Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

MOMEN INERSIA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Mekanika Klasik


Yang Dibimbing oleh Sujito S.Pd., M.Si.

Oleh:
Anadya Dewi Shinta Aulia (220322608612)
Khansa Zahra Asyra (220322609527)
Sabrina Arju Valenciya Putri (220322611339)

PROGRAM STUDI S1 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2023
MOMEN INERSIA
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep momen inersia benda.
2. Dapat menentukan momen inersia benda.

B. Dasar Teori
Momen inersia dapat dimiliki oleh setiap benda, manusiapun memiliki
momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai
bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi, dan massa benda. Pada penentuan
momen inersia bentuk tertentu seperti bola silinder pejal, plat segi empat, atau
bentuk yang lain cenderung lebih mudah dari pada momen inersia benda yang
memiliki bentuk yang tidak beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak
bisa dihitung jari-jarinya, sehingga terdapat istilah jari-jari girasi. Jari-jari
girasi ini adalah jari-jari dari benda yang bentuknya tak beraturan dihitung
dari pusat rotasinya. Jari-jari girasi inilah yang membantu pada proses
perhitungan jari-jari momen inersia benda, tetapi pada setiap sisi benda yang
tidak beraturan ini yang menyebabkan momen inersia yang tidak beraturan
sulit untuk dihitung (Giancolli, 2000, hal 226).
Gerak mempunyai sifat umum yang dapat diklasifikasikan sebagai
kinematik. Sifat umum itu berupa asumsi bahwa gerak hanya berada
disepanjang garis lurus baik vertikal, horizontal maupun miring. Objek
bergerak dapat berupa partikel dan setiap bagian bergerak dalam arah dan
kecepatan yang sama (Haliday. D, 2010).
Momen inersia adalah sifat benda yang menunjukkan kecenderungannya
untuk menjaga kecepatan sudutnya, yang mirip dengan peran massa dalam
gerakan translasi. Momen inersia dari suatu benda tegar bervariasi tergantung
pada bentuk benda itu dan juga sumbu putarnya (Giancoli, 2014). Setiap
benda memiliki momen inersia yang unik, yang ditentukan oleh faktor-faktor
seperti jarak kuadrat antara benda tersebut dengan sumbu putar yang
ditentukan, serta massa benda tersebut (Rustan, 2020).

C. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat dan Bahan

Nama alat: Perangkat momen inersia


Fungsi: Menentukan momen inersia dari
1.
berbagai macam benda dengan menggunakan
metode osilasi
Nama alat: Bola pejal
2.
Fungsi: Bahan praktikum momen inersia.

Nama alat: Silinder pejal


3.
Fungsi: Bahan praktikum momen inersia.

Nama alat: Silinder berongga


4.
Fungsi: Bahan praktikum momen inersia.

Nama alat: Piringan 213


5.
Fungsi: Bahan praktikum momen inersia.

Nama alat: Piringan 174


6.
Fungsi: Bahan praktikum momen inersia.

Nama alat: Kerucut


7.
Fungsi: Bahan praktikum momen inersia.

Nama alat: Pencacah waktu


Fungsi:Digunakan bersama gerbang cahaya
8. berfungsi sebagai pendeteksi transisi gelap ke
terang dan transisi terang ke gelap pada saat
suatu benda melewatinya.
Nama alat: Neraca
9. Fungsi: Alat ukur untuk mengetahui massa dan
berat benda.

Nama alat: Penggaris.


10.
Fungsi: Mengukur panjang benda.

Nama alat: Gerbang cahaya.


Fungsi: Digunakan bersama pencacah waktu
11. berfungsi sebagai pendeteksi transisi gelap ke
terang dan transisi terang ke gelap pada saat
suatu benda melewatinya

D. Gambar Set Alat

Gambar 12. Set alat percobaan momen inersia.

E. Prosedur Percobaan
1. Menimbang semua benda yang akan ditentukan momen inersianya.
Mencatat hasilnya pada Tabel 2.
2. Mengukur tinggi dan diameter masing-masing benda. Mencatat hasilnya
pada Tabel 3.
3. Memasang silinder pejal pada set alat momen inersia
4. Menghubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah pewaktu AT-01
5. Menghubungkan alat pencacah pewaktu dengan tegangan 220V AC
kemudian menyalakan alat tersebut. Memilih fungsi CYCLE dengan
menekan tombol FUNCTION. Menekan tombol CH. OVER sebanyak
sepuluh kali untuk membatasi sepuluh getaran yang akan diamati.
6. Menyimpangkan silinder pejal tersebut sebesar 180˚, kemudian
melepaskan sehingga berosilasi. Mencatat waktu 10 getaran yang
ditunjukkan alat pencacah pewaktu pada Tabel 3 sebagai t1
7. Menekan tombol FUNCTION satu kali untuk membuat 0 nilai yang
tampil di layar.
8. Mengulangi langkah 6 dan 7 sebanyak 10 kali. Mencatat hasil tersebut
pada Tabel 3.
9. Menghitung waktu 10 getaran rata-rata, kemudian menghitung periode
getarnya. Mencatat hasilnya pada Tabel 3.
10. Mengganti bola pejal dengan benda sesuai urutan pada Tabel 2.
Melakukan langkah 6 sampai dengan 9 untuk setiap benda. Mencatat hasil
tersebut pada tabel 3.

F. Data Percobaan
Tabel 2. Dimensi dan momen inersia benda
Diameter Diameter
No. Nama Benda Massa (Kg) Tinggi (m)
Luar (m) Dalam (m)
1. Bola Pejal 0,515 - - -
2. Silinder Pejal 0,5165 0,087 - 0,154
Silinder
3. 0,4975 0,072 0,064 0,06
Berongga
4. Piringan 213 0,5205 0,195 - 0,05
5. Piringan 174 0,5185 0,232 - 0,02
6. Kerucut 0,510 0,165 - 0,14

Tabel 3. Periode untuk setiap benda


No Waktu 10 getaran (s)
Nama Benda
. t1 t2 t3 t4 t5 t6
10,8 10,2 9,60
1. Bola Pejal 10,76 9,530 9,444
8 5 0
7,76 8,64 7,74
2. Silinder Pejal 8,441 8,127 7,975
1 0 5
8,66 8,25 8,44
3. Silinder Berongga 8,342 8,161 8,122
4 5 0
18,9 17,8 18,0
4. Piringan 213 18,24 18,89 17,71
2 3 0
16,2 15,8 15,8
5. Piringan 174 15,07 15,42 16,40
4 0 9
12,9
6. Kerucut 11,59 12,28 11,58 11,45 11,80
1
No Waktu 10 getaran (s)
Nama Benda T (s)
. t7 t8 t9 t10 trata
9,10 9,54
1. Bola Pejal 9,263 9,421 9,7796 0,97796
1 7
7,98 7,69
2. Silinder Pejal 7,888 7,911 8,0165 0,80165
3 4
8,24 8,01
3. Silinder Berongga 8,430 8,075 8,2753 0,82753
9 5
17,5 17,2
4. Piringan 213 18,18 17,58 18,02 1,802
7 8
15,7 15,5
5. Piringan 174 15,68 15,60 15,84 1,584
7 3
12,7
6. Kerucut 11,58 11,49 11,31 11,874 1,1874
5

Variabel Bebas : Massa benda, Diameter benda, Tinggi


Variabel Kontrol : Benda
Variabel Terikat : Waktu
Nst Penggaris : 0,001 m
Nst Neraca : 0,0001 kg
Nst Stopwatch : 0,01s

G. Analisis Data
1. Metode Analisis
Dari data yang telah didapat dari praktikum momen inersia kali ini, akan
dilakukan perhitungan beberapa besaran berikut ini
a. Momen inersia diri
k 2
I 0= 2 T 0

keterangan:
k = Konstanta Pegas (0.2789 kg/ms2)
T0 = periode diri (s)

b. Momen inersia berdasarkan teori


- Bola Pejal
2 2
I teori= m R
5
- Silinder Pejal, Piringan 213, dan Piringan 174
1 2
I teori= m R
2
- Silinder Berongga
1
I teori= m ( R1 + R2 )
2 2
2
- Kerucut
3 3
I teori= mR
10
keterangan:
m = massa benda (kg)
R = jari-jari benda (m)

c. Momen inersia berdasarkan data percobaan

( )
2
T
I= 2
−1 I 0
T0
keterangan:
T = periode benda pada saat 10 getaran (s)
T0 = periode diri (s)
I0 = momen inersia diri (kg m2)

d. Periode berdasarkan teori


2
2 4π
T = I + I0
k
keterangan:
I = momen inersia berdasarkan teori (kg m2)
I0 = momen inersia diri (kg m2)

e. Kesalahan relatif

KSR=
| I teori−I
I teori |
×100 %

keterangan:
I = momen inersia berdasarkan data percobaan (kg m2)
Iteori = momen inersia berdasarkan teori (kg m2)

2. Hasil Perhitungan
Tabel 4. Hasil Perhitungan
Nama Iteori Ipercb KSR
I0 (Kgm2) T (s)
Benda (Kgm2) (Kgm2) (%)
Bola Pejal - 0,0740243 - -0,0672677 -
Silinder 143%
0,000488674 0,0740243 10,55699 -0,0694843
Pejal
Silinder 120%
0,0005771 0,0740243 0,1557131 -0,0691864
Berongga
Piringan 0,002474 0,07402434 0,4242203 -0,0510840 216%
213
Piringan 171%
0,00348847 0,0740243 0,5678183 -0,0562987
174
Kerucut 8,59119×10-5 0,0740243 0,0861852 -0,0640713 268%

keterangan:
Iteori = momen inersia berdasarkan teori (kg m2)
I0 = momen inersia diri (kg m2)
T = periode benda berdasarkan teori (s)
Ipercb = momen inersia berdasarkan data percobaan (kg m2)
KSR = Kesalahan relatif (%)

H. Pembahasan
Pada prakti
Tabel 5. Hasil Perhitungan
Ipercb KSR
Nama Benda Iteori (Kgm2) T (s)
(Kgm2) (%)
Bola Pejal - - -0,0672677 -
Silinder Pejal 0,000488674 10,55699 -0,0694843 143%
Silinder Berongga 0,0005771 0,1557131 -0,0691864 120%
Piringan 213 0,002474 0,4242203 -0,0510840 216%
Piringan 174 0,00348847 0,5678183 -0,0562987 171%
Kerucut 8,59119×10-5 0,0861852 -0,0640713 268%

I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka
Giancoli, C. Douglas .2000. ”PHYSICS for Scientist and Engineers”. Prentice
Hall. USA.
Giancoli, D.C. (2014). Physics Principels with Applications. USA: Pearson
Education.
Haliday, D., Resnick, R. dan Ealker, J. 2010. Fisika Dasar 1 Edisi Ketujuh
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rustan. Handayani, L. (2020). Penentuan Koefisien Momen Inersia Benda
Tegar Berbasis Arduino. Universitas Jambi: Jurnal Matematika, Sains, dan
Pembelajarannya hal 125-129.
K. Lampiran
Lampiran 1. Perhitungan Analisis Data
1. Bola Pejal
m=0,515 kg
D=−¿
R=−¿
T 0=3,237
T =0 , 97796 s

 Momen inersia diri


k 2
I 0= 2 T 0

0,2789
I 0= 2
¿

2
I 0=0,074024 3 kg m
 Momen inersia berdasarkan teori
2 2
I teori= m R
5
Momen inersia bola pejal berdasarkan teori tidak dapat dihitung
karena bola pejal tidak memiliki diameter yang terhitung ketika
praktikum
 Periode berdasarkan teori
2
2 4π
T = I + I0
k
Periode bola pejal berdasarkan teori tidak dapat dihitung karena
momen inersia bola pejal berdasarkan teori dan diameter bola pejal
tidak diketahui
 Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
I = 2 −1 I 0
T0

I=
(
( 0,97796 )2
( 3,237 )2 )
−1 ( 0,074024 3 )

I =( 0 , 091276−1 )( 0,074024 3 )
2
I =−0,06726 77 kgm
 Kesalahan Relatif

KSR=
|
I teori−I
I teori|×100 %

Kesalahan relatif bola pejal tidak dapat dihitung karena bola pejal
tidak memiliki diameter dan momen inersia berdasarkan teori.
2. Silinder Pejal
m=0,5165 kg
D=0,087 m
0,087
R= =0,0435 m
2
T 0=3,237
T =0,80165 s

 Momen inersia diri


k 2
I 0= 2 T 0

0,2789
I 0= 2
¿

2
I 0=0 , 07 4024 3 kg m

 Momen inersia berdasarkan teori


1 2
I teori= m R
2
1 2
I teori= (0,5165) ( 0,0435 )
2
2
I teori=0,000488674 kgm

 Periode berdasarkan teori


2
2 4π
T = I + I0
k
2
2 4π (
T = 0,000488674 ) +0,074024 3
0,2789
2
T =0,069172+0,074024 3
2
T =10,55699 s

 Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
I= 2
−1 I 0
T0

( )
2
(0,80165)
I= −1 0,074024 3
(3,237)2
I =(−0,938668 ) 0,074024 3
2
I =−0.06 94843 kgm

 Kesalahan Relatif
KSR=
| |
I teori−I
I teori
×100 %

KSR= |
0,000488674−(−0,0694843)
0,000488674
× 100 % |
KSR=143 %

3. Silinder Berongga
m=0,4975 kg
D=0,072m , 0,064 m
0,072 0,064
R= =0,036 , =0,032 m
2 2
T 0=3,237
T =0,82753

 Momen inersia diri


k 2
I 0= 2 T 0

0,2789
I 0= 2
¿

2
I 0=0,074024 3 kg m
 Momen inersia berdasarkan teori
1
I teori= m ( R1 + R2 )
2 2
2
1
I teori= (0 , 4975) ( (0,036) +(0,032) )
2 2
2
1
I teori= (0,4975) ( 0 ,00232 )
2
2
I teori=0,0005771kgm

 Periode berdasarkan teori


2
2 4π
T = I + I0
k
2
2 4π (
T = 0,000 5771 ) +0,0740243
0,2789
2
T =0,0816888+0,0740243
2
T =0,1557131 s
\
 Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
I = 2 −1 I 0
T0
( )
2
(0 , 8 2753)
I= −1 0,0740243
(3,237)2
I =(−0,9346445 ) (0,0740243)
2
I =−0,0691 864 kgm

 Kesalahan Relatif

KSR=
|
I teori−I
I teori|×100 %

KSR= |
0,000 5771−(−0,0691864 )
0,000 5771
×100 % |
KSR=120 %

4. Piringan 213
m=0,5205 kg
D=0,195 m
0,195
R= =0,0975 m
2
T 0=3,237
T =1,802 s

 Momen inersia diri


k 2
I 0= 2 T 0

0,2789
I 0= 2
¿

2
I 0=0,0740243 kg m

 Momen inersia berdasarkan teori


1 2
I teori= m R
2
1 2
I teori= (0 , 5205) ( 0 , 0 975 )
2
2
I teori=0,002474 kgm

 Periode berdasarkan teori


2
2 4π
T = I + I0
k
2
2 4π (
T = 0 , 00 2474 )+ 0,0740243
0,2789
2
T =0,350196+ 0,0740243
2
T =0,4242203 s

 Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
I= 2
−1 I 0
T0

( )
2
(1,802)
I= −1 0,0740243
(3,237)2
I =(−0 , 690098 ) (0,0740243)
2
I =−0,05108 40 kgm

 Kesalahan Relatif

KSR=
|
I teori−I
I teori
×100 %
|
KSR= |
0 , 00 2474−(−0,0510840)
0 , 00 2474
×100 %|
KSR=216 %

5. Piringan 174
m=0,5185 kg
D=0,232m
0,232
R= =0,116 m
2
T 0=3,232
T =1,584

 Momen inersia diri


k 2
I 0= 2 T 0

0,2789
I 0= 2
¿

2
I 0=0,0740243 kg m
 Momen inersia berdasarkan teori
1 2
I teori= m R
2
1 2
I teori= (0 , 5185) ( 0 , 116 )
2
2
I teori=0 ,00 348847 kgm
 Periode berdasarkan teori
2
2 4π
T = I + I0
k
2
2 4π (
T = 0 , 00 348847 ) +0,0740243
0,2789
2
T =0,493794+ 0,0740243
2
T =0,5678183 s
 Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
I= 2
−1 I 0
T0

( )
2
(1,584)
I= −1 0,0740243
(3,237)2
I =(−0 , 760544 ) (0,0740243)
2
I =−0 , 05 6298 7 kgm
 Kesalahan Relatif

KSR=
|
I teori−I
I teori |
×100 %

KSR= |
0 , 00 348847−(−0,0562987)
0 , 00348847 |
×100 %

KSR=171 %
6. Kerucut
m=0,510 kg
D=0,165 m
0,165
R= =0,0825 m
2
T 0=3,237
T =1,1874

 Momen inersia diri


k 2
I 0= 2 T 0

0,2789
I 0= 2
¿

2
I 0=0,0740243 kg m
 Momen inersia berdasarkan teori
1 2
I teori= m R
2
1 2
I teori= (0 , 510) ( 0 , 0 825 )
2
−5 2
I teori=8,59119×10 kgm
 Periode berdasarkan teori
2
2 4π
T = I + I0
k
2
4π (
8,59119× 10 ) + 0,0740243
2 −5
T =
0,2789
2
T =0,0121609+0,0740243
2
T =0,0861852 s
 Momen inersia berdasarkan percobaan

( )
2
T
I= 2
−1 I 0
T0

( )
2
(1 ,1874)
I= −1 0,0740243
(3,237)2
I =(−0,865442 ) (0,0740243)
2
I =−0 , 06 40713 kgm
 Kesalahan Relatif

KSR=
|
I teori−I
I teori |
×100 %

KSR= |
0,002474−(−0,0640713)
0,002474
× 100 % |
KSR=268 %
Lampiran 2. Tugas
1. Pada percobaan diatas, benda-benda memiliki massa yang (hamper sama).
Bagaimana dengan momen inersianya, samaa tau berbeda? Mengapa?
Jawab:
Pada percobaan ini, nilai momen inersia dari setiap benda berbeda
meskipun massanya hamper sama. Hal ini terjadi karena momen inersia
tidak hanya bergantung pada massa tapi juga bergantung pada ukuran,
pada hal ini yang dimaksud adalah diameter yang berbeda, perbedaan
inilah yang menyebabkan momen inersia setiap benda berbeda. Berdasar
pada rumus momen inersia sebanding dengan kuadrat jari-jari. Jadi,
semakin besar jari-jari benda tersebut maka semakin besar pula momen
inersianya.
2. Apa yang anda ketahui mengenai momen inersia sebuah benda?
Jawab:
Momen inersia adalah sifat suatu benda yang tetap pada posisinya setelah
rotasi. Bisa juga disebut ukuran inersia suatu benda yang berputar atau
berputar pada titik sumbu tertentu. Benda yang satu dengan benda yang
lain mempunyai momen inersia yang berbeda, yaitu bergantung pada
kuadrat jarak benda dari sumbu rotasi dan massa benda. Jika kita melihat
sekeliling kita akan dengan mudah melihat banyak benda yang berputar
atau berputar seperti roda mobil, ban berjalan, mainan yoyo, dan masih
banyak lagi benda berputar lainnya. Benda yang berputar mempunyai
besaran yang tidak dimiliki benda yang bergerak beraturan,
termasuk momen inersia.
Lampiran 3. Dokumentasi

Gambar 13. Dokumentasi Percobaan


Lampiran 4. Laporan Sementara
Gambar 14. Laporan Sementara
Lampiran 5. Cek Plagiasi

Gambar 15. Cek Plagiasi

Anda mungkin juga menyukai