Anda di halaman 1dari 29

1 | M o d u l u s Y o u n g

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


MODULUS YOUNG
(M.1)




Nama : Komang Ayu Tri Lestari
NIM : 1308105022
Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si
Asisten Dosen : Ni Wayan Sariasih
Putu Ika Paramitha Putri


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013


2 | M o d u l u s Y o u n g

I. TUJUAN
1. Menentukan elastisitas dari bahan besi, kuningan, dan kayu.
2. Menentukan modulus young dari bahan besi, kuningan, dan kayu.
3. Mengetahui perbandingan elastisitas dari bahan besi, kayu dan kuningan.
4. Memahami perbedaan dari elastisitas, tegangan dan regangan.

II. DASAR TEORI
Setiap benda akan mengalami perubahan bentuk apabila diberikan gaya
padanya. Pada benda elastis, akan terjadi pertambahan panjang yang merupakan
akibat dari adanya suatu gaya. Benda ini berlaku hampir pada semua materi padat,
baik materi dari besi maupun dari tulang, tetapi hanya pada suatu batas tertentu.
Keelastisitasan ini juga memiliki batasan tertentu dimana benda sudah tidak bisa
lagi meregang, batas ini disebut titik fraktur (patah/putus).
Berdasarkan hal di atas perubahan bentuk benda dibedakan menjadi 3,
yaitu : rentangan, mampatan, dan geseran.
- Regangan yaitu perubahan bentuk yang dialami oleh sebuah benda jika dua
buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah dan arahnya menjauhi
benda
- Mampatan yaitu perubahan bentuk yang dialami oleh sebuah benda jika dua
buah gaya yang sama besar dan arahnya mendekati pusat benda
- Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami oleh sebuah benda jika dua
buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada sisi-sisi
bidang,sehingga terjadi pergeseran.
Elastisitas
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan. Contohnya adalah katepel yang terbuat dari karet. Sedangkan benda
yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali kebentuk awalnya saat gaya
dilepaskan, misalnya saja pada tanah liat. Jika kita menekan segumpal tanah liat,
bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya dilepaskan dari benda, tanah liat tidak
kembali ke bentuk awalnya.
Untuk tiap jenis perubahan bentuk benda kita akan mengenal besaran
yang disebut tegangan dan regangan.


3 | M o d u l u s Y o u n g

- Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami
kawat dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga didefinisikan sebagai
gaya per satuan luas. Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan
memiliki satuan N/m atau Pascal (Pa). Tegangan dirumuskan dengan :
Tegangan =


atau =


Keterangan:
= tegangan (N/m atau Pa)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m
2
)
Ada tiga jenis tegangan yang dikenal, yaitu tegangan tarik, tegangan
tekan dan tegangan geser. Pada tegangan tekan, kedua ujung benda akan
mendapatkan gaya yang sama besar dan berlawanan arah. Tetapi, walau
pemberian gaya dilakukan di ujung-ujung benda, seluruh benda akan
mengalami peregangan karena tegangan yang diberikan tersebut.Berbeda
halnya dengan tegangan tarik, tegangan tekan berlawanan langsung dengan
tegangan tarik.Materi yang diberi gaya bukannya ditarik, melainkan ditekan
sehingga gaya-gaya akan bekerja di dalam benda, contohnya sepeti tiang-tiang
pada kuil Yunani.Tegangan yang ketiga adalah tegangan geser. Benda yang
mengalami tegangan geser memiliki gaya-gaya yang sama dan berlawanan
arah yang diberikan melintasi sisi-sisi yuang berlawanan. Misalkan sebuah
buku atau batu-bata terpasang kuat dipermukaan. Meja memberikan gaya yang
sama dan berlawanan arah sepanjang permukaan bawah. Walau dimensi benda
tidak banyak berubah,bentuk benda berubah.
- Regangan
Perubahan relatif dalam ukuran atau bentuk suatu benda karena pemakaian
tegangan disebut regangan. Regangan adalah suatu besaran yang tidak
memiliki dimensi, contohnya regangan longitudinal e (arah memanjang
benda) yang dihasilkan oleh tegangan F adalah sama dengan perubahan
panjang L dibagi dengan panjang awal benda L . Regangan dirumuskan
dengan :
Regangan =


