai momen inersia yang dihitung berdasarkan
persamaan teoritis dan hasil perhitungan eksperimen kami. Hal ini
mengindikasikan kemungkinan adanya kesalahan baik pada tahap
pengambilan data maupun pengolahan data.
- Daftar Pustaka
Pambudi, P. T., Akbar, A., & Nadliroh, K. (2023, July). Analisa Kinerja
Dynotest Berbasis Momen Inersia. In Prosiding SEMNAS INOTEK
(Seminar Nasional Inovasi Teknologi) (Vol. 7, No. 2, pp. 780-792).
Serway, R,A. Jewett, J,W. (2014). Physics for Scientists and Engineers.
Boston, USA : Thomson Brooks Cole.
Wahid, M. A., & Rahmadhani, F. (2019). Eksperimen Menghitung Momen
Inersia dalam Pesawat Atwwood Menggunakan Katrol dengan
Penambahan Massa Beban. Jurnal Phi: Jurnal Penddidikan Fisika
dan Fisika Terapan
Yuberti. 2013. Konsep Materi Fisika Dasar 2. Lampung: Anugrah Utama
Raharja (AURA).
Rustan, R., & Handayani, L. (2020). Penentuan Koefisien Momen Inersia
Benda Tegar Berbasis Arduino. SAINTIFIK: Jurnal Matematika,
Sains, dan Pembelajarannya.
K. Lampiran
• Tugas
1. Pada percobaan di atas, benda-benda memiliki massa yang sama
(hampir sama). Bagaimana dengan momen inersianya, sama atau
berbeda? Mengapa?
Jawab:
Momen inersia benda bisa berbeda meskipun massa hampir
sama karena momen inersia tidak hanya bergantung pada massa
tetapi juga pada distribusi massa terhadap sumbu rotasi, yang
tercermin dalam nilai jari-jari. Dua benda dengan massa yang
hampir identik namun dengan jari-jari yang berbeda akan
memiliki momen inersia yang berbeda pula. Distribusi massa
yang berbeda pada jarak yang berbeda dari sumbu rotasi dapat
menghasilkan perbedaan signifikan dalam momen inersia.
Sebagai ilustrasi, jika sebagian besar massa suatu benda
terdistribusi lebih jauh dari sumbu rotasi, momen inersianya
cenderung lebih besar dibandingkan dengan benda lain yang
massa terkonsentrasi lebih dekat dengan sumbu rotasi. Oleh
karena itu, jari-jari benda memainkan peran penting dalam
menentukan momen inersia, dan perbedaan ini dapat terjadi
meskipun massa benda hampir sama.
- Momen inersia benda berdasarkan teori
a. Bola Pejal
b. Silinder Pejal
c. Silinder Berongga
d. Piringann 213
e. Piringan 174
f. Kerucut