Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

“JENIS PERILAKU DAN CIRI KARAKTER YANG BAIK”

OLEH :

KELOMPOK 3

BAGUS DWI SETIAWAN A24120042


HARDIANTI LUTFIAH A24122004
BERKAT PURAPANDE A24122012
NAHDATUL RAHMI A24122019
KHUSNUL BILFAT A24122028
SITI FAITUL HIDAYAH A24122029
SRI WAHYUNI ULANDARI A24122040
NUR KUMALADEWI A24122060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua anugerah-Nya, yang
memungkinkan kami untuk menyelesaikan makalah mengenai "Jenis Perilaku dan Ciri
Karakter yang Baik" dengan sebaik mungkin.Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi di Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Tadulako. Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada
bapak dosen pengampuh mata kuliah ini yang telah mempercayakan kami untuk menyusun
makalah ini. . Kami memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan pada makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi serta menambah wawasan
bagi para pembaca. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 12
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 13
BAB 1.................................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN................................................................................................................. 14
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 14
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 14
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 15
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 16
2.1 Pengertian Karakter ................................................................................................ 16
2.2 Jenis jenis Perilaku Yang Baik ............................................................................... 19
2.3 Ciri ciri Karakter Yang Baik .................................................................................. 21
2.4 Peran Orang Tua dan Guru dalam Pembentukan Karakter Pada Anak .................. 22
BAB III.................................................................................................................................. 25
PENUTUP ............................................................................................................................. 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 26
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat indonesia
melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan
suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada
anak-anak. "dari berbagai peristiwa saat ini, mulai dari kasus Prita, Gayus Tambunan
hingga yang terakhir Makam Priok tentunya kita menjadi sadar betapa pentingnya
pendidikan karakter ditanamkan sejak dini, "Tutur Menteri Pendidikan Nasional,
Prof. Yahya Muhaimin dalam Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa yang diselenggarakan Kopertis VI di Hotel Patra Jaya,
kamis (15 april 2010). Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa masyarakat ternyata
mampu melakukan tindakan kekerasan yang sebelumnya mungkin belum pernah
terbayangkan. Hal itu karena globalisasi telah membawa kita pada penuhanan"
materi hingga terjadi ketidakseimbangan antara pembangunan ekonomi dan tradisi
kebudayaan masyarakat.

Berdasarkan fenomena tersebut dan menyadari akan pentingnya pendidikan


karakterlah, makalah ini dihimpun. Makalah yang bertajuk Jenis Perilaku dan Ciri
Karakter Yang Baik ini mampu dijadikan acuan dalam pengembangan dan
pendidikan karakter bagi masyarakat terutama anak-anak. Selain memberikan
pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan karakter, makalah ini juga
menyajikan kisah- kisah nyata yang kerap dialami masyarakat umum dalam
mendidik anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk
membangun karakter yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Menjelaskan Pengertian Karakter
2. Menjelaskan jenis-jenis perilaku yang baik.
3. Menjelaskan ciri-ciri karakter yang baik.
4. Menjelaskan peran orang tua dan guru dalam pembentukan karakter pada anak.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami jenis-
jenis perilaku dan ciri karakter yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karakter


Karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan
atau tingkah laku. Maka, orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku jelek
maka dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 623), karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain. Di sini, karakter juga bisa dipahami sebagai tabiat atau watak. Dengan
demikian, orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki karakter,
mempunyai kepribadian, atau berwatak.

Menurut Simon Philips (dalam Fatchul Mu’min., 2011: 160), karakter


adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Karakter baik dimanifestasikan
dalam kebiasaan baik di kehidupan sehari-hari, seperti pikiran baik, hati baik, dan
tingkah laku yang baik. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik dan
melakukan yang baik. Sebaliknya, orang yang mempunyai kebiasaan buruk dan
sering berperilaku menyimpang maka orang tersebut dikatakan orang dengan
karakter buruk.
Peterson dan Seligman (dalam Gedhe Raka, dkk., 2011: 37) mengkaitkan
secara langsung character strength dengan kebajikan. Character strength
dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues).
Salah satu kriteria utama character strength adalah bahwa karakter tersebut
berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang
dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain,
dan bangsanya.
Fatchul mu’in (2011: 161-162) mempertegas pengertian karakter dengan
memberi ciri-ciri karakter, antara lain sebagai berikut:
1) Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang lain sedang
melihat kamu” (character is what you are when nobody is looking);
2) Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan (character is the
result of values and beliefs);
3) Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua (character
is a habit that becomes second nature);
4) Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang lain
terhadapmu (character is not reputation or what others think about you);
5) Karakter bukanlah seberapa baik kamu daripada orang lain (character is not
how much better you are than others);
6) Karakter tidak relative (character is not relative).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa karakter bersifat memancar
dari dalam ke luar (inside-out). Artinya, kebiasaan baik tersebut dilakukan bukan
atas permintaan atau tekanan dari orang lain melainkan atas kesadaran dan
kemauan sendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karakter
adalah kualitas moral seseorang dalam bertindak dan berperilaku sehingga menjadi
ciri khas individu dan dapat membedakan dirinya dengan individu lainnya.
Fatchul Mu’in (2011: 167-182) mengungkapkan bahwa ada beberapa unsur
dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis yang berkaitan dengan
terbentuknya karakter pada diri manusia tersebut. Unsur-unsur ini menunjukan
bagaimana karakter seseorang. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1. Sikap
Sikap seseorang merupakan bagian dari karakter, bahkan dianggap
cerminan karakter seseorang tersebut. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap
sesuatu yang ada dihadapannya, biasanya menunjukan bagaimana karakter
orang tersebut. Jadi, semakin baik sikap seseorang maka akan dikatakan orang
dengan karakter baik. Dan sebaliknya, semakin tidak baik sikap seseorang
maka akan dikatakan orang dengan karakter yang tidak baik.
2. Emosi

Emosi merupakan gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia,


yang disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan
proses fisiologis. Tanpa emosi, kehidupan manusia akan terasa hambar karena
manusia selalu hidup dengan berfikir dan merasa. Dan emosi identik dengan
perasaan yang kuat.
3. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor
sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar” atau “salah” atas dasar
bukti, sugesti otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah penting dalam
membangun watak dan karakter manusia. Jadi, kepercayaan memperkukuh
eksistensi diri dan memperkukuh hubungan dengan orang lain.
4. Kebiasaan dan Kemauan
Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis pada waktu yang lama, tidak direncanakan dan diulangi berkali-
kali. Sedangkan kemauan merupakan kondisi yang sangat mencerminkan
karakter seseorang karena kemauan berkaitan erat dengan tindakan yang
mencerminkan perilaku orang tersebut.
5. Konsepsi diri (Self-Conception)
Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak
sadar tentang bagaimana karakter dan diri seseorang dibentuk. Jadi, konsepsi
diri adalah bagaimana saya harus membangun diri, apa yang saya inginkan dari
diri saya, dan bagaimana saya menempatkan diri dalam kehidupan.

Unsur-unsur tersebut menyatu dalam diri setiap orang sebagai bentuk


kepribadian orang tersebut. Jadi, unsur-unsur ini menunjukan bagaimana karakter
seseorang. Selain itu, unsur-unsur tersebut juga dapat dijadikan pedoman dalam
mengembangkan dan membentuk karakter seseorang.
2.2 Jenis jenis Perilaku Yang Baik
Perilaku dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu perilaku refleksif dan perilaku
nonrefleksif.
1. Perilaku refleksif
Perilaku refleksif merupakan perilaku manusia yang ditimbulkan oleh
reaksi secara spontan terhadap stimulus yang ada, maupun otomatis.
Contohnya, ketika jari kita secara tidak sengaja menyentuh benda panas,
otomatis kita akan menarik jari kita atau Mata yang otomatis berkedip ketika
terkena cahaya silau, dan sebagainya. Di dalam perilaku refleksi juga ada
perilaku naluri. Perilaku naluri merupakan gerak refleks yang kompleks atau
rangkaian tahapan. Ada tiga gejala yang menyertai perilaku naluri , seperti
pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan atau motif, dan
sebagainya.
2. Perilaku nonrefleksif
Perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak, Stimulus
diterima oleh reseptor, kemudian diteruskan kepada otak untuk direspon
melalui efektor. Proses yang terjadi dalam otak dinamakan proses psikologis.
Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk dan dapat dikendalikan.
Perilaku ini dapat berubah setiap saat sebagai hasil dari proses belajar.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa contoh tentang perilaku
terpuji diantara lain:
a. Bertanggung Jawab
Tanggung jawab adalah tindakan yang bersungguh-sungguh dan
menerima segala risikonya. Bertanggung jawab membuat teman-teman bisa
melakukan kewajiban dengan baik dan menjadi salah satu perilaku terpuji.
Misalnya, setiap pagi hari kita harus merapikan tempat tidur agar kamar
selalu rapi dan bersih.
b. Jujur
Jujur adalah bertindak sesuai kebenaran atau fakta dan tidak
menyembunyikan sesuatu. Bersikap jujur bisa menyelamatkan teman-teman
dan menghindari sikap suka berbohong. Misalnya, ketika mengerjakan soal
ujian, teman-teman sebaiknya bersikap jujur dengan tidak mencontek
jawaban orang lain.
c. Amanah
Amanah artinya adalah bisa dipercaya. Teman-teman harus menjadi orang
yang dapat dipercaya baik perkataan dan tindakannya. Dengan begitu, kita
bisa menjadi pemimpin bagi orang lain maupun diri sendiri. Misalnya, kita
harus amanah ketika melakukan tanggung jawab yang sudah diserahkan dan
diselesaikan dengan baik.
d. Rendah Hati
Rendah hati adalah sikap yang menyadari kemampuan diri sendiri dan
tidak bersifat sombong. Dengan bersikap rendah hati, kita dapat menyadari
kesalahan diri dan memperbaikinya. Misalnya, teman-teman tetap harus
bersikap rendah hati dari apa yang kita miliki, meskipun orang lain
melihatnya sebagai kelebihan.
e. Tolong Menolong
Tolong menolong adalah sikap membantu orang lain yang kesusahan dan
meringankan bebannya. Sikap tolong menolong harus dijaga, karena pada
dasarnya manusia sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan pertolongan
orang lain. Misalnya, ketika teman-teman melihat ada orang yang terjatuh
dari sepeda, kita bisa menanyakan kondisinya dan membantunya berdiri.
f. Dermawan
Dermawan adalah memberikan sebagian yang kita punya kepada orang
lain yang lebih membutuhkan. Misalnya, ketika ada bencana alam teman-
teman bisa membantu melalui sumbangan berupa uang atau bahan
makanan.
g. Toleransi
Toleransi adalah sikap yang menghargai sesama manusia dari manapun
asal latar belakangnya. Sehingga, perbedaan tersebut bukanlah halangan
untuk berteman maupun saling tolong menolong. Misalnya, ketika ada
teman yang sukunya berbeda, kita tetap harus menerimanya dan tidak
membeda-bedakannya.
2.3 Ciri ciri Karakter Yang Baik
Berikut ini adalah ciri-ciri orang yang memiliki karakter dan kepribadian yang
baik, antara lain :

a. Senang melakukan kebaikan


Orang yang memiliki kepribadian yang baik akan senang untuk melakukan
kebaikan seperti berbagi, memberi, menolong orang lain dsb. Dengan melakukan
hal tersebut, orang berkepribadian baik ini akan merasa lebih tenang, nyaman
dan bahagia. Sebaliknya, jika dia mengabaikannya, maka akan timbul kesedihan
dan keresahan dalam dirinya.
b. Bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukan
Berani berbuat maka harus berani bertanggungjawab. Hal tersebut menjadi
salah satu aturan tidak tertulis yang telah terpatri di dalam pikiran orang dengan
kepribadian baik. Jadi, sebelum bertindak dia akan lebih berhati-hati dengan
memikirkan konsekuensi atas tindakannya. Ketika apa yang dia lakukan adalah
salah, maka dia tidak segan-segan minta maaf.
c. Mengharagai diri sendiri dan orang lain
Tidak ada orang yang mau menghargai orang lain yang mengabaikan atau
merendahkannya. Karena itu, orang berkepribadian baik akan berusaha untuk
menghargai orang lain tanpa lupa untuk menghargai dirinya sendiri. Dia tahu
bahwa diabaikan atau direndahkan adalah hal yang menyakitkan sehingga dia
tidak mau orang lain mengalami hal tersebut karena sikapnya.
d. Jujur dan memiliki empati terhadap orang lain
Jujur merupakan hal pokok yang selalu dimiliki oleh orang dengan
kepribadian baik. Karena berbohong hanya akan menimbulkan kegelisahan di
hatinya. Namun, kejujuran yang dia lakukan selalu dibarengi dengan empati
sehingga apa yang dikatakannya tak akan sampai menyinggung hati orang lain.
2.4 Peran Orang Tua dan Guru dalam Pembentukan Karakter Pada Anak
1. Peran orang tua dalam pembentukan karakter pada anak
Peran orang tua dalam pembentukan karakter pada anak merupakan peran
utama dan sangat penting karena orang tua memiliki tanggung jawab untuk
menciptakan kepribadian anak yaitu mengajarkan atau membentuk anak untuk
berperilaku baik di sekitar masyarakat bahkan di hadapan Tuhan Yang Maha
Esa. Menciptakan anak-anak Kepribadian adalah menciptakan anak yang
berkarakter baik.
a. Ajarkan tentang kejujuran
Kejujuran bukanlah karakter yang muncul dengan sendirinya dan
bukanlah sikap yang muncul dengan sendirinya. Orang tua diharapkan dapat
memberikan teladan tentang sikap jujur dalam segala hal di depan anak
mereka. Kita perlu memberitahu anak-anak bahwa kejujuran akan selalu
menang dan setiap kebohongan akan hilang, dan kita perlu mengatakan
bahwa tidak ada ruang untuk kebohongan.
b. Mengajar keberanian
Mengajarkan keberanian kepada anak berarti memberi mereka
pemahaman, dan mental sikap tentang keberanian. Berani melakukan sesuatu
yang berbau religius dan bimbingan yang disertai dengan keberanian
tanggung jawab. Jangan biarkan anak-anak berubah menjadi pemalu dan
orang pengecut. Sikap seperti ini akan menyebabkan anak tidak bisa berbuat
apa-apa apa pun di depan orang lain.
c. Pelajaran kesederhanaan
Orang tua bertanggung jawab membekali anaknya dengan sikap
kesederhanaan, jadi suatu hari nanti anak-anak tidak akan bertanya terlalu
banyak. Cara mengajarkan kesederhanaan adalah dengan memberikan contoh
sikap kesederhanaan orang tua. Sedikit bicara tetapi memberi banyak contoh
adalah sebuah cara efektif untuk mengajarkan kesederhanaan. Orang tua
tidak diperbolehkan memberikan cara yang mewah pelajaran hidup,
kesederhanaan adalah cara terbaik.
d. Pelajaran pikiran lurus
Cara praktis untuk mengajar anak-anak berpikir lurus adalah dengan
membuat anak-anak memanfaatkan cara berpikir logis mereka. Hukum sebab
dan akibat penting untuk disampaikan kepada anak-anak sebagai dukungan
berpikir yang meremehkan. Untuk membuat anak-anak berpikir jernih dan
lebar adalah mengajak mereka berdiskusi, sehingga terjalin komunikasi
antara orang tua dan anak-anak diharapkan tidak sampai terputus oleh
aktivitas kerja. Anak-anak diformat terbuka lebar di depan keluarga mereka.
e. Pelajaran tanggungjawab
Tanggung jawab adalah mengerjakan setiap tugas dengan baik. Untuk
menciptakan tanggung jawab kita perlu memberikan variasi tugas atau
pekerjaan untuk anak-anak. Hal yang harus diperhatikan oleh orang tua
adalah tugas yang anak-anak lakukan bukan untuk melihat hasil ini hanya
untuk memberi mereka tanggung jawab, itu saja hal yang penting. Jika kita
melihat anak-anak melakukan beberapa kesalahan saat mereka melakukan
tugasnya, jangan marah secara langsung. Memarahi mereka dengan kata-kata
yang akrab, lembut, dan berhati dingin sementara ajari mereka bagaimana
melakukan tugas mereka. Ajarkan tanggung jawab kepada anak diupayakan
dengan sebuah cara yang efektif dan menyenangkan.
f. Pelajaran disiplin
Dari bahasa aslinya (disiplin: Inggris) berarti garis urutan. Garis
pesanan terikat antara sikap seseorang dengan aturan / hukum / adat
masyarakat tempat seseorang tersebut perilaku sedang terjadi. Tujuan
pendisiplinan anak adalah agar anak bisa berperilaku seperti yang diharapkan
oleh lingkungan masyarakat.
2. Peran guru dalam pembentukan karakter pada anak
Guru menjadi tokoh yang menanamkan nilai-nilai terpuji bagi siswa,
memperbaiki perilaku yang buruk menjadi benar dan menjelaskan apa yang
harus dan tidak harus dilakukan. Guru sebagai pengajar; membuat peserta didik
yang semula tidak tahu akan sesuatu menjadi tahu, guru adalah sumber
pengetahuan bagi siswanya. Guru atau pendidik juga memiliki peran yang sangat
bagi seorang anak dalam pembentukan karakter, karena di lingkungan sekolah
anak-anak akan diciptakan menjadi manusia berkualitas tinggi setelah
pendidikan yang diberikan oleh keluarga. Menurut Megawangi (2003), anak-
anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci
dapat berkembang dengan optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja
lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak keluarga, sekolah ,
media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya, maka dari itu guru harus turut
andil dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan
generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua
pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari
semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan "PR" yang sangat penting
untuk dilakukan segera.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai,
menekankan aplikasi nilai kebaikan dalam tindakan. Orang berkarakter baik
memiliki sifat-sifat moral yang positif, sementara yang berkarakter jelek cenderung
tidak jujur, kejam, atau rakus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter
adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang. Simon
Philips mengaitkan karakter dengan tata nilai yang mendasari pemikiran, sikap, dan
perilaku. Fatchul Mu’in menekankan karakter sebagai hasil dari nilai-nilai,
keyakinan, dan kebiasaan yang menjadi sifat alamiah. Karakter bersifat inside-out,
dilakukan atas kesadaran dan kemauan sendiri. Unsur-unsur karakter melibatkan
sikap, emosi, kepercayaan, kebiasaan, dan konsepsi diri. Nilai-nilai karakter
mencakup aspek religius, personal, dan sosial, seperti jujur, bertanggung jawab, dan
cinta ilmu. Pembentukan karakter melibatkan keluarga, sekolah, dan lingkungan.
Keluarga memiliki peran utama, sementara sekolah memperkuat otonomi siswa.
Pembentukan karakter memerlukan kesadaran, keyakinan, dan motivasi instrinsik,
serta kaidah kebertahapan, kesinambungan, momentum, dan pembimbingan. Jenis
perilaku baik mencakup perilaku refleksif (alamiah) dan nonrefleksif (dikendalikan
oleh otak). Contoh perilaku terpuji melibatkan tanggung jawab, kejujuran, amanah,
dan rendah hati.
DAFTAR PUSTAKA

Gischa. (2021). Jenis Jenis Perilaku Manusia. Kompas.com.


Hikmawan. (2022). 4 Ciri Orang Berkepribadian Baik. Yoursay.id.
Merio. (2023). Pengertian Karakter dan Penjelasannya Menurut Para Ahli. Gramedia.
Nugraha. (2009). Peran Orang Tua dan Guru dalam Pembentukan Karakter Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai