Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum Produktivitas Perairan yang diberi judul
“Plankton Dan Biovolume”. Meskipun saya menyadari masih adanya
kekurangan yang terdapat pada laporan yang saya lampirkan ini.
Semoga laporan yang saya buat ini bisa berguna dan menambah wawasan
kita semua. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan. Karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena,
itu saya mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan laporan ini juga
demi kemajuan bersama.

Pekanbaru, 29 Oktober 2022

Muhammad Naufal Abdillah


DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat................................................................... 2
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat..................................................................... 3
2.2 Bahan dan Alat........................................................................... 3
2.3 Metode Praktikum...................................................................... 3
2.4 Prosedur Praktikum.................................................................... 3
2.4.1 Plankton................................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil........................................................................................... 5
3.2 Pembahasan................................................................................ 6
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan............................................................................... 7
4.2 Saran......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat ....................................................................................................... 3
2. Bahan..................................................................................................... 3
3. Zooplankton........................................................................................... 5
4. Fitoplankton........................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lokasi pengambilan sampel......................................................... 12
2. Bahan............................................................................................ 13
3. Kegiatan....................................................................................... 15
4. Hasil Perhitungan......................................................................... 16
I. PENDAHULUAN

Plankton merupakan organisme mikroskopis yang melayang-layang dalam air


dan mempunyai kemampuan renang yang sangat lemah serta pergerakannya selalu
dipengaruhi oleh arus air. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton.
Plankton adalah sebagai kajian untuk mengetahui kualitas kesuburan suatu
perairan yang sangat diperlukan untuk mendukung produktivitas perairan
Kelimpahan plankton merupakan plankton yang ditemukan setiap pada satu liter
air (Widyarini, 2018). Plankton merupakan salah satu sumber pakan alami
bagi hewan-hewan laut, kesuburan perairan juga dapat dilihat berdasarkan
kelimpahan dan komposisi jenis plankton. Berdasarkan pendapat para ahli,
plankton dapat diartikan sebagai kumpulan organisme yang hidup melayang di
badan perairan.
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah
plankton menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan
serta mampu berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup
melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani
(Gusrina, 2008). Fitoplankton merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di
perairan, sedangkan zooplankton meskipun sebagai pemanfaat langsung
fitoplankton, merupakan produsen sekunder perairan (Nybakken, 2012). Plankton
merupakan makanan alami larva organisme perairan.
Keragaman spesies plankton di dalam ekosistem perairan sering digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengetahui produktivitas primer perairan dan kondisi
ekosistem perairan tersebut. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi. Plankton menjadi salah satu bioindikator untuk mengetahui
produktivitas ekosistem perairan karena memiliki peran sebagai produsen.
Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang
kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Sedangkan ekosistem dengan
keragaman rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari
luar dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi. Kondisi
suatu ekosistem tidak stabil dan rentan yang terjadi dapat mempengaruhi
produktivitas primer perairan tersebut sehingga berdampak pada jaring makanan
ekosistem.
Rotifera merupakan hewan air yang mikroskopis (sekitar 200-500
mikrometer), multiselular walaupun mempunyai otak yang masih tergolong
primitif. Sebagian rotifera panjangnya sekitar 0,1-0,5 mm, dan yang umum di
lingkungan air tawar di seluruh dunia dengan beberapa spesies air asin; misalnya,
genus Synchaeta. Beberapa rotifera berenang bebas dan benar-benar planktonik,
yang lain bergerak dengan inchworming sepanjang substrat, dan beberapa sessile,
hidup di dalam tabung atau holdfasts agar-agar yang melekat pada substrat. 
Hingga sekarang sekitar 2000 spesies dari Phylum Rotifera telah
ditemukanDivisi Bacillariophyta memiliki kemampuan beradaptasi terhadap arus
yang kuat sampai lambat karena memiliki alat penempel pada substrat berupa
tangkai bergelatin (Andriansya.et.al, 2014). Saat penelitian berlangsung lokasi
penelitian tidak memiliki arus yang deras seperti sungai, mikroalga yang
ditemukan diduga menempel di tumbuhan-tumbuhan yang ada di danau.
Aulacoseira granulata memiliki kombinasi katup panjang dan sempit dengan
diameter 2,5-4 m dan rasio diameter mantel tinggi atau katup yang lebih besar dari
3,2.
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton di
waduk UNRI dan sebagai informasi mengenai plankton bagi para pembaca,
khususnya mahasiswa praktikan. Juga untuk memenuhi tugas laporan hasil
praktikum Produktivitas Perairan mengenai Plankton dan Biovolume.
Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui seberapa
banyak jenis plankton yang ada di waduk UNRI. Kita juga dapat memahami
langkah-langkah untuk mengidentifikasi plankton disuatu perairan sehingga juga
dapat dilakukan pada area yang lainnya. Selain itu juga, dapat menambah
wawasan atau pengetahuan kita bagaimana  cara membedakan antar jenis
plankton sehingga dapat meningkatkan pemahaman praktikan tentang jenis-jenis
plankton.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Produktivitas Perairan mengenai “Plankton Dan Biovolume”
dilaksanakan pada hari Senin, 24 Oktober 2022 pukul 10.00 – 12.00 WIB di
waduk dan Laboratorium Produktivitas Perairan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Riau.
2.2. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel Plankton
No. Alat Fungsi
1. Botol sampel plankton Wadah sampel plankton yang akan diamati
2. Plankton net Menyaring plankton
3. Ember Alat pengambilan air waduk
4. Object glass Tempat mengamati sampel plankton
5. Cover glass Penutup object glass
6. Mikroskop Alat mengamati kelimpahan plankton
7. Pipet tetes Alat meneteskan sampel ke dalam object glass
8. Tissue Membersihkan object glas dan cover glass
9. Kamera Dokumentasi
10. Alat tulis Menulis perhitungan kelimpahan plankton
11. Buku identifikasi Petunjuk identifikasi plankton
12. Buku pedoman Sebagai penuntun dalam melakukan praktikum

Tabel 2. Bahan yang dalam pengambilan sampel bentos dan perifiton


No Bahan Fungsi
.
1. Sampel plankton Objek praktikum
2. Aquades/lugol Pengawet

2.3. Metode Praktikum


Adapun metode yang digunakan dalam praktikum pengambilan sampel
plankton ini adalah metode secara langsung. Metode ini dilakukan untuk
menggambarkan, mengumpulkan, serta menganalisis semua kegiatan yang
berhubungan dengan status sungai dan waduk berdasarkan komunitas plankton.
Menggunakan rumus kelimpahan plankton dan buku identifikasi dalam
mengidentifikasi komunitas plankton.
4

2.4. Prosedur Praktikum


Prosedur plankton:
Pertama sekali siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti planktonnet,
ember dan botol. Kemudian tentukan lokasi pengambilan sampel plankton.
Setelah lokasi ditemukan, maka ambil air dengan menggunakan ember lalu saring 
menggunakan planktonnet. Begitulah seterusnya hingga air yang disaring
mencapai sepuluh ember. Setelah sampel yang diambil mencukupi, maka bawa air
hasil saringan tadi ke laboratorium untuk diamati jenis plankton apa yang terdapat
pada air sampel tersebut dengan menggunakan mikroskop.
Di laboratorium, Ambil satu tetes air sampel dengan menggunakan pipet tetes
lalu taruh di objek glass, setelah itu tutup objek glass dengan cover glass lalu
taruh ditempat objek glass pada mikroskop. Tentukan perbesaran dan atur posisi
objek glass sedemikian rupa hingga terlihat plankton yang terkandung pada air
sampel tadi. Namun, jika plankton tak juga terlihat pada air sampel, ganti air
sampel yang ada di objek glass dengan air sampel yang baru yang ada di botol.
Lalu bersihkan objek glass dari air sampel yang tidak ditemukan plankton tadi,
dan teteskan kembali air sampel ke objek glass dan amati kembali menggunakan
mikroskop. Setelah plankton ditemukan, maka sesuaikan bentuk plankton dengan
yang ada di buku identifikasi plankton. Setelah sesuai, gambarkan pada lembar
kerja praktikum. Jangan lupa tuliskan juga nama kelas, jenis dan berapa jumlah
yang ditemukan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Pada praktikum ini didapatkan hasil pengukuran kelimpahan plankton
yang dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3. Jumlah Plankton yang ditemukan
No Jenis Nama Jumlah
1 Fitoplankton Closterium sp 1
2 Fitoplankton Chaetoceros affinis 1
3 Fitoplankton Gyrosigma sp 2
4 Fitoplankton Chaetoceros sp 4
5 Zooplankton Brachionus sp 3

Tabel 3. Hasil Perhitungan Plankton


No Nama Hasil
1 Closterium sp 61,7 sel/L
2 Chaetoceros affinis 61,7 sel/L
3 Gyrosigma sp 123,4 sel/L
4 Chaetoceros sp 246,8 sel/L
5 Brachionus sp 185,1 sel/L

3.2. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum didapatkan 5 jenis plankton yaitu, 4 jenis
fitoplankton dan 1 jenis zooplankton.
1. Closterium sp
Berikut klasifikasi dari Closterium sp:
Kelas : Zygnematophycea
ordo : Desmidiales
Famili : Closteriaceae
Genus : Closterium
Spesies : Closterium sp
2. Chaetoceros affinis
Berikut klasifikasi dari Chaetoceros affinis:
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Raphidineae
Genus : Chaetoceros
6

Spesies : Chaetoceros affinis


3. Gyrosigma sp
Berikut klasifikasi dari Gyrosigma sp
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Raphidineae
Genus : Gyrosigma
Spesies : Gyrosigma sp
4. Chaetoceros sp
Berikut klasifikasi dari Chaetoceros sp
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Raphidineae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros sp
5. Brachionus sp
Berikut klasifikasi dari
Divisi : Rotifera
Kelas : Monogonanta
Ordo : Ploimida
Famili : Brachioninae
Genus : Brachionus
Spesies : Brachionus sp
Plankton merupakan organisme mikroskopis yang hidupnya melayang–
layang atau mengapung di perairan baik laut maupun tawar disebabkan oleh arus.
Peranan organisme ini sangat penting, salah satunya sebagai sumber makanan
organisme lainnya yang hidup pada tingkatan tropik yang lebih tinggi dalam
perairan. Pada dasarnya, plankton terbagi atas dua kelompok besar yaitu plankton
tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewani (zooplankton) (Nontji, 2012).
8

Organisme ini dapat ditemukan di hampir seluruh habitat perairan dengan


kelimpahan dan komposisinya yang bervariasi. Variasi kelimpahan dan
komposisinya bergantung pada kondisi suatu lingkungan. Beberapa faktor
lingkungan abiotik seperti paramater fisik-kimia (suhu, intensitas cahaya,
salinitas, dan pH) merupakan faktor-faktor yang berperan penting dalam
menentukan perkembangbiakan zooplankton di perairan. Di samping itu, faktor
biotik seperti tersedianya pakan (fitoplankton) dan banyaknya predator serta
perilaku jenis-jenis zooplankton dalam bersaing memperebutkan makanan
merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi
jenis-jenis zooplankton itu sendiri (Arinardi,1997).
Seperti halnya fitoplankton yang berperan sebagai produser primer
(penyedia energi pada jenjang tropik yang lebih tinggi), peranan zooplankton
justru meneruskan energi tersebut dalam jenjang tropik yang lebih tinggi (Castro
& Huber, 2007). Salah satu organisme yang memanfaatkan zooplankton sebagai
bahan makananya adalah larva kuda laut. Ini sejalan dengan penelitian yang
pernah 2 dilakukan oleh Redjeki (2007) yang memanfaatkan zooplankton jenis
Copepoda sebagai pakan alami kuda laut.
Perairan kepulauan Tanakeke termaksud salah satu perairan yang banyak
di temukan kuda laut. Kuda laut bukan merupakan organisme yang ditemukan di
hampir semua wilayah perairan. Terkhusus di wilayah Sulawesi Selatan, kuda laut
hanya ditemukan pada perairan tertentu saja seperti halnya di perairan Kepulauan
Tanakeke Kabupaten Takalar (Syafiuddin, 2009).
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda laut ditentukan oleh
keberadaan zooplankton yang merupakan makanan dari larva kuda laut itu sendiri.
Kuda laut dapat tumbuh dan berkembang di perairan Kepulauan Tanakeke
Kabupaten Takalar merupakan fenomena tersendiri pada perairan ini ditinjau dari
sebagian besar wilayah perairan pesisir laut di Sulawesi Selatan. Perairan itu
memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan wilayah perairan laut lainnya
dalam wilayah ini. Untuk menjelaskan kekhasan ini, maka telah dilakukan
penelitian awal khusus untuk mengidentifikasi jenis dan kelimpahan zooplankton
sebagai makanan alami kuda laut, disamping itu penelitian tentang zooplankton
memang belum banyak dilakukan di perairan ini.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Setelah diadakannya praktikum mengenai plankton di waduk Faperika UNRI,
didapatkan hasil bahwa terdapat banyak plankton yang hidup di waduk tersebut.
Ini menandakan bahwa waduk Faperika UNRI belum tercemar karena plankton
merupakan suatu indikator untuk menduga  kualitas perairan apakah masih jernih
atau sudah tak jernih (tercemar)..
kelimpahan perifiton yang dimiliki perairan sungai dan waduk UNRI cukup
tinggi, karena banyaknya spesies yang didapat dan substrat tempat hidupnya yang
juga melimpah yaitu pada jenis Aulacoseira granulata terdapat 12 dengan
kelimpahan sebesar 36,9061 sel/cm2 dan pada jenis perifiton spirullina sp. terdapat
sebanyak 15 dan dengan kelimpahan 46,1327 sel/cm 2. Semakin tinggi kelimpahan
perifiton tersebut di suatu perairan maka semakin baik untuk mendukung
kelangsungan hidup organisme di dalamnya. Keterkaitan produktivitas primer
dengan densitas dan diversitas perifiton adalah apabila produktivitas tinggi dan
densitas tinggi menandakan perairan didominasi oleh perifiton ,berperan dalam
fotosintesis. Produktivitas tinggi, membuat bahan organik dan nutrien tinggi, juga
dapat berpengaruh terhadap diversitas perifiton
4.2. Saran
Demi menjaga kualitas air di waduk Faperika UNRI, diharapkan kepada
semua pihak agar tidak mencemari air yang ada di waduk tersebut. Kualitas air di
waduk saat ini adalah baik, namun apabila tidak dijaga akan berkurang
kualitasnya. Maka, marilah bersama-sama kita jaga agar air di waduk tersebut
tetap  lestari dan tidak tercemar.
DAFTAR PUSTAKA

Asriyana, dan Yuliana. (2012). Produktivitas Perairan. Jakarta: PT Bumi


Aksara
Deswanti, Lisa dan Gumaweti. 2015. “Analisis Parameter Fisika-Kimia sebagai
Salah Satu Penentu Kualitas Perairan Batang Palangki”Nontji, A. 2016. Laut
Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nontji. 2017. Plankton Laut . Jakarta: LIPI Press.
Nybakken. 2012. Pengertian dan Definisi Plankton. Diakses pada 12 April
2013.
Reynolds et al. 2014. The Ecology of Freshwater Phytoplankton. University
Pierre et Marie Curie: Paris.
Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Jakarta: Bumi Aksara.
LAMPIRAN
12

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel

Waduk FPK UNRI


13

Lampiran 2. Alat dan Bahan

Chaetoceros sp Chaetoceros sp Gyrosigma sp

Brachionus sp Chaetoceros affinis Plankton net

Buku Penuntun Praktikum Mikroskop Botol sampel


14

Lugol Pipet Tetes Object glass

Cover glass Ember


15

Lampiran 3. Kegiatan

Penyaringan air Pemindahan air sampel ke botol sampel


16

Lampiran 4. Hasil dan Perhitungan


1. Perhitungan Closterium sp
400 125 1
N=1 x x
324 0,05 50

N=1 x 1,234 x 2500 0,02

N=¿61,7 sel/L

2. Perhitungan Chaetoceros affinis


400 125 1
N=1 x x
324 0,05 50

N=1 x 1,234 x 2500 0,02

N=¿61,7 sel/L

3. Perhitungan Gyrosigma sp
400 125 1
N=2 x x
324 0,05 50

N=2 x 1,234 x 2500 0,02

N=¿123,4 sel/L

4. Perhitungan Chaetoceros sp
400 125 1
N=4 x x
324 0,05 50

N=4 x 1,234 x 2500 0,02

N=¿246,8 sel/L

5. Perhitungan Brachionus sp
400 125 1
N=1 x x
324 0,05 50

N=1 x 1,234 x 2500 0,02

N=¿185,1 ind/L
17

Tabel 3. Jumlah Plankton yang ditemukan


No Jenis Nama Jumlah
1 Fitoplankton Closterium sp 1
2 Fitoplankton Chaetoceros affinis 1
3 Fitoplankton Gyrosigma sp 2
4 Fitoplankton Chaetoceros sp 4
5 Zooplankton Brachionus sp 3

Anda mungkin juga menyukai