Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH:
AQILAH AZ ZAHIRAH 09220210045
SUMAYYAH SYAHIDAH 09220210051
ZULKARNAIN 09220210027
MUHAMMAD ARDIANSYAH 09220210024
NURUL FADILLAH 09220210032

KELOMPOK IIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta
selalu cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi atas
gaya tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) menyatakan kekuatan dari
gaya-gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan
biasanya dinyatakan dalam bentuk gaya per satuan luas. Sedangkan regangan
(strain) menyatakan hasil deformasinya.Perbandingan antara tegangan dan
regangan (dengan syarat-syarat tertentu) disebut dengan modulus Young (Young
& Freedman, 2002:335).
Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting.Sebagai
contoh, pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Dimana pegas pada sepeda
motor sering disebut atau dikenal dengan namashuck breaker. Dengan adanya
shuck breaker ini maka kita merasa nyaman ketika mengendarai sepeda motor.
Hal ini terjadi karena shuck breaker tersebut memiliki sifat elastisitas (kembali
kebentuk semula) seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya
dimanfaatkan pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang selalu kita
gunakan. 
Benda tidak elastic adalah benda yang tidak kembali kebentuk semula
setelah gaya yang mengubah benda dihapuskan. Dari definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pegas adalah benda elastis.Pegas diterapkan dalam berbagai
bentuk dan dalam banyak konstruksi.Penggunaan pegas adalah agar suatu
konstruksi berfungsi dengan baik bukan suatu hal yang mutlak, melainkan suatu
pilihan sehubungan dengan pembuatan dan biaya. Sifat pegas yang terpenting
ialah kemampuannya menerima kerja lewat perubahan bentuk elastic dan ketika
mengendur.
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )

Kami dapat memahami peristiwa gerak harmoni pada pegas

1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )

1. Kami dapat memahami arti waktu/priode getaran dan frekuensi


getaran(osilasi).
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.
BAB II

TUJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan


suatu benda.untuk melakukan aya,diperlukan tenaga.semakin besar gaya,semakain
besar pula tenaga yang diperlukan.jadi,gaya ada yang kuat ada juga yang lemah
(Dianawati, 2006)

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban


dinamis. Pegasmemiliki sifat kelastisitasan.Dalam kehidupan sehari-hari pegas
sudah umum digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor.
Pada umumnya pegas terbuat dari baja. Pegas akan bertambahpanjang atau
bertambah pendek jika diberi gaya, dari sini dapat dicari konstanta pegas secara
statis. Dalam hal lain, ketika pegas diberi usikan, maka sistem akan mengalami
getaran. Dari waktu getaran dapat dihitung periode dan dari periode dapat
dihitung konstanta pegas secara dinamis (Oktavia, dkk, 2015)

Menurut Oktavia, dkk (2015), konstanta pegas adalah besaranya gaya yang
dibutuhkan atau yang harus diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar
kg . m/s 2
satusatuan panjang. Satuan SI untuk konstanta pegasadalah N/m atau .
m

2.2 Elastisitas

Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk


awalnya segera setelah gaya luar yang luar yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan (dibebaskan).

2.2.1 Tegangan
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan
sebagaigaya persatuan luas penampang benda tersebut.Tegangan diberi simbol σ
(dibaca sigma).Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
…………...............................................................................(4.2.1)

Keterangan:

F : Besar gaya tekan/tarik (N)

A : Luas penampangan (m2)

σ : Tegangan (N/m2)

Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya
berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang
berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar
dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar.Tegangan benda sangat
diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga
ataupenopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan
bertingkat.

2.2.2 Regangan (strain)

Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan


panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan sebagai
berikut.

……………………….……….…………...…..............……………(4.2.2)

Keterangan:

ε : Regangan strain ( tanpa satuan)

ΔX : Pertambahan panjang (m)

X : panjang mula-mula (m)

Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga


regangannya.Artinya, ΔX juga makin besar. Berdasarkan berbagai percobaan di
laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan untuk baja dan
aluminium seperti tampak pada gambar berikut
Gambar 4.2.1
Grafik
perbandingan
tegangan
terhadap
regangan untuk baja dan aluminium

Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama,


misalnya 1 × 108N/m2, regangan pada aluminium sudah mencapai 0,0014,
sedangkan pada baja baru berkisar pada 0,00045. Jadi, baja lebih kuat dari
aluminium.Itulah sebabnya baja banyak digunakan sebagai kerangka (otot)
bangunan-bangunan besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan layang.
2.2.3 Modulus Elastisitas (Modulus Young )

Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas
elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan (ε) adalah
konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus elastis atau modulus
Young (E).Jadi, modulus elastis atau modulus Young merupakan perbandingan
antara tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu benda.Secara matematis
ditulis seperti berikut.

…………………………………………….........……(4.2.3)

Keterangan:

E : modulus Young (N/m2 atau Pascall)

Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel 4.2.1 Nilai Modulus Young

2.3 Hukum Hooke

Gambar
4.2.2 Sebuah
pegas pada
hukum hooke

Sebuah pegas di
renggangkan dengan gaya tarik F hingga pegas itu bertambah panjang sebesar x.
Hukum Hooke yang dinyatakan oleh Robert Hooke berbunyi:

“Jika gaya F tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”

2.3.1 Bunyi Hukum Hooke

Hukum Hooke berbunyi bahwa besarnya gaya yang bekerja pada benda
sebanding dengan pertambahan panjang bendanya.

F = k .x ..................……………………………………..…………….(4.2.4)

Keterangan :

F: Gaya yang bekerja pada pegas (N)

k: Konstanta pegas (N/m)

x: Pertambahan panjang pegas (m)

2.4 Energi Potensial Pegas


Gambar 4.2.3 Energi potensial

Energi potensial pegas diartikan sebagai energi yang tersimpan di dalam


pegas karena sifat elastis pegas. Besar energi potensial pegas bergantung pada
besar gaya luar yang diberikan untuk menekan atau merenggangkan pegas.

Energy potensial pegas dirumuskan :

Ep = ½ k Δx2 ………………………………………..……….….(4.2.5)

Keterangan :

Ep: energi potensial pegas (J)


K: konstanta pegas (N/m)

Δx: pertambahan panjang pegas (m)

2.5 Susunan Pegas

2.5.1 Susunan Seri

Apabila dua buah pegas yang memiliki tetapan pegas yang sama
dirangkaikan secara seri, maka panjang pegas menjadi 2x. Oleh karena itu,
persamaan pegasnya yaitu:

1
Ks = 2 k
………………………………….....................................................................
(4.2.6)Keterangan:
Ks   = Persamaan pegas
k   =  Konstanta pegas (N/m)
2.5.2 Susunan Paralel
Apabila pegas disusun secara paralel, panjang pegas akan tetap seperti
semula, sedangkan luas penampangnya menjadi lebih 2x dari semula jika pegas
disusun 2 buah.
Adapun persamaan pegas untuk dua pegas yang disusun secara paralel,
yaitu:
………….....................................................................(4.2.7)
Kp = 2k

Keterangan:
Kp : Persamaan pegas susunan paralel
K : Konstanta pegas (N/m)
Menurut Serway dan Jewet (2009) pada penentuan pegas secara dinamis
dapat menggunakan persamaan pada gerak harmonik sederhana yang berlaku pada
sistem osilasi pegas. Konsep dasar gerak harmonik sederhana digunakan dalam
praktikum ini dikarenakan tinjauan materi pada kurikulum yang masih terbatas
pada materi ini dan belum merambah pada gerak harmonik teredam. Penentuan
konstanta pegas pengganti berdasarkan cara dinamis maka berdasar pada
persamaan:

4 π2 m
k= T2 ………...……………....……............................................( 4.2.8 )

Dimana :
k: konstanta pegas
m: massa beban
T : periode osilasi pegas
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertambahan panjang
pegas yaitu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan dan suhu. Suhu adalah derajat
panas suatu benda. Suhu mempengaruhi semua sifat mekanis dari bahan
dan adanya suatu tegangan statis atau rata-rata juga menyebabkan perubahan
perlahan-lahan dalam bahan tersebut (Shigley dan Mitchell, 1984:307).
Baja yang paling umum dipakai untuk pegas adalah baja pegas
(SUP),baja pegaspembentukannyadilakukanpada temperatur tinggi, maka perlu
diberi perlakuan panas setelah dibentuk (Sularso dan Suga, 1979:313).
Variasi dalam diameter kawat dan diameter gulungan dari pegas
mempunyai suatu pengaruh pada konstanta pegas. Semakin besar
jumlah lilitan dan diameter pegas maka semakin kecil nilai dari konstanta
pegas tersebut (Setiawan dan Sutarno , 2011).
Penerapan pegas dalam kehidupan sehari-hari:
a. furniture, pada pembuatan sifat springbad dan juga kasar yang bertahan ban
bekas merupakan salah satu aplikasi dari proses
b. alat berburu, seperti ketapel, dan panah,konsep pegas juga terdapat pada alat
berburu.
c. olah raga, dalam olahragapun pegas saya digunakan untuk mendukung
konsepnya,misalnya pada lompat,jalan dan skygumpling ,dan masih banyak
lagi dalam kehidupan sehari-hari bahwa untuk kita uraikan di persatuan karena
selain berguna untuk alat olahraga dan masih banyak proses lainnya.
d. Rangkaian Pegas Seri yakni Rangkaian Seri Pegas jika ada sebuah Konstanta
Pegas Totalnya, jika ada n Pegas yang identik (konstanta k) maka Rumus
Konstanta Total nya ialah Ks = K/n
e. Rangkaian Pegas Paralel yakni jika Rangkaian Pegas Paralel maka Total
Konstanta’nya sama dengan Jumlah dari seluruh Konstanta Pegas yg disusun
oleh Paralel.
f. Kemudian didalam Energi Potensial Gaya Pegas itu mempunyai Energi
Potensial, entah itu Gayanya ditarik maupun ditekan karena usaha yg
dilakukan oleh Gaya F untuk menarik sebuah Pegas itu akan bertambah
panjang sebesar x besarnya sama, dengan perubahan energi potensial gaya
pegas itu sendiri.
g. Persamaan inilah yang disebut Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukan gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan.
h. Yang dimaksud modulus elastis adalah perbandingan tegangan dengan
regangan. Modulus ini juga dapat disebut modulus Young. Tegangan (stress)
adalah gaya per satuan luas penampang.satuan tegangan adalah N/m2.
i. Regangan (strain) adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu
batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya.
j. Untuk menghitung energy potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung
kerja atau usaha yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas. Persamaan usaha
adalah W = F.s, dimana F adalah gaya dan s adalah perpindahan. Pada pegas
perpindahan adalah simpangan x, ketika menekan atau merenggangkan pegas
sejauh x, dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus dengan x. secara
matematis ditulis Fa = k.x. Ketika ditekan atau direnggangkan pegas member
gaya dengan arah berlawanan ( Fb ) yang besarnya adalah Fb = -k.x.
k. Gaya rata-rata = F = ½ (0 + kx) = ½ kx. x adalah jarak maksimum pegas yang
diregangkan atau ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah :

W=Fax=(1/2kx)(x)=½kx2
……………………………………………………...………(4.2.9)

l. Perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan
umum yang mewakili semua jenis gerakan. Untuk EP elastis telah kita
turunkan pada pembahasan di atas. Berbeda dengan EP, persamaan EK
bersifat umum untuk semua jenis gerakan. Energi Kinetik dimiliki benda
ketika bergerak. Rumus besarnya energi kinetik adalah :

EK = ½ mv2
……………………………………….........……………………………(4.2.10)
m. Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah satu ujung
pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika
digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita
gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke.
n. Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada
benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah
tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda maksimum
sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
o. Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri,
kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi
nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju
posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda tepat berada pada
posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini
kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika
berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
p. Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara
vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. (gravitasi hanya
bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Berdasarkan hukum II
Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya
yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang
arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua
gaya ini sama dengan nol.
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat
1. Statif

Gambar 4.3.1 statif

2. Pegas statis dan pegas dinamis


a. pegas

Gambar 4.3.2 pegas statis

b. pegas dinamis
Gambar 4.3.3 pegas dinamis

3. Ember kecil

Gambar 4.3.4 ember kecil

4. Beban

1 2 3

Gambar 4.3.5 ( mb= 10gr) Gambar 4.3.6 (mb= 20 gr) Gambar 4.3.7 (mb= 30 gr)
5. Stopwatch

Gambar 4.3.8 stopwatch

6. Neraca analityc digital


Gambar 4.3.9 neraca analityc digital

3.2 Cara Kerja

Pertama-tama bahan disiapkan, kemudian ditimbang massa ember, massa


pegas dan massa beban. Setelah itu pegas statis pada statif dipasang dan ember
kecil digantungkan pada pegas dan kemudian diatur sedemikin rupa sehingga
setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada penggaris. Setelah itu beban
seberat 10gr dimasukkan dalam ember kemudian diamati renggangan yang
terjadi, setelah itu dihitung waktunya dengan menggunakan stopwatch dan
dicatat setiap hasil yang didapatkan, setelah itu beban yang beratnya 10 gr yang
sebelumnya dilakukan berulangkali, kemudian ditambahkan 10 gr lagi dan
menjadi 20 gr, dan mengikuti prosedur yang sebelumnya, setelah itu 20gr
kemudian ditambahkan 10 gr lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama
seperti yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2.

Untuk Pegas dinamis, ember masih tetap di gantung pada statif, dan
digatungkannya pegas dinamis pada statif. Sama seperti percobaan pada pegas
statis, pertama tama ditambahkan 10 gr beban pada ember kecil kemudian diatur
hingga ember tersebut sejajar dengan nol kemudian ditarik ke bawah. Setelah itu
dihitung 3,2,1,0 pada hitungan ke-0 dihitung dengan menggunakan stopwatch
sampai dengan sepuluh kali hitunganan getaran, setelah itu dicatat hasil dari
hitungan stopwatch tersebut. Kemudian ditambahkan beban 10 gr menjadi 20 gr
sesuai dengan prosedur sebelumnya, setelah itu 20 gr ditambahkan lagi menjadi
30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2.
Tujuan dilakukan percobaan berulang ulang agar supaya mendapatkan hasil yang
akurat.
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Keadaan Statis


Simpangan (m) Keterangan
No
Massa (g)
.
Xa Xb Xc Xd

1 10 1,5 1,5 1,4 1,6 Me = 6,12 g

2 20 3,2 3,2 3,4 3,4 Mp = 17,7 g

3 30 5,2 5,2 5,1 5,1

4.2 Keadaan Dinamis

Waktu (s) Keterangan


No
Massa (g)
.
Ta tb tc

1 10 09.62 09.54 09.65 Me = 6,12 kg

Mp = 17,7 g
2 20 10.32 10.34 10.38
n = 12

3 30 10.48 10.85 10.88

Hari/Tanggal Praktikum : Minggu/28 November 2021


Frekuensi/Kelompok : II/2A
Anggota Kelompok : 1. Aqilah Az-Zahirah (09220210045)
2. Sumayyah Syahidah (09220210051)
3. Zulkarnain (09220210027)
4. Muhammad Ardiansyah (09220210024)
5. Nurul Fadillah (09220210032)
Makassar, 28 November 2021

ASISTEN

(Farhan Hairunsyam)

BAB V

PENGOLAHAN DATA
5. 1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
N
beban dalam satuan .
m

Fn = m . g

F1 = m1 . g

= 10 . 9,81

= 98,1 N

F2 = m2 . g F3 = m3 . g

= 20 . 9,81 = 30 . 9,81

= 196,2 N = 294,3

Xa1+Xb1+Xc1+d1 1,5+1,5+1,4+1,6
∑ x1 = = ∑ x1 = = 1,5 m
4 4

Xa2+Xb2+Xc2+Xd2 3,2+3,2+3,4+3,4
∑ x2 = = ∑ x2 = = 3,3 m
4 4

Xa3+Xb3+Xc3+Xd3 5,2+5,2+5,1+5,1
∑ x3 = = ∑ x3 = = 5,25 m
4 4

Fn
Kn =
∑ Xn
F1 98,1 N N
K1 = = = 65,4
∑ X1 1,5 m m

F2 196,2 N N
K2 = = = 59,45
∑ X2 3,2 m m

F3 294,3 N N
K3 = = = 57,14
∑ X3 5,15 m m
5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk setiap
beban.

T
Tn =
jumlah getaran

T 09,62
Ta1 = = Ta1 = = 0,82 s
jumlah getaran 12

T 10,32
Ta2 = = Ta2 = = 0,86 s
jumlah getaran 12

T 10,48
Ta3 = = Ta3 = = 0,87 s
jumlah getaran 12

T 09,64
Tb1 = = Tb1 = = 0,80 s
jumlah getaran 12

T 10,34
Tb2 = = Tb2 = = 0,86 s
jumlah getaran 12

T 10,85
Tb3 = = Tb3 = = 0,90 s
jumlah getaran 12

T 09,65
Tc1 = = Tc1 = = 0,80 s
jumlah getaran 12

T 10,38
Tc2 = = Tc2 = = 0,86 s
jumlah getaran 12

T 10,88
Tc3 = = Tc3 = = 0,91 s
jumlah getaran 12

Tabel 3.5.4 Hubungan periode dan massa

No Massa beban Periode (s)


(kg) Ta Tb Tc

1. 10 0,82 0,80 0,80


2. 20 0,86 0,86 0,86
3. 30 0,87 0,90 0,91
T=
∑T =
Tan + Tbn + Tcn + Td n
= Tn
n n

T1 =
∑T =
Ta1 + Tb1 + Tc1
= T1 =
∑T =
0,82+ 0,80+ 0,80
= 0,81 s
n 3 n 3

T2 =
∑T =
Ta2 + Tb2 + Tc2
= T2 =
∑T =
0,86+0,86+ 0,86
= 0,86 s
n 3 n 3

T3 =
∑T =
Ta3 + Tb3 + Tc3
= T3 =
∑ T = 0,87+0,90+ 0,91 = 0,89 s
n 3 n 3

4 π2
Kn = 2 (me + mb + mp)
T

4 π2
K1 = (me + mb + mp)
T2
2
4 (3,14)
K1 = (6,12+ 10 + 17,7)
0,81

= 48,68 (33,82) = 1646,35


2

K2 = (me + mb + mp)
T2
2
4 (3,14)
K2 = (6,12+ 20 + 17,7)
0,86

= 45,85 (43,82) = 2009,14

2

K3 = (me + mb + mp)
T2
2
4 (3,14)
K1 = (6,12+ 30 + 17,7)
0,89

= 44,31 (53,82) = 2384,76


BAB VI

ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

6.1.1 Untuk keadaan statis


K
No. Massa (g) Simpangan (m) Gaya (N)
(N/m)
1 10 1,5 m 98,1 N 65,4
2 20 3,3 m 196,2 N 59,45
3 30 5,25 m 294,3 N 57,14

6.1.2 Untuk keadaan dinamis

No Massa K
. (g) Periode (t) (N/m)
1646,3
1 10 0,81 5
2009,1
2 20 0,86 4
2384,7
3 30 0,89 6

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data

6.2.1 Untuk keadaan statis

Dari tabel (6.1.1) dapat kita analisis semakin besar massa yang
bekerja pada beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada
beban itu dan akan menghasilkan simpangan yang semakin besar pula.

6.2.2 Untuk keadaan dinamis

Dari tabel (6.1.2) dapat kita analisis semakin besar massa yang
bekerja pada beban maka semakin besar periode yang bekerja pada
beban tersebut.

BAB VII

PENUTUP

I. Kesimpulan

a. setelah melakukan percobaan kami dapat memahami bahwa periode


adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran,
sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun
waktu satu detik

b. setelah mlakukan percobaan kami dapat mengetahui bahwa semakin


tinggi massa maka semakin tinggi pula nilai simpangan

c. setelah melakukan percobaan kami dapat mengetahui bahwa dengan nilai


massa, simpangan, gaya dan periode maka nilai konstanta dapat
ditentukan

II. Saran

1 Saran Untuk Laboratorium

Alat-alat dilaboratorium seharusnya dilengkapi, dan fasilitas pada


laboratorium agar lebih dilengkapi demi kestabilan dan kenyamanan
ketika praktikum berlangsung dan kebersihan agar tetap dijaga.

2. Saran Untuk Asisten

Sebaiknya ada pelajaran materi sebelum praktikum dimulai, dan


menjelaskan materi atau hal-hal yang berhubungan dengan percobaan
pada saat respon atau asistensi ataupun pada saat praktikum berlangsung
agar tidak terjadi kesalahan dan juga cepat mengoreksi kesalahan yang
dibuat di laporan.

3. Saran Untuk Percobaan selanjutnya

Semoga pada praktikum selanjutnya kerja sama dan keakraban


antar asisten dan praktikan lebih dijaga, dalam hal ini praktikan lebih
menjaga tingkah laku dan sikapnya, agar praktikum dan asisten berjalan
dengan lancar.

III. Ayat Al-Qur’an yang relevan dengan percobaan

Q.S. Ar-Rahman ayat 7

Artinya : Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
DAFTAR PUSTAKA
Dianawati, Ajen. 2012. IPAL (Intisari Pengetahuan Alam Lengkap) SD. Tebing
Tinggi: Kawan Pustaka.

Fatmawati, Choirul dan Prabowo. 2016.Pengembangan Alat Praktikum Susunan


Pegas Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi Elastisitas. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). Surabaya.

Hatimah, Husnul. 2013.Laporan Praktikum Fisika Dasar I Pengukuran Konstanta


Pegas Dengan Metode Pegas Dinamik. Diakses dalam
www.academia.edu , 30 Maret 2018, Makassar.

Kelly, S. Graham. 2012. Mechanical Vibrations: Theory and Aplications. S1


Edition. USA: Cengage Learning.

Oktavia, dkk. 2015. Tetapan Pegas. Jurnal Fisika Dasar Edisi Desember 2015.
Diakses dalam www.academia.edu , 30 Maret 2018, Makassar.

Serway, Raymond A. dan Jewett, John W. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik.
Jakarta: Penerbit Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai