Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam berbagai hal yang kita lakukan sehari-hari tidak terlepas dari
prinsip-prinsip fisika. Salah satu contohnya adalah pegas yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan tertentu, contoh dari prinsip fisika
yang diterapkan adalah prinsip Hukum Hooke. Selain itu pegas juga diterapkan
dalam banyak kontruksi yang gunanya agar suatu kontruksi berfungsi dengan
baik. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energi mekanik serta berfungsi untuk menerima beban dinamis dan
memiliki sifat keelastisitan. Elastis adalah kemampuan suatu benda kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Pada benda- benda elastis seperti pegas juga memiliki batas elastisitas, contohnya
pegas apabila ditarik melebihi batas tertentu maka pegas itu tidak akan elastis lagi.
Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Elastisitas
adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan semula setelah
mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar berupa tarikan
tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka
panjangnya akan berubah.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada
pegas.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/periode getaran dan
frekuensi getaran (osilasi).
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa
terhadap getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pegas


Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
memiliki sifat keelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung
kembali kekeadaan semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat
gaya dari luar berupa tarikan tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik
dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik
yang bekerja, semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya
tarik dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan semula. Dalam kehidupan
sehari-hari pegas sudah umum digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan,
dan sepeda motor. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama,
pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
karakteristik setiap pegas. Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta
pegas (k).

2.2 Konstanta Pegas


Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya
konstanta pegas dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang
diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan pegas itu sendiri. Faktor nilai tetapan
pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas tersebut sehingga
juga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas tersebut.
Pada eksperimennya, Hooke menemukan adanya hubungan antara gaya
dengan pertambahan panjang pegas yang dikenai gaya. Besarnya gaya sebanding
dengan pertambahan panjang pegas. Hukum Hooke menyatakan bahwa jika pada
sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang
sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara matematis, hubungan
antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat
dituliskan sebagai berikut:

F....................................................................................................(4.2.1)
= -k. x

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dimana: F = Gaya yang bekerja (N), k = Konstanta gaya pegas (N/m), x =
Perubahan panjang pegas (m).
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-)
dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan
arah perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, berarti
pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya tariknya.
Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis. Cara statis merupakan cara yang
digunakan untuk menetukan nilai konstanta pegas dengan menghitung
pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W). Dengan cara statis maka
akan dapat dilihat pengaruh pertambahan massa terhadap perubahan panjang
pegas. Sedangkan cara dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang
diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran
dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan massa terhadap
periode getaran suatu pegas. Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam
keadaan setimbang, kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa
kebawah atau menekannya keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas
akan mengalami getaran. Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan
amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ketitik setimbang.
Perlu diketahui bersama, gaya luar yang bekerja terhadap pegas mengikuti kaidah
hukum 2 Newton dimana persamaan matematisnya:

F = m. a
m.a = -k x
𝑑2
m. 𝑑𝑡 (A cos (𝜔𝑡 + 𝜑)) = -k. A cos (𝜔𝑡 + 𝜑)
..................................... (4.2.2)
m. 𝜔2 A cos (𝜔𝑡 + 𝜑) =-k. A cos (𝜔𝑡 + 𝜑)

jika persamaan di atas kita sederhanakan maka akan diperoleh:

2
𝜔.................................................................................................(4.2.3)
m=k

Dimana : = frekuensi sudut dan getaran, k = konstanta pegas (N/m),


m = Massa (kg).

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Setelah itu kita tinggal menentukan persamaan periodenya dan dihasilkan:

m
T = 2π k
...............................................................................................(4.2.4)

Dimana: T = Periode (s), k = Konstanta pegas (N/m), m = Massa (kg).


Diketahui bahwa f = , sehingga nilai frekuensi bisa diketahui persamaan

akhirnya yaitu:

k
f = 2π m
................................................................................................(4.2.5)

Dimana: f = frekuensi (Hz), k = Konstanta pegas (N/m), m = Massa (kg).


2.3 Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami
pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya di berikan
pada pegas tidak melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus
dengan pertambaha panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung
pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.
a. Rangkaian Pegas Seri

Gambar 4.2.1 Susunan seri pada dua pegas(sumber:mabelakita.com)


Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan
persamaan:

= + +......
ks k k2

𝑘 .𝑘2
ks = ...................................................................................(4.2.5)
𝑘 +𝑘2

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dimana: ks = konstanta pegas pengganti (N/m), k1 = konstanta pegas 1
(N/m), k2 = konstanta pegas 2 (N/m).
Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita
dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri kseri dengan
tetapan tiap-tiap pegas (k1dan k2).
b. Rangkaian Pegas Paralel.
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan
mengalami gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang s sebesar
Δx1 dan Δx2. Secara umum, konstanta total pegas yang dirangkai parallel
dinyatakan dengan persamaan:

k total = k + k 2 + k 3 + ......+ k n =
..........................................................(4.2.6)

Dimana: Kn = konstanta pegas ke- n, k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 =


konstanta pegas 2 (N/m).

Gambar 4.2.2 Susunan paralel pada dua pegas(sumber: sumber.belajar.com)


2.4 Besaran dan Rumus dalam Hukum Hooke dan Elastisitas.
a. Tegangan.
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu
ujungnya sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas
kawat dengan luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter
ditarik dengan gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada
ujung yang lain ditahan maka kawat akan mengalami pertambahan
panjang sebesar x meter. Fenomena ini mengambarkan suatu tegangan

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara matematis
dapat ditulis seperti berikut ini.

F
σ.........................................................................................(4.2.7)
=
A

Dimana: F = Besar gaya tekan/tarik (N), A = Luas penampang (m2),


= Tegangan (N/m2).
b. Regangan.
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang
kawat dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter.
Regangan dapat terjadi dikarenakan gaya yang diberikan pada benda
ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk
awal. Hubungan ini secara matematis dapat dituliskan seperti dibawah
ini.

∆𝑙
e=
𝑙0
.........................................................................................(4.2.8)

Dimana: e = Regangan, l = Pertambahan panjang benda(m),l0 =


Panjang mula-mula (m).

c. Modulus Elastisitas (Modulus Young).


Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus
elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan
regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.

σ
..........................................................................................(4.2.9)
E=
e

Dimana: E = Modulus elastisitas (N/m2), e = Regangan, σ = Tegangan


(N/ m2 ).
2.5 Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda di sebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi bendatersebut dari tanah.
Sedangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas. Jadi untuk menghitung
energi potensial pegas digunakan rumus :
..............................................................................................(4.2.10)
Ep = 2 .k. ∆x2

Dimana : Ep = Energi Potensial ( Nm ), K = Konstanta gaya pegas ( N/m ), ∆x =


simpangan(m).

Hubungan antar pertambahan panjang pegas (x) terhadap besarnya gaya (F)
dilukiskan dalam grafik:

Gambar 4.2.3 Besar energi potensial pegas = luasan segitiga yang diarsir
(sumber: sumberbelajar.com)
2.6 Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah suatu getaran dengan resultan gaya yang
bekerja selalu mengarah ke titik setimbang dengan besarnya resultan gaya adalah
berbanding lurus dengan besarnya simpangan. Sehingga semakin besar resultan
gaya maka semakin besar juga simpangannya. Sebuah gaya pemulih yang
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Hukum Hooke
adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi
karena sifat elastisitas suatu pegas.
a. Simpangan Getaran (GHS).
Simpangan getaran adalah jarak benda yang sedang bergetar terhadap
titik setimbang. Simpangan getaran dapat dirumuskan:

y = A sin ϴ = A sin ω t
...............................................................(4.2.11)

Dimana: y = Simpangan (m), A = Amplitudo/simpangan terjauh (m),


KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ϴ = Sudut fase = t + ϴ0 (rad).
b. Kecepatan Getaran (GHS)
Kecepatan merupakan turunan pertama dari fungsi posisi. Kecepatan
getaran dapat diketahui dengan menurunkan fungsi simpangan terhadap
waktu. Secara matematis, kecepatan getaran dirumuskan sebagai berikut:

𝑑𝑦
𝑉𝑦 =
𝑑𝑡
..............................................
d( A sin(ωt+ θ0 ))
=
dt

= A sin 𝜔 cos (𝜔t + 𝜃0 )

Kecepatan maksimum terjadi ketika cos ( t + 0) = 1. Dengan demikian,


kecepatan maksimumnya dirumuskan:

Vm = A𝜔

Dimana: Vm = Kecepatan maksimum (m/s), A = Amplitudo/simpangan


terjauh (m), = Kecepatan sudut benda (rad/s).
Dari kecepatan maksimum tersebut, rumus kecepatan dapat ditulis menjadi:

V = Vm cos (𝜔t + 𝜃0)

Hubungan antara kecepatan, amplitudo dan simpangan pada gerak


harmonik sederhana sebagai berikut:

V = 𝜔 𝐴2 − 𝑦 2

c. Percepatan Getaran (GHS)


Percepatan sesaat merupakan turunan dari fungsi kecepatan. Dengan
demikian, percepatan getaran dirumuskan sebagai berikut:

dVy d( A ω cos (ωt+ θ0 ))


Ay = =
dt dt

= -A 𝜔2 sin (𝜔t + 𝜃0 )

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Oleh karena A sin ( t + 0) merupakan fungsi y, persamaan percepatan
gerak harmonik dapat ditulis sebagai berikut:

ay = - ω2 y

-
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan selalu berlawanan
dengan arah simpangan.
Pecepatan maksimum gerak harmonik sederhana terjadi ketika nilai sin
( t + 0) =1. Dengan demikian, percepatan maksimum gerak harmonik
sederhana dirumuskan sebagai berikut:

a = -A 𝜔2

2.7 Getaran pada Pegas.


Pada awalnya pegas digantung tanpa ada beban. Kemudian di ujung pegas
kita beri beban sehingga pegas tersebut meregang sejauh y0. Pada posisi tersebut
pegas belum mengalami gerakan. Titik P masih merupakan titik kesetimbangan.
Di titik tersebut, sudah bekerja gaya pegas yang melawan beban. Gaya (F) pegas
mempunyai arah ke atas.r Kita ingat bahwa rumus gaya pegas adalah:
F = k. Δx = ........................................................................(4.2.19)
k. y0

Dimana: F = gaya pegas (N), Δx = perubahan panjang pegas (m), k = tetapan gaya
pegas (N/m).
Di titik keseimbangan tersebut gaya pegas sama besarnya dengan gaya berat
benda. (w = m.g) F pegas = W k. y0 = m.g. Tetapan gaya pegas dapat dicari
dengan:
....................................................................................(4.2.20)
k = m.g/y0

Gambar 4.2.4 Getaran pada pegas(sumber:rumushitung.com)

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.8 Aplikasi Hukum Hooke.
Dalam pengaplikasian Hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan benda-
benda yang prinsip kerjanya menggunakan pegas dan bersifat elastis.
Prinsip hukum Hooke telah diterapkan pada beberapa benda-benda berikut ini:

1. Mikroskop yang berfungsi untuk melihat jasad-jasad renik yang sangat kecil
yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
2. Teleskop yang berfungsi untuk melihat benda-beda yang letaknya jauh agar
tampak dekat, seperti benda luar angkasa
3. Alat pengukur percepatan gravitasi bumi
4. Jam yang menggunakan peer sebagaipengatur waktu
5. Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk menentukan garis atau
kedudukan kapal yang berada di laut
6. Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan baik sepeda motor maupun
mobil
7. Ayunan pegas
8. Beberapa benda yang telah disebutkan diatas memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Dengan kata lain, gagasan Hooke memberi dampak
positif terhadap kualitas hidup maunsia.

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


1. Pegas statis
2. Pegas dinamis
3. Ember kecil
4. Beban
5. Stopwatch
3.2 Prosedur Kerja
1. Timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban.
2. Gantunglah ember pada pegas dan atur sedemikian rupa sehingga jarum
menunjukkan skala 0.
3. Berikan beban kedalam ember beberapa kali dan setiap kali penambahan
beban, maka penunjukkan jarum harus dicatat.
4. Keluarkan beban dan ulangi prosedur 3 beberapa kali sesuai petunjuk
asisten.
5. Untuk kondisi dinamis, gantungkan ember, atur posisi jarum agar
membelakangi mistar.
6. Masukkan satu beban lalu getarkan naik turun, tunggu hingga getaran
yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk interval tertentu (sesuai
petunjuk asisten).
7. Tambahkan beban dalam ember lalu ulangi seperti prosedur 6, lakukan
penambahan beban beberapa kali sesuai petunjuk asisten.
8. Ulangi prosedur 6 dan 7 beberapa kali sesuai petunjuk asisten.

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN
4.1 Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan


a. konstanta
b. gaya
c. pegas
d. konstanta gaya pegas
2. Misalnya pada Bola Tolak Peluru : Dalam tolak peluru sifat kekekalan
sebuah benda terdapat pada peluru itu sendiri. Pada saat peluru di lempar,
peluru akan terus bergerak secara beraturan setelah itu akan jatuh dan
berhenti, titik dimana peluru itu akan berhenti, dan akan terus diam jika
tidak gerakkan. Berdasarkan kasus di atas analisis lah kejadian tersebut
apakah kejadian itu termasuk dalam Hukum Newton ? Berikan alasannya !

3. Sebuah buku diletakkan di atas meja. Pada sistem benda tersebut akan
bekerja gaya-gaya seperti pada gambar di bawah ini !.

Sebutkan gaya apa saja yang terdapat pada ilustrasi gambar di atas dan
tentukan pula pasangan gaya yang termasuk kedalam Aksi-Reaksi !

4. Perhatikan ilustasi grafik di bawah ini !

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Grafik di atas menunjukkan tentang ilustrasi Hukum Hooke dan
batasannya terhadap elastisitas bahan. Deskripsikan maksud dari ilustrasi
grafik di atas !

5. Jelaskan penerapan percobaan konstanta gaya pegas di jurusan anda!

4.2 Jawaban
1. - Konstanta adalah besaran yang umumnya dipercaya secara universal
di alam dan konstan terhadap waktu.
- Gaya adalah suatu interaksi (dorongan atau tarikan) yang dikenakan
pada suatu benda sehingga benda bermassa tersebut mengalami
perubahan gerak atau posisi, baik dalam bentuk arah maupun kontruksi
geometris.
- Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis.
- Konstanta gaya pegas adalah suatu elemen penting yang terdapat pada
pegas yang dapat diartikan sebagai besarnya gaya yang dapat
menyebabkan pegas tersebut bertambah panjang.
2. termasuk kedalam hukum Newton II, yang berbunyi “Percepatan
suatu beda yang ditimbulkan oleh gaya yang berbanding lurus dengan
besar gayanya dan berbanding terbalikk dengan massanya”. Karena
berkaitan dengan resultan gaya yang tidak sama dengan nol. Mula-
mula bola itu diam, tidak ada gaya yang bekerja. Setelah dlempar atau
diberi gaya barulah bola itu bergerak.
3. w = Berat buku ; N = Gaya tekan normal pada ; N` = Gaya tekan normal
buku pada meja ; Fg = Gaya gravitasi buku pada bumi.
Berdasarkan hukum III Newton “Ketika suatu gaya (aksi) diberikan pada
suatu benda, maka benda tersebut akan memberikan gaya (reaksi) yang
sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang diberikan”. W
mengarah kebawah dan Fg mengarah keatas, dimana W adalah berat buku
yang merupakan gaya hasil interaksi tarik menarik antara bumi dan buku.
Kemudian Fg merupakan gaya gravitasi buku pada bumi yang merupakan
gaya hasil interaksi tarik menarik bumi dan buku, sehingga W dan Fg ini

KONSTANTA GAYA PEGAS


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berlawanan arah dan berpasangan. maka W dan Fg merupakan pasangan
gaya yang termasuk aksi reaksi.
4.

DAFTAR PUSTAKA
Halliday,David.1999. Fisika. Jakarta:Erlangga.

Ishaq, Mohammad.2007. Fisika Dasar Edisi 2.Bandung: Graha Ilmu.

Resnick,Halliday.1989.Dasar-Dasar Fisika Jilid 1.Jakarta Erlangga

Tim Fisika Dasar.2015.Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. Surabaya : Unipress

KONSTANTA GAYA PEGAS

Anda mungkin juga menyukai