Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM FISIKA I

“KONSTANTA PEGAS DAN MODULUS YOUNG”

Disusun Oleh
Nama : Nazwa Aryandini
NPM : 140710230012
Kelompok :2
Nama Asisten : Nashifa Kharisma Khanri

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN INSTRUMENTASI


GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
Modul 3
Konstanta Pegas dan Modulus Young
Senin, 16 - 10 - 2023

I. Tujuan Praktikum
1.1 Menentukan konstanta pegas
1.2 Menghitung tegangan dan regangan suatu bahan serta menentukan modulus
young.

II. Alat dan Fungsi


2.1 Statif
Berfungsi untuk menggantungkan beban atau pegas.

2.2 Pegas
Berfungsi untuk mengukur berat suatu benda.

2.3 Beban
Berfungsi sebagai benda yang akan diamati.

2.4 Neraca
Berfungsi untuk mengukur massa atau berat suatu benda.

2.5 Meteran/penggaris
Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.

2.6 Jangka sorong


Berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda dan luas benda.

III. Tinjauan Pustaka


3.1 Elastisitas
Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan.
Sifat elastisitas terbagi menjadi dua yaitu plastis dan elastis. Benda plastis
adalah benda yang ketika diberikan suatu gaya tidak akan kembali ke bentuk
semulanya, meskipun gaya yang diberikan telah hilang. Contohnya plastisin,
plastik, permen karet, dan tanah liat. Sedangkan, benda elastis memiliki sifat
yang berkebalikan dengan benda plastis yaitu jika diberikan gaya, maka benda
akan kembali ke bentuk semulanya setelah gaya yang diberikan hilang.
Contohnya pegas, karet gelang, dan per. Gaya yang dihasilkan oleh benda elastis
adalah pegas. Elastisitas pada bahan tidak bertahan selamanya, tetapi akan
hilang jika gaya yang diberika melebihi gaya ambang batas setiap bahan.

3.2 Pegas (Hukum Hooke)


Hukum Hooke adalah hukum yang mengatur hubungan antara besarnya gaya
yang dibebankan pada pegas beserta peregangannya. “Jika gaya F tidak
melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding
lurus dengan gaya tariknya”. Hukum ini ditemukan oleh seorang ilmuwan asal
Inggris, yaitu Robert Hooke. Hubungan hukum Hooke dengan elastisitas adalah
hukum Hooke hanya berlaku pada benda-benda yang memiliki elastisitas atau
kemampuan elastis, contohnya pegas. Hukum Hooke dapat dirumuskan
sebagai :

F=k . ∆ x

Keterangan :
F = gaya (N)
k = konstanta pegas (N/m)
∆ l = pertambahan panjang (m)

3.3 Tegangan
Tegangan atau stress adalah gaya yang bekerja pada setiap satuan luas.
Tegangan dirumuskan sebagai :

F
σ=
A

Keterangan :
 = stress atau tegangan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)

3.4 Regangan
Benda yang semula mengalami tegangan atau stress kemudian akan mengalami
regangan. Regangan atau strain adalah pertambahan panjang suatu benda per
satuan panjang benda mula-mula akibat adanya gaya tarikan yang diterima oleh
benda. Regangan tidak memiliki satuan. Regangan dirumuskan sebagai :
∆l
ε=
l0

Keterangan :
 = strain atau regangan
∆ l = pertambahan panjang (m)
l 0 = panjang mula mula (m)

3.5 Modulus Young


Modulus young adalah perbandingan antara tegangan (stress) dan regangan
(strain). Modulus young adalah besaran yang menunjukkan kekuatan suatu
benda untuk kembali ke bentuk semula akibat pengaruh gaya dari luar. Karena
regangan tidak memiliki satuan, modulus young mempunyai satuan yang sama
dengan tegangan. Modulus young berkaitan dengan ukuran resistensi benda
padat terhadap perubahan panjang. Modulus young dirumuskan sebagai :

σ F .l 0
E= =
ε A .∆l

Keterangan :
E = modulus young (N/m2)
 = stress atau tegangan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
 = strain atau regangan
∆ l = pertambahan panjang (m)
l 0 = panjang mula mula (m)