atau =



4 | M o d u l u s Y o u n g

Hukum Hooke
Hukum Hooke berbunyi, Jika gaya tarik tidak melampui batas elastis
pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding)
dengan gaya tariknya. Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke,
seorang arsitek yang ditugaskan membangun kembali gedung-gedung di
London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu,
pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke dapat
dirumuskan sebagai berikut :
F merupakan gaya tarik yang bekerja pada benda. k adalah tetapan
umum yang berlaku untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampui
titik batas hukum Hooke. x merupakan perubahan panjang benda.
Tetapan gaya benda elastis
Kita telah mengetahui hubungan antara gaya tarik F dengan Modulus
Elastis E yang dinyatakan dalam persamaan yaitu :
Dengan mengolah persamaan di atas sehingga gaya tarik F yang berada
di ruas kiri, lalu kita identikan persamaan tersebut dengan Hukum Hooke.
Dari persamaan F =
|
|
.
|

\
|
o
L
AE
L A
F = k
L A

Maka kita peroleh rumus umum tetapan gaya benda elastis k.
k =


Modulus Young
Modulus Young dapat diartikan secara sederhana, yaitu adalah
hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Lebih jelasnya adalah
perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik. Modulus Young
sangat penting dalam ilmu fisika karena setelah mempelajarinya, kita bisa
menggunakannya untuk menentukan nilai kelastisan dari sebuah benda. Nilai
modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi benda), tidak
bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Jika gaya F yang diberikan pada
suatu benda di bawah gaya batas elastisitas maka tegangan akan sebanding
dengan regangan. Hasil bagi tegangan terhadap regangan disebut modulus
Young atau modulus elastic (diberi lambang E). Secara matematis dapat
ditulis :

sehingga



o
L
L
E
A
F A
=
5 | M o d u l u s Y o u n g

Keterangan:
Y = modulus elastisitas (Pa atau N/m)
= tegangan atau stress (N/m)
F = gaya tarik (N)
A = luas penampang (m
2
)
= perubahan ukuran panjang (m)
L = panjang mula-mula (m)
Elastisitas Zat Padat
Molekul-molekul zat padat tersusun rapat sehingga ikatan diantara
mereka relative kuat. Inilah mengapa sebabnya mengapa zat padat biasanya
sukar dipecah-pecah dengan tangan. Sebagai contoh, untuk membelah kayu
dibutuhkan alat lain dengan gaya yang lebih besar. Setiap usaha untuk
memisahkan molekul-molekul zat padat, misalnya tarikan atau tekanan, akan
selalu dilawan oleh gaya tarik menarik antar molekul zat padat itu sendiri.
Benda disebut elastis sempurna jika benda akan kembali seperti semula jika
gaya yang diberikan dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak memiliki
sifat elastik, tidak akan kembali ke bentuk semula. Perbedaan antara sifat
elastik dan non elastik berada pada tingkatan besar-kecilnya elastisitas yang
terjadi. Perubahan benda akibat ditarik, tidak hanya bergantung pada jenis
bahan benda tersebut, namun juga bergantung pada perlakuan yang diberikan
kepada benda tersebut.
Nilai Modulus Young hanya bergantung pada jenis benda, tidak
tergantung pada ukuran atau bentuk benda. Adapun Modulus Young benda
yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:





No Jenis Benda Modulus Young (N/m)
1 Aluminium 7,0 x 10
10

2 Baja 20 x 10
10

3 Besi 21 x 10
10

4 Beton 2,3 x 10
10

5 Nikel 21 x 10
10

6 Tembaga 11 x 10
10

7 Besi tuang 10 x 10
10

8 Kuningan 10 x 10
10

9 Granit 4,5 x 10
10

6 | M o d u l u s Y o u n g

III. ALAT DAN BAHAN
1. Dua batang penyangga bahan
2. Cermin skala
3. Gantung beban dengan jarum penunjuk
4. Beban pemberat
a. 1 kg, 5 buah , satu dengan kail dan kawat penunjuk
b. 0,5 kg, 4 buah, satu dengan kail dan kawat penunjuk
c. 50 gr, 4 buah, satu dengan kail dan kawat penunjuk
5. Jangka sorong
6. Batang besi, kuningan, dan kayu masing-masing satu batang
7. Kertas Milimeter Block

IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Jarak antara ujung-ujung kedua penyangga diukur sebagai L.
2. Batang diletakkan di atas penyangga dengan digantungan beban di tengah-
tengah.
3. Diperiksakan dahulu kepada pembimbing.
4. Beban ditimbang berturut-turut secara teratur masing-masing :
a. 1 kg untuk batang besi sampai 5 kg.
b. 0,5 kg untuk batang kuningan sampai 2 kg.
c. 50 gr untuk batang kayu sampai 200 gr.
5. Kedudukan jarum penunjuk diamati pada skala cermin dan hasil yang
diperoleh dicatat.
6. Setelah dicapai beban maksimum, beban dikurangi satu persatu dan dicatat
kedudukan kawat penunjuk

V. DATA PERCOBAAN
A. Besi
Panjang : 1,53 m
Diameter : 1 cm = 1 x 10
-3
m
- Tabel untuk Penambahan Beban
Massa (kg)
Pengukuran (mm)
I II III IV V
1 4 3 2 3 5
2 6 7 8 5 6
7 | M o d u l u s Y o u n g

3 10 11 9 8 10
4 12 11 14 12 13
5 20 18 18 19 20

- Tabel untuk Pengurangan Beban
Massa (kg)
Pengukuran (mm)
I II III IV V
5 20 20 19 18 18
4 13 12 13 12 11
3 7 8 9 10 7
2 5 6 7 8 7
1 3 3 4 5 7

B. Kuningan
Panjang: 1,52 m
Diameter: 1 cm = 1 x 10
-3
m
- Tabel untuk Penambahan Beban
Massa (kg)
Pengukuran (mm)
I II III IV V
0,5 4 3 3 4 4
1 10 9 8 9 9
1,5 16 17 16 15 15
2 18 19 17 18 18

- Tabel untuk Pengurangan Beban
Massa (kg)
Pengukuran (mm)
I II III IV V
2 16 18 18 17 19
1,5 17 16 15 15 16
1 10 8 9 7 8
0,5 5 4 3 3 5



8 | M o d u l u s Y o u n g


C. Kayu
Panjang : 1,015 m
Lebar : 0,01 m
Tinggi : 0,02 m
- Tabel untuk Penambahan Beban
Massa (gr)
Pengukuran (mm)
I II III IV V
50 2 1 1 2 2
100 1 2 1 2 1
150 3 4 4 3 3
200 5 6 4 4 5
- Tabel untuk Pengurangan Beban
Massa (gr)
Pengukuran (mm)
I II III IV V
200 5 4 5 6 4
150 4 3 3 4 3
100 3 2 2 1 1
50 1 1 1 1 1

VI. ANALISA
6.1 Ralat
- Ralat AL
- Besi
Untuk penambahan massa beban
Massa 1 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
4 3,4 0,6 0,36
3 3,4 -0,4 0,16
2 3,4 -1,14 1,2996
3 3,4 -0,4 0,16
5 3,4 1,6 2,56
E(AL

)
2
= 4,54

9 | M o d u l u s Y o u n g

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,48 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 14,1%
Kebenaran = 100% - 14,1% = 85,9%
Massa 2 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
6 6,4 -0,4 0,16
7 6,4 0,6 0,36
8 6,4 1,6 2,56
5 6,4 -1,4 1,96
6 6,4 -0,4 0,16
E(AL

)
2
= 5,2

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,51 mm
Ralat Nisbi =


100%
=

100% = 7,97%
Kebenaran = 100% - 7,97% = 92,03%
Massa 3kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
10 9,6 0,4 0,16
11 9,6 1,4 1,96
9 9,6 -0,6 0,36
8 9,6 -1,6 2,56
10 9,6 0,4 0,16
E(AL

)
2
= 5,2


10 | M o d u l u s Y o u n g

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,51 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 5,31%
Kebenaran = 100% - 5,31% = 94,69%
Massa 4 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
12 12,4 -0,4 0,16
11 12,4 -1,4 1,96
14 12,4 1,6 2,56
12 12,4 -0,4 0,16
13 12,4 0,6 0,36
E(AL

)
2
= 5,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,51 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 4,1%
Kebenaran = 100% - 4,1% = 95,9%
Massa 5 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
20 19 1 1
18 19 -1 1
18 19 -1 1
19 19 0 0
20 19 1 1
E(AL

)
2
= 4
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,45 mm
Ralat Nisbi =


100%
=

100% = 2,4%
Kebenaran = 100% - 2,4% = 97,6%


11 | M o d u l u s Y o u n g

Untuk pengurangan massa beban
Massa 5 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
20 19 1 1
20 19 1 1
19 19 0 0
18 19 -1 1
18 19 -1 1
E(AL

)
2
= 4
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,45 mm
Ralat Nisbi =


100%
=

100% = 2,4%
Kebenaran = 100% - 2,4% = 97,6%
Massa 4 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
13 12,2 0,8 0,64
12 12,2 -0,2 0,04
13 12,2 0,8 0,64
12 12,2 -0,2 0,04
11 12,2 -1,2 1,44
E(AL

)
2
= 2,8

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,37 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 3,03%
Kebenaran = 100% - 3,03% = 96,97 %



12 | M o d u l u s Y o u n g

Massa 3 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
7 8,2 -1,2 1,44
8 8,2 -0,2 0,04
9 8,2 0,8 0,64
10 8,2 1,8 3,24
7 8,2 -1,2 1,44
E(AL

)
2
= 6,8
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,58 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 7,07%
Kebenaran = 100% - 7,07% = 92,93%
Massa 2 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
5 6,6 -1,6 2,56
6 6,6 -0,6 0,36
7 6,6 0,4 0,16
8 6,6 1,4 1,96
7 6,6 0,4 0,16
E(AL

)
2
= 5,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,51 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 7,73%
Kebenaran = 100% - 7,73% = 92,27%
Massa 1 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
3 4,4 -1,4 1,96
3 4,4 -1,4 1,96
4 4,4 -0,4 0,16
5 4,4 1,4 1,96
7 4,4 2,6 6,76
E(AL

)
2
= 12,8
13 | M o d u l u s Y o u n g

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,8 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 18,2%
Kebenaran = 100% - 18,2% = 81,8%

Kuningan
Untuk penambahan massa beban
Massa 0,5 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
4 3,6 0,4 0,16
3 3,6 -0,6 0,36
3 3,6 -0,6 0,36
4 3,6 0,4 0,16
4 3,6 0,4 0,16
E(AL

)
2
= 1,2
AL =
E(A

()
=

()
=

mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 6,8%
Kebenaran = 100% - 6,8% = 93,2%
Massa 1 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
10 9 1 1
8 9 -1 1
9 9 0 0
9 9 0 0
9 9 0 0
E(AL

)
2
= 2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,32 mm
Ralat Nisbi =

100% =


100% = 3,56%
Kebenaran = 100% - 3,56% = 96,44 %


14 | M o d u l u s Y o u n g

Massa 1,5 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
16 15,8 0,2 0,04
17 15,8 1,2 1,44
16 15,8 0,2 0,04
15 15,8 -0,8 0,64
15 15,8 -0,8 0,64
E(AL

)
2
=2,8
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,374 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 6,45%
Kebenaran = 100% - 6,45% = 93,55 %
Massa 2 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
18 18 0 0
19 18 1 1
17 18 -1 1
18 18 0 0
18 18 0 0
E(AL

)
2
= 2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,32 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 1,78 %
Kebenaran = 100% - 1,78 % = 98,22 %
Untuk pengurangan massa beban
Massa 2 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
16 17,6 -1,6 2,56
18 17,6 0,4 0,16
18 17,6 0,4 0,16
17 17,6 -0,6 0,36
19 17,6 1,4 1,96
E(AL

)
2
= 5,2
15 | M o d u l u s Y o u n g

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,51 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = %
Kebenaran = 100% - 2,89% = 97,11 %
Massa 1,5 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
17 15,8 1,2 1,44
16 15,8 0,2 0,04
15 15,8 -0,8 0,64
15 15,8 -0,8 0,64
16 15,8 0,2 0,04
E(AL

)
2
= 2,8
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,374mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 2,37%
Kebenaran = 100% - 2,37% = 97,63%
Massa 1 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
10 8,4 1,6 2,56
8 8,4 -0,4 0,16
9 8,4 0,6 0,36
7 8,4 1,4 1,96
8 8,4 -0,4 0,16
E(AL

)
2
= 5,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,51 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 6,07%
Kebenaran = 100% - 6,07% =93,93 %



16 | M o d u l u s Y o u n g

Massa 0,5 kg
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
5 3,8 1,2 1,44
4 3,8 0,2 0,04
3 3,8 -0,8 0,64
3 3,8 -0,8 0,64
5 3,8 1,2 1,44
E(AL

)
2
= 4,2

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,458mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 1,74%
Kebenaran = 100% - 1,74% = 98,26 %

Kayu
Untuk penambahan massa beban
Massa 50 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
2 1,6 0,4 0,16
1 1,6 -0,6 0,36
1 1,6 -0,6 0,36
2 1,6 0,4 0,16
2 1,6 0,4 0,16
E(AL

)
2
=1,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,25 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 15,6%
Kebenaran = 100% - 15,6% = 84,4%


17 | M o d u l u s Y o u n g

Massa 100 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
1 1,4 -0,4 0,16
2 1,4 0,6 0,36
1 1,4 -0,4 0,16
2 1,4 0,6 0,36
1 1,4 -0,4 0,16
E(AL

)
2
= 1,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,25mm
Ralat Nisbi =

100%=

100% = 17,86%
Kebenaran = 100% - 17,86% =82,14 %
Massa 150 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
3 3,4 -0,4 0,16
4 3,4 0,6 0,36
4 3,4 0,6 0,36
3 3,4 -0,4 0,16
3 3,4 -0,4 0,16
E(AL

)
2
= 1,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,25 mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 7,35%
Kebenaran = 100% - 7,35% = 92,65 %
Massa 200 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
5 4,8 0,2 0,04
6 4,8 1,2 1,44
4 4,8 -0,8 0,64
4 4,8 -0,8 0,64
5 4,8 0,2 0,04
E(AL

)
2
= 2,8
18 | M o d u l u s Y o u n g

AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,374mm
Ralat Nisbi =

100% =

100% = 7,79%
Kebenaran = 100% - 7,79% =92,21 %
Untuk pengurangan massa beban
Massa 200 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
5 4,8 0,2 0,04
4 4,8 -0,8 0,64
5 4,8 0,2 0,04
6 4,8 1,2 1,44
4 4,8 -0,8 0,64
E(AL

)
2
= 2,8

AL =
E(A

()
=

()
=

= mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% =7,79 %
Kebenaran = 100% - 7,79% =92,21 %
Massa 150 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
4 3,4 0,6 0,36
3 3,4 -0,4 0,16
3 3,4 -0,4 0,16
4 3,4 0,6 0,36
3 3,4 -0,4 0,16
E(AL

)
2
= 1,2
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,245 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 7,21%
Kebenaran = 100% -7,21 % = 92,79%
19 | M o d u l u s Y o u n g

Massa 100 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
3 1,8 1,2 1,44
2 1,8 0,2 0,04
2 1,8 0,2 0,04
1 1,8 -0,8 0,64
1 1,8 -0,8 0,64
E(AL

)
2
=2,8
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0,374 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 20,78%
Kebenaran = 100% - 20,78% = 79,22%

Massa 50 gr
AL (mm)

(mm) AL

(mm) (AL

)
2
(mm)
1 1 0 0
1 1 0 0
1 1 0 0
1 1 0 0
1 1 0 0
E(AL

)
2
= 0
AL =
E(A

()
=

()
=

= 0 mm
Ralat Nisbi =

100%
=

100% = 0 %
Kebenaran = 100% - 0 % = 100%






20 | M o d u l u s Y o u n g

- Ralat Modulus Young (E)
- Besi
Untuk penambahan massa beban
E (N/m
2
)

(N/m
2
) E

(N/m
2
) (E

)
2
(N/m
2
)
0,573 x 10 0,587 x 10
8
-0,014 x 10
8
1,96 x 10
12

0,609 x 10 0,587 x 10
8
0,022 x 10
8
4,84 x 10
12

0,609 x 10 0,587 x 10
8
0,022 x 10
8
4,84 x 10
12

0,629 x 10 0,587 x 10
8
0,042 x 10
8
17,64 x 10
12

0,513 x 10 0,587 x 10
8
-0,074 x 10
8
54,76 x 10
12

E(E

)
2
= 84,04 x 10
12


AE =
E(

()
=

()
=

= 2,05 x 10 N/m
Ralat Nisbi =
A

100%
=


100% =3,547%
Kebenaran = 100% - 3,547% = 96,453 %
Untuk pengurangan massa beban
E (N/m
2
)

(N/m
2
) E

(N/m
2
) (E

)
2
(N/m
2
)
0,513 x 10 0,579 x 10
8
-0,066 x 10
8
43,56 x 10
12

0,636 x 10 0,579 x 10
8
0,057 x 10
8
32,49 x 10
12

0,713 x 10 0,579 x 10
8
0,134 x 10
8
179,56 x 10
12

0,591 x 10 0,579 x 10
8
0,012 x 10
8
1,44 x 10
12

0,443 x 10 0,579 x 10
8
-0,136 x 10
8
184,96 x 10
12

E(E

)
2
= 442,01 x 10
12

AE =
E(

()
=

()
=

= 4,70 x 10
6
N/m
2
Ralat Nisbi =
A

100%
=


100% =8,118 %
Kebenaran = 100% - 8,118% = 91,882 %

21 | M o d u l u s Y o u n g

- Kuningan
Untuk penambahan massa beban
E (N/m
2
)

(N/m
2
) E

(N/m
2
) (E

)
2
(N/m
2
)
0,269 x 10 0,221 x 10
8
0,048 x 10
8
23,04 x 10
12
0,215 x 10 0,221 x 10
8
-0,011 x 10
8
1,21 x 10
12

0,184 x 10 0,221 x 10
8
-0,037x 10
8
0,792 x 10
0,215 x 10 0,221 x 10
8
-0,011 x 10
8
1,21 x 10
12

E(E

)
2
= 39,15 x 10
12


AE =
E(

()
=


()
=

= 1,40 x 10
6
N/m
2
Ralat Nisbi =
A

100%
=


100% = 6,33 %
Kebenaran = 100% - 6,33 % = 93,67 %
Untuk pengurangan massa beban
E (N/m
2
)

(N/m
2
) E

(N/m
2
) (E

)
2
(N/m
2
)
0,215 x 10 0,221 x 10
8
-0,011 x 10
8
1,21 x 10
12

0,184 x 10 0,221 x 10
8
-0,037x 10
8
13,69 x 10
12

0,231 x 10 0,221 x 10 0,01 x 10 1 x 10
12

0,255 x 10 0,221 x 10 0,034 x 10 11,56 x 10
12

E(E

)
2
= 27,73 x 10
12


AE =
E(

()
=

()
=

= 1,18x 10
6
N/m
2
Ralat Nisbi =
A

100%
=


100% = 5,33%
Kebenaran = 100% - 5,33% = 94,57 %
22 | M o d u l u s Y o u n g

- Kayu
Untuk penambahan massa beban
E (N/m
2
)

(N/m
2
) E

(N/m
2
) (E

)
2
(N/m
2
)
0,504 x 10
2
0,760 x 10
2
-0,256 x 10
2
655,36
1,153 x 10
2
0,760x 10
2
0,393 x 10
2
1544,49
0,712 x 10
2
0,760 x 10
2
-0,048 x 10
2
23,04
0,672 x 10
2
0,760 x 10
2
-0,088x 10
2
77,44
E(E

)
2
= 2300,33

AE =
E(

()
=

()
=

= 10,72 N/m
2
Ralat Nisbi =
A

100%
=


100% =14,11 %
Kebenaran = 100% - 14,11 % = 85,89 %
Untuk pengurangan massa beban
E (N/m
2
)

(N/m
2
) E

(N/m
2
) (E

)
2
(N/m
2
)
0,672 x 10
2
0,792 x 10 -0,12 x 10 144

0,712 x 10
2
0,792 x 10 -0,08 x 10 64
0,976 x 10
2
0,792 x 10 0,184 x 10 338,56
0,807 x 10
2
0,792 x 10 0,015 x 10 2,25
E(E

)
2
= 548,81

AE =
E(

()
=


()
=

5,24 N/m
2
Ralat Nisbi =
A

100%
=


100% = 6,62 %
Kebenaran = 100% - 6,62 % = 93,38 %


23 | M o d u l u s Y o u n g

6.2 Perhitungan
A. Perhitungan pada batang besi
Diketahui:

m
F
0
= m.g
= 1 x 10 = 10 N
A =

. 3,14. ( 1 x 10
-2
)
2
= 7,85 x 10
-5
m
2

L = 3,4 x 10
-3
m
Ditanya : Y = ?
Y =



= 0,573 x 10 N/m
2
Dengan cara yang sama diperoleh :
Untuk penambahan massa beban
m (kg) F
0
(N) AL (m)

(m) A (m
2
) E (N/m
2
)
1 10 3,4 x 10 1,53 7,85 x 10 0,573 x 10
2 20 6,4 x 10 1,53 7,85 x 10 0,609 x 10
3 30 9,6 x 10 1,53 7,85 x 10 0,609 x 10
4 40 12,4 x 10 1,53 7,85 x 10 0,629 x 10
5 50 19 x 10 1,53 7,85 x 10 0,513 x 10

Untuk pengurangan massa beban
m (kg) F
0
(N) AL (m)

(m) A (m
2
) E (N/m
2
)
5 50 19 x 10 1,53 7,85 x 10 0,513 x 10
4 40 12,2 x 10 1,53 7,85 x 10 0,636 x 10
3 30 8,2 x 10 1,53 7,85 x 10 0,713 x 10
2 20 6,6 x 10 1,53 7,85 x 10 0,591 x 10
1 10 4,4 x 10 1,53 7,85 x 10 0,443 x 10


24 | M o d u l u s Y o u n g


B. Perhitungan pada batang kuningan
Diketahui:

1,52 m
F
0
= m.g
= 0,5 x 10 = 5 N
A =

. 3,14. (1 x 10
-3
)
2
= 7,85 x 10
-5
m
2

L = 1,8 x 10
-3
m
Ditanya : Y = ?
Y =



= 0,269 x 10 N/m
2
Dengan cara yang sama diperoleh :
Untuk penambahan massa beban
m (kg) F
0
(N) AL (m)

(m) A (m
2
) E (N/m
2
)
0,5 5 3,6 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,269 x 10
1 10 9 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,215 x 10
1,5 15 15,8 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,184 x 10
2 20 18 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,215 x 10

Untuk pengurangan massa beban
m (kg) F
0
(N) AL (m)

(m) A (m
2
) E (N/m
2
)
2 20 18 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,215 x 10
1,5 15 15,8 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,184 x 10
1 10 8,4 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,231 x 10
0,5 5 3,8 x 10
-3
1,52
7,85 x 10 0,255 x 10




25 | M o d u l u s Y o u n g

C. Perhitungan pada batang kayu
Diketahui:

1,015 m
F
0
= m.g
= 5. 10
-4
x 10 = 5 x 10
-3
N
A = 2(p.l) + 2(p.t) + 2(l.t)
= 2(1,015 . 10
-2
) + 2(1,015 . 2x10
-2
) + 2(10
-2
. 2x10
-2
)
= 6,29 x

10
-2
m
2

L = 10
-3
m
Ditanya : Y = ?
Y =


= 0,504 x 10
2
N/m
2
Dengan cara yang sama diperoleh :
Untuk penambahan massa beban
m (kg) F
0
(N) AL (m)

(m) A (m
2
) E (N/m
2
)
5.10
-4
5 x 10
-3
1,6 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,504 x 10
2
10
-3
10
-2
1,4 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
1,153 x 10
2

1,5.10
-3
1,5 x 10
-2
3,4 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,712 x 10
2

2. 10
-3
2 x 10
-2
4,8 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,672 x 10
2


Untuk pengurangan massa beban
m (kg) F
0
(N) AL (m)

(m) A (m
2
) E (N/m
2
)
2. 10
-3
2 x 10
-2
4,8 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,672 x 10
2
1,5.10
-3
1,5 x 10
-2
3,4 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,712 x 10
2

10
-3
10
-2
1,8 x 10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,976 x 10
2

5.10
-4
5 x 10
-3
10
-3
1,015 6,29 x

10
-2
0,807 x 10
2





26 | M o d u l u s Y o u n g

VII. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini membahas mengenai Modulus Young. Modulus
Young merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan. Pada percobaan
ini, menggunakan batang besi, batang kuningan dan batang kayu. Pada percobaan
ini pengukuran dilakukan lima kali tiap-tiap berat beban.
Pada dasarnya, percobaan ini untuk mengetahui keelastisitasan suatu benda,
apabila pada benda tersebut diberi suatu gaya. Benda-benda yang memiliki
elastisitas disebut benda elastik. Sedangkan benda-benda yang tidak memiliki
elastisitas (tidak kembali ke bentuk semula jika gaya luar dihilangkan) disebut
benda-benda tidak elastik atau plastik.
Pada percobaan kali ini, digunakan gantungan beban dan cermin skala
untuk mengetahui pertambahan panjang dari gantungan beban apabila
ditambahkan beban satu per satu dengan berat yang sama sampai mencapai suatu
gaya maksimum. Sebuah gaya tarik yang bekerja pada gantungan beban
menyebabkan gantungan beban bertambah panjang dan akan segera kembali ke
bentuk semula, jika gaya tarik tersebut dihilangkan, namun jika gaya yang
diberikan melampaui gaya maksimum tersebut gantungan beban akan kehilangan
sifat elastiknya.
Dalam percobaan kali ini, ditambahkan beban satu per satu pada gantungan
beban kemudian dikurangi lagi satu per satu, dengan tujuan untuk mengetahui
sifat keelastisitsan bahan tersebut dan untuk menentukan modulus elastisitas atau
yang lebih dikenal dengan Modulus Young dari bahan tersebut.
Dalam percobaan kali ini, didapatkan bahwa Modulus Young yang
dihasilkan oleh batang besi, kuningan, dan kayu berbeda. Pada besi diperoleh nilai
rata-rata modulus young sebesar 0,587 x 10
8
N/m
2
untuk penambahan beban dan
untuk pengurangan beban sebesar 0,579 x 10
8
. Pada kuningan diperoleh nilai rata-
rata modulus young untuk penambahan beban sekaligus untuk pengurangan beban
sebesar 0,221 x 10
8
N/m
2
. Sedangkan pada kayu diperoleh nilai rata-rata modulus
young sebesar 0,760 x 10
2
N/m
2
beban dan untuk pengurangan beban sebesar
0,792 x 10
2
. Dari perhitungan didapat Modulus Young dari batang besi lebih besar
dari batang kuningan dan batang kayu. Hal ini disebabkan karena Modulus Young
itu bergantung pada jenis benda (komposisi benda) bukan bergantung pada ukuran
dan bentuk benda.
Setelah melakukan perhitungan didapatkan ralat kebenaran modulus young
pada ketiga benda tersebut. Untuk batang besi 96,453% untuk penambahan beban,
27 | M o d u l u s Y o u n g

dan untuk pengurangan beban 91,882%. Untuk batang kuningan 93,67% untuk
penambahan beban, dan untuk pengurangan beban 94,57%. Sedangkan untuk
batang kayu didapatkan ralat kebenaran sebesar 85,89% untuk penambahan
beban, dan 93,38% untuk pengurangan beban.
Kesulitan yang terjadi dalam percobaan kali ini adalah dalam membaca
nilai pada millimeter block. Kurangnya pemahaman praktikan mengenai proses
atau cara kerja yang sebenarnya dalam praktikum ini serta keterbatasan dan
ketidakbaikan kerja alat juga menjadi pemicu utama ketidaktepatan pengukuran.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai maka diperolah
kesimpulan:
- Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya
segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
- Benda Elastis adalah benda yang dapat kembali ke bentuknya semula apabila
gaya yang diberikan dihilangkan. Benda Plastik (plastic) adalah benda yang
tidak dapat kembali ke bentuknya semula apabila gaya yang diberikan
dihilangkan.
- Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik.
- Tegangan adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan
luas penampangnya (A).
- Regangan sama dengan perubahan panjang L dibagi dengan panjang awal
benda L.
- Hubungan antara tegangan dan regangan untuk sebuah bahan di bawah tarikan
dapat dicari dengan rumus:



- Modulus Young itu bergantung pada jenis benda (komposisi benda) bukan
bergantung pada ukuran dan bentuk benda.





28 | M o d u l u s Y o u n g

DAFTAR PUSTAKA

Alit Paramarta, Ida Bagus. 2012. Penuntun Praktikum Fisika Dasar I. Bukit Jimbaran:
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Udayana.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika, Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.
http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-3-modulus-young.pdf, diakses
pada tanggal 02 Desember 2012.
Kanginan, Martheen. 2004. Fisika SMA 2A. Erlangga : Jakarta.



























29 | M o d u l u s Y o u n g

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai