I. PENDAHULUAN
basa. Di dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam
keseimbangan,sehingga air yang bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion
hidrogen akan menyebabkan nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam.
Sebaliknya apabila ion hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan
keadaan ini disebut sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung
kehidupan organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Ramadani,
2021).
Oksigen terlarut merupakan parameter mutu air yang penting karena nilai
oksigen terlarut dapat menunjukan tingkat pencemaran atau tingkat pengelolaan
limbah. Oksigen terlarut akan menentukan kesesuaian suatu jenis air sebagai
sumber kehidupan biota di suatu daerah. Pengukuran oksigen terlarut dan
karbondioksida lebih baik diterapkan dalam mengkaji masalah polusi air daripada
dalam menentukan mutu sanitasi karena parameter DO dapat dengan cepat
menentukan tingkat polusi air (Patty, 2013).
Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yang berada
dalam bentuk gas yang terkandung didalam air. Kandungan CO₂ dalam air murni
pada tekanan 1 atm dan temperatur 25°C adalah sekitar 0,4 mg/l. Kandungan CO₂
di dalam air merupakan hasil proses difusi CO2 dari udara dan hasil proses
respirasi organisme akuatik. Di dasar perairan CO₂ juga dihasilkan melalui proses
dekomposisi. Konsentrasi CO2 sebesar 10 mg/l atau lebih masih dapat ditolerir
oleh ikan bila kandungan oksigen juga tinggi. Kebanyakan species biota akuatik
masih dapat hidup pada perairan dengan konsentrasi CO2 bebas 60 mg/l. Metode
penentuan CO₂ bebas yang umum digunakan adalah metode titrimetrik dengan
Na2CO3 (Prasetyawan, 2017).
Alkalinitas menggambarkan jumlah basa (alkaline) yang terkandung dalam
air yang dapat ditentukan dengan titrasi asam kuat (H2SO4 atau HCI) sampai pH
tertentu. Alkalinitas juga dapat disebut sebagai ‘Daya Menggabung Asam’
(DMA) atau di Jerman disebut dengan ‘Sauerstoff Bindung Vermogen’ (SBA),
yang artinya kemampuan air dalam menyerap asam. Garam-garam basa ini berasal
dari kation Ca++, Mg+++, Na+, K+, NH4+ dan Fe3+ atau Fe2+ yang dapat bereaksi
dengan karbonat (CO3=), bikarbonat (H CO3-) ataupun hidroksil (OH-) (Abidin,
2016).
4
Alat Bahan
Termometer Air sampel
Ember Larutan EDTA
Botol Sampel Larutan Sulfanilamid
Pipet Tetes Larutan N-Naptyl
Tabung Erlenmeyer Ammonium Molybdate
Plankton Net SnCl₂
Secci Disk Larutan Blanko
Botol BOD
Kertas Whatman No 42
Spektrofotometer
Vacuum Pump
Meteran
Alat Bahan
Mikroskop Air Sampel
Ember
Botol Sampel
Pipet tetes
Hemasitometer
Plankton Net
Logo Keterangan
Stasiun 1
Terdapat beberapa sampah plastik yaitu botol plastik,
▼
plastik bungkus makanan, sedotan dan lainnya.
Terdapat sebuah perahu kayu kecil yang sudah rusak
■
dan mulai tenggelam.
Stasiun 3
Terdapat beberapa sampah plastik yaitu botol plastik,
▼
plastik bungkus makanan, sedotan dan lainnya.
dengan kondisi perairan diketahui warna air waduk keruh, bau pada air waduk
amis, rasanya air tawar serta cuaca yang berawan.
Berdasarkan praktikum didapatkan komponen yaitu Komponen Biotik yang
berupa ikan, kiapu, capung, daun, dan semut. Komponen Abiotik yang berupa
pasir, batu. Dan yang terakhir ada Limbah yaitu gelas plastik, stearofom, dan
spanduk.
yang digunakan adalah sebanyak 4,15 ml dan volume air adalah 50 ml. Dari
perhitungan dengan mengunnakan rumus di dapatkan hasil yaitu 16,76 mg/ɭ.
c) Karbondioksida Bebas
Pada pengukuran CO2 bebas menggunakan larutan Na2CO3 dan air didalam
tabung enlemeyer dengan cara titrasi. Pada praktikum ini larutan Na2CO3 yang
digunakan adalah sebanyak 4 tetes (0,2 ml) dan volume air adalah 25 ml. untuk
menghitung CO2bebas. Dari perhitungan dengan mengunnakan rumus di
dapatkan hasil yaitu 3,99 mg/ɭ.
d) Alkalinitas
Pada pengukuran Alkalinitas menggunakan air sampel 50 ml dan 2 tetes
indikatr pp, jika tidak berubah warna maka titrasi dengan HCL hingga berubah
warna. Dari perhitungan dengan mengunnakan rumus di dapatkan hasil yaitu 6
mg/ɭ.
3.1.6 Mikroskop
a) Mikroskop Olympus
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
Secchi disk
Air Sampel
Hemasitometer
Plankton Net Ember
3
31
Stasiun 1 Stasiun 2
Foto Kelompok 4
3
Kecerahan Suhu
Suhu = 30°C
Kecerahan = Jarak Hilang + Jarak Tampak
2
= 87+68
2
= 77,5 cm
Karbondioksida (CO₂) Bebas = A×N×44/2 ×1000
v
= 0,2×0,0227× 44/2 ×1000
25
= 3,99 mg/ɭ
2 = 100 cm (1 meter.)
= 16,03 mg/ɭ
Diketahui :
CO₂ Bebas
A : Volume titran Nₐ₂CO₃ yang terpakai (ml) = A×N×44×1000
2
N : Normalitas larutan (0,0454 N) V : Volume sampel v
= 0,2×0,0227×44×1000
2
25
= 3,99 mg/ɭ
3
Debit Air
3)
Judul Karakteristik Parameter Oseanografi Fisika -
Kimia Perairan Pulau Kerumputan Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan
Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume dan Halaman Vol.2, No.2, 2017:218-228
Tahun 2017
Penulis Dafiuddin Salim
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik parameter fisika dan kimia perairan
Pulau Kerumputan.
Metode Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan
Juni-Agustus 2017 di perairan Pulau
Kerumputan Kabupaten Kotabaru dengan
wilayah pengamatan didasarkan pada sebaran
terumbu sekitar pulau. Data primer dalam studi
ini merupakan data yang diperoleh dari
pengamatan langsung di lokasi penelitian
melalui survei.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini didapatkan suhu pada kisaran
27-300C, salinitas 28-29 ‰, perairan cukup
3
4)
Judul Perbandingan Kualitas Air Sumur Galian dan
Bor Berdasarkan Parameter Kimia dan
Parameter Fisika
Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Volume dan Halaman Vol.4, No.2, 2021:155-165
Tahun 2021
Penulis Abdul Rahman Singkam
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
membandingkan kualitas air sumur gali dan air
sumur bor yang ada di sekitar kampus UNIB
Kandang Limun.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif untuk menganalisis 60 sampel, terdiri
dari 30 sampel air untuk masing-masing sumur
galian dan sumur bor.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menemukan bahwa hanya
35% sampel yang memenuhi baku mutu air kelas
I. Sampel tersebut terdiri dari 7 sampel sumur
gali dan 14 sampel sumur bor. Sebagian besar
sampel (53%) memiliki pH yang asam, di bawah
6.5, sedangkan 12% sampel lainnya tidak
memenuhi baku mutu dari aspek TDS, DHL,
atau keduanya. Nilai pH air sumur gali
signifikan lebih rendah (lebih asam)
dibandingkan air sumur bor (p <0.0001,
F1,58=27.28), namun nilai TDS dan DHL pada air
sumur bor signifikan lebih tinggi (p < 0.01,
F1,58=9.09 untuk TDS; p < 0.001, F1,58=15,89
untuk DHL). Simpulan, kualitas air sumur bor di
kawasan Kampus Kandang Limun lebih baik
dibandingkan dengan kualitas air sumur gali.
4
5)
Judul Analisis Kedalaman dan Kualitas Air Tanah di
Kecamatan Sipatan Kota Gorontalo Berdasarkan
Parameter Fisika dan Kimia
Jurnal Teknik Lingkungan
Volume dan Halaman Vol.5, No.1, 2019:45-55
Tahun 2019
Penulis Aang Panji Permana
Reviewer Dio Rayhansyah Pane
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui posisi kedalaman muka air
tanah dari muka air laut dan mengetahui kualitas
air tanah berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Metode Penelitian Terbagi menjadi dua yakni metode survey
lapangan dan analisi laboratorium.
Hasil Penelitian Hasil analisis menunjukkan perbandingan hasil
pengamatan parameter fisika air (warna, bau dan
rasa) dari dua tahap menunjukkan 18 sumur atau
36% yang berubah secara fisika. Analisis
laboratorium untuk parameter kimia sampel air
sumur nomor 15 memenuhi syarat untuk air
minum baik kandungan arsen, besi maupun
nitrat.
6)
Judul Struktur Komunitas dan Sebaran
Fitoplankton di Perairan Sungsang
Sumatera Selatan
Jurnal Ilmu Kelautan
Volume dan Halaman Vol.4, No.1, 2013:122-130
Tahun 2013
Penulis Yunita Veronika Munthe
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui keragaman, kelimpahan,
sebaran, dan menentukan struktur komunitas
fitoplankton di perairan Sungsang serta
menentukan sebaran parameter fisika kimia
perairan di daerah Sungsang.
Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan di perairan Sungsang
dibagi atas 10 stasiun penelitian. Pembagian
stasiun didasarkan pada beberapa tempat yang
kemudian dimasukkan ke dalam cool box.
Selanjutnya akan dianalisis di laboratorioum
untuk mengetahui kandungan nitrat dan fosfat
yang terkandung dalam sampel air tersebut.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
4
7)
Judul Kelimpahan Fitoplankton Penyebab Harmful
Alga Bloom di Perairan Desa Bedono, Demak
Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume dan Halaman Vol.9, No.3, 2020:251-260
Tahun 2020
Penulis Lestari Febrian Pitaloka Gurning
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk melakukan identifikasi serta menghitung
kelimpahan fitoplankton penyebab HAB di
perairan desa Bedono, Demak.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey yang bersifat eksploratif
dan bertaraf deskriptif dengan tujuan untuk
mengetahui gambaran suatu objek pengamatan
dan dapat menjelaskan perkembangan yang
terjadi pada kondisi pengamatan.
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini ditemukan 2 kelas
fitoplankton penyebab Harmful Algal Bloom
(HAB), yaitu Bacillariophyceae dan
Dinophyceae dengan 9 genus fitoplankton
penyebab Harmful Algal Bloom (HAB).
Kelimpahan fitoplankton penyebab Harmful
Algal Bloom (HAB) < 2.000 ind/L dimana
termasuk kedalam kondisi kesuburan rendah
(Oligotrofik). Parameter lingkungan seperti suhu,
salinitas, DO, pH, nitrat dan fosfat. di perairan
desa Bedono masih memenuhi batas optimum
pertumbuhan fitoplankton.
4
8)
Judul Struktur Komunitas dan Kelimpahan
Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Porong
Sidoarjo
Jurnal Kelautan
Volume dan Halaman Vol.3, No.1, 2013:39-90
Tahun 2013
Penulis Indah Wahyuni Abidah
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui struktur komunitas dan
kelimpahan fitoplankton dan faktor yang
mempengaruhi di perairan muara sungai Porong
Sidoarjo.
Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan metode
deskriptif yang bersifat ex post facto. Analisis
sampel air dilakukan di Laboratorium Tanah dan
Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas
Trunojoyo.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur
komunitas fitoplankton yang ada di perairan
muara Sungai Porong terdapat 2 kelas yaitu
Bacillariophyceae (14 genera) dan Dinophyceae
(2 genera) dengan kelimpahan berkisar antara
18.077 sel/L - 29.305 sel/L. Indeks
Keanekaragaman menunjukkan kestabilan
populasi rendah dengan indeks keseragaman
yang rendah sehingga tidak ada dominansi
species. Faktor yang mempengaruhi kelimpahan
fitoplankton adalah tingkat kecerahan perairan
yang rendah akibat tingginya bahan tersuspensi.
9)
Judul Keanekaragaman Fitoplankton Sebagai Indikator
Tingkat Pencemaran Perairan Teluk Lalong Kota
Luwuk
Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume dan Halaman Vol.7, No.2, 2016:1-7
Tahun 2016
Penulis Sri Sukari Agustina
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk menganalisis keanekaragaman
fitoplankton sebagai indikator tingkat
pencemaran perairan Teluk Lalong Kota Luwuk.
Metode Penelitian Metode pengambilan data dalam penelitian ini
4
10)
Judul Analisis Kesuburan Perairan Berdasarkan
Keanekaragaman Plankton, Nitrat dan Fosfat di
Sungai Jali dan Sungai Lereng Desa Keburuhan,
Purworejo
Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume dan Halaman Vol.4, No.3, 2015:84-90
Tahun 2015
Penulis Claudi Yolanda Iswanto
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kesuburan perairan
berdasarkan kelimpahan dan keanekaragaman
fitoplankton dan zooplankton yang berada di
Sungai Jali dan Sungai Lereng Purworejo dan
mengetahui hubungan kadar nitrat dan fosfat
dengan kelimpahan fitoplankton di perairan
Sungai Jali dan Sungai Lereng Purworejo.
Metode Penelitian Metode sampling yang digunakan yaitu metode
metode acak. Penelitian ini dilaksanakan pada
lima stasiun yang berbeda selama tiga kali waktu
sampling dimana stasiun 1 merupakan hulu
sungai, stasiun 2 merupakan representasi
pengaruh hulu dan pasang surut, stasiun 3
merupakan muara sungai, stasiun 4 di dekat
lokasi pertambakan, dan stasiun 5 di dekat
4
11)
Judul Kandungan Nitrat dan Fosfat Dalam Air Pori
Sedimen di Sungai dan Muara Sungai Wedung
Demak
Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume dan Halaman Vol.3, No.1, 2014:7-16
Tahun 2014
Penulis Mutiara Arizuna
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kandungan nitrat dan fosfat
dalam air pori sedimen antara sungai dan muara
Sungai Wedung Demak.
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif. Metode pengambilan air pori sedimen
dan kualitas air dilakukan pada pagi hari sekitar
pukul 07.00 WIB dan siang hari sekitar pukul
12.30 WIB. Titik sampling terdiri dari dua
ekosistem yaitu sungai dan muara.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kandungan unsur hara pada air pori
sedimen di sungai maupun muara Sungai
Wedung Demak. Oksigen terlarut, suhu, pH, dan
4
12)
Judul Hubungan Antara Kandungan Nitrat dan Fosfat
Dengan Kelimpahan Fitoplankton di Sungai
Bremi Kabupaten Pekalongan
Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume dan Halaman Vol.3, No.1, 2014:168-176
Tahun 2014
Penulis Menur Rumanti
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kandungan nitrat dan fosfat,
kelimpahan fitoplankton serta hubungan antara
nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton
di Sungai Bremi.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah survei lapangan
dengan teknik pengambilan sampel secara
purposive sampling. Kegiatan sampling
dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval waktu
selama 3 minggu. Pengambilan sampel
dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda.
Masingmasing stasiun terdiri dari 3 titik.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrat
di Sungai Bremi berkisar antara 0,81 mg/l – 0,99
mg/l. Kandungan nitrat tergolong rendah
sehingga kurang optimal bagi pertumbuhan
fitoplankton. Kandungan fosfat berkisar antara
0,90 mg/l – 1,35 mg/l. Kandungan fosfat
tergolong tinggi namun masih dapat ditolerir
oleh fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton
berkisar antara 1324 ind/l – 2444 ind/l.
Perolehan nilai r sebesar 0,774 artinya antara
kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan
fitoplankton memiliki hubungan yang erat.
13)
Judul Karakteristik Fosfat, Nitrat dan Oksigen Terlarut
Di Perairan Selat Lembeh, Sulawesi Utara
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis
Volume dan Halaman Vol.2, No.1, 2015:1-8
Tahun 2015
Penulis Simon I. Patty
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
4
14)
Judul Struktur Komunitas dan Kelimpahan
Fitoplankton dan Zooplankton pada Musim
Penghujan di Zona Intertidal Pantai Selatan
Yogyakarta
Jurnal Kelautan Tropis
Volume dan Halaman Vol.24, No.2, 2021:167-176
Tahun 2021
Penulis Ratih Ida Adharini
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui struktur komunitas,
kelimpahan dan keanekaragaman plankton pada
zona inertidal pantai selatan Yogyakarta selama
musim penghujan.
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember
2016 – Februari 2017 pada tiga stasiun
pengamatan di masing-masing zona intertidal
Pantai Sundak, Drini, dan Kukup. Stasiun
pengamatan berada pada jarak 5 meter ke arah
laut dan masing-masing stasiun berjarak 10 m.
Pengambilan sampel dilakukan dengan interval 2
minggu sekali.
Hasil Penelitian Plankton yang ditemukan di zona intertidal
Pantai Sundak terdiri dari 36 genera dan 46
spesies. Pada zona intertidal Pantai Drini
ditemukan plankton terdiri dari 37 genera dan 54
spesies. Pantai Kukup terdiri dari 89 genera dan
173 spesies. Persentase jenis plankton di Pantai
4
15)
Judul Pemetaan Potensi Biodiversitas Ikan di Daerah
Hulu Sungai Sambas dan Danau Kurapan Desa
Sepantai, Kalimantan Barat
Jurnal Mina Sains
Volume dan Halaman Vol.7, No.1, 2021:9-19
Tahun 2021
Penulis I Mahyudi S
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 2021
Tujuan Penelitian Untuk mengkaji biodiveristas ikan dan beberapa
dinamika terkait seperti karakteristik habitat,
komposisi dan keragaman komunitas, status
IUCN red list dan kemanfaatan.
Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober
2020 pada daerah hulu Sungai Sambas dan
Danau Kurapan Desa Sepantai Kalimantan Barat
dengan meliputi 2 titik stasiun pengamatan yang
terdiri dari 1 titik stasiun pada sungai dan 1 titik
stasiun pada danau. Penentuan stasiun
pengamatan melalui purposive sampling dengan
target badan air utama yang terdapat di kawasan
ini.
Hasil Penelitian Hasil studi menunjukkan bahwa masing-masing
stasiun pengamatan antara hulu Sungai Sambas
dengan Danau Kurapan memiliki karakter yang
berbeda walaupun berasal dari sumber aliran air
yang sama yaitu Sungai Sambas. Pada bagian
hulu Sungai Sambas memiliki air yang lebih
4
16)
Judul Morfometri Danau Kelapa Gading Kota Kisaran,
Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara
Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Volume dan Halaman Vol.5, No.2, 2016:77-84
Tahun 2016
Penulis Rizki Ridoan
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui morfometri Danau Kelapa
Gading.
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Danau
Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi
Sumatera Utara pada bulan Februari sampai
dengan April 2016.Alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah GPS Garmin Oregon
65 dengan ketelitian sampai 3 m, meteran
berpemberat, alat tulis, dan perahu. Pengukuran
dimensi permukaan dilakukan dengan cara
mengelilingi pinggiran danau (track) dengan
menggunakan alat Global Positionong System
(GPS).
Hasil Penelitian Hasil pemetaan batimetri menunjukkan bahwa
daerah yang paling dalam terdapat pada bagian
utara, timur, dan barat (bagian oulet) sampai
pada kedalaman 3 m. Lokasi yang paling dalam
ditemukan pada 5 lokasi ditandai dengan warna
biru (Gambar 1a). Lokasi yang paling dangkal
(0-1 m) terdapat pada bagian tepi yang
membentang dari timur laut, selatan dan barat.
Pada bagian utara kedalaman danau langsung 1-
2 m, dan bahkan ada yang langsung 2-3 m. Pada
bagian tengah di sekitar pulau kedalaman danau
berkisar 1-2 m, kecuali pada bagian timur laut
dari pulau kedalaman danau mencapai 3 m.
17)
Judul Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Dengan
Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi
Jurnal Geodesi Undip
4
18)
Judul Pengaruh Debit Air Terhadap Tegangan Output
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Pico hydro
Jurnal Edukasi Elektro
Volume dan Halaman Vol.4, No.1, 2020:75-81
Tahun 2020
Penulis Nurhening Yuniarti
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh debit air terhadap
tegangan DC pada pembangkit listrik tenaga
pico hidro.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dan
dilaksanakan di Sungai Pelang, Sleman,
Yogyakarta.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi saluran masuk (inlet) dan nilai saluran
buang (outlet) nilai debit air akan semakin besar.
5
19)
Judul Prediksi Debit Aliran Masuk ke Telaga Menjer
Menggunakan Persamaan Neraca Air dan
Pemodelan Hec-hms
Jurnal Teknik Hidraulik
Volume dan Halaman Vol.12, No.2, 2021:119-132
Tahun 2021
Penulis Hiro Agung Pratama
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk memprediksi debit aliran masuk ke telaga
dari sungai-sungai yang ada di DTA Menjer.
Metode Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah
laptop, perangkat lunak ArcGIS 10.2, Microsoft
Excel, dan HEC-HMS. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data Digital
Elevation Model (DEM), peta topografi, data
jaringan sungai data curah hujan, peta jenis
tanah, peta penggunaan lahan, data inflow
Serayu-Klakah, data pemakaian air, data tinggi
muka air.
Hasil Penelitian Hasil perhitungan dengan model HEC-HMS,
debit rerata pada musim penghujan diperoleh
nilai pada tahun 2017 sebesar 0,954 m3/s, pada
tahun 2018 0,944 m3/s dan pada tahun 2019
1,017 m3/s. Sementara itu, debit pada musim
kemarau diperoleh debit rerata pada tahun 2017
sebesar 0,820 m3/s, pada tahun 2018 0,783 m3/s
dan pada tahun 2019 0,80 m3/s. Berdasarkan
hasil prediksi dengan persamaan neraca air pada
musim penghujan, debit rerata diperoleh nilai
sebesar 1,628 m3/s pada tahun 2017, 1,579 m3/s
pada tahun 2018 dan 3,296 m3/s pada tahun
2019. Sedangkan debit rerata pada musim
kemarau diperoleh nilai sebesar 1,893 m3/s pada
tahun 2017, 1,176 m3/s pada tahun 2018; dan
1,893 m3/s pada tahun 2019. Hasil ini
menunjukkan bahwa hasil pemodelan debit
dengan HEC-HMS lebih kecil dibandingkan
dengan dengan hasil prediksi debit dengan
persamaan neraca air. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa HEC-HMS mampu
digunakan utk prediksi debit aliran masuk secara
5
20)
Judul Penentuan Debit Air Limpasan dan Luas
Kompartemen Pada Rencana Desain Wetland
Bukit Ragas
Jurnal
Volume dan Halaman Vol.1,No.2, 2021:98-105
Tahun 2021
Penulis Waterman Sulistyana Bargawa
Reviewer Irma Dwi Zalianty
Tanggal 25 Mei 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui besarnya debit air limpasan
yang menuju desain wetland, serta untuk
mengetahui luasan minimum kompartemen dari
rencana desain wetland.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data, kemudian peneliti melakukan
analisis intensitas curah hujan, luas daerah
tangkapan hujan, kondisi danau bekas tambang,
arah aliran air limpasan, analisis debit air
limpasan, dan analisis dimensi danau bekas
tambang.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit air
limpasan hasil perhitungan sebesar 0,35 m³/detik
dan luas minimum kompartemen desain wetland
hasil perhitungan yaitu sebesar 137 m 2 tiap
kompartemen.