IV. Tugas Pendahuluan


4.1 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi panjang pegas? Jelaskan!
Jawaban : Nilai konstanta pegas dipengaruhi oleh jenis bahan pegas, diameter
pegas, dan jumlah lilitan pegas. Semakin besar jumlah lilitan dan diameter pegas
maka semakin kecil nilai dari konstanta pegas tersebut. Konstanta pegas
berbanding terbalik dengan jumlah lilitan pegas dan pangkat tiga dari diameter
pegas.
4.2 Apa perbedaan antara tegangan dan regangan? Jelaskan!
Jawaban : Tegangan sebagai perbandingan antara gaya tarik yang bekerja
terhadap luas penampang benda. Sedangkan, regangan adalah perbandingan
antara pertambahan panjang dari panjang mula. Perbandingan antara tegangan
dan regangan disebut dengan Modulus Young. Jadi, setelah mengalami
tegangan, suatu benda kemudian mengalami regangan. Tegangan juga
berbanding lurus dengan regangan.

4.3 Apakah nilai konstanta pegas dapat berbeda-beda? Jelaskan alasanmu!


Jawaban : Ya, karena setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda
tergantung gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada
pegas tersebut. Hal ini disebabkan apabila terdepat gaya yang menyebabkan
pegas tertarik melampaui batas elastisitasnya, maka akan menyebabkan fungsi
pegas tidak optimal lagi.

4.4 Apa yang akan terjadi jika pegas ditarik secara berlebihan? Dapatkah pegas
tersebut kembali ke ukuran semula? Jelaskan Alasanmu!
Jawaban : Jika pegas ditarik secara berlebihan, pegas tidak akan kembali ke
posisi semula setelah gaya dihilangkan, karena pegas telah melebihi batas
elastisnya. Hal ini adalah deformasi plastis. Deformasi yaitu perubahan ukuran
atau bentuk benda saat terkena gaya.

4.5 Bagaimana penerapan hukum Hooke dalam geofisika? Jelaskan!


Jawaban : Penerapam hukum Hookie dalam Geofisika terdapat beberapa, yaitu :
1. Metode seismik, hukum Hooke dapat digunakan untuk menggambarkan
bagaimana batuan dan lapisan tanah merespons tekanan gelombang seismik.
Dengan mengukur waktu perjalanan dan amplitudo gelombang sesismik
yang dipantulkan, geofisikawan dapat menentukan sifat elastis dan
komposisi bawah permukaan bumi.

2. Metode geoteknik, hukum Hooke digunakan untuk memahami bagaimana


tanah dan batuan akan merespons terhadap beban yang diberikan. Hal ini
dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pondasi dan struktur bawah tanah
seperti terowongan.

3. Modeling tektonik lempeng, hukum hooke dapat digunakan untuk


memahami deformasi elastis dari kerak bumi dan membantu dalam
memodelkan gaya dan pergerakan yang terjadi pada batuan dan lempeng
bumi yang melibatkan deformasi elastis sebelum terjadi gempa bumi atau
pergeseran vulkanik.
Daftar Pustaka

Mustofa, Zainul. (2018). The Description of Student Understanding about Elasticity


Concept. JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika).
Volume 4 Issue 1.

Sutopo, 2016, ‘Pemahaman Mahasiswa Tentang Konsep-Konsep Dasar Gelombang


Mekanik’, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, vol. 12, no. 1, pp. 41–53.

Moch Zizka Pratama, Muhamad Fitri. (2021). Desain Komponen Utama Alat Uji Konstanta
Pegas Untuk Kapasitas 50 N/MM. Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No.
1, Februari 2021.

Yuliati, L. (2008). Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Bandung:


Universitas Negeri Malang.

Setiawan, I., & Sutarno, D. (2011, June). Pembuktian Eksperimental Pengaruh Jumlah
Lilitan Pegas dan Diameter Pegas terhadap Konstanta Pegas. In Conference
Proceedings in Science.

Pratiwi Purnamasari, Syubhan An’nur, dan Abdul Salam M. (2016). PENGEMBANGAN


BAHAN AJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REACT
PADA MATERI ELASTISITAS. Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Berkala Ilmiah
Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai