OLEH:
ULFILIA JULISA
2104111101
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JUMAT/1/08.00-11.00
KELOMPOK 5
CALUSRISA PRISKILA HUTAGULUNG
KATA PENGANTAR
Pekanbaru,Oktober 2022
Ulfilia Julisa
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................
ii
DAFTAR TABEL......................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ v
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ................................................................ 1
I.2. Tujuan Praktikum............................................................. 1
I.3. Manfaat Praktikum.......................................................... 2
II. METODOLOGI PRATIKUM
2.1. Waktu dan Tempat Pratikum......................................... 5
2.2. Alat dan Bahan.............................................................. 5
2.3. Metode Pratikum........................................................... 5
2.4. Prosedur Pratikum......................................................... 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil.................................................................................. 7
3.2.Pembahasan...................................................................... 7
V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan...................................................................... 9
4.2. Saran................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel plankton............... 5
2. Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel plankton .......... 5
3. Pengukuran kualitas air...................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Denah pengamatan............................................................................. 7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Bahan dan Alat yang digunakan......................................................... 12
I. PENDAHULUAN
Plankton adalah salah satu organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona
pelagik (bagian atas) samudra, laut, dan badan air tawar Plankton berasal dari
bahasa Yunani yaitu planktos yang berarti pengembara atau penghanyut
(Nugroho, 2013). Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme
terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi
kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton
terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. (Odum, 2015). Pada dasarnya,
plankton terbagi atas dua kelompok besar yaitu plankton tumbuhan (fitoplankton)
dan plankton hewani (zooplankton) (Nontji, 2016).
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral
dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus
hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan
banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif
dijalankan di kawasan itu.Fitoplankton merupakan sumber mata rantai utama
dalam suatu perairan yaitu sebagai produsen primer atau organisme autotrof
karena kemampuannya membentuk zat organik dan anorganik. Fitoplankton ini
sangat dibutuhkan oleh organisme lain sebagai bahan makanan terutama bagi
organisme yang mengawali daur hidupnya sebagai plankton (Nontji, 2017).
Suatu perairan dikatakan produktivitas jika dalam perairan tersebut selain
intensitas cahaya dapat menembus jauh sampai ke kedalaman perairan serta
kecerahan perairan tersebut baik jumlah fitoplankton dan zooplankton juga
mempengaruhi produktivitas suatu perairan karena jumlahnya yang melimpah di
dalam perairan tersebut akan meningkatkan jumlah produksi dari ikan maupun
organisme yang membutuhkan jasad renik berupa zooplankton dan fitoplankton di
perairan tersebut. Tetapi dibalik fenomenanya ini, plankton dapat berdampak
buruk bagi sumberdaya perairan, dengan meningkatnya plankton secara besar-
besaran atau terjadi blooming, akan mengganggu organisme perairan, dimana
keberadaannya dapat membuat organisme lain yang berada di suatu perairan mati
secara massal (Yuliana, 2012). Dari informasi di atas maka dipandang perlu untuk
lebih jauh mengenal plankton terutama zooplankton dan fitoplankton serta
10
11
12
13
4.1. Hasil
Hasil pengukuran lapangan terhadap kelimpahan plankton di perairan waduk
UNRI diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3. Pengukuran kualitas air
Jam Warna Suhu Keceraha pH DO CO
(WIB) (°C) n (cm) (mg/L) (mg/L)
08.40 Hijau 28 - 5 - -
4.2. Pembahasan
Pengamatan atau pengambilan sampel Plankton dilakukan di waduk
universitas Riau. Lokasi waduk tepat berada di belakang Fakultas Perikanan
UNRI. Dilihat dari hasil pengamatan di lapangan, bahwa keadaan waduk UNRI
masih cukup terjaga dan kondisi Perairan masih terbilang cukup baik dan normal.
Luas waduk terbilang cukup besar dan cukup untuk menampung air yang diterima
dari aliran sungai di dekat waduk tersebut. Untuk kedalamannya sendiri tidak
terlalu dalam ( ± 1 - 2,5 meter) saja. Di pinggiran waduk juga ditumbuhi tanaman
air seperti eceng gondok, kiapu, teki-teki dan beberapa tanaman air lainnya.
Waduk ini berada di dalam kawasan kampus UNRI dan tentunya waduk ini
terbuka untuk umum. Di lihat bahwa terdapat beberapa aktiritas warga yang
berdatangan untuk berkunjung (self) memancing, melakukan Penelitian dan lain
sebagainya. Di dekat waduk juga terdapat aktivitas Pembudidayaan ikan dan
14
tambak ikan. dan tentu saja dapat disimpukan bahwa waduk ini terbuka untuk
umum.
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah
plankton menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan
serta mampu berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup
melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani.
Fitoplankton merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan, sedangkan
zooplankton meskipun sebagai pemanfaat langsung fitoplankton, merupakan
produsen sekunder perairan (Nybakken, 2012). Plankton merupakan makanan
alami larva organisme perairan.
Keragaman spesies plankton di dalam ekosistem perairan sering digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengetahui produktivitas primer perairan dan kondisi
ekosistem perairan tersebut. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi. Plankton menjadi salah satu bioindikator untuk mengetahui
produktivitas ekosistem perairan karena memiliki peran sebagai produsen.
Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang
kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Sedangkan ekosistem dengan
keragaman rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari
luar dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi. Kondisi
suatu ekosistem tidak stabil dan rentan yang terjadi dapat mempengaruhi
produktivitas primer perairan tersebut sehingga berdampak pada jaring makanan
ekosistem.
15
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan nilai H >3, berarti
(keanekaragaman nya tinggi) dan dikatakan struktur komunitas stabil.
Berdasarkan nilai dominasi yang di dapat dari perhitungan data hasil praktikum
didapat kan nilai indeks Dominasi berada diantara 0 dan 1 ini berarti tidak ada
jenis yang mendominasi dalam perairan tersebut. Hal ini menunujukkan bahwa
tidak terjadi persaingan terhadap tempat ataupun makanan yang terjadi antar
plankton. Berdasarkan hal ini maka penulis menyimpulkan bahwa air yang berada
di perairan masih dalam kondisi yang masih baik.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini hendaknya demi kelestarian dan terhindarnya perairan
khususnya di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dari pencemaran,
maka diharapkan semua pihak terutama mahasiswa yang telah mengerti terhadap
dampak dari pencemaran perairan maka tetap terus mempertahankan kondisi
perairan yang baik secara berkelanjutan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dawe, C. J. 2014. Marine Botany. John Wiley and John, Inc. New York. 628
pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya. JAI. 2 (1). 16-29.
Goldman, C.R dan A.J. Horne. 2013. Limnology. Mac Graw Hill Int. Book
Company. Tokyo. 464 hlm.
Nugroho. 2013. Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Trisakti.
Nontji, A. 2016. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nontji. 2017. Plankton Laut . Jakarta: LIPI Press.
Odum, E. P. 2015. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company Ltd.
Philadelphia.
Reynolds et al. 2014. The Ecology of Freshwater Phytoplankton. University
Pierre et Marie Curie: Paris.
Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Jakarta: Bumi Aksara.
17
LAMPIRAN
18
Lugol Aquades