Anda di halaman 1dari 16

A.

Kompetensi Inti

KI 3 : Kompetensi Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Kompetensi Keterampilan
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1) Kompetensi Pengetahuan
3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari.

2) Kompetensi Keterampilan
4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil percobaan
dan pemanfaatannya.
62

Banyak sekali kejadian di alam yang berkaitan dengan elastisitas. Kita dapat melihat contoh-
contoh elastisitas yang banyak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Dengan adanya sifat elastisitas, maka
dapat dijelaskan ada benda-benda yang tidak mudah patah dan benda yang mudah patah.
1. Pengertian Elastisitas
Semua benda, baik yang berwujud padat, cair, ataupun gas akan mengalami perubahan bentuk dan
ukurannya apabila benda tersebut diberi suatu gaya. Benda padat yang keras sekalipun jika dipengaruhi
oleh gaya yang cukup besar akan berubah bentuknya. Ada beberapa benda yang akan kembali ke bentuk
semula setelah gaya dihilangkan, tetapi ada juga yang berubah menjadi bentuk yang baru. Hal itu
berkaitan dengan sifat elastisitas benda.

Contoh Percobaan Elastisitas


Salah satu benda yang memiliki sifat elastis adalah penggaris plastik. Penggaris dari plastik yang
dipegang ujungnya kemudian diayunkan ke bawah dan dilepaskan. Penggaris akan terayun ke bawah
kemudian ke atas dan ke bawah lagi berulang-ulang. Penggaris selalu berusaha ke keadaan semula. Gejala-
gejala tadi menunjukan elastisitas. Elastisitas sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan
gambar penggaris di atas, penggaris mampu melengkung tanpa patah karena penggaris memiliki
elastisitas. Gaya yang kita keluarkan cukup besar maka penggaris akan patah.

2. Elastisitas Zat Padat


Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke bentuk semula setelah
mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Benda-benda yang
memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet gelang, pegas, dan pelat logam disebut benda
elastis seperti pada gambar berikut.

Sifat Elastisitas Pada Pegas


Adapun benda-benda yang tidak memiliki elastisitas (tidak kembali
ke bentuk awalnya) disebut benda plastis. Contoh benda plastis adalah
tanah liat dan plastisin (lilin mainan).
Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu
perubahan ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul
benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi.
Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya
reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar
dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan
ukuran benda ke keadaan semula.
Apabila sebuah gaya F diberikan pada sebuah pegas seperti gambar
di samping, panjang pegas akan berubah. Jika gaya terus diperbesar, maka
hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan dapat
digambarkan dengan grafik seperti pada gambar berikut.
63

Grafik Hubungan Gaya Dengan Pertambahan Panjang Pegas


Berdasarkan grafik tersebut, garis lurus OA menunjukkan besarnya gaya F yang sebanding dengan
pertambahan panjang x. Pada bagian ini pegas dikatakan meregang secara linier. Jika F diperbesar lagi
sehingga melampaui titik A, garis tidak lurus lagi. Hal ini dikatakan batas linieritasnya sudah terlampaui,
tetapi pegas masih bisa kembali ke bentuk semula.
Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, pegas bertambah panjang dan tidak
kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Ini disebut batas elastisitasatau kelentingan pegas.
Jika gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus. Jadi, benda
elastis mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan melebihi batas elastisitasnya, maka pegas
tidak mampu lagi menahan gaya sehingga pegas akan putus karena diberikan gaya yang melebihi
batas elastisitas pegas.

Tegangan, regangan, dan modulus elastisitas terjadi pada benda yang dikenai gaya tertentu akan
mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung pada arah dan letak gaya-gaya tersebut
diberikan. Ada tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran seperti gambar di
bawah ini.

1. Regangan. Renggangan merupakan perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah
gaya yang berlawanan arah (menjauhi pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda.

2. Mampatan. Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya
yang berlawanan arah (menuju pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda.

3. Geseran. Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang
berlawanan arah dikenakan pada sisi-sisi bidang benda.
62

1. Tegangan (stress)
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya persatuan luas
penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma). Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.
F

A
Keterangan:
F = besar gaya tekan/tarik (N)
A = luas penampang (m2)
σ = tegangan (N/m2)

Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda diberi gaya, maka
kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda. Kawat dengan penampang kecil
mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan
benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau penopang suatu
beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat.

2. Regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang benda ΔX
terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan sebagai berikut.
L

Lo
Keterangan:
ε = regangan strain (tanpa satuan)
ΔL = pertambahan panjang (m)
LO = panjang mula-mula (m)
Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya. Artinya, ΔX juga makin
besar. Berdasarkan berbagai percobaan di laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan
regangan untuk baja dan aluminium seperti tampak pada gambar berikut.

Grafik perbandingan tegangan terhadap regangan untuk baja dan aluminium

Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama, misalnya 1 × 108N/m2,
regangan pada aluminium sudah mencapai 0,0014, sedangkan pada baja baru berkisar pada 0,00045. Jadi,
baja lebih kuat dari aluminium. Itulah sebabnya baja banyak digunakan sebagai kerangka (otot) bangunan-
bangunan besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan layang.

3. Modulus Elastisitas (Modulus Young )


Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas
elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan (ε) adalah konstan. Bilangan
(konstanta) tersebut dinamakan modulus elastis atau modulus Young (E). Jadi, modulus elastis atau
modulus Young merupakan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu
benda. Secara matematis ditulis seperti berikut.
63

 F Lo
E E
 A L
F
E A
L
Lo atau
Keterangan:
E : modulus Young (N/m2 atau Pascall)
Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada tabel berikut.

Modulus Young Beberapa Jenis Bahan

Soal Penyelesaian 2.1


Sepotong kawat logam homogen dengan panjang 140 cm dan luas penampangnya 2
mm2 ketika ditarik dengan gaya sebesar 100 N bertambah panjang 1 mm. Modulus elastik
bahan kawat logam tersebut adalah ....
Diketahui :
Lo = 140 cm = 1,4 m F = 100 N
A = 2 mm = 2 x 10 m
2 –6 2
∆L = 1 mm = 1 x 10 –3 m
Ditanya : Modulus Elastisitas (E)
F Lo
E
A L
100 1,4
E
2  106 1 103
E  7  1010 N/m2

1. Seutas kawat yang memiliki modulus Young 20 x 1010 Pa bertambang panjang 8 cm ketika
kedua ujungnya diberikan gaya tarikan yang sama besar. Perbandingan tegangan dan regangan
kawat tersebut besarnya ….
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
62

2. Gaya F diberikan pada kedua ujung kawat A sehingga bertambah panjang ∆L. kawat B memiliki
panjang 1,5 kali panjang kawat A dan diameternya juga 1,5 kali diameter kawat A. jika gaya F
tersebut dikerjakan pada kedua ujung kawat B (yang jenisnya sama dengan kawat A) akan
bertambah panjang …. (nyatakan dalam ∆L)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....

3. Kawat yang panjanya 2 m diberi beban 180 N pada ujung bawahnya. Separuh dari panjang
kawat terbuat dari kuningan (E = 9 x 1010 N/m2) dan sisanya dari bahan baja (E = 20 x 1010 N/m2).
Pertambahan panjang kawat tersebut adalah ….
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....

4. Sebuah batang baja berbentuk silinder akan digunakan sebagai pilar suatu bangunan. Silinder
baja tersebut memiliki panjang 4 m, jari – jari penampang 5 cm, dan modulus Elastisitasnya 1,9
x 1011 N/m2. Jika silinder mampu menopang beban seberat 100 ton, berapa pemendekan
silinder baja yang terjadi?
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....

5. Seorang pendaki (beserta ranselnya) yang massanya 82 kg memanjat melalui seutas tali nilon
yang tergantung bebas. Diameter nilon 8,0 mm dan modulus elastiknya 5,0 x 109 N/m2. Jika
nilon tersebut bertambah panjang sebesar 0,1 m ketika pendaki mulai memanjat, berapa
panjang nilon mula – mula?
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....

NILAI CATATAN GURU KOMENTAR ORANG TUA


63

Hukum hooke mempelajari tentang hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dengan
pertambahan panjang pegas x pada daerah elastisitas. Hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas
dengan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastisitasini pertama kali dikemukakan oleh Robert
Hooke (1635 – 1703), yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Pada daerah elastis linier, besarnya
gaya F sebanding dengan pertambahan panjang x.

Gaya yang bekerja pada pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas

1. Persamaan Hukum Hooke


Secara matematis hukum hooke dinyatakan sebagai berikut :

F  k x

dengan:
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
x = pertambahan panjang (m)
k = konstanta pegas (N/m)
Pada saat ditarik, pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan gaya tarikan tetapi
arahnya berlawanan (Faksi = -Freaksi). Jika gaya ini disebut gaya pegas FP maka gaya ini pun sebanding
dengan pertambahan panjang pegas.
Fp  F
Fp  k  x
dengan:
Fp = gaya pegas (N)
Berdasarkan persamaan diatas, Hukum Hooke dapat dinyatakan :

“Pada daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan gaya
yang bekerja pada benda”

Sifat pegas seperti ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada neraca pegas
dan pada kendaraan bermotor (pegas sebagai peredam kejut). Perlu selalu diingat bahwa hukum Hooke
hanya berlaku pada benda elastis.

2. Rangkaian Pegas
1) Rangkaian Pegas Seri
Perhatikan rangkaian seri dari dua buah pegas yang memiliki konstanta gaya
k1 dan k2 pada gambar di samping.
Pada saat dua pegas dirangkai seri, maka berlaku beberapa sifat yaitu :
a) Gaya (F) yang bekerja pada masing – masing pegas sama dengan gaya yang
bekerja pada sistem pegas tersebut.
FS  F1  F2
b) Pertambahan panjang pegas (∆x) total sistem merupakan penjumlahan
perubahan panjang pegas pada masing – masing pegas.
x S  x 1  x 2
62

c) Konstanta gaya (k) pada masing – masing pegas dapat diganti menjadi konstantas gaya total sistem
(ks) yang secara matematis dituliskan :

1 1 1
 
k S k1 k 2

2) Rangkaian Pegas Paralel


Perhatikan rangkaian seri dari dua buah pegas yang memiliki
konstanta gaya k1 dan k2 pada gambar di samping.
Pada saat dua pegas dirangkai seri, maka berlaku beberapa sifat
yaitu :
a) Gaya (F) yang bekerja pada sistem pegas terbagi atas masing –
masing pegas, sehingga berlaku:

FP  F1  F2

b) Pertambahan panjang pegas (∆x) pada setiap pegas sama, sehingga


.

x P  x 1  x 2

c) Konstanta gaya total sistem (ks) merupakan penjumlahan masing –


masing konstanta setiap pegas :

k P  k1  k 2

Soal Penyelesaian 2.2


Untuk merenggangkan pegas sebesar 5 cm diperlukan gaya 10 N. Tentukan pertambahan
panjang pegas jika ditarik dengan gaya sebesar 25 N!
Diketahui :
∆x1 = 5 cm = 0,05 m F1 = 10 N
∆x2 = ….? F2 = 25 N
Menentukan konstanta gaya pada kondisi 1 Menentukan Gaya pada kondisi 2
F1  k  x 1 F2  k  x 2
F1 (pegas yang digunakan sama)
k
x 1 F
x 2  2
10 k
k
0,05 25
x 2 
k  200 N/m 200
x 2  0,125 m  12,5 cm

Soal Penyelesaian 2.3


Perhatikan gambar berikut! Pegas-pegas dalam susunan adalah identik dan masing-masing
memiliki konstanta sebesar 200 N/m.

Tentukan :
a) nilai total konstanta susunan pegas pada gambar sebelah kiri
b) nilai total konstanta susunan pegas pada gambar sebelah kanan.
a) nilai total konstanta susunan pegas pada gambar sebelah kiri.
63

Susunan pada gambar adalah 4 pegas yang disusun paralel, sehingga

b) nilai total konstanta susunan pegas pada gambar sebelah kanan.


Sebelah kiri benda (M) sebelah kanan benda (M)

Konstanta Pengganti pegas total

1. Enam buah pegas identik disusun sehingga terbentuk seperti gambar di bawah. Pegas
kemudian digantungi beban bermassa M .

Jika konstanta masing-masing pegas adalah 100 N/m, dan massa M adalah 5 kg, tentukan :
a) Nilai konstanta susunan pegas
b) Besar pertambahan pertambahan panjang susunan pegas setelah digantungi massa M
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….

2. Sebuah balok yang bermassa 225 gram digantungkan pada pegas sehingga pegas bertambah
panjang 35 cm. Berapa panjang pegas mula-mula jika konstanta pegas 45 N/m ?
62

Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..

3. Suatu pegas akan bertambah panjang 10 cm jika diberi gaya 10 N. berapakah pertambahan
panjang pegas jika diberi gaya 7 N?
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..
4. Pegas memiliki panjang awal 10 cm, kemudian ditarik dengan 4 N sehingga panjangnya menjadi
22 cm. berapakah panjang totalnya ketika pegas ditarik denngan gay 6 N?
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..

NILAI CATATAN GURU KOMENTAR ORANG TUA


63
62

MATERI PRAKTIKUM : ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE


A. Tujuan :
Untuk mengetahui sifat keelastisitasan suatu benda, jika benda diberi gaya dan jika gaya itu di
hilangkan. Dan juga untuk mengetahui hubungan gaya sebesar F dan pertambahan panjang
(Δl).

B. Alat dan Bahan


1) 5 Buah karet
2) 3 Macam air yang berbeda suhu
3) Penggaris
4) Neraca Pegas

C. Cara Kerja
1) Percobaan pengaruh suhu terhadap elastisitas :
a) Ukur panjang karet terlebih dahulu
b) Rendam 3 karet kedalam air yang suhunya berbeda-beda dantunggu sekitar ±3 menit
c) Berikan gaya yang sama pada ketiga karet tersebut
d) Ukur panjangnya
e) Dan hitung hasil pertambahan panjangnya
2) Percobaan Hukum Hooke :
a) Ukur panjang karet terlebih dahulu
b) Berikan gaya yang bervariasi
c) Ukur panjangnya sesuai tahap gaya yang diberikan
d) Hitung pertambahan panjangnya

D. Hasil Pengamatan
1) Pengaruh Suhu Terhadap Elastisitas Benda
N Media Gaya Lo L ∆L
o
1
ds
t

2) Percobaan Hukum Hooke :


N Gaya Lo L ∆L
o
1
ds
t

E. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan terkait dengan praktikum yang telah kalian lakukan.

F. Diskusi
Diskusikanlah permasalahan berikut ini :
1) Suatu bahan memiliki modulus Young yang lebih besar daripada bahan lain. Apakah makna
fisis dari kalimat tersebut?
2) Seorang karateka memukulkan tangannya ke tumpukan bata. Batu bata manakah yang
akan patah lebih dulu, batu bata yang teratas atau yang bawah? Berikan alasana!
63

3) Manakah yang memerlukan gaya yang lebih besar, memutuskan tali panjang atau pendek?
Memutuskan tali dilakukan dengan cara menarik ujung kedua tali dalam arah yang
berlawanan.
62

A. SOAL PILIHAN GANDA


1. Sebuah benda jika ditarik pada keadaan tertentu, dan kemudian gaya dilepas, maka benda tersebut
memiliki sifat tidak kembali ke bentuk semula. Sifat seperti ini disebut sifat ….
A. Kekerasan D. elastis
B. Kekuatan E. keliatan
C. regangan
2. sebuah batang yang panjang mula – mulanya L ditarik dengan gaya F. jika luas penampang batang A
dan modulus elastisitas batang tersebut E, maka rumus pertambahan panjangnya adalah ….
E A F A
L  L 
A. F L D. E L
E  A L F L  A
L  L 
B. F E. E
F L
L 
C. E A
3. Seutas kawat sepanjang 10 m digunakan untuk menahan beban 20 kg. Jika luas penampang kawat 4
mm2, dan g = 10 m/s2, maka tegangan kawat ... .
A. 3 . 107 N/m2 D. 6 . 107 N/m2
B. 4 . 107 N/m2 E. 7 . 107 N/m2
C. 5 . 10 N/m
7 2

4. Jika kawat 2 m saat diberi beban 3 kg ternyata bertambah panjang 1 cm, maka regangan kawat adalah
... .
A. 2 . 10-3 D. 5 . 10-3
B. 3 . 10 -3
E. 6 . 10-3
C. 4 . 10 -3

5. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas bertambah panjang 0,5 cm, maka
konstanta pegas adalah ... .
A. 100 N/m D. 500 N/m
B. 150 N/m E. 1000 N/m
C. 200 N/m
6. Jika dua buah pegas identik, masing-masing memiliki konstanta k1 = k2 = 100 N/m disusun paralel,
kemudian disusun seri dengan pegas yang mempunyai konstanta 200 N/m, maka saat sistem pegas
diberi beban 40 N, maka pegas akan bertambah panjang ... .
A. 10 cm D. 50 cm
B. 20 cm E. 80 cm
C. 40 cm
7. Perbandingan pertambahan panjang dua buah sistem pegas yang masing-masing terdiri atas dua buah
pegas yang identik, dengan susunan seri dan paralel adalah ... .
A. 1 : 1 D. 2 : 3
B. 1 : 2 E. 2 : 5
C. 1 : 4
8. Seorang anak yang massanya 50 kg bergantung pada ujung sebuah pegas sehingga pegas bertambah
panjang 10 cm. Tetapan pegas bernilai...
A. 500 N/m D. 20 N/m
B. 5 N/m E. 5000 N/m
C. 50 N/m
9. Dua pegas masing-masing dengan tetapan 2 N/m. Jika disusun secara paralel, maka tetapan pegas
susunan adalah ....
A. 0,25 N/m D. 2,5 N/m
B. 3 N/m E. 4 N/m
C. 1,5 N/m
63

10.Perhatikan hubungan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang (∆x) berikut. Manakah yang
memiliki konstanta elastisitas terbesar?
A. D.

B. E.

C.

11.Perhatikan grafik yang menunjukkan hubungan pertambahan panjang suatu pegas (∆x) Karena
pengaruh gaya (F) berikut ini.

Energi potensial yang dimiliki pegas saat teregang 2 cm adalah ….


A. 1 joule
B. 2 joule
C. 3 joule
D. 4 joule
E. 5 joule
12.Diberikan gaya pada suatu pegas 200 N dengan luas penampang batang 50 m2. Berapa tegangan yang
di hasilkan dari pegas tersebut?
A. 9,0 N/m2 D. 3,0 N/m2
B. 5,0 N/m 2
E. 2,5 N/m2
C. 4,0 N/m 2

13.Sebuah pegas mula-mula panjangnya 20cm. Kemudian pada salah satu ujungnya digantungkan beban 2
kg, ternyata panjang pegas menjadi 25cm. Jika g = 10 m/s2. Berapa konstanta pegas tersebut?
A. 400 N/m D. 200 N/m
B. 300 N/m E. 150 N/m
C. 250 N/m
14.Sebuah ayunan bergetar dengan periode 1,5 sekon. Apabila amplitudo ayunan sebesar 10 cm,
simpangan ayunan setelah bergetar selama 4 sekon adalah...
A. 5,0 cm D. 10 cm
B. 5 √2 cm E. 10 √3 cm
C. 5 √3 cm
15.Tiga buah pegas dirangkai seperti gambar berikut ini. Jika konstanta pegas k1 = k2 = 3 N/m dan k3 =
6 N.m, maka konstanta susunan pegas besarnya …
A. 1 N/m D. 12 N/m
B. 3 N/m E. 15 N/m
C. 7,5 N/m
62

16. Bandul bermassa 250 gram digantungkan pada tali sepanjang 20 cm. Bandul disimpangkan sejauh
4 cm
dari titik seimbangnya, kemudian dilepaskan. Apabila percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2, gaya pemulih
yang bekerja pada bandul adalah...
A. 0,49 N D. 2,45 N
B. 0,98 N E. 4,90 N
C. 1,38 N
17. Sebuah ayunan bergetar dengan periode 1,5 sekon. Apabila amplitudo ayunan sebesar 10 cm,
simpangan ayunan setelah bergetar selama 4 sekon adalah...
A. 5,0 cm D. 10 cm
B. 5 √2 cm E. 10 √3 cm
D. 5 √3 cm
18. Persamaan gerak harmonik sederhana sebuah benda Y = 0,10 sin 20πt. Besarnya frekuensi benda
itu adalah...
A. 0,1 Hz D. 20 Hz
B. 1,0 Hz E. 200 Hz
C. 10 Hz
19. Sebuah partikel bergetar harmonik dengan periode 0,2 s dan amplitudo 4 cm. Kecepatan
maksimum partikel sebesar...
A. 8π cm/s D. 40 cm/s
B. 20 cm/s E. 40π cm/s
C. 20π cm/s
20. Sebuah ayunan sederhana, panjang tali 100 cm, massa 100 gram, percepatan gravitasi 10 m/s2.
Kedudukan tertinggi adalah 20 cm dari titik terendah. Maka kecepatan berayunnya dari titik
terendah adalah...
A. 40 m/s D. 2 m/s
B. 20 m/s E. 0,2 m/s
C. 4 m/s

NILAI CATATAN GURU KOMENTAR ORANG TUA

Anda mungkin juga menyukai