Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH
A. Dasar Teori
1. Depot Air Minum
Air minum adalah air yang telah memenuhi persyaratan kesehatan dengan melalui
proses pengolahan ataupun tidak melalui proses pengolahan yang dapat langsung di minum
oleh masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia Nomor: 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot air minum dan
perdagangannya bahwa yang dimaksud dengan air minum adalah sumber air baku yang
telah diproses terlebih dahulu dan aman untuk diminum oleh masyarakat. Kebutuhan
masyarakat terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air minum, baik dalam kemasan
AMDK maupun depot air minum. Seiring berkembangnya zaman bahwa untuk memenuhi
kebutuhan akan air minum, kebanyakan masyarakat beralih pada air minum isi ulang yang
harganya murah dan sifatnya yang praktis karena tanpa harus dimasak lagi sehingga air
minum isi ulang telah banyak diminati masyarakat (Depkes RI,2006).
Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dan dijual langsung kepada konsumen. Proses pengolahan air pada
depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Proses
filtrasi/penyaringan dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga
memisahkan campuran yang terbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air,
sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring
pada proses sebelumnya (Athena,2004).
Air minum isi ulang Ayu Wai’RO merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat
dalam pemenuhan air minum sehari-hari. Keberadaan depot air minum isi ulang terus
meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang
bermutu dan aman untuk dikonsumsi.

2. Analisis fisika
untuk pengukuran fisika air, parameter yang diukur adalah kekeruhan, warna, bau,
rasa, pH, DHL, dan salinitas.

a. Turbiditimeter
Turbiditimeter merupakan alat pengujian kekeruhan dengan sifat optik akibat
dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan
terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
padatan merupakan fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini
banyak digunakan dalam pengolahan air bersih untuk memastikan bahwa air yang
akan digunakan memiliki kualitas yang baik diliat dari tingkat kekeruhannya.
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keberadaan air dengan skala NTU (Nephelometrik Turbidimetry Unit) atau
JTU (Jackson Turbiditiy unit) atau FTU (Formazin Turbiditiy Unit). Kekeruhan ini
41
disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam air. Hal ini
membuat perbedaan antara segi estetika maupun dari segi kualitas air itu sendiri
(Hefni,2003).
Air dapat dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberi warna/rupa yang berlumpur dan
kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-
bahan organik yang tersebar secara merata dan pertikel-partikel kecil yang tersuspensi
lainnya. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi baik yang bersifat
anorganik ataupun organik. Zat anorganik biasanya berasal dari pelapukan batu atau
logam sedangkan yang organik dapat berasal dari pelapukan tanaman, hewan dan
berbagai limbah seperti buangan domestik, pertanian dan industri (Sutrisnu,2006).

b. Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang berfungsi mengukur transmitans atau
absorpans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip
kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh
pada suatu medium homogen, maka sebagian cahaya yang masuk akan dipantulkan
dan sebagiannya diserap dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang
diteruskan dinyatakan dalam nilai absorpansi karna memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorpansi energi Hukum Lambert Beer
yang menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi (miller
j.n,2000).

c. Konduktometri
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan Daya Hantar
Listrik (DHL) suatu larutan. Daya Hantar Listrik (DHL) berhubungan dengan pergerakan
suatu ion di dalam larutan sehingga ion yang bergerak mempunyai daya hantar listrik
yang besar (Handayana 1995).
DHL adalah parameter yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya salilitas suatu
larutan. Konduktifitas daya hantar listrik adalah gambaran numerik dan kemampuan
air untuk meneruskan listrik. Oleh karna itu semakin banyak garam-garam terlarut
yang dapat terionisasi, maka semakin besar nilai DHL air tersebut (Atskin,2003).
pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas kemasaman
atau kebasaan suatu larutan. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan atau kehidupan mikroorganisme dalam air secara empiris adalah
parameter pH. Kebanyakan mikroorganisme tumbuh terbaik pada pH 6,0 - 8,0
meskipun ada beberapa mikroorganisme yang mampu tumbuh di bawah pH 6 dan di
atas pH 8. Parameter pH sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia seperti korosi

42
pada pipa-pipa air dan beberapa senyawa menjadi racun sehingga menggangu
kesehatan (sutrisno,2004).
Salinitas merupakan salah satu parameter fisika yang dapat mempengaruhi
kualitas air. Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di air. Salinitas
dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (0/00). Salinitas penting artinya bagi
kelangsungan hidup organisme, hampir semua organisme laut hanya dapat hidup pada
daerah yang mempunyai perubahan musim, topografi, pasang surut, dan evaporasi
(dedi sukarno,2013).
Berdasarkan hasil pengujian secara fisik (TDS, pH, Salinitas, DHL, Bau, Warna,
Rasa dan Kekeruhan) untuk depot air yang berada di Kelurahan Sabe, Kecamatan
Belopa Utara, Kabupaten Luwu memiliki sifat fisika yang memenuhi standar baku mutu
air minum yang dipersyaratkan sesuai Permenkes RI Nomor: 492/Menkes/Per/IV/2010.

3. Analisis Kimia
Prameter yang diukur adalah Kesadahan Total, Klorida, DO, Zat Organik (KMnO 4)
dengan menggunakan metode Titrimetri sedangkan kandungan Posfat, Nitrit dan Besi
menggunakan metode spektrofotometri.

a. Titrimetri
Titrimetri adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis
dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi
antara zat yang dianalisis dengan larutan standar berlangsung secara kuantitatif.
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Kesadahan air terjadi karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg2+, atau dapat juga disebabkan
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn,
Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air
yang memiliki sifat sadah ditemukan pada wilayah yang menggunakan sumber air
tanah/sumur dimana pada daerah tersebut memiliki lapisan tanah yang mengandung
deposit garam mineral, kapur, dan kalsium.
Oksigen terlarut DO (Dissolved oxygen) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen (oxygen demand) adalah merupakan salah satu parameter penting
dalam analisis kualitas air. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi yang
menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar
nilai DO pada air, maka mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus.
Sebaliknya jika nilai DO rendah, maka dapat diketahui air tersebut telah tercemar.
Pengujian DO bertujuan untuk melihat sejauh mana ketersediaan oksigen pada badan
air dalam mempertahankan biota air seperti ikan dan mikroorganisme air lainnya.
Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air. Oleh karena itu, pengukuran parameter ini sangat

43
dianjurkan untuk parameter lain seperti BOD dan COD dalam satu perairan (Hutabarat
dan Evans 2006).
Umumnya air mengandung oksigen terlarut sekitar 4-6 ppm. Untuk air
pengunungan biasanya mengandung oksigen terlarut sekitar 8 ppm (Nontji,2002).
Kebutuhan air dengan oksigen terlarut di dalamnya merupakan hal yang
bermanfaat bagi tubuh karena molekul oksigen ini terdapat di antara molekul-molekul
air. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar oksigen diantaranya adalah
tekanan, suhu dan jumlah zat terlarut yang ada di dalamnya. Dengan kandungan
oksigen terlarut yang cukup tentu akan menjadikan air tersebut berkualitas baik.

a. Spektofotometri Visibel
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang
dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-
800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol. Elektron pada keadaan normal
atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground-
state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari
keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju
keadaan tereksitasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang
ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam
kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer.
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (Nitrifikasi)
dan antara nitrat dengan gas nitrongen (Denitrifikasi). Oleh karena itu nitrit bersifat
tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami
mengandung sekitar 0,001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0,06 mg/L adalah toksik
bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses
biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah.
Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen disamping itu juga, nitrit membentuk
nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat
(NO3) dan nitrit (NO₂) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen (Sansika, 2011).
Besi merupakan salah satu elemen yang dapat ditemui pada hampir setiap
tempat di bumi pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umunya besi
yang ada didalam air dapat bersifat terlarut sebagai senyawa garam yang tersuspensi
sebagai butir koloidal dan tergabung dengan zat organik atau zat padat anorganik. Besi
(Fe) berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe 2O3) dan ferohidroksida
(Fe(OH)2). Dalam air, besi berbentuk ferobikarbonat [Fe(HCO)3]2 (Erinda, 2014).

44
4. Analisis Mikrobiologi
Parameter yang diukur adalah identifikasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella
sp. Bakteri Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya kontaminasi feces dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,
dan minuman. Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada di luar usus menghasilkan enterotoksin sehingga
menyebabkan terjadinya beberapa infeksi yang berasosiasi dengan enteropatogenik
kemudian menghasilkan enterotoksin pada sel epitel. Manifestasi klinik infeksi oleh
Escherichia coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan
gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain (Ismail, 2002).
Bakteri Escherichia coli yang ditemukan dalam air atau makanan dikatakan
tercemar oleh kotoran manusia karena bakten Escherichia coli lazim ditemukan pada
usus manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut menunjukan bahwa dalam
tahapan pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang
berasal dari usus manusia dan kemungkinan mengandung bakteri patogen lain yang
berbahaya (Pulungan dan Yufrijal Away, 2019).
Salmonella adalah bakteri gram-negatif berbentuk batang yang terdapat dalam
usus manusia maupun binatang dan dikelompokkan dalam family enterobacteriaceae.
Walaupun Salmonella menjadi bakteri paling kompleks diantara family
enterobacteriaceae lainnya, dikarenakan memiliki lebih dari 2400 serotipe dan antigen
bakteri ini telah disepakati bahwa hanya terdapat dua spesies yakni Salmonella bongori
dan Salmonella enterica dengan enam sub spesies (Brooks, 2005).
Berdasarkan hasil pengujian mikrobiologi yang dilakukan menggunakan Sampel Air
Galon yang berada di Kelurahan Sabe, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu tidak
memiliki bakteri E. Coli dan Salmonella sp. Hal ini disebabkan karena depot air galon
memiliki alat sinar Ultraviolet (UV) yang berfungsi dengan baik sehingga sampel air
galon memenuhi standar baku air minum yang ditetapkan sesuai Permenkes RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010.

B. Metode Kerja

45
a. Alat-Alat yang digunakan

Alat kaca:
 Pipet Volume (Gondok)
 Pipet Volume (Skala)
 Pipet Tetes
 Spatula
 Botol Winkler
 Erlenmeyer
 Gelas Kimia
 Buret
 Cawan Petri
 Tabung Reaksi
 Desikator

Alat Digital:
 Timbangan Analitik
 Oven
 Turbiditymeter
 Vakum Filtrasi
 Spektrofotometer
 Konduktometer
 Banchtop Multiparameter
 Lemari Asam

b. Bahan yang digunakan


 Larutan Na2EDTA
 Kalium Kromat (K2CrO4) 5%
 Larutan Perak Nitrat (AgNO3)
 Aquades
 Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01 N
 Asam Oksalat 0,01 N
 Larutan Kanji
 Natrium Thiosulfat (Na2S2O3)
 Mangan Sulfat (MnSO4)
 Alkali Iodida
 Asam Sulfat
 Indikator EBT

c. Prosedur Kerja

1. Penentuan Kadar Kesadahan (CaCO3) dalam sampel

Memipet sampel sebanyak Tambahkan indikator Titik akhir titrasi


25 ml EBT ½ saptula menunjukkan warna biru
keunguan

Tambahkan larutan Titrasi menggunakan


penyangga sebanyak 1 ml larutan Na2EDTA

2. Penentuan Kadar Klorida (Cl) dalam sampel

46
Memipet sampel Titrasi menggunakan larutan
sebanyak 50 ml Perak Nitrat (AgNO3)

Tambahkan indikator Titik akhir titrasi menunjukkan


kalium kromat (K2CrO4) warna kuning kecoklatan
5% sebanyak 5 tetes

3. Penentuan kadar Dissolved Oxygen (DO) pada sampel

Masukkan sampel kedalam botol Tambahkan asam sulfat pekat


winkler sampai penuh (tidak sebanyak 1 ml, kemudian homogenkan
bergelembung) kemudian tutup

Tambahkan larutan mangan sulfat Titrasi menggunakan larutan Natrium


(MnSO4) sebanyak 1 ml Thiosulfat (Na2S2O3)

Tambahkan larutan alkali iodida


sebanyak 1 ml Tambahkan 3 tetes larutan kanji
hingga sampel berwarna biru pekat

Tutup dan homogenkan, kemudian


diamkan larutan hingga membentuk Titik akhir titrasi menunjukkan
endaopan sempurna perubahan warna biru tepat hilang

4. Penentuan kadar Kalium Permanganat (KMnO4) pada sampel

Pipet sampel sebanyak 50 ml Tunggu hingga 10 menit kemudian angkat dan


tambahkan asam oxalat 0,01 N sebanyak 5 ml,
sehigga larutan berubah menjadi warna bening
Tambahkan 5 tetes larutan kekuningan
KMnO4 0,01 N

Tambahkan asam sulfat Titrasi menggunakan larutan KMnO4 0,01 N


sebanyak 2,5 ml dan panaskan
pada suhu 105° C
Titik akhir titrasi menunjukkan perubahan
warna pink
Setelah mencapai suhu 105° C,
tambahkan larutan KMnO4 0,01
N sebanyak 5 ml sehingga
larutan berubah menjadi warna
pink

d. Perhitungan:

47
1. Kesadahan
 Sampel Air Baku

ml Na2 EDTA X M . Na 2 EDTA x Mr CaCO3 x 1000


CaCO3 =
ml sampel

2,82 X 0,01002 X 100 X 1000


1. CaCO3 =
25
=113,22 mg/l
2,80 X 0,01002 X 100 X 1000
2. CaCO3 =
25
=112,22 mg /l
Rata-Rata =112,62 mg/l

 Sampel Reverse Osmosis (RO)


ml Na2 EDTA X M . Na 2 EDTA x Mr CaCO3 x 1000
CaCO3 =
ml sampel

1,00 X 0,01002 X 100 X 1000


1. CaCO3 =
25
=40,08 mg/l
0,93 X 0,01002 X 100 X 1000
2. CaCO3=
25
=37,27 mg/l
Rata-Rata = 38,68 mg/l
Ket:
ml EDTA = Hasil Titik Akhir Titrasi (TAT)
M.EDTA = Nilai M etilen Diamin Tetra Asetat
ml sampel= Jumlah sampel yang digunakan

2. Klorida (Cl)
 Sampel Air Baku
Cl = (A-B) x N.AgNO3 x 35450
ml sampel

( 1,06−0,4 ) X 0,01405 X 35450


1. Cl =
50
0,66 X 498,0725
=
50
=6,57 mg/l
( 1,20−04 ) X 0,01405 X 35450
2. Cl =
50

48
0,8 X 498,0725
=
50
= 7,97 mg/l
Rata-Rata = 7,27mg/l

 Sampel Reverse Osmosis (RO)


Cl = (A-B) x N. AgNO3 x 35450
ml sampel
( 0,59−0,4 ) X 0,01405 X 35450
1. Cl =
50
0,19 X 498,0725
=
50
= 1,85 mg/l
( 0,55−0,4 ) X 0,01405 X 35450
2. Cl =
50
0,15 X 498,0725
=
50
=1,49 mg/l
Rata-Rata = 1,69 mg/l

Ket:
A = volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi contoh uji,
B = volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan blanko,
N. AgNO3 = Nilai Normalitas Perak Nitrat

3.Oksigen Terlarut (DO)


 Sampel Air Baku Galon

V X N X 8 X 1000
mg/l O2 =
Vol. Sampel

1,50 X 0,0225 X 8000


1. mg/l O2 =
50
= 5,40 mg/l

1,30 X 0,0225 X 8000


2. mg/l O2 =
50
= 4,68 mg/l
Rata-Rata = 5,04 mg/l

 Sampel Reverse Osmosis (RO)


V X N X 8 X 1000
mg/l O2 =
Vol. Sampel

49
0,60 X 0,0225 X 8000
1. mg/l O2 =
50
= 2,16 mg/l

0,62 X 0,0225 X 8000


2. mg/l O2 =
50
= 2,23 mg/l
Rata-Rata = 2,20 mg/l
Ket:
V = ml Na2S2O3
N = Normalitas Natrium Thiosulfat
BST Oks/ Berat ekivalen = 8 gram

4. Kalium Permanganat (KMnO4)


 Sampel Air Baku

KMnO4=
[ (5+ a ) ] b−( 5 X c ) X 31,6 X 1000
d

( 5,00+1,28 ) X 0,00960−( 5 X 0,01 N ) X 31,6 X 1000


1. KMnO4 =
50
( 6,28 ) X 0,00960−0,05 X 31,6 X 1000
=
50
=6,50 mg/l
( 5,00+1,31 ) X 0,00960−( 5 X 0,01 N ) X 31,6 X 1000
2. KMnO4 =
50
6,31 X 0,00960−0,05 X 31,6 X 1000
=
50
=6,68 mg/l

Rata-Rata = 6,59 mg/l

 Sampel Reverse Osmosis (RO)

KMnO4=
[ (5+ a ) b−( 5 X c ) X 31,6 X 1000 ]
d
( 5,00+0,62 ) X 0,00960−( 5 X 0,01 N ) X 31,6 X 1000
1. KMnO4=
50
5,62 X 0,00960−0,05 X 31,6 X 1000
=
50
=2,50 mg/l
( 5,00+0,59 ) X 0,00960−( 5 X 0 , 01 N ) X 31,6 X 1000
2. KMnO4 =
50
5,59 X 0,00960−0,05 X 31,6 X 1000
=
50

50
= 2,32 mg/l
Rata-Rata = 2,41 mg/l

Ket:
a = Volume KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi
b = Normalitas KMnO4 yang sebenarnya
c = Normalitas asam oksalat
d = Volume sampel

5. TDS
 Sampel Baku Air Galon
Bobot cawan dan Sampel−Bobot Cawan Ko song X 1.000 .000
=
Volume sampel(ml)

( 41,3723−41,3686) X 1.000 .000


1. =
25
0,0037 X 1.000.000
=
25
= 148,00 mg/l

41,9923−40,9885 X 1.000.000
2. =
25
0,0038 x 1.000 .000
=
25
= 152,00 mg/l
Rata-Rata = 150,00 mg/l
 Sampel Reverse Osmosis (RO)
(cawan Sampel−Cawan Kosong) X 1.000 .000
=
Volume sampel

(39,6194−39,6181)X 1.000 .000


1. =
25
0,0013 X 1.000 .000
=
25
=52,00 mg/l

(33,8345−33,8330) X 1.000 .000


2. ¿
25
0,0015 X 1.000 .000
=
25
= 60,00 mg/l

51
Rata-Rata = 56,00 mg/l

C. Hasil Kegiatan
Adapun beberapa hasil kegiatan yang terlaksana secara keseluruhan diantaranya
adalah menganalisis sampel depot air galon yang berada di Kelurahan Sabe, Kec. Belopa Utara,
Kabupaten Luwu.
Hasil Analisis Sampel
IV.1. Analisis fisika
Kode Sampel Kriteria
No Parameter Satuan Standar
Air Baku RO Air Baku RO
1 Bau *) Tidak Tidak Tidak
Berbau Berbau Berbau
2 Warna TCU 15 0,00 0,00 MBM MBM
3 TDS mg/l 500 150,00 56,00 MBM MBM
4 Kekeruhan NTU 5 1,07 0,66 MBM MBM
5 Rasa *) Tidak Tidak Tidak MBM MBM
Berasa Berasa Berasa
6 pH 6,5-8,5 7,44 6,62 MBM MBM
7 DHL µS/cm 137,55 21,20
8 Salinitas ‰ 0,0 0,0
Ket: *) = Dilakukan oleh siswa/i PKL dengan menggunakan indera penciuman dan pengecap
MBM = Memenuhi Baku Mutu

IV.2. Analisis Kimia


Kode Sampel Kriteria
No Parameter Satuan Standar
Air Baku RO Air Baku RO
1 DO mg/l 5,04 2,20
2 Klorida (Cl) mg/l 250 7,27 1,69 MBM MBM
3 Kesadahan mg/l 500 112,62 38,68 MBM MBM
(CaCO3)
4 NO2 mg/l 3 0,70 0,39 MBM MBM
5 NO2-N mg/l 0,21 0,12
6 PO4 mg/l 0,20 0,00
7 PO4-P mg/l 0,06 0,00
8 Fe mg/l 0,3 0,09 0,07 MBM MBM
9 Zat Organik mg/l 10 6,59 2,41 MBM MBM
10 Mn mg/l 0,4 0,33 0,33 MBM MBM

52
Ket: MBM = Memenuhi Baku Mutu

IV.3. Analisis Mikrobiologi


Kode Sampel Kriteria
No Parameter Satuan Standar
Air Baku RO Air Baku RO
1 e.coli Per 100 ml 0 0 0 MBM MBM
sampel
2 Salmonella sp. Per 100 ml 0 0 0 MBM MBM
sampel
Ket: MBM = Memenuhi Baku Mutu

BAB V
KESIMPULAN

V.I. Kesimpulan
1. Selama PKL pada laboratorium lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Luwu, kini
kami dapat mengambil kesimpulan bahwa apabila saat berada di sekolah seorang
siswa/i diajarkan mengenai teori, maka teori tersebut dapat digunakan sebagai
dasar saat melakukan kegiatan secara langsung atau praktek.
2. Setiap siswa bahkan mendapatkan peluang untuk belajar lewat bekerja secara
langsung dengan cara mengerjakan pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan adanya
PKL tersebut, kami juga dapat merasakan sendiri bagaimana pelaksanaan praktek
dilapangan yang dibimbing langsung oleh pihak instansi.
3. Berdasarkan hasil analisis laboratorium yang telah dilakukan baik secara fisika,
kimia dan mikrobiologi dapat disimpulkan bahwa:
a. Kualitas air Depot air galon yang berada di Kelurahan Sabe, Kecamatan
Belopa Utara, Kabupaten Luwu masih sesuai dengan standar baku mutu air
minum yang di persyaratkan oleh Permenkes RI Nomor:
492/Menkes/Per/IV/2010.
b. Salah satu persyaratan utama yang dipersyaratkan oleh Permenkes RI
Nomor: 492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa air yang layak dikonsumsi tidak
boleh mengandung bakteri patogen (Escherichia coli dan Salmonella sp),
sehingga dapat disimpulkan bahwa air tersebut dapat dikonsumsi oleh
masyarakat.

V.II. Saran

53
Selama mengikuti kegiatan pengujian dan aktivitas Laboratorium lainnya, banyak
hal-hal baru yang kami dapatkan, satu diantaranya prinsip kerja peralatan dan metode
yang dilakukan harus senantiasa bersinergi di dalam laboratorium agar menghasilkan
data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh karenanya kami
sebagai siswa/i SMKN 2 Palopo sangat mengharapkan kerjasama dalam hal edukasi
terkait pengembangan sekolah dan jurusan kami yaitu Analisis Pengujian Laboratorium
ke depan.

54

Anda mungkin juga menyukai