Anda di halaman 1dari 18

KEKEKALAN

MOMENTUM SUDUT
ASISTEN
ASTIN SULASTRI
A24121047
Kelompok 1
HARDIANTI LUTFIAH A24122004
SALSABILA A24122006
BERKAT PURAPANDE A24122012
SYAFIKAH NUR A24122020
SITI FAITUL HIDAYAH A24122029
MOH. BAGAS ADIAFIT A24122035
Untuk MUSTAFIA
mengungkap A24122047
fakta NUR
yang KUMALADEWI
belum A24122060
diketahui oleh manusia
ANDI CITRALYA ANANDA A24122074
SABRI NURDIN A24122089
REGINA CALISTA AGATHA TALOKON A24122108
I.TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :


1. Menyelidiki kekekalan momentum sudut pada cincin yang
dijatuhkan pada disk yang berputar.
2. Menentukan kecepatan sudut melalui grafik ω-t
3. Menentukan rotasi inersia awal dan akhir.
4. Menentukan momentum sudut awal dan akhir.
5. Menentukan energi kinetic rotasi awal dan akhir.
II.ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
1. Sensor gerak rotasi 1 buah
2. Aksesoris rotasi (cincin, disk dan katrol) 1 buah
3. Jangka sorong 1 buah
4. Dasar statif besar 1 buah
5. Batang baja 45 cm 1 buah
6. 850 universal interface 1 buah
7. Pasco Capstone Software
8. Neraca Digital 1 buah
9. Mistar 30 cm 1 buah
III.DASAR TEORI
Momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-
benda yang bergerak pada lintasan yang lurus. Dalam kehidupan
sehari-hari, tidak semuabenda selalu bergeraksepanjang lintasan
lurus, secara matematis, momentum sebuah benda merupakan hasil
kali antara massa (m) benda itu dan kecepatan (v) geraknya (Tipler,
1998).
p=mv
Keterangan :
L = momentum sudut (kg.𝑚2/s)
I = momen inersia (kg.𝑚2)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
III.DASAR TEORI
Momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-benda
yang bergerakpada lintasan lurus, sedangkan momentumsudut
merupakan momentumyang dimiliki oleh benda-benda yang melakukan
gerak rotasi. (Tipler, 1998).

Dikatakan sudut, karena ketika melakukan gerak rotasi, setiap benda


mengitari sudut tertentu. Dalam hal ini, benda berputar terhadap poros
alias sumbu rotasi. Persamaan momentum sudut itu mirip dengan
persamaan momentum linear. Kita tinggal menggantikan besaran-
besaran linear (besaran gerak lurus) pada persamaan momentum
dengan besaran-besaran sudut (besarangerak rotasi). (Tipler, 1998).
IV.PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Menimbang massa cincin, disk, dan katrol menggunakan neraca digital
3. Mengukur jari-jari dalam dan luar cincin serta jari-jari luar disk dan katrol menggunakan jangka sorong
4. Menyusun alat seperti pada gambar di bawah ini

5. Menghubungkan sensor gerak rotasi dengan input 850 universal interface yang terhubung dengan
Capstone software pada komputer
6. Memegang cincin dan memusatkannya pada disk 2 sampai 3 mm di atasnya
7. Memutar disk searah jarum jam sekitar 20-30 rad/sec dan kemudian memulai mengumpulkan data dengan
mengklik tombol RECORD.
8. Menjatuhkan cincin ke disk yang berputar setelah 2 detik
9. Menyimpan data dengan label "Cincin 1"
10. Mengumpulkan data Setelah empat detik, kemudian mengklik STOP.
11. Mengukur jarak minimum antara cincin dan tepi disk.
12. Mengulangi langkah 6-11 sebanyak dua kali. Dan memberikan Label perlakuan "Cincin 2" dan "Cincin3”.
13. Memasukkan data ke dalam hasil pengamatan
V. HASIL PENGAMATAN

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan yang kami


lakukan adalah:

NST Neraca Digital = 1 × 10−4 gram


NST jangka Sorong = 0.02 × 10−5mm
NST Mistar = 1 × 10−5m
V. HASIL PENGAMATAN
V. HASIL PENGAMATAN
VI. ANALISIS DATA
Adapun analisis data yang kami peroleh berdasarkan hasil
pengamatan adalah:
VI. ANALISIS DATA
VI. ANALISIS DATA
VII. PEMBAHASAN

Momentum angular sebuah partikel didefinisikan dalam sebuah


partikel yang bergerak dalam lingkaran berjari-jari r dengan
kecepatan angular (0). momentum angular L relatif terhadap pusat
lingkaran didefinisikan sebagai hasilkali besarnya momentum linear
mv dan jari-jari r. L = mvr = m(ro)r = mr2 (0) I o,dengan I = mr2
adalah momen inersia partikel terhadap sumbu yang melalui
pusatlingkaran dan tegak lurus bidang gerakan. arah L sama
dengan arah 0). untuk gerakan berlawanan arah jarum jam, o dan
L biasanya diambil positif; sehingga untuk gerakan searah jarum
jam, nilai besaran itu adalah negatif.

Pada hasil pengamatan juga terlihat grafik hubungan antara


kecepatan sudut dengan waktu. adapun hubungannya yaitu
berbanding lurus semakin lama waktu berotasi, kecepatan sudut akan
semakin besar dan sebaliknya. grafik ini juga menunjukkan definisi
dari percepatan sudut dengan satuan rad/𝑠 2
VII. PEMBAHASAN

Adapun perbandingan literatur pada percobaan ini dimana pada saat


cincin belum dijatuhkan ke atas cakram, kecepatan awal cakram
sangat besar, dan kecepatan cakram menurun secara drastis ketika
cincin dijatuhkan. hal ini disebabkan karena momentum sudut adalah
kekal. ketika cakram berputar, momen inersianya lebih kecil. agar
momentum sudut L tetap sama seperti semula, maka kecepatan sudut
harus lebih besar. Menurut hukum kekekalan momentum sudut, jika
tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem atau t(touw)
sama dengan nol, maka momentum sudut sistem selalu konstan artinya
tidak berubah sepanjang waktu baik itu besar maupun arahnya. pada
hasil analisa data yang diperoleh momentum sudut awal (Li) tidak
sama dengan momentum sudut akhir (Lf). hal ini tidak sesuai dengan
hukum kekekalan momentum sudut.adapun hal yang menyebabkan
tidak terbuktinya kekekalan momentum sudut pada percobaan ini,
dapat disebabkan oleh adanya momen gaya akibat gaya luar seperti
dorongan angin atau dorongan lain dari luar.
VII. PEMBAHASAN

Adapun kesalahan yang terjadi pada percobaan ini yang


pertama adalah kesalahan umum. kesalahan ini disebabkan
oleh pengamat, dimana pengamat kurang terampil dalam
menggunakan instrumen, posisi mata saat membaca skala
yang tidak benar dan kekeliruan dalam membaca skala. yang
kedua ialah kesalahan sistemik. kesalahan ini di sebabkan
oleh instrumen atau alat ukur
VIII. KESIMPULAN

Momentum angular sebuah partikel didefinisikan dalam sebuah partikel yang bergerak
dalam lingkaran berjari-jari r dengan kecepatan angular 𝜔. Hukum kekekalan momentum
sudut menyatakan bahwa jika sebuah system terisolasi dari sekitarnya, sehingga tidak
ada gaya atau torsi eksternal yang bekerja padanya, maka energi, momentum linear, dan
momentum angular adalah kekal.

Pada percobaan ini kecepatan sudut dapat ditentukan dengan cara merangkai alat dan
bahan yang digunakan pada percobaan sesuai prosedur kerja. Kemudian, menekan
tombol RECORD pada Pasco Capstone Software dan memutar disk searah jarum jam.
Setelah dua detik, menjatuhkan cincin keatas disk tersebut selama dua detik dan menekan
tombol STOP. Dan kecepatan sudut dapat diamati pada grafik yang terbentuk.

Rotasi inersia dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 1 2 M(R12 + R22)MX2.


Momentum sudut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Li = 𝜔I+ Ii. Dan
energi kinetic rotasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 𝐸𝐾𝑖 = 1 2 𝐼𝑖 + ωi 2
SEKIAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai