Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

PERCOBAAN MOMEN INERSIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mekanika Klasik


yang diampu Dr. Robi Kurniawan, M.Si.

Disusun oleh:

Offering AB

Kelompok 2

Robertha Verta Oktaviandari

220321601018

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


NOVEMBER 2023
PERCOBAAN MOMEN INERSIA
- Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini Anda diharapkan mampu:
1. Memahami konsep momen inersia benda.
2. Dapat menentukan momen inersia benda.
- Dasar Teori
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi pada porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada
gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi (Wahid &
Rahmadhani, 2019). Ketika suatu benda tidak bergerak, diperlukan
pengaruh dari luar agar benda tersebut dapat mulai berputar. Namun,
apabila benda sudah dalam keadaan bergerak, maka ia akan terus bergerak
dengan kecepatan konstan tanpa ada pengaruh dari gaya eksternal yang
mempengaruhi percepatan atau perlambatan geraknya. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa jika semua pengaruh eksternal dihilangkan,
benda akan tetap diam jika awalnya dalam keadaan diam, dan akan terus
bergerak dengan kecepatan tetap jika awalnya sudah bergerak. Prinsip ini
awalnya dijelaskan oleh Galileo Galilei dan dikenal sebagai prinsip inersia
atau kelembaman (Pambudi, 2023).

Gambar 1. Sistem benda tegar dengan 3 partikel berputar di sumbu O


Misal sebuah sistem yang terdiri dari tiga buah partikel dengan
massa , , dan membentuk suatu sistem benda tegar seperti pada
Gambar 1 yang dapat dituliskan sebagai berikut

Sehingga

Persamaan 2 digunakan untuk mencari momen inersia sebuah sistem


dengan sejumlah N partikel yang membentuk benda tegar (Tim Mekanika
UM, 2022)
Dalam penerapan momen inersia, perhitungan momen inersia pada
suatu benda tegar dilakukan dengan membagi—bagikan benda tegar
tersebut ke dalam partikel kecil, yang masing-masing menggunakan massa
yang didefinisikan dengan:
Untuk mempermudah dalam menghitung momen inersia dalam bentuk
volume, perubahannya dapat dituliskan dengan , dimana adalah
kerapatan dan adalah volume. Maka,

Kerapatan untuk sering disebut juga massa volumentrik, atau massa


persatuan volume (Serway, 2014).
Besar momen inersia tergantung pada bentuk benda, massa benda
dan letak sumbu putar (Yuberti, 2014). Tergantung pada faktor tersebut,
momen inersia benda tegar dapat memiliki variasi. Perbedaan nilai momen
inersia pada masing-masing objek direpresentasikan melalui suatu angka
yang disebut koefisien momen inersia (k), yang dapat diekspresikan
sebagai berikut. (Rustan, & Handayani, 2020).

Gambar 2 Momen inersia beberapa benda


Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia,
kemudian diosilasikan, periode osilasinya sebagai berikut.

dengan T adalah periode osilasi dan I adalah momen inersia benda.


Momen inersia benda yang terpasang pada perangkat momen inersia dapat
diketahui dengan persamaan berikut (Tim Mekanika UM, 2022).

- Alat dan Bahan


No Gambar Alat Nama
.
1. Perangka
t momen
inersia
Dan
gerbang
cahaya
2. (kiri ke
kanan)
Bola
Pejal,
Kerucut,
Silinder
berongga
, Silinder
dan
piringan
3. Penggari
s

4. Neraca

5. Pencacah
waktu

Gambar 3. Alat dan Bahan


- Gambar Set Alat Percobaan
Gambar 4. Set Alat Percobaan
- Prosedur Percobaan
1. Menimbang semua benda yang akan ditentukan momen inersianya.
Mencatat hasilnya pada Tabel 1.
2. Mengukur tinggi dan diameter masing-masing benda. Mencatat
hasilnya pada Tabel 1.
3. Memasang bola pejal pada alat momen inersia.
4. Menghubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah pewaktu AT01.
5. Menghubungkan alat pencacah pewaktu dengan tegangan 220 V AC
kemudian menyalakan alat tersebut. Pilih fungsi CYCLE dengan
menekan tombol FUNCTION. Menekan tombol CH. OVER sebanyak
sepuluh kali untuk membatasi sepuluh getaran yang akan diamati.
6. Menyimpangkan bola pejal tersebut sebesar 180°, kemudian
melepaskan sehingga berosilasi. Mencatat waktu 10 getaran yang
ditunjukkan alat pencacah pewaktu pada Tabel 2 sebagai 𝑡1 .
7. Menekan tombol FUNCTION satu kali untuk membuat 0 nilai yang
tampil di layar.
8. Mengulangi langkah 6 dan 7 sebanyak 10 kali. Mencatat hasil tersebut
pada Tabel 2.
9. Menghitung waktu 10 getaran rata-rata, kemudian menghitung periode
getarnya. Mencatat hasilnya pada Tabel 2.
10. Mengganti bola pejal dengan benda sesuai urutan pada Tabel 2.
11. Mengulangi langkah 6 sampai dengan 9 untuk setiap benda. Mencatat
hasil tersebut pada Tabel 2.
- Data Percobaan
nst pencacah waktu = 0,001 s
nst neraca = 0,1 g
nst mistar = 0,1 cm
Tabel 1. Data dimensi dan momen inersia benda
No Nama Benda Massa Diameter Diameter Tinggi
(kg) Luar (m) Dalam (m) (m)
1. Bola Pejal 0,5150 0,12 0,120
2. Silinder Pejal 0,5165 0,086 0,154
3. Silinder berongga 0,4975 0,073 0,064 0,060
4. Piringan 213 0,5185 0,231 0,020
5. Piringan 174 0,5295 0,195 0,030
6. Kerucut 0,5100 0,164 0,135
Tabel 2. Data Periode untuk setiap benda
No Nama Waktu 10 Getaran (s) T (s)
Benda
1. Bola 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 0,82
Pejal 61 74 72 73 10 70 71 71 72 70 64 644
2. Silinder 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 0,68
Pejal 56 56 56 53 54 55 54 57 54 54 55 549
3. Silinder 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 0,72
berongga 92 92 94 94 94 94 94 95 96 94 94 939
4. Piringan 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 1,59
213 98 97 97 98 98 98 97 97 98 96 974 74
5. Piringan 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 1,37
714 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 720 2
6. 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 9,4 0,94
Kerucut 75 74 74 74 73 73 75 76 72 75 74 741
Tabel 3
No Waktu 10 Getaran (s)
(s)
1. 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 0,32
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
Variabel bebas = massa benda dan diameter benda
Variabel terikat = waktu sepuluh getaran
Variabel terkontrol = sudut putar
- Analisis Data
1. Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung momen inersia
a. Momen inersia diri

= Konstanta pegas
= Periode Diri (s)
b. Konstanta pegas spiral

c. Momen inersia benda berdasarkan teori


1) Bola Pejal
2) Silinder Pejal

3) Silinder Berongga

4) Piringann 213

5) Piringan 174

6) Kerucut

d. Momen inersi benda berdasarkan percobaan

e. Kesalahan relatif

2. Menentukan koefisien pegas dan momen inersia diri


a. Konstanta pegas

b. Periode diri

c. Inersia diri
3. Menghitung momen inersia benda beserta kesalahan relatifnya
1) Bola Pejal
a. Inersia teoritis

b. Inersia percobaan atau hitung

c. Kesalahan relative

2) Silinder Pejal
a. Inersia teoritis

b. Inersia percobaan atau hitung

c. Kesalahan relative

3) Silinder Berongga
a. Inersia teoritis

b. Inersia percobaan atau hitung


c. Kesalahan relative

4) Piringan 213
a. Inersia teoritis

b. Inersia percobaan atau hitung

c. Kesalahan relative

5) Piringan 174
a. Inersia teoritis

b. Inersia percobaan atau hitung

c. Kesalahan relative

6) Kerucut
a. Inersia teoritis

b. Inersia percobaan atau hitung


c. Kesalahan relative

Tabel 4. Momen inersia benda hasil percobaan


No. Nama Benda T (s) KSR
(%)

1. Bola pejal 0,0007416 0,0016823 0,0000233 97


2. Silinder pejal 0,0004775 0,0012092 0,0000188 96
3. Silinder 0,0005861 0,0009886 0,0000220 96
Berongga
4. Piringam 213 0,0034585 0,0032605 0,0000126 96
5. Piringan 174 0,0024740 0,0027630 0,0000042 100
6. Kerucut 0,0010288 0,0022769 0,0000408 96
- Pembahasan
Dari hasil eksperimen yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
suatu objek dapat mengalami gerakan melingkar jika objek tersebut
dikenai momen gaya. Momen inersia, yang juga disebut sebagai momen
kelembaman, adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar
kecenderungan objek untuk mempertahankan kelembamannya atau
mempertahankan kecepatan sudut dalam gerakan rotasinya. Pada gerakan
rotasi, momen inersia dapat diartikan sebagai ukuran kemampuan objek
untuk mempertahankan kecepatan sudut rotasinya. Semakin sulit objek
untuk berputar atau semakin sulit untuk menghentikan rotasinya, semakin
besar momen inersia dari objek tersebut. Sebaliknya, semakin mudah
objek untuk berputar atau semakin mudah untuk menghentikan rotasinya,
maka momen inersia objek tersebut lebih kecil. Besar momen inersia suatu
objek dapat dihitung dengan mengalikan massa objek tersebut dengan
kuadrat jarak objek terhadap sumbu rotasi, atau dapat dirumuskan sebagai

di mana I adalah momen inersia, m adalah massa objek, dan r adalah jarak
objek terhadap sumbu rotasi.
Dalam rangka eksperimen ini, kami berupaya untuk mengukur
nilai momen inersia suatu objek dengan memanfaatkan peralatan khusus
yang dirancang untuk eksplorasi momen inersia. Data yang diperoleh dari
percobaan mencakup informasi terkait massa dan diameter masing-masing
objek, waktu yang diperlukan untuk 10 getaran setiap objek, periode
getaran masing-masing objek, periode getaran peralatan, dan momen
inersia peralatan itu sendiri. Dengan menggunakan data ini, kami
melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai momen inersia tiap objek
dan menghitung tingkat kesalahan relatif yang mungkin timbul selama
proses pengukuran.
Momen inersia benda diperoleh dengan menggunakan persamaan
, di mana I merupakan momen inersia, T merupakan
periode benda, merupakan periode diri, dan merupakan momen
inersia diri. Dengan menggunakan rumus untuk
mencari kesalahan relatif.
Berdasarkan dari persamaan yang telah digunakan untuk
menganilisis data, diperoleh momen inersia bola pejal sebesar 0,0000233
dengan kesalahan relative sebesar 97%, momen inersia silinder
pejal sebesar 0,0000188 dengan kesalahan relative sebesar 96%,
momen inersia silinder berongga sebesar 0,0000220 dengan
kesalahan relative sebesar 96%, momen inersia piringan 213 sebesar
0,0001260 dengan kesalahan relative sebesar 96%, momen inersia
piringan 174 sebesar 0,0000421 dengan kesalahan relative sebesar
100%, serta momen kerucut sebesar 0,0004097 dengan kesalahan
relative sebesar 96%.
Berdasarkan hasil eksperimen yang kami lakukan, terlihat bahwa
penentuan momen inersia suatu benda tidak hanya bergantung pada massa
benda dan jarak benda terhadap sumbu rotasi, melainkan juga dapat
dihitung melalui periode osilasi benda, periode osilasi alat, dan momen
inersia alat itu sendiri. Namun, dalam percobaan ini, terjadi
ketidaksesuaian antara nilai momen inersia yang dihitung secara teoritis
dan hasil perhitungan eksperimental, menyebabkan tingkat kesalahan
relatif menjadi sangat besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
termasuk kesalahan dalam pengambilan data, kelengkapan data yang
kurang, paralaks, dan kesalahan dalam perhitungan data.
- Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa kami telah memahami konsep momen inersia suatu benda. Momen
inersia merupakan karakteristik suatu benda yang menunjukkan
kemampuannya untuk mempertahankan posisinya dalam gerak rotasi, dan
dapat dianggap sebagai ukuran kelembaman benda yang berotasi atau
berputar pada suatu sumbu tertentu. Setiap benda memiliki momen inersia
yang berbeda tergantung pada dimensi benda tersebut. Momen inersia
benda berbanding lurus dengan kuadrat jarak dari sumbu rotasi, sehingga
semakin besar jaraknya, momen inersia juga akan semakin besar. Momen
inersia juga dapat dianggap sebagai besaran yang menunjukkan
kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaan awalnya, baik itu
dalam keadaan diam atau terus bergerak.
Kami berhasil menentukan momen inersia berdasarkan periode
osilasi benda dan mengacu pada persamaan teoritis. Namun, terdapat
ketidaksesuaian antara nilai momen inersia yang dihitung berdasarkan
persamaan teoritis dan hasil perhitungan eksperimen kami. Hal ini
mengindikasikan kemungkinan adanya kesalahan baik pada tahap
pengambilan data maupun pengolahan data.
- Daftar Pustaka
Pambudi, P. T., Akbar, A., & Nadliroh, K. (2023, July). Analisa Kinerja
Dynotest Berbasis Momen Inersia. In Prosiding SEMNAS INOTEK
(Seminar Nasional Inovasi Teknologi) (Vol. 7, No. 2, pp. 780-792).
Serway, R,A. Jewett, J,W. (2014). Physics for Scientists and Engineers.
Boston, USA : Thomson Brooks Cole.
Wahid, M. A., & Rahmadhani, F. (2019). Eksperimen Menghitung Momen
Inersia dalam Pesawat Atwwood Menggunakan Katrol dengan
Penambahan Massa Beban. Jurnal Phi: Jurnal Penddidikan Fisika
dan Fisika Terapan
Yuberti. 2013. Konsep Materi Fisika Dasar 2. Lampung: Anugrah Utama
Raharja (AURA).
Rustan, R., & Handayani, L. (2020). Penentuan Koefisien Momen Inersia
Benda Tegar Berbasis Arduino. SAINTIFIK: Jurnal Matematika,
Sains, dan Pembelajarannya.
K. Lampiran
• Tugas
1. Pada percobaan di atas, benda-benda memiliki massa yang sama
(hampir sama). Bagaimana dengan momen inersianya, sama atau
berbeda? Mengapa?
Jawab:
Momen inersia benda bisa berbeda meskipun massa hampir
sama karena momen inersia tidak hanya bergantung pada massa
tetapi juga pada distribusi massa terhadap sumbu rotasi, yang
tercermin dalam nilai jari-jari. Dua benda dengan massa yang
hampir identik namun dengan jari-jari yang berbeda akan
memiliki momen inersia yang berbeda pula. Distribusi massa
yang berbeda pada jarak yang berbeda dari sumbu rotasi dapat
menghasilkan perbedaan signifikan dalam momen inersia.
Sebagai ilustrasi, jika sebagian besar massa suatu benda
terdistribusi lebih jauh dari sumbu rotasi, momen inersianya
cenderung lebih besar dibandingkan dengan benda lain yang
massa terkonsentrasi lebih dekat dengan sumbu rotasi. Oleh
karena itu, jari-jari benda memainkan peran penting dalam
menentukan momen inersia, dan perbedaan ini dapat terjadi
meskipun massa benda hampir sama.
- Momen inersia benda berdasarkan teori
a. Bola Pejal

b. Silinder Pejal

c. Silinder Berongga

d. Piringann 213

e. Piringan 174

f. Kerucut

2. Apa yang Anda ketahui mengenai momen inersia sebuah benda?


Jawab:
Momen inersia, juga dikenal sebagai momen kelembaman,
adalah suatu konsep dalam fisika yang mengukur resistensi
sebuah benda terhadap perubahan kecepatan sudut rotasinya.
Momen inersia sebuah benda bergantung pada distribusi massa
benda terhadap sumbu rotasi. Secara matematis, momen inersia
(I) dapat dihitung dengan rumus adalah elemen
massa ke-i dan adalah jarak elemen massa tersebut dari sumbu
rotasi.
Benda-benda dengan momen inersia yang lebih besar
cenderung lebih sulit untuk dirotasikan atau diubah kecepatan
sudutnya, sementara benda dengan momen inersia yang lebih
kecil lebih responsif terhadap perubahan kecepatan sudut.
Momen inersia memiliki peran penting dalam menjelaskan
berbagai fenomena fisika, termasuk rotasi benda padat, gerak
melingkar, dan hukum kekekalan momentum sudut. Momen
inersia juga sering digunakan dalam perhitungan terkait dengan
dinamika benda berputar dan sistem mekanika lainnya.
• Dokumentasi

Gambar 5. Dokumentasi kegiatan praktikum


LAPORAN SEMENTARA

Gambar 6. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai