Anda di halaman 1dari 21

Laporan Lengkap

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PERCOBAAN 1
ELASTISITAS

KELOMPOK 2

UNI KARMEDA (A24122008)


MOH. IKHSAN (A24122016)
SITI FAITUL HIDAYAH (A24122029)
SRI WAHYUNI ULANDARI (A24122040)
SERLIYANTI GLORI TUNGGELE (A24122092)
SUKMA (A24122104)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
LEMBAR KOREKSI

KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : AKBAR BIRRKAHFI

No Hari/Tanggal Koreksi Paraf

1. Minggu, 2 april Perbaiki : A


2023
 Sampul
 Tujuan percobaan
 Dasar teori
 Hasil pengamatan
 Analisis data
 Pembahasan

2. Rabu, 5 april 2023 Perbaiki ; AC-

 Dasar Teori
 Analisis Data
 pembahasan

3. Kamis, 6 april 2023 Perbaiki : ACC

 format penulisan
PERCOBAAN I
ELASTISITAS

I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.1 Tujuan Pembelajaran Umum
Memahami konsep elastisitas suatu bahan melalui percobaan.
1.2 Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mengamati sifat elastisitas bahan
2. Mengukur / menghitung elastisitas bahan
3. Membuat grafik hubungan antara tegangan dan renggangan.

II. Dasar Teori


Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali pada
keadaan semula apabila gaya yang mengubah atau terdapat pada benda itu
telah menghilang. Elastisitas dapat juga berarti kecenderungan yang terjadi
pada suatu benda untuk berubah dari keadaan semula baik berupa perubahan
panjang, lebar. maupun tinggi. tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan
oleh gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan
bentuk kembali seperti semula. (Halliday, 2011). Benda-benda yang
memiliki sifat elestisitas antara lain pada umumnya adalah karet dan pegas,
karena karet dan pegas dapat kembali kepada keadaaan sebelumnya jika
gaya yang terjadi pada benda-benda tersebut telah dihilangkan.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua,
yaitu benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki
kemampuan untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang
diterapkannya dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah
benda yang tidak dapat kembali kebentuk dan ukuran semula saat gaya yang
diterapkan dihilangkan.
Sifat Mekanis adalah sifat-sifat dari bahan yang berkaitan dengan
kelakuan (behavior) terhadap pembebanan mekanik pada sebuah logam.
Sifat-sifat ini perlu dipertimbangkan ketika menentukan produk material
konstruksi berbahan logam yang akan digunakan serta proses pengolahan
yang dilakukan. Sifat-sifat mekanis dari sebuah bahan material tersebut
didasarkan pada hasil percobaan dengan melakukan pembebanan yang
meliputi keadaan beban, arah beban, dan lama waktu pembebanan. Berikut
ini adalah beberapa sifat mekanis bahan material yang dapat mempengaruhi
bagaimana sebuah material merespon beban yang bekerja padanya :
1. Kekakuan (Stiffness)
Kekakuan merupakan kemampuan renggang pada sebuah material
terhadap tegangan tinggi, tanpa diikuti regangan yang besar.
2. Kekuatan (Strength)
Ketika sebuah bahan logam dikenai tegangan paling besar maka
akan terjadi renggang sebelum rusak atau patah (failure). Nah, nilai
kekuatan pada sifat mekanik bahan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Yield strength (kekuatan luluh), ialah tegangan minimum
ketika suatu material logam kehilangan sifat elastisnya.
 Tensile strength (kekuatan tarik), ialah tegangan maksimum
yang bisa ditahan oleh sebuah material logam ketika
diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut rusak
(failure).
Yang pasti adalah tidak ada satu nilai yang cukup bisa untuk
mendefinisikan kekuatan, karena perilaku bahan produk berbeda
terhadap beban dan sifat pembebanan. Oleh karenanya terdapat
kekuatan tarik maksimum yang menentukan kisaran nilai yang
diizinkan pada pembebanan ataupun uji tarik.
3. Kekerasan (Toughness)
Yaitu sifat mekanis material yang dipengaruhi oleh beban impack
tinggi atau beban kejut. Jika sebuah material mendapat beban
impack, maka sebagian energi diserap dan sebagian energi
dipindahkan.
4. Kelenturan (Resilience)
Yaitu sifat mekanis material yang ditunjukkan dengan menerima
beban impack tinggi (pembebanan cepat), tanpa menimbulkan
tegangan lebih pada batas elastis. Proses ini diubah dalam berbagai
respon dengan menyerap energi selama proses pembebanan
disimpan dan dikeluarkan jika material tidak dibebani.
Elastisitas juga berkaitan dengan tegangan, regangan, dan modulus
elastisitas (young) yang terjadi pada benda yang dikenal dengan gaya
tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung
pada arah dan letak gaya tersebut.
Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja pada setiap satuan luas
penampang suatu benda atau batang. Suatu batang dikatakan dalam keadaan
tegang apabila masing-masing ujung batang tersebut mengalami gaya tarik
yang sama besarnya dan berlawanan arah. Apabila batang tersebut diiris
tegak lurus sama besar, maka masing-masing potongannya dalam keadaan
setimbang Potongan akan mengerjakan tarikan terhadap potongan yang
berlawanan arah yang terdistribusi merata pada luas penampang (A) dengan
gaya F. Tegangan ini merupakan tegangan normal bukan merupakan
besaran vektor. Hal ini dikarenakan oleh kita tidak memberi arah tertentu
(Zemansky Sears, 2004). Tegangan yang berbeda pada zat padat merupakan
tekanan hidrostatis asalkan tegangan disemua titik permukaan itu adalah
sama. Secara matematis, stress dirumuskan sebagai berikut.
𝐹
σ=
𝐴
Dengan:
σ = tegangan (N/m2);
F = gaya (N); dan
A = luas penampang (m2).

Regangan adalah perubahan yang relative dimensi atau bentuk


benda yang mengalami tegangan. Regangan yang dapat berarti pertambahan
panjang untuk tiap-tiap satu satuan Panjang (Sorajo, 2002) Jika diketahui
pertambahan panjang dan panjang mula-mula sebelum benda itu diberi
gaya, maka dapat ditentukan regangannya dengan persamaan berikut ini:
∆L
Ԑ=
𝑙˳
Dengan:
Ԑ = strain atau regangan;
∆L = pertambahan panjang pegas (m); dan
lo = Panjang pegas mula-mula (m).

Modulus young adalah perbandingan tegangan tarik terhadap


regangan tarik untuk benda yang berbahan tertentu dan sama dengan
perbandingan tegangan kompresi terhadap regangan kompresi. Modulus
Young adalah besaran yang menunjukkan kekuatan suatu benda untuk
kembali ke bentuk semula akibat pengaruh gaya dari luar Modulus Young
merupakan perbandingan antara stress dan strain. Secara matematis,
dirumuskan sebagai berikut.
𝜎
Ɣ=
Ԑ
Dengan:
Ɣ = modulus Young (N/m2);
σ = tegangan (N/m2);
Ԑ = strain atau regangan;

Hukum Hooke adalah hukum yang mengatur hubungan antara


besarnya gaya yang dibebankan pada pegas beserta peregangannya. Hukum
ini ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu Robert Hooke. Lalu,
apa hubungan hukum Hooke dengan elastisitas? Hukum Hooke hanya
berlaku pada benda-benda yang memiliki elastisitas atau kemampuan
elastis, contohnya pegas. Bunyi hukum Hooke adalah “besarnya
pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya yang diberikan”.
Namun, pernyataan itu hanya berlaku di daerah elastis benda, ya. Artinya,
selama benda atau pegasnya belum sampai putus atau hampir putus (Tipler,
1998). Secara matematis, persamaan hukum Hooke adalah sebagai berikut:

F = -K∆x
Dengan:
F = gaya luar yang diberikan (N);
k = konstanta pegas (N/m); dan
∆x = perubahan panjang pegas (m).
ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya,
tetapi arahnya berlawanan (aksi = reaksi).
III. Alat dan Bahan
1. Base A
2. Statif dengan 2 klem
3. Mistar (100 cm)
4. Kotak beban
5. Karet ban atau karet gelang (± 20 cm)
6. Jarum penunjuk skala
IV. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur Panjang karet mula-mula (lO). Kemudian catat panjangnya
3. Menimbang beban bermassa m, kemudian gantungkan beban tersebut
pada karet. Kemudian catat Panjang karet (l1)
4. Menghitung pertambahan panjang karet ( l= l1 – lO).
5. Menambahkan beban pada ujung karet sedikit demi sedikit. Setiap
beban yang ditambahkan, massanya dicatat. Begitu pula, catat panjang
karet setiap penambahan beban dan hitung pertambahan panjangnya.
6. Memasukkan data-data anda kedalam tabel pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
5.1 Cara I
5.1.1 Karet gelang
p = 147 x 10-3 m
l = 0,3 x 10-3 m
lo = 147 x 10-3 m
NO m (gr) l (m) ∆l (m)
1. 5 x 10-2 195 x 10-3 48 x 10-3
2 10 x 10-2 295 x 10-3 148 x 10-3
3 15 x 10-2 396 x 10-3 249 x 10-3
4 20 x 10-2 472 x 10-3 325 x 10-3
5 25 x 10-2 545 x 10-3 398 x 10-3

5.2 Cara 2
5.2.1 Karet ban
p = 175 x 10-3 m
l = 0,5 x 10-3 m
lo = 167 x 10-3 m
NO m (gr) l (m) ∆l (m)
1. 5 x 10-2 170 x 10-3 3 x 10-3
2. 10 x 10-2 181 x 10-3 14 x 10-3
3. 15 x 10-2 191 x 10-3 24 x 10-3
4. 20 x 10-2 205 x 10-3 38 x 10-3
5. 25 x 10-2 220 x 10-3 53 x 10-3

NST Jangka sorong = 0,01 cm = 1x10-2 m


NST Mistar = 0,1 cm = 1x10-1 m
NST Neraca digital = 0,01 g = 1x10-3 kg
VI. Analisis Data
6.1 Cara I
A. Karet Gelang
1) Menghitung Gaya
F =m.g
F1 = 5 x10-2 . 10
=50 x 10-2 N
F2 = 10 x 10-2 . 10

= 100 x 10-2 N
F3 = 15 x 10-2 . 10
= 150 x 10-2 N
F4 = 20 x 10-2 . 10
= 200 x 10-2 N
F5 = 25 x 10-2 . 10
= 250 x 10-2 N

2) Menghitung Tegangan
𝐹
σ =𝐴
50 x 10^−2
σ1 = 44,1 x 10^−6

= 1,134 x 104 N/m2


100 x 10^−2
σ2 = 44,1 x 10^−6

= 2,268 x 104 N/m2


150 x 10^−2
σ3 = 44,1 x 10^−6

=3,401 x 104 N/m2


200 x 10^−2
σ4 = 44,1 x 10^−6

= 4,535 x 104 N/m2


250 x 10^−2
σ5 =
44,1 x 10^−6

= 5,669 x 104 N/m2


3) Menghitung Regangan
∆L
Ԑ = lo
48 𝑥 10^−3
Ԑ1 = 147 𝑥 10^−3

= 0,327 = 327 x 10-3 ≈ 3,27 x 10-1


148 𝑥 10^−3
Ԑ2 = 147 𝑥 10^−3

= 1,007 = 1007 x 10-3 ≈ 10,07 x 10-1


249 𝑥 10^−3
Ԑ3 = 147 𝑥 10^−3

= 1,694 = 1694 x 10-3 ≈ 16,94 x 10-1


325 𝑥 10^−3
Ԑ4 = 147 𝑥 10^−3

= 2,211 = 2211 x 10-3 ≈ 22,11 x 10-1


398 𝑥 10−3
Ԑ5 =
147 𝑥 10−3

= 2,707 = 2707 x 10-3 ≈ 27,07 x 10-1

4) Menghitung Modulus Young


𝜎
Ɣ =Ԑ
1,134 x 10^4
Ɣ1 = 327 x 10^−3

= 3,468 x 104 N/m2


2,268 x 10^4
Ɣ2 = 1007 x 10^−3

=2,252 x 104 N/m2


3,401 x 10^4
Ɣ3 = 1694 x 10^−3

= 2,007 x 104 N/m2


4,535 x 10^4
Ɣ4 = 2211 x 10^−3

= 2,051 x 104 N/m2


5,669 x 10^4
Ɣ5 = 2707 x 10^−3

= 2,094 x 104 N/m2


5) Grafik Hubungan Antara Tegangan dan Regangan

hubungan tegangan dan regangan pada karet


gelang
3
tenganan (x10^4 N/m^2

2.5

1.5

0.5

0
1.8 8.4 14.4 22.7 31.7
regangan (x10^-1)
6.2 Cara II
A. Karet Ban
1) Menghitung Gaya
F =m.g
F1 = 5 x10-2 . 10
=50 x 10-2 N
F2 = 10 x 10-2 . 10
= 100 x 10-2 N
F3 = 15 x 10-2 . 10
= 150 x 10-2 N
F4 = 20 x 10-2 . 10
= 200 x 10-2 N
F5 = 25 x 10-2 . 10
= 250 x 10-2 N

2) Menghitung Tegangan
𝐹
σ =𝐴
50 x 10^−2
σ1 = 87,5 x 10^−6

= 0,571x 104 N/m2


100 x 10^−2
σ2 = 87,5 x 10^−6

= 1,143 x 104 N/m2


150 x 10^−2
σ3 = 87,5 x 10^−6

=1,714 x 104 N/m2


200 x 10^−2
σ4 = 87,5 x 10^−6

= 2,286 x 104 N/m2


250 x 10^−2
σ5 = 87,5 x 10^−6

= 2,857 x 104 N/m2


3) Menghitung Regangan
∆L
Ԑ = lo
3 𝑥 10^−3
Ԑ1 = 167 𝑥 10^−3

= 0,018 = 18 x 10-3 ≈ 1,8 x 10-2


14 𝑥 10^−3
Ԑ2 = 167 𝑥 10^−3

= 0,084 = 84 x 10-3 ≈ 8,4 x 10-2


24 𝑥 10^−3
Ԑ3 = 167 𝑥 10^−3

= 0,144 = 144 x 10-3 ≈ 14,4 x 10-2


38 𝑥 10^−3
Ԑ4 =167 𝑥 10^−3

= 0,227 = 227 x 10-3 ≈ 22,7 x 10-2


53 𝑥 10−3
Ԑ5 = 167 𝑥 10−3

= 0,317 = 317 x 10-3 ≈ 31,7 x 10-2

4) Menghitung Modulus Young


𝜎
Ɣ =Ԑ
0,571 x 10^4
Ɣ1 = 18 x 10^−3

= 31,72 x 104 N/m2


1,143 x 10^4
Ɣ2 = 84 x 10^−3

= 13,61 x 104 N/m2


1,714 x 10^4
Ɣ3 = 144 x 10^−3

= 11,90 x 104 N/m2


2,286 x 10^4
Ɣ4 = 227 x 10^−3

= 10,70 x 104 N/m2


2,857 x 10^4
Ɣ5 = 317 x 10^−3

= 9,012 x 104 N/m2


5) Grafik Hubungan Antara Tegangan dan Regangan

hubungan tegangan dan regangan pada karet ban

3
tenganan (x10^4 N/m^2)

2.5

1.5

0.5

0
1.8 8.4 14.4 22.7 31.7
regangan (x10^-2)
VII. Pembahasan
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke ukuran
dan bentuk semula setelah gaya dari luar dihilangkan. Bahan-bahan yang
memiliki kemampuan seperti itu disebut sebagai bahan elastis. Hukum yang
berlaku pada percobaan kali ini adalah hukum Hooke. Hukum Hooke
sendiri adalah hukum yang mengatur hubungan antara besarnya gaya yang
dibebankan pada pegas beserta peregangannya. Hukum Hooke hanya
berlaku pada benda-benda yang memiliki elastisitas atau kemampuan
elastis, contohnya pegas.
Dalam percobaan ini ada beberapa alat dan bahan yang kami
gunakan seperti, Base A berfungsi untuk menopang statif dan klem, statif
dengan 2 klem yang berfungsi sebagai penopang dan penjepit objek yang
digunakan dalam percobaan, physics string berfungsi untuk mengikat karet
pada statif dan mengikat pengait beban pada karet, beban (50-250gr)
berfungsi sebagai beban pada percobaan untuk melihat keelastisitasan objek
(karet ban & karet gelang), mistar 100 cm berfungsi untuk mengukur
Panjang awal karet dan pertambahan Panjang karet dalam percobaan, jangka
sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan karet ban dan karet gelang
dalam percobaan, pengait beban berfungsi untuk mengaitkan beb an dan
karet, dan gunting berfungsi untuk memotong physics string.
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan dalam percobaan kali ini
yang pertama menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya mengukur panjang
karet mula-mula (lO), lalu catat panjangnya. Setelah itu timbang beban
bermassa m, kemudian gantungkan beban tersebut pada karet, dan catat
Panjang karet (l1). Setelah mencatat dilanjutkan dengan menghitung
pertambahan panjang karet ( l= l1 – lO). Lalu tambahkan beban pada ujung
karet sedikit demi sedikit. Setiap beban yang ditambahkan, massanya
dicatat. Dan catat juga pertambahan panjang karet pada setiap penambahan
beban lalu hitung pertambahan panjangnya. Kemudian memasukkan data-
data yang telah didapatkan kedalam tabel pengamatan.
Dari percobaan yang telah kami lakukan pada cara pertama dimana
kami menggunakan karet gelang didapatkan hasil p = 147 x 10 -3 m, l = 0,3
x 10-3 m, l0 = 147 x 10-3 m. Untuk perlakuan pertama digunakan beban
sebesar 50gr atau 5 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet gelang
setelah diberikan beban sebesar 195 x 10 -3 m, serta pertambahan panjang
karet sebesar 48 x 10-3 m. Untuk perlakuan kedua digunakan beban sebesar
100gr atau 10 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet gelang setelah
diberikan beban sebesar 295 x 10-3 m, serta pertambahan Panjang karet
sebesar 148 x 10-3m. Untuk perlakuan ketiga digunakan beban sebesar
150gr atau 15 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet gelang setelah
diberikan beban sebesar 396 x 10-3 m, serta pertambahan panjang karet
sebesar 249 x 10-3m. Untuk perlakuan keempat digunakan beban sebesar
200gr atau 20 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet gelang setelah
diberikan beban sebesar 472 x 10-3 m, serta pertambahan panjang karet
sebesar 325 x 10-3m. Dan untuk perlakuan kelima digunakan beban sebesar
250gr atau 25 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet gelang setelah
diberikan beban sebesar 545 x 10-3 m, serta pertambahan panjang karet
sebesar 398x103 m.
Dari percobaan yang telah kami lakukan pada cara kedua dimana
kami menggunakan karet ban didapatkan hasil p = 175 x 10-3m, l = 0,5 x
10-3m, l0= 167 x 10-3 m. Untuk perlakuan pertama digunakan beban sebesar
50gr atau 5 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet ban setelah
diberikan beban sebesar 170 x 10-3 m, serta pertambahan panjang karet
sebesar 3 x 10-3m. Untuk perlakuan kedua digunakan beban sebesar 100gr
atau 10 x 10-2 gr dan kami mendapatkan panjang karet ban setelah diberikan
beban sebesar 181 x 10 -3 m, serta pertambahan panjang karet sebesar 14 x
10-3m. Untuk perlakuan ketiga digunakan beban sebesar 150gr atau 15 x 10-
2
gr dan kami mendapatkan panjang karet ban setelah diberikan beban
sebesar 191 x 10-3 m, serta pertambahan panjang karet sebesar 24 x 10-3 m.
Untuk perlakuan keempat digunakan beban sebesar 200gr atau 20 x 10 -2 gr
dan kami mendapatkan panjang karet ban setelah diberikan beban sebesar
205 x 10-3m, serta pertambahan panjang karet sebesar 38x10-3 m. Dan untuk
perlakuan pertama digunakan beban sebesar 250gr atau 25 x 10-2 gr dan
kami mendapatkan panjang karet ban setelah diberikan beban sebesar 220 x
10-3m, serta pertambahan panjang karet sebesar 53 x 103 m.
Perbandingan yang kami dapatkan antara literatur menurut ( Binti
Dwi Suryani ) dengan percobaan yang kami lakukan adalah sama. Mereka
mendapatkan hasil pengamatan pada karet gelang dimana untuk lo=0,14
pada perlakuan pertama mereka menambahkan beban sebesar W=0,5N dan
mendapatkan panjang tali l=0,14m serta pertambahan Panjang tali ∆I=0m,
kemudian pada perlakuan kedua mereka menggunakan beban sebesar
W=1,0N dan mendapatkan panjang tali l=0,19m serta pertambahan Panjang
tali ∆I=0,05m,selanjutnya pada perlakuan ketiga mereka menggunakan
beban sebesar W=1,5N dan mendapatkan panjang tali l=0,25m serta
pertambahan Panjang tali ∆I=0,11m. Dari hasil percobaan tersebut
menunjukan bahwa “Semakin bertambah berat suatu beban maka semakim
besar pula pertambahan panjang pada karet gelang”. Sedangkan pada
percobaan yang kami lakukan yaitu pada karet gelang. Untuk lo= 147 x 10-
3
m pada perlakuan pertama kami menambahkan beban sebesar m=50gr dan
mendapatkan panjang tali l=195 x 10 -3 m serta pertambahan Panjang tali
∆I=48 x 10-3m, kemudian pada perlakuan kedua kami menggunakan beban
sebesar m=10x10-2gr dan mendapatkan panjang tali l=295x10 -3 m serta
pertambahan Panjang tali ∆I=148 x 10-3 m, selanjutnya pada perlakuan
ketiga kami menggunakan beban sebesar m=15 x 10-2gr dan mendapatkan
panjang tali l=396 x 10-3m serta pertambahan Panjang tali ∆I=249 x 10-3m.
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat kami melakukan
percobaan diantaranya adalah saat mengikatkan tali (fishing string) pada
statif, seharusnya tali dapat dipanjangkan saja, tidak perlu
dirapatkan pada statif. Kesalahan kedua terdapat ketidakseimbangan pada
dasar atau penempatan base A, kesalahan juga terdapat pada pemahaman
konsep kami terkait persamaan yang digunakan sehingga terjadi banyak
kesalahan angka perhitungan yang kami lakukan.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat kami
ketahui bahwa, elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuknya atau bentuk awal segera setelah gaya luar yang diberikan kepada
benda tersebut dihilangkan. Pada percobaan ini kami mengamati karet ban
dan karet gelang, dan kedua benda tersebut memilki elastisitas yang
berbeda, karet gelang lebih elastis daripada karet ban, tetapi karet ban
memiliki batas elastis yang lebih besar daripada karet gelang. Hasil yang
kami dapatkan setelah melakukan praktikum sama jika dibandingkan
dengan hasil yang didapatkan oleh literatur yang ada, yaitu dimana Semakin
bertambah berat suatu beban maka semakim besar pula pertambahan
panjang pada karet gelang dan karet ban. Untuk setiap cara baik cara
pertama maupun cara kedua kami menggunakan persamaan yang sama
untuk mencari tegangan, regangan serta modulus young. Persamaan
𝐹
mencari tegangan yaitu σ= 𝐴 untuk mencari regangan persamaan nya adalah
∆L 𝜎
Ԑ= dan untuk mencari modulus young adalah Ɣ = . Adapun bentuk
lo Ԑ

grafik yang kami dapatkan dari hasil pengamatan serta analisis data yaitu
berbentuk linear, dimana ini menandakan bahwa hubungan antara tegangan
dan regangan berbanding lurus.

IX. Saran
Saran yang dapat kami berikan, untuk kedepannya diharapkan
kepada praktikkan untuk selalu bertanya mengenai hal-hal yang sekiranya
kurang di pahami untuk memahami suatu konsep, agar tidak terdapat
kesalahan yang sama seperti yang kami lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Resnickl, H. d. (2011). fisika dasar. jakarta: erlangga.

Sarojo. (2022). fisika dasar seri mekanika. jakarta: salemba teknika.

Sears, F.W.,Zemansky, M. W. (2004). fisika universitas. jakarta: erlangga.

Tipler. (1998). fisika untuk sains dan teknik jilid I. jakarta: erlangga.

Anda mungkin juga menyukai