Disusun oleh:
Novitasari (0046910015)
Irawati Basri (0042738922)
Sri Amanda Lestari (0042011358)
Wilsen Pebrian (0035318472)
Irham Sudarwin (3043634491)
PIHAK INSTANSI
Laporan praktek kerja Lapangan (PKL) telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.
Mengetahui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PIHAK SEKOLAH
Laporan praktek kerja Lapangan (PKL) telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.
Menyetujui :
Mengetahui
Nobertinus SH , MH
Nip.196811191994021002
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan hidayahnya
sehingga Laporan Akhir Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Kota Belopa dapat selesai dengan tepat waktu.
Adapun tujuan laporan ini dibuat adalah sebagai dasar pelaksanaan kegiatan praktek
kerja lapang pada kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu sekaligus merupakan
salah satu syarat untuk mengikuti UKK jurusan Analisis Pengujian Laboratorium pada SMKN 2
PALOPO.Selain itu, kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan aplikasi awal siswa/I
sebelum memasuki dunia kerja yang interdisiplin dan komprehensif.
Dengan selesainya laporan akhir ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu beserta jajarannya atas diterimanya kami
sekaligus di beri izin untuk mengoperasikan berbagai peralatan laboratorium berdasarkan
metode dan prinsip kerja peralatan untuk beberapa pengujian. Dan tak lupa ucapan terima
kasih kepada pembimbing instansi sebagai penanggung jawab laboratorium lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Luwu yang senantiasa berbagi ilmu selama kegiatan PKL ini
berlangsung.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup.......................................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat................................................................................................ 2
1. Tujuan.................................................................................................................. 2
2. Manfaat............................................................................................................... 2
BAB II TINJUAN UMUM................................................................................................ 3
A. Gambaran Umum.................................................................................................... 3
B. Struktur Organisasi Dan Job Deskripsi..................................................................... 4
1. Struktur Organisasi.............................................................................................. 4
2. Job Deskripsi........................................................................................................ 7
C. Sejarah Institusi.......................................................................................................... 30
BAB III URAIAN KEGIATAN............................................................................................ 32
A. Tabel Kegiatan Pelaksaan PKL................................................................................. 32
1. Kegiatan PKL di Laboratarium DHL Bulan ke-1................................................... 32
2. Kegiatan PKL di Laboratarium DHL Bulan ke-2.................................................. 33
3. Kegiatan PKL di Laboratarium DHL Bulan ke-3.................................................. 34
4. Kegiatan PKL di Laboratarium DHL Bulan ke-4.................................................. 35
5. Kegiatan PKL di Laboratarium DHL Bulan ke-5.................................................. 36
B. Uraian Kegiatan PKL................................................................................................. 37
C. Permasalahan......................................................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH.................................................................................. 39
A. Hasil kegiatan........................................................................................................... 39
1. Tabel Hasil Analisa............................................................................................... 39
2. prosedur kerja .................................................................................................... 40
3. metode................................................................................................................ 41
B. Pembahasan Masalah.............................................................................................. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 52
A. Kesimpulan............................................................................................................. 52
B. Saran....................................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 53
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu kegiatan akademik yang berfokus
pada kemampuan untuk mengembangkan dan menempa ilmu yang telah dipelajari
selama menjalani pembelajaran dalam praktiknya Kegiatan ini dapat menambah
pengalaman siswa/i khususnya di Jurusan Analisis Pengujian Laboratorium dan
memberikan wawasan mendalam terkait dunia kerja sebelum lulus dari bangku sekolah
kelak.
Institusi pemerintah merupakan hal yang kompleks karena para praktikan akan
dihadapkan pada situasi yang berbeda dan permasalahan yang rumit Dan dan kegiatan
PKL inilah siswa/i SMKN 2 Palopo dapat belajar bagaimana mengatasi permasalahan
yang berbeda pada setiap kegiatan yang diberikan sehingga membentuk mental yang
kuat jika menemui masalah serupa dikarenakan kita sudah pernah merasakan
tekanannya. Dengan semua ilmu yang didapatkan selama PKL tentunya akan membuat
mahasiswa menjadi lebih baik karena pengalaman dan kepercayaan diri untuk memasuki
dunia kerja telah diperoleh.
Pada kegiatan PKL tahun in praktikan mendapat kesempatan untuk melakukan PKL
di Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Kota Belopa yang
ruang lingkup kerjanya telah menerapkan sistem mutu berdasarkan ISO 17025.
1
B. Ruang Lingkup
Salah satu ruang lingkup pelaksanaan kegiatan PKL ini sebagai laporan akhir kami
yaitu melakukan pengambilan sampel air galon pada usaha depot air minum yang
berada di Kelurahan Sabe,Kec.Belopa Utara,Kab.Luwu. Adapun parameter kimia yang
dianalisis adalah kesadahan total klorida, zat organik, oksigen tertarut (DO), posfat,
nitrit, besi, dan mangan sedangkan untuk parameter fisika adalah pengukuran DHL (Daya
Hantar Listrik) salinitas, PH, warna kekeruhan dan pengujian TDS (Total Dissolved Sold)
serta pengujian mikrobiologi.
1. Tujuan
a) Mengetahui kualitas air minum pada depot air galon Ayu Wai’ro yang berada di
Kelurahan Sabe,Kec.Belopa Utara,Kab.Luwu.
b) Mendapatkan informasi tentang kualitas air minum depot air galon Ayu Wai’ro
yang berada di Kelurahan Sabe,Kec.Belopa Utara,Kab.Luwu.
2. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Gambaran Umum
3
Adapun visi misi dari DHL (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Belopa, Kabupaten Luwu
yaitu:
Visi:
Misi:
4
c. Seksi penegakan Hukum Lingkungan
5
Adapun susunan struktur Organisasi DLH Kabupaten Luwu, kota Belopa sebagai berikut:
Plt.KEPALA DINAS
Nahban.SKM
SEKERTARIS
Sitti Saenab,S.Sos
SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS
Nurlina,S.Sos
UNIT PELAKSANAAN
TEKNIK DINAS
6
2. Job Deskripsi
1. Kepala Dinas
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepala dinas
mempunyai fungsi:
7
d. Pemantauan monitoring dan evaluasi program/kegiatan.
e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/kegiatan.
f. Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program/kegiatan.
g. Pembinaan dan pengawasan dibidang lingkungan hidup.
h. Pelaksanaan pengawasan melekat (WASKAT)
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan.
2. Sekretaris
8
p) Pengoordinasian dan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan
informasi dan fasilitasi pelayanan informasi.
q) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas sekretariat dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.
r) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintah kan atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Kepala sub bagian program dan keuangan berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada sekretaris mempunyai tugas pokok membantu sekretaris dalam
mengumpulkan bahan dan melakukan penyusunan program dan anggaran,
penyajian data dan informasi,serta penyusunan laporan melaksnakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelengarakan fungsi sebagai berikut:
9
q. Pengumpulan bahan dan penyusuanan laporan kinerja dinas.
r. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan sub bagian program dan keuangan dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan.
s. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya
Kepala Sub Bagian umum Kepegawaian dan Hukum berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada sekretaris dan mempunyai tugas pokok membantu
sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan,
administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, urusan rumah
tangga serta mengelola administrasi kepegawaian dan hukum, melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
10
n) Persiapan dan pengoordinasian pelaksanaan rapat dinas, upacara bendera,
kehumasan dan keprotokolan.
o) Penyiapan bahan, penghimpunan dan pengelolaan data kehadiran pegawai.
p) Pengoordinasian dan fasilitasi administrasi surat tugas dan perjalanan dinas
pegawai.
q) Penyiapan bahan, mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan
tatalaksana.
r) Penyiapan bahan dan pengelolaan administrasi kepegawaian.
s) Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan sumber daya manusia
dilingkungan dinas.
t) Penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan,peningkatan komptensi,
disiplin dan kesejahtraan pegawai negeri sipil.
u) Penyiapan bahan,penghimpunan dan pengelolaan sistem informasi
kepegawaian.
v) Penyiapan bahan dan pengoordinasian administrasi penyusun produk hukum
dilingkungan dinas.
w) Pengumpulan bahan, pengoordinasian dan menindak lanjuti laporan hasil
pemeriksaan.
x) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian umum,kepegawaian
dan hukum serta memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusankebijakan.
y) Penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan
karier.
z) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
11
2.3 Bidang Penataan dan Penataan PPLH
Kepala Bidang Penataan dan Penataan PPLH berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas melalui sekretaris mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Dinas dalam mengoordinasikan pelaksanaan urusan deposit,pengembangan dan
pengolahan bahan penataan dan penataan PPLH,mempunyai tugas yang dimaksud pada
ayat (1) sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana kegiatan bidang penataan dan penataan PPLH sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas.
b. Pendistribusian dan pemberian petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar.
c. Pemantauan,pengawasan dan pengevaluasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan
sub bagian umum,kepegawaian dan hukum untuk mengetahui perkembangan
pelaksanan tugas.
d. Penyusunan rancangan,pengoreksian memaraf dan/atau menandatangani naskah
dinas.
e. Kegiatan mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan dampak lingkungan.
g. Pelaksanaan koordinasi, pangawasan dan pengendalian kegiatan sengketa
lingkungan.
h. Pelaksanaan koordinasi, pangawasan dan pengendalian kegiatan penegakan hukum
lingkungan.
i. Penginventarisan data dan informasi sumber daya alam.
j. Penyusunan dokumen RPPLH.
k. Pengoordinasian dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam RPJP dan RPJM.
l. Pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan RPPLH.
m. penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
n. pengoordinasi penyusunan tata ruang yang berbaris daya dukung dan tampung
lingkungan.
o. penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau, mekanisme
insteny, penandaan lingkungan hidup).
p. sinkroninasi RLPLH Nasional, pulau/kepulauan dan ekoregion.
q. penyusunan NSDA dan LH.
r. penyusunan status lingkungan hidup daerah.
s. penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup.
t. sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH.
u. penyusunan kajian lingkungan hidup strategis provinsi
v. pengesahan kajian lingkungan hidup strategis.
w. fasilitas keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS.
x. fasilitas pembinaan penyelenggaraan KLHS.
12
y. pemantauan dan pengevalusian KLHS.
z. pengoordinasian penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.(AMDAL, UKL-UPL, izin lingkungan, audit LH, analisis
resiko LH).
aa. Penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL, dan UKL/UPL).
bb. Penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan (komisi penilai,
tim pakar dan konsultan).
cc. Pelaksanaan perlindungan sumber daya alam.
dd. Pelaksanaan pengawetan sumber daya alam.
ee. Pelaksanaan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.
ff. Pelaksanaan pencadangan sumber daya alam.
gg. Pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
hh. Pelaksanaan inventarisasi GRK dan penyusunan profil emisi GRK.
ii. Perencanaan konservasi keanekaragaman hayati.
jj. Penetapan kebijakan dan pelaksanaan konservasi, pemanfaatan berkelanjutan dan
pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati.
kk. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati.
ll. Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati.
mm. Pengembangan sistem informasi dan pengelolaan database keanekaragaman
hayati.
nn. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas bidang penataan dan penataan PPLH,
serta memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan.
oo. Penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan
karakter.
pp. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepala
bidang mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dan administrasi mengenai penataan lingkungan hidup
dan ADMDAL.
b. Penyusunan Rencana kerja Tahunan (RKT) serta program/kegiatan.
c. Pembinaan, pengkoordinasikan, pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan
tugas bawahan.
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/kegiatan.
e. Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program/kegiatan.
f. Pelaksanaan pengawasan melekat (WASKAT).
g. Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pemimpin.
13
2.4. Seksi Perencanaan Dan Kajian Dampak Lingkungan
Kepala seksi perencanaan dan kajian Dampak Lingkungan berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang mempunyai tugas pokok melakukan
penyimpanan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan
kegiatan kajian dampak lingkungan, mempunyai tugas yang dimaksud pasal (1)
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana kegiatan seksi perencanaan dan kajian dampak
lingkungan sebagai pedoman dan pelaksanaan tugas.
b. Pendistribusian tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.
c. Pemantauan, pengawasan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.
d. Pembuatan konsep, mengoreksi dan memaraf naskah untuk menghindari
kesalahan.
e. Kegiatan mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Pengiventarisan data dan informasi sumber daya alam.
g. Penyusunan dokumen RPPLH.
h. Pengkoordinasikan dan sinkronisasi pemutan RPPLH dalam RPJP dan RPJM.
i. Pemantauan dan pengevalusian pelaksanaan RPPLH.
j. Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
k. Pengoordinasan penyusunan tata ruang yang berbaris daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
l. Penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau,
mekanisme insentif disententif, pendanaan lingkungan hidup).
m. Sinkronisasi RLPLH Nasional, pulau/kepulauan dan Ekoregion.
n. Penyusunan NSDA dan DLH.
o. Penyusunan status lingkungan hidup daerah.
p. Penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup.
q. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH.
r. Penyusunan kajian lingkungan hidup strategis provinsi.
s. Pengesahan kajian lingkungan hidup strategis.
t. Fasilitas keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS.
u. Fasilitas pembinaan penyelenggaraan KLHS.
v. Pemantauan dan pengevalusian KLHS.
w. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas seksi perencanaan dan kajian
dampak lingkungan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan.
x. Penilaian kinerja pegawai pada seksi perencanaan dan kajian dampak
lingkungan.
14
y. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
15
k. Penyesuaian sengketa lingkungan baik diluar pengadilan maupun melalui
pengadilan.
l. Sosialisasi tata cara pengaduan.
m. Pengembangan sistem informasi pemerintah pengaduan masyarakat atas
usaha atau kegiatan yang kita sesuai dengan ijin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
n. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas seksi pengaduan dan
penyelesaian sengketa Lingkungan dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.
o. Penilaian kinerja pegawai pada seksi pengaduan dan penyelesaian sengketa
lingkungan.
p. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
16
d. pembuatan konsep,pengoreksian dan memaraf naskah untuk mengindari
kesalahan.
e. Kegiatan mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. pembinaan dan pengawasan terhadap petugas pengawasan lingkungan hidup
hidup daerah.
g. pembentukan tim koordinasi penegakan hukum lingkungan.
h. Pembentukan tim monitoring dan Koordinasi penegakan hukum.
i. pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
j. pelaksanaan penyelidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup.
k. penanganan barang bukti dan menangani hukum pidana secara terpadu.
l. penyusunan hasil pelaksanaan tugas seksi penegakan hukum lingkungan dan
memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan.
m. penilain kinerja pegawai pada seksi penegakan hukum lingkungan.
n. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
17
b. Pendistribusian tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.
c. Pemantauan, pengawasan dan pengevalusian pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar.
d. Pembuatan konsep, pengoreksian dan memaraf naskah untuk menghindari
kesalahan.
e. Kegiatan mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Penyusunan informasi pengelolaan sampah tinkat kabupaten/kota.
g. Penetapan target pengurangan sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap
kurun waktu tertentu.
h. Perumusan kebijakan pengurangan sampah.
i. Pembinaan pembatasan timbunan sampah kepada produsen/industri.
j. Pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang mampu diurai
oleh proses alam.
k. Pembinaan pendaur ulangan sampah.
l. Penyediaan fasilitas pendaur ulangan sampah.
m. Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari produksi dan kemasan produk.
n. Perumusan kebijakan penanganan sampah kabupaten/kota.
o. Pengoordinasan, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan
akhir sampah.
p. Penyediaan sarpras penanganan sampah.
q. Pengumbutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah.
r. Penetapan lokasi tempat, TPS, TPST, dan TPA sampah.
s. Pengawasan terhadap tempat pemprosesan akhir dengan sistem pembuangan
open dumping.
t. Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah.
u. Pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan pemprosesan akhir sampah.
v. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan dengan
badan usaha pengelolaan sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan
sampah.
w. Pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan sampah.
x. Penyusunan kebijakan perijinan pengelolaan sampah pengangkutan sampah dan
pemprosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta.
y. Pelaksanaan perjanjian pengelolaan sampah, pengangkutan sampah, dan
pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta.
z. Perumusan kebijakan pembinaan dan mengawasi kinerja pengelolaan sampah
yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha).
18
aa. Pelaksanaan pembinaan dan mengawasi kinerja pengelolaan sampah yang
dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha).
bb. Perumusan penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan sementara limbah
B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan.) Dalam satu daerah
kab/kota.
cc. Pelaksanaan perizinan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah
kab/kota.
dd. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara limbah B3
dalam satu daerah kab/kota.
ee. Penyusunan kebijakan perizinan pengumpulan dan pengangkutan limbah B3
(pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah
kab/kota.
ff. Pelaksanaan perizinan bagi pengumpulan limbah B3.
gg. Pelaksanaan perizinan pengangkutan limbah B3 menggunakan alat angkut roda
3 (tiga) dilakukan dalam satu daerah kab/kota.
hh. Pelaksanaan perizinan penimbunan limbah B3 dilakukan dalam satu daerah
kab/ kota.
ii. Pelaksanaan perizinan penguburan limbah B3 medis.
jj. Pemantauan, pengawasan, pengelolaan, pemanfaatan, pengangkutan dan
penimbangan limbah B3.
kk. Penyusunan kebijakan pengangkuan keberadaan masyarakat hukum adat,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
ll. Pengidentifikasian, verifikasi dan validasi serta menetapkan pengakuan
keberadaan masyarakat hukum adat kearifan, lokal atau pengetahuan
tradisional dan hak kearifan lokal dan pengetahuan tradisional dan hak MHA
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
mm. Penetapan tanah Ulayal yang merupakan keradaan MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional
dan hak MHA terkait dengan perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
nn. Pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA.
oo. Pembentukan panitia pengakuan masyarakat hukum adat.
pp. Penyusunan data dan informasi profil MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
qq. Penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH.
rr. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan pendamping
terhadap MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH.
19
ss. Pelaksanaan fasilitas kerjasama dan pemberdayaan MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH.
tt. Penyiapan modal peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA
kearifan lokal dan pengetahuan tradisional terkait PPLH.
uu. Penyiapan sarras peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH.
vv. Pengembangan materi Diklat dan penyuluhan LH.
ww.Pengembangan metode Diklat dan penyuluhan LH.
xx. Pelaksanaan Diklat penyuluhan LH.
yy. Peningkatan kapasitas instruktur dan penyeluh LH.
zz. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli LH.
20
2.8. Seksi Pengelolaan Sampah
21
c. Pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan tugas
bawahan.
d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program/kerja.
e. Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program/kegiatan.
f. Pelaksanaan pengawasan melekat (WASKAT)
g. Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Kepala seksi Limbah B3 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan kegiatan limbah B3 mempunyai tugas di
maksud pada ayat (1) sebagai berikut:
22
q. penilaian kinerja pengawal pada Seksi Limbah B3.
r. Pelaksanaan Kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
Dalam penyelenggaraan Tugas Sebagai mana dimaksud pada ayat (2) Kepala seksi
Mempunyai fungsi
23
h. Penetapan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA, Kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan
hak MHA Terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
i. Pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA.
j. Pembentukan Panitia Pengakuan masyarakat Hukum adat
k. Penyusunan data dan informasi Profil MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
l. Penyusunan kebijakan peningkatan Kapasitas MHA, Kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional terkait PPLH.
m. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan pendampingan
terhadap MHA kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH.
n. Pelaksanaan Fasilitas kerja sama dan pemberdayaan MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH.
o. Penyiapan model peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
terkait PPLH.
p. Penyiapan sarpras peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA, Kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH.
q. Pengembangan materi diklat dan penyuluhan LH.
r. Pengembangan metode diklat dan penyuluhan LH.
s. Pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH.
t. Peningkatan kapasitas instruktur dan Penyuluhan LH.
u. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli LH.
v. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan penyuluhan LH.
w. Penyiapan sarpras dikatakan dan penyuluhan LH.
x. Pengembangan jenis penghargaan LH.
y. Penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan LH.
z. Pelaksanaan penilaian dan pemberian penghargaan.
24
Dalam menyelenggarakan tugas sebagai mana yang dimaksud pada ayat (2) kepala
seksi Mempunyai fungsi:
25
l. Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan pemberian peringatan
akan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup kepada pengelolaan lingkungan.
m. penyusunan kebijakan pembinaan dan pengawasan terhadap penerima izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
n. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan dan
izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
o. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi
penerima izin perlindungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
p. Penyediaan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan).
q. Penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan.
r. Pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan.
s. Melaksanakan penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian serta
penghentian) kerusakan lingkungan.
t. Pelaksanaan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan restorasi)
kerusakan lingkungan.
u. Pelaksanaan perlindungan sumber daya alam.
v. Pelaksanaan pengawetan sumber daya alam.
w. pelaksanaan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.
x. Pelaksanaan pencadangan sumber daya alam.
y. Pelaksanaan upaya mitigrasi dan adaptasi perubahan iklim.
z. Pelaksanaan inventarisasi GRK dan penyususnan profil emisi GRK.
26
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Sub
Bidang mempunyai fungsi:
a. Merumuskan kebijakan teknis dan administrasi Bidang Pengendalian Pencemaran
Dan Kerusakan Lingkungan Hidup.
b. Pembinaan,pengoordinasian, pengendallian dan pengawasan atas pelaksanaan
tugas bawahan.
c. Pelaksanaan laporan hasil monitoring dan evaluasi program/kegiatan.
d. Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program/kegiatan.
e. Pelaksanaan pengawasan melekat (WASKAT).
f. Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pemimpin.
kepala seksi pencemaran lingkungan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala bidang mepunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan kegiatan pencemaran lingkungan, mempunyai
tugas yang dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut.
27
n. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan dan
izin perlindungan dan pengelola lingkungan.
o. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan tindaklanjut rekomendas hasil evaluasi
penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelola lingkungan.
p. Penyediaan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan).
q. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas seksi pencemaran lingkungan dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan.
r. Penilaian kinerja pegawai pada seksi pencemaran lingkungan .
s. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang dperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepala seksi
mempunyai fungsi:
28
e. Kegiatan mengikuti rapat-rapat sesuai bidang tugasnya
f. Penetuan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
g. Pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan
h. Pelaksanaan penangulangan (pemberi imformasi, pengisolasian serta
penghentian) kerusakan lingkungan hidup.
i. Pelaksanaan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitas dan restorasi).
j. Pengelola hutan kritis.
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas seksi kerusakanlinkugan dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijkan.
l. Penilaian kinerja pegawai pada seksi kerusakan lingkungan.
m. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
29
e. Kegiatan mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Pelaksanaan perlindungan sumber daya alam .
g. Pelaksanaan pengawetan sumber daya alam.
h. Pelaksanaan investaris GRK dan penyusunan profil emisi GRK.
i. pelaksanaan pencadangan sumber daya alam.
j. Pelaksanaan upaya imgasi dan adaptasi perubahan iklim.
k. Pelaksanaan investaris GRK dan penyusunan profil emsi GRK.
l. Perencanaan konservasi keaneragaman hayati.
m. Penetapan kebiajakan dan pelaksanaan konservasi pemanfaatan berkelanjutan,
dan pengendalian kerusakan keaneragaman hayati.
n. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keaneragaman hayati.
o. Penyelesaian konflik dalam pemanfatan keaneragaman hayati
p. Pengembangan system informasi dan pengelola data base keaneragaman hayati.
q. Perencaaan dan perumusan operasional pelaksanaan tugas di bidang kehutanan.
r. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas seksi pemeliharaan LH dan
memberikan sarn pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan.
s. Penilaian kinerja pegawai pada seksi pemeliharaan LH.
t. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
C. Sejarah Institusi.
Dinas lingkungan hidup (DLH) kabupaten luwu adalah instansi yang pernah
mengalami perubahan nama instansi antara lain:
30
d. BLH (Badan Lingkungan Hidup) pada tahun 2010.
e. DLH (Dinas Lingkungan Hidup) pada tahun 2016 sampai sekarang.
Dinas lingkungan hidup saat ini memiliki peran yang lebih maksimal dari
sebelumnya. Dinas Lingkungan Hidup bergerak dibidang teknis yang menanggani
masalah pengelolaan kebersihan dan persampahan lingkungan.
31
BAB III
URAIAN KEGIATAN
A. Tabel Kegiatan Pelaksanaan PKL
Bulan : 1 (Satu)/Agustus
32
Bulan Ke: 2 (Dua)/September
Tabel III.2. Kegiatan PKL di Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Luwu,Kota Belopa.
33
Bulan Ke: 3 (Tiga)/Oktober
Tabel III.3. Kegiatan PKL di Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Luwu,Kota Belopa.
34
Bulan Ke : 4 (Empat)/November
35
Bulan Ke : 5 (Lima)/Desember
36
B. Uraian Kegiatan PKL
Adapun uraian kegiatan yang telah terlaksana pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Kabupaten Luwu Kota Belopa selama praktek kerja Lapangan berlangsung adalah
sebagai berikut:
37
h.) Konduktometer
Penggunaan alat konduktometer bertujuan untuk mengukur Daya Hantar Listrik
sampel air. Alat ini sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan KCL dengan konsentrasi tertentu.
i.) Turbiditymeter
Penggunaan alat turbiditymeter bertujuan untuk mengetahui tingkat kekeruhan
sampel air.
j.) Spektrofotometri
Penggunaan spektrofotometri visible (spektroquan Nova A60) berfungsi untuk
mengetahui adanya kandungan Besi, Nitrit, Posfat, Warna dan lain lain dalam suatu
sampel air.
C. Permasalahan
a. Tes kemampuan analisis
Tes kemampuan analisis yang diberikan oleh staf Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Kota Belopa kepada siswa/i Praktek kerja
Lapangan merupakan hal yang baru bagi siswa/i Praktek kerja Lapangan, berasal dari
jurusan Analisis Pengujian Laboratorium sedangkan tes kemampuan analisis banyak
membahas tentang pengukuran dan pengujian parameter kimia dan fisika air.
c. Titrimetri
Metode titrimetri yang dilaksanakan merupakan hal yang baru bagi siswa/i
Praktek kerja Lapang yang sebelumnya belum pernah mempelajari metode titrimetr,
utamanya pada pembacaan anatara larutan atau cairan berwarna dan tidak
berwarna.
38
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
A. Hasil Kegiatan
39
No Parameter Satuan Standar Kode Sampel Kriteria
Air Air Air Baku Air
Baku Galon Galon Galon
Galon
1 e.coli Per 100 ml 0 0 0 Baik Baik
sampel
2 Salmonell Per 100 ml 0 0 0 Baik Baik
a sp. sampel
Prosedur Kerja:
1. Kesadahan (CaCO3)
Langkah awal yang dilakukan untuk menguji kesadahan sampel yaitu, memipet
sampel sebanyak 25 ml dan menambahkan larutan penyangga sebanyak 1 ml, kemudian
menambahkan indikator EBT 1/2 stapula. kemudian lakukan titrasi dengan
menggunakan penitar yaitu larutan Na2EDTA di dalam Buret. Titik akhir Titrasi
menunjukkan warna Biru keuangan.
2. Klorida (Cl)
Langkah awal yang dilakukan untuk menguji kandungan klorida sampel yaitu
memipet sampel sebanyak 50 ml kemudian menambahkan indikator kalium kromat
(K2CrO4) 5% sebanyak 5 tetes. Selanjutnya Titrasi dengan menggunakan penitar larutan
perak Nitrat (AgNo3). Titik akhir titrasi menunjukkan warna kuning kecoklatan.
Langkah awal yang dilakukan untuk menguji kandungan oxygen sampel yaitu
memasukkan sampel kedalam botol winkler sampai penuh (tidak memiliki gelembung
udara). Kemudian menutup botol winkler. Selanjutnya menambahkan larutan mangan
sulfat (MnSO4) sebanyak 1 ml dan menambahkan larutan alkali iodida sebanyak 1ml.
Menutup kemy botol winkler dan dihomongenkan larutan. Mendiamkan Larutan
kedalam lemari asam membentuk endapan. Selanjutnya menambahkan asam sulfat
pekat sebanyak 1 ml kemudian homogenkan. Selanjutnya Titrasi dengan menggunakan
penitar Natrium Thiosulfat (Na2S2O3). Pada saat proses titrasi memipet 50 ml sampel
kedalam Erlemanyer, lakukan titrasi sampel hingga berwarna kuning mudah. Selanjutnya
menambahkan 5 tetes larutan kanji hingga sampel berubah warna biru pekat. Kemudian
titrasi sampel tersebut hingga menunjukkan titik akhir titrasi dengan perubahan warna
menjadi bening.
40
dipanaskan dengan suhu 10°C, setelah mencapai suhu 105°C tambahkan 5 ml KMnO4
0,01 N sehingga larutan berwarna pink kemudian tunggu hingga 10 menit kemudian
angkat dan tambahkan asam oksalat 0,01 N sebanyak 5 ml sehingga warna berubah
menjadi bening kekuningan. Selanjutnya Titrasi dengan menggunakan larutan penitar
KMnO4 0,01 N dan Titik Akhir Titrasi (TAT) adalah berwarna (pink).
B. Metode:
1. Kesadahan
=113,22 mg/l
2,80 X 0,01002 X 100 X 1000
2. CaCO3 = 25
=112,22 mg/l
Rata-Rata =112,62 mg/l
Sampel RO
ml N a 2 EDTA X M . Na2 EDTA x Mr CaCo 3 x 1000
CaCO3 = Ml sampel
=40,08 mg/l
0,93 X 0,01002 X 100 X 1000
2. CaCO3=
25
=37,27 mg/l
Rata-Rata = 38,68 mg/l
Ket:
ml EDTA = Hasil Titik Akhir Titrasi (TAT)
M.EDTA = Nilai M etilen Diamin Tetra Asetat
ml sampel= Jumlah sampel yang digunakan
41
2. Klorida (Cl)
Sampel Air Baku
Cl = (A-B) x N. AgNO3 x 35.450
ml sampel
=6,57 mg/l
( 1,20−04 ) X 0,01405 X 35450
2. Cl =
50
0,8 X 498,0725
= 50
= 7,97 mg/l
Rata-Rata = 7,27mg/l
Sampel RO
Cl = (A-B) x N. AgNO3 x 35.450
ml sampel
( 0,59−0,4 ) X 0,01405 X 35450
1.Cl =
50
0,19 X 498,0725
=
50
= 1,85 mg/l
( 0,55−0,4 ) X 0,01405 X 35450
2.Cl =
50
0,15 X 498,0725
=
50
=1,49 mg/l
Rata-Rata = 1,69 mg/l
Ket:
A= Titik Akhir Titrasi (TAT) sampel
B= Titik Akhir Titrasi (TAT) Blanko
N. AgNO3= Nilai Normalitas Perak Nitrat
42
3.Oksigen Terlarut (DO)
Sampel Air Baku Galon
V X N X 8 X 1000
Mg O2/l =
Vol. Sampel
Sampel RO
V X N X 8 X 1000
Mg O2/l =
Vol. Sampel
KMnO4=
[ (5+ a ) ] b−( 5 X c ) X 31,6 X 1000
d
43
( 6,28 ) X 0,00960−0,05 X 31,6 X 1000
=
50
=6,50 mg/l
( 5,00+1,31 ) X 0,00960−( 5 X 0,01 N ) X 31,6 X 1000
2. KMnO4 =
50
6,31 X 0,00960−0,05 X 31,6 X 1000
=
50
=6,68 mg/l
Sampel RO
KMnO4=
[ (5+ a ) b−( 5 X c ) X 31,6 X 1000 ]
d
Ket:
a = Volume KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi
b = Normalitas KMnO4 yang sebenarnya
c = Normalitas asam oksalat
d = Volume sampel
44
5. TDS
Sampel Baku Air Galon
Bobot cawan dan Sampel−Bobot Cawan Kosong X 1.000 .000
=
Volume sampel (ml)
41,9923−40,9885 X 1.000.000
2. =
25
0,0038 x 1.000 .000
=
25
= 152,00 mg/l
Rata-Rata = 150,00 mg/l
Sampel RO
(cawan Sampel−Cawan Kos ong) X 1.000.000
=
Volume sampel
45
B. Pembahasan Masalah
1. Depot Air Minum
Air minum adalah air yang telah memenuhi persyaratan kesehatan,melalui proses
pengelolahan ataupun tidak melalui proses pengolahan yang dapat langsung diminum
oleh masyarakat. Berdasarkan keputusan menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persayarakatan teknis depot
air minum dan perdangangannya bahwa yang dimaksud dengan air minum adalah
sumber air baku yang telah diproses terlebih dahulu dan aman untuk diminum oleh
masyarakat. Kebutuhan masyarakat terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air
minum Dalam kemasan AMDK Maupun depot air minum. Seiring berkembangnya
zaman, untuk memenuhi kebutuhan akan air minum kebanyakan masyarakat beralih
pada air minum isi ulang yang harganya murah dan sifatnya yang praktis karena tanpa
harus dimasak lagi, membuat air minum isi ulang telah banyak diminati masyarakat
(Depkes RI,2006).
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air
baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Proses pengolahan
air pada depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi penyaringan dan desinfeksi.
Proses filtrasi/penyaringan dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan
tersuspensi juga memisahkan campuran yang terbentuk koloid termasuk
mikroorganisme dari dalam air, sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya (Athena,2004).
Air minum isi ulang Ayu Wai’RO merupakan salah alternatif bagi masyarakat
dalam pemenuhan air minum sehari-hari.Keberadaan depot air minum isi ulang terus
meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang
bermutu dan aman untuk dikonsumsi.meski lebih murah,tidak semua depot air
minum isi ulang terjamin keamanan produknya (pulungan dan yubrijal awae,2019).
Sampel depot air galon yang diamati berasal dari Kelurahan Sabe,Kec.Belopa
Utara,Kab.Luwu. Sampel yang diambil ada 3 yaitu sampel air baku, dan air RO.
2.Analisis fisika
46
a. Turbuditymeter
Turbiditymeter merupakan alat pengujian kekeruhan dengan sifat optik
akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang yang
dipantulkan terhadapat cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan
oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Alat ini banyak digunakan dalam pengelolahan air bersih untuk
memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik diliat dari
tingkat kekeruhannya.
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar
untuk mengukur keberadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrik
Turbidimety Unit) atau JTU (Jackson Turbiditiy unit) atau FTU (Formazin Turbiditiy
Unit). Kekeruhan di nyatakan dalam satuan unit turbiditiymeter yang setara
dengan mg/l, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda
koloid didalam air. Hal ini membuat perbedaan antara dari segi estetika maupun
dari segi kualitas air itu sendiri (Hefni,2003).
Kekeruhan menunjukkan sifat optik air yang menyebabkan pembiasaan
cahaya kedalam air. Sifat ini terjadi karna adanya bahan yang tertampung maupun
bahan yang terurai seperti jasad renik, bahan organik, tanah liat, lumpur, dan
benda lain yang melayan dan terapung (candra 2005).
Air dapat dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberi warna/rupa yang berlumpur
dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan meliputi: tanah liat,
lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara merata dan pertikel-partikel
kecil yang tersuspensi lainnya. kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang
tersuspensi baik yang bersifat anorganik ataupun organik.zat anorganik biasanya
berasal dari lapukan batu atau logam sedangkan yang organik dapat bersal dari
lapukan tanaman dan hewan. berbagai limbah seperti buangan
domsetik,pertanian dan industry merupakan sumber kekeruhan (sutrisnu,2006).
b. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah alat dalam laboratorium yang berfungsi mengukur
transmitans atau absorpans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang
gelombang.Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen sebagian dari masuk akan
dipantulkan sebagian diserap dalam medium itu dan sisanya diteruskan.Nilai yang
keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorpansi karna
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. studi spektrofotometri dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan fisual yang lebih mendalam dari absorpesi
47
energy .hukum beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan
konsentrasi dan ketebalan bahan /medium (miller j.n,2000).
c. Konduktometri
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan Daya Hantar
Listrik (DHL) Suatu larutan. daya hantar listrik (DHL) berhubungan dengan
pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak memounyai daya
hantar listrik yang besar (handayana 1995).
DHL adalah parameter yang di pengeruhi oleh salilitas tinggi rendahnya
berkaitan dengan salilitas. konduktifitas daya hantar listrik adalah gambaran
numerik dan kemampuan air untuk meneruskan listrik. oleh karna itu, semakin
banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi semakin banyak lupa nilai
DHL. reaktifitas bilangan falensi dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat di
pengaruhi oleh nilai-nilai DHL(Atskin,2003)
PH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas
kedalama sam atau basah suatu larutan. sebagai satu faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan mikroorganisme dalam air secara
emtrik PH yang optimum untuk tiap spesifik harus ditentukan. kebanyakan
mikroorganisme tumbuh terbaik pada PH 6,0-8,0 meskipun beberapa bentuk
mempunyai PH optimum rendah 2,0 dan lainnya punya PH optimum 8,5.
pengetahuan PH ini sangat di perlukan dalam penentuan range PH yang akan
diterapkan pada usaha pengelolahan air bekas yang menggunakan proses-proses
biologis.pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpanan standar
besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan
menyebabkan beberapa senyawa menjadi racun sehingga menggangu kesehatan
(sutrisno,2004).
Salinitas merupakan salah satu parameter fisika yang dapat mempengaruhi
kualitas air. salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di air.salinitatas
menggambarkan padatan total didalam air setelah karbonat bikonfersi menjadi
oksida semua bromi dan iodiden digaantikan oleh klorida,dan semua bahan
organik telah dioksidasi. salinitas dinyatakandalam satuan g/kg atau promil (0/00).
salinitas penting artinya bagi kelangsungan hidup organisme,hampir semua
organisme laut hanya dapat hidup pada daerah yang mempunyai perubahan
salinitas yang musim, topokrafi, pasang surut, dan efaporasi (dedi sukarno,2013).
Berdasarkan hasil pengujian secara fisik (TDS, PH, salinitas, DHL, bau,
warna, rasa dan kekeruhan) depot sampel air baku galon dan air galon yang
berada di kelurahan cimpu, kecamatan suli, kabupaten luwu memiliki sifat fisika
48
yang memenuhi standar baku mutu air minum yang di tetapkan sesuai permenkes
RI No 492/menkes /per/IV/2010.
3. Analisis Kimia
Prameter yang diukur adalah kesadahan, klorida, DO, zat organik (KMnO 4)
dengan menggunakan metode titrimetri. Kandungan PO4, PO4-P, NO2, NO2-N dan Fe
dengan menggunakan metode spektrofotometri.
a. Titrimetri
Trimetri adalah analisis kuantitatif dengan meraksikan suatu zat yang
dianalisis dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti,
dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar larutan tersebut
berlangsung secara kuantitatif. Titrimetri merupakan satu bagian utama bagaian
analisis dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikometri sederhana dan
reaksi-reaksi kimia. Kesadahan ini adalah istilah titrasi yang digunakan pada air
yang mengandung kation penyebab kesadahan.Pada kesadahan disebabkan oleh
adanya logam-logam atau kation-kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn Ca,
dan Mg. Tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg). Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan
bikorbonat, sulfat, klorida dan nitrat, sementara itu, magnesium terdapat dalam
air kemungkinan bersenyawa dengan bikorbonat sulfat dan klorida.
Oksigen terlarut DO (Dissolved oxygen) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan dengan oksigen (oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang tersedian dalam suatu
badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar, pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu mengandung biota air seperti ikan juga dan mikroorganisme.
Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat
dianjurkan disampaikan parameter lain yang sering digunakan seperti BOD dan
COD dalam satu perairan (Hutabarat dan Evans 2006).
49
Umumnya air mengandung 4-6 ppm oksingen air pengunungan dapat
mengandung sampai 8 ppm oksingen. Dengan kemajuan teknolongi jerman
sekarang ini kemungkinkan untuk meningkatkan kandungan oksigen di air sampai
dengan 80 ppm pada kondisi normal oksingen yang kita hirup dari udara diserap
oleh alveoli paru-paru. Namun pada keadaan hipoksia (kekurangan oksigen) tubuh
manusia berkemampuan menangkap oksingen dari pencernaran secara di fusi hal
ini dikemukakan oleh prof. Dr. pakdam M.D yang beroksingen tinggi didalam
darah. Beliau mengemukakan bahwa tekanan persial oksingen di dalam darah
merupakan parameter yang penting untuk menentukan kandungan oksingen
didalam darah. Penelitiannya menunjukkan adanya peninkatan tekanan persial
oksingen di dalam darah setelah minum air beoksingen tinggi (Nontji,2002).
b. Spektofotometer Visibel
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrit
(Nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrongen (Denitifikasi)oleh karena itu
nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksingen. Kandungan nitrit pada
perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari
0,06 mg/L adalah toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biolongis perombakan bahan organik
yang memiliki kadar oksingen terlarut yang rendah. Nitrit juga bersifat racun
karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah sehingga darah tidak
dapat mengangkut oksigen disamping itu juga nitrit membentuk nitosamin (RRN
NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3) dan
nitrit (NO₂) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian dari siklus
nitrogen (Sansika, 2011).
Besi merupakan salah satu elemen yang dapat ditemui pada hampir setiap
tempat di bumi pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umunya
besi yang ada didalam air dapat bersifat terlarut sebagai senyawa garam yang
tersuspensi sebagai butir koloidal dan tergabung dengan zat orgnaik atau zat padat
anorganik. Fe berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe 2O3) dan
ferihidroksida (Fe(OH)2). Dalam air besi berbentuk ferobikarbonat (Fe (HCO) 3)2)
(Erinda, 2014).
4. Analisis Mikrobiologi
Parameter yang diukur adalah identifikasi bakteri E Coli dan Salmonella sp.
Bakten E coli adalah salah satu bakteri yag digunakan sebagai indikator adanya
kontaminasi feces dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, dan
minuman E coli menjadi patogen jika jumlah bakteri dalam saluran pencernaan
meningkat atau berada di luar usus, menghasilkan enterotoksin sehingga
50
menyebabkan terjadinya bebarapa infeksi yang berasosiasi dengan enteropatogenik
kemudian menghasilkan enterotoksin pada sel epitel. Manifestasi klinik infeksi oleh
E coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan gejala
infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain (Ismail, 2002).
Bakteri E coli yang ditemukan dalam air atau makanan dikatakan tercemar
oleh kotoran manusia karena bakten E coli lazim ditemukan pada usus manusia
sehingga dengan adanya bakteri tersebut menunjukan bahwa dalam tahapan
pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang
berasal dari usus manusia dan mungkin mengandung bakteri pathogen lain yang
berbahaya (Pulungan dan Yufrijal Away, 2019).
51
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis fisika, kimia dan mikrobiologi yang telah dilakukan dapat
di simpulkan bahwa:
a. Depot air galon yang berada di Kelurahan Sabe, Kecamatan Belopa Utara,
Kabupaten Luwu secara fisika, kimia, dan Mikrobiolongi sesuai dengan standar baku
mutu air minum yang di persyaratkan oleh Permenkes RI No. 492/Menkes/V/2010.
b. Kualitas Depot air Galon yang berada di Kelurahan Sabe, Kecamatan Belopa Utara,
Kabupaten Luwu secara fisika, Kimia, dan mikrobiologi berdasarkan data analisa
yang di peroleh dari masing-masing sampel memiliki kriteria baik.
c. Dari data hasil analisa sampel yang kami lakukan terhadap air RO, bisa di simpulkan
bahwa air RO layak untuk di minum.
5.2. Saran
Dalam penggunaan alat pada saat melakukan praktikum di Laboratorium harus berhati-
hati, karena akan berakibat fatal jika menggunakan sembarang alat tanpa mengetahui
nama alat, prinsip kerja alat dan fungsi alat. Maka dari itu penting bagi kita untuk
mengetahui nama alat, prinsip kerja alat, dan fungsi masing-masing alat. Agar pada
saat kita dapat melakukannya dengan baik dan benar tanpa melakukan kesalahan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Athena, 2004.Penelitiankulitas Air minum Dan Depot Air Minum Isi Ulang.Jakarta:
Puslitbang Etilogi Bangkes Depkes
Atskin.2003. kimia fisika jilid 2edisi keempat. Jakarta:Erlangga
Brooks Dan Morse 2005 medical microbiology.MC Graw Hill. New York.
Hefni.2003. Toksikasi fluorida secara kronik dan akut. Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi
Universitas Sumatera Utara.
Ismail , D.2002.Uji Bakteri Ecericia coli pada minuman susu kedelai bermerek dan tanpa
bermerek di surakarta.Naskah Publikasi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Miller, J. N and miller,J. C. 2000. Statistics And Chemometris For Analiytical Chemistry,
4th ED, prentice hall :H arlow.p.tipler.1991.Fisika Untuk Sains Dan Teknik Jilid.
Bandung: Erlangga
Pulungan S,A dan Yufrijal A2019. Analisa kualitas air minum isi ulang ditanjung pati.
ISSN 1412-1948. Vol. 18 No 1
Sansika. 2011. Teknologi kimia industri. Artikel (ONLINE) Diakses Pada Tanggal 12
Maret 2020
Sutrisno. 2004 Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: bina aksara.
53
54