Anda di halaman 1dari 27

Reza Gunawan

04/Senin/03

LAPORAN PRAKTIKUM

BENTHOS DAN NEKTON

ULFAH ADILLAH
2204112944
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

EKOLOGI DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga Penulis dapat diberikan
kemudahan dalam penyusunan laporan praktikum ini guna memperdalam ilmu
tentang “Benthos dan Nekton”.

Pada kesempatan ini Penulis ucapkan terimakasih kepada Dosen


Pengampu Dr. Ir. Eni Sumiarsih yang telah memberikan pemahaman tentang mata
kuliah ekologi perairan. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan laporan ini.

Laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan yang jauh dari
kata sempurna, karna kemampuan Penulis yang terbatas maka kritik dan saran
yang membangun sangat diterima guna menyempurnakan laporan ini agar dapat
bermanfaat bagi Penulis dan juga para pembacanya.

Pekanbaru, Oktober 2022

Ulfah Adillah
iii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
I.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum ....................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3


II.1 Benthos ........................................................................................... 3
II.2 Nekton ............................................................................................ 4

III. METODOLOGI PRAKTIKUM ....................................................... 6


III.1Waktu dan Tempat .......................................................................... 6
III.2Alat dan Bahan ................................................................................ 6
III.3Metode Praktikum ........................................................................... 6
III.4Prosedur Praktikum ......................................................................... 6
III.4.1.........................................................................................Benthos
...............................................................................................6
III.4.2.........................................................................................Nekton
...............................................................................................7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 8


IV.1..................................................................................Sketsa Waduk FPK UNRI
....................................................................................................... 8
IV.2........................................................................Identifikasi Jenis Benthos dan Nekton
....................................................................................................... 9
IV.3.........................................................................................Nilai Kelimpahan
....................................................................................................... 10
IV.3.1......................................................................................Benthos
............................................................................................10
IV.3.2.......................................................................................Nekton
............................................................................................10

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 11


iv

V.1 Kesimpulan ................................................................................... 11


V.2 Saran ............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
LAMPIRAN ............................................................................................... 13
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan Bahan ....................................................................................... 6


2. Identifikasi Bnethos dan Nekton ............................................................ 9
v

DATFAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Waduk FPK UNRI ................................................................................. 8
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan ....................................................................................... 14


2. Aktivitas selama Praktikum ................................................................... 15
3. Rumus Hasil Perhitungan ...................................................................... 16
vii

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Waduk pada umumnya memiliki peran ganda, yaitu sebagai habitat biota air
serta menjadi sumber air bagi manusia. Sebagai ekosistem, ketergantungan
keaneka- ragaman biota air dengan kualitas air merupakan interaksi yang
khas dan saling mempengaruhi. Berbagai jenis plankton, benthos hingga nekton
(ikan) di sungai akan tetap hidup dan berkembang pada perairan waduk
yang kualitas airnya mendukung kehidupan mereka. Sebaliknya, waduk yang
tercemar airnya akan meracuni kehidupan biota perairan, sehingga menyebabkan
menurunnya tingkat keanekaragaman maupun produk- tivitas biota perairan.
Dengan kata lain, perairan waduk dengan kualitas air yang baik akan memberikan
ruang hidup atau habitat yang baik bagi berkembangnya berbagai jenis biota air.
Sedangkan pada perairan yang tercemar, hanya sedikit biota air yang dijumpai
mampu bertahan hidup.

Benthos merupakan organisme yang hidup di sesil atau menetap di dasar


sungai dan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan. Benthos
tidak hanya meliputi tentang hewan melainkan juga tumbuhan yang ada di
perairan. Benthos sendiri ada yang menetap di dalam substrat ada juga yang
berada di permukaan substrat saja.

Nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan untuk


bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus air yang kuat atau
gerakan air yang disebabkan oleh angin, mereka dapat bergerak di dalam air
menurut kemauannya sendiri bersama dengan plankton sering dikelompokkan
dalam sistem pelagik. Kebanyakan merupakan hewan-hewan besar, dan di
viii

dalamnya termasuk organisme-organisme terbesar dan tercepat bergerak di


samudera.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui potensi kepadatan dan keanekaragaman biota air, khususnya
benthos dan nekton di Waduk FPK UNRI.

I.2 Rumusan Masalah


1. Seperti apa kualitas perairan waduk FPK UNRI berdasarkan kelimpahan
benthos dan nekton?
2. Bagaimana cara menentukan nilai kelimpahan pada benthos dan nekton?

I.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum


Tujuan dari penelitian ini adalah agar penulis mengetahui kualitas perairan
waduk berdasarkan kelimpahan benthos dan nekton yang ditemukan dan
manfaatnya bagi penulis yaitu sebagai media untuk memahami materi tentang
benthos dan nekton.
ix

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Benthos
Benthos adalah organisme yang mendiami dasar perairan atau tinggal dalam
sedimen dasar perairan. Benthos mencakup organisme nabati yang disebut
fitobenthos dan organisme hewani yang disebut zoobenthos (Odum, 1993 dalam
Marfaung (2013). Ketika air surut, organisme akan kembali ke dasar perairan
untuk mencari makan. Beberapa makrozoobenthos yang umum ditemui di
kawasan mangrove Indonesia adalah makrozoobenthos dari kelas Gastropoda,
Bivalvia, Crustacea, dan Polychaeta (Darojah et al ., 2005).
Zoobentos adalah hewan yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup
di dasar endapan . Hewan ini merupakan organisme kunci dalam jaring makanan
karena dalam sistem perairan berfungsi sebagai pedator, suspension feeder,
detritivor, scavenger dan parasit. Makrobentos merupakan salah satu kelompok
penting dalam ekosistem perairan. Pada umumnya mereka hidup sebagai
suspension feeder, pemakan detritus, karnivor atau sebagai pemakan plankton
(Fairuz et al,. 2014).
Benthos tidak menyenangi dasar perairan berupa batuan, tetapi jika dasar
Universitas Sriwijaya batuan tersebut memiliki bahan organik yang tinggi, maka
habitat tersebut akan kaya dengan benthos (Marfaung, 2013). Makrozoobenthos
(terutama molluska) terdapat dalam jumlah yang sedikit pada tipe tanah liat. Hal
ini dikarena substrat liat dapat menekan perkembangan dan kehidupan
makrozoobenthos, karena partikel-partikel liat sulit ditembus oleh
makrozoobenthos untuk melakukan aktivitas kehidupannya. Selain itu, tanah liat
juga mempunyai kandungan unsur hara yang sedikit (Fairuz et al,. 2014).
x

Pada substrat berpasir, kandungan oksigen relatif lebih besar dibandingkan


dengan substrat yang halus, karena pada substrat berpasir terdapat pori udara yang
memungkinkan terjadinya pencampuran yang lebih intensif dengan air di atasnya.
Namun demikian, nutrien tidak banyak terdapat dalam substrat berpasir.
Sebaliknya pada substrat yang halus, oksigen tidak begitu banyak tetapi biasanya
nutrien tersedia dalam jumlah yang cukup besar Substrat lumpur dan pasir
merupakan habitat yang paling disukai makrozoobenthos.

II.2 Nekton
Nekton merupakan organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak
sehingga mereka tidak bergantung pada arus yang kuat atau gerekan air yang
disebabkan oleh angin, mereka dapat bergerak dalam air menurut kemauannya
sendiri bersama dengan plankton sering dikelompokkan dalam sistem pelagik.
Kebanyakan merupakan hewan-hewan besar, dan didalamnya termasuk
organisme-organisme terbesar dan tercepat bergerak disamudra. Jika plankton
didominasi oleh hewan-hewan vertebrata. Di antaranya ikan merupakan kelompok
terbanyak, baik dalam spesies maupun dalam individu, tetapi wakil dari tiap kelas
vertebrata, kecuali amphibi di jumpai sebagai nekton (Magdalena,dkk., 2014).
Kelompok nekton semuanya adalah hewan, dan dalam hidupnya menduduki
system pelagic, pembagiannya meliputi dua terutama yang hidup pada wilayah
epipelagik yaitu holoepipelagik, dan meroepipelagik. Kelompok nekton yang
hidup pada zona dekat dasar disebut spesies demersal, mereka biasanya
menghabiskan waktu didaerah dekat dasar, terutama pada terumbu karang. Semua
ikan adalah predator, beberapa jenis ikan tertentu hidup didaerah yang didalam,
pada kedalam ini sudah tidak dijumpai adanya cahaya, oleh karena itu hewan-
hewan yang hidup di zona ini mempunyai organ dalam tubuhnya yang dapat
mengeluarkan cahaya. Makan juga sangat terbatas sehingga untuk tetap
mempertahankan hidupnya mereka harus mampu untuk memenfaatkan
bermacam-macam makanan atau mangsa yang tersedia (Magdalena,dkk., 2014).
Organisme nekton terdiri dari berbagai jenis ikan, yang hidup tersebar dari
epipelagik sampai pada zona dekat dasar laut, dengan demikian kelompok ikan
merupakan yang terbesar jumlahnya seperti ikan hiu, ikan tuna, lemuru, ikan
terbang dll (Nybakken., 1992 dalam Magdalena,dkk., 2014).
xi

Kelompok kedua terbesar adalah mamalia laut termasuk diantaranya anjing


laut, singa laut, paus, duyung. Kelompok ketiga terbesar adalah reptil, hampir
semua yang mendominasi merupakan penyu, ular laut, penyu laut menggunakan
sebagian waktu untuk menuju pantai dan mendarat didaratan pasir untuk bertelur,
telur-telurnya kemudian disimpan dalam timbunan pasir yang sebelumnya telah
digali, sedangkan buaya yang terdapat di perairan Indo-Pasifik dan Iguana hanya
terdapat di perairan kepulauan Galapagos (Nybakken., 1992 dalam
Magdalena,dkk., 2014).
Secara teknis burung laut tidak dimasukkan dalam grup organisme nekton,
karena mereka hanya terbang diatas samudra dan tidak menembusnya, tetapi
mereka juga mempunyai peranan ekonomi dalam kelompok tersebut, seperti
Cormorant dan burung laut lainnya, menyelam dan mencari makan sampai
menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang. Grup Molluska terdapat dua
jenis yang bersifat nekton adalah gurita Octopus dan golongan cumi-cumi
(Magdalena,dkk., 2014).
Nekton sebagai mahkluk makroskopik di perairan, baik di air tawar maupun
air laut, jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan untuk mempermudah
pengenalannya. Untuk nekton laut, secara umum dapat digolongkan menjadi tiga
kelas yaitu (Darmadi., 2013) :
1. Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar,
nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan. Yang
termasuk ke dalam kelas ini yaitu, ikan, reptil, aves, dan mamalia laut.
2. Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan
kerang.
3. Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya
keras, contohnya lobster dan kepiting.

Organisme nekton dilaut menduduki posisi dalam rantai makanan yang cukup
penting, dengan jumlah individu dan komposisi jenis yang sangat banyak
menyebabkan nekton berperanan penting dalam ekonomi dan ekologi perairan.
Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok tropik
xii

selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis dalam rantai makanan
(Nybakken., 1992 dalam Magdalena,dkk., 2014).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1.............................................................................................Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada jam 15.00-17.00 tanggal 19 September 2022
di Waduk Universitas Riau, tepatnya di Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Selanjutnya diidentifikasi di laboratorium ekologi dan manajemen lingkungan
perairan pada tanggal 10 Oktober 2022
III.2.................................................................................................Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
Tabel 1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Pipa paralon, nampan, plastik/botol Air dan larutan lugol/larutan formalin
film, jaring, dan ember. 10%

III.3..............................................................................................Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode praktek lansung
di lapangan. Data data yang dikumpulkan berupa data-data primer yang diperoleh
secara lansung di lapangan dan dilokasi penelitian.

III.4............................................................................................Prosedur Praktikum
3.4.1. Benthos
Pengambilan sampel dilakukan pada waktu surut terendah untuk
mempermudah dalam pengambilan sampel dan tidak terkendala dengan arus.
Sampel bentos diambil dengan menggunakan pipa paralon yang telah
dimodifikasi dengan cara membenamkan pipa paralon kedalam substrat perairan.
xiii

Posisi pipa tehadap perairan dengan kemiringan 45º. Kemudian ujung pipa ditutup
dengan tangan agar sampel terambil sempurna. Setelah itu di angkat ke
permukaan dan tangan yang menutup pipa tadi dilepaskan agar sampel turun pada
penyaring. Sampel bentos yang telah didapat selanjutnya diayak menggunakan
ayakan.

Tujuan dari pengayakan yakni untuk mempermudah dalam proses


pengerjaan dilapangan. Bentos yang ditemukan dibersihkan dan diberi formalin
10% kemudian dimasukkan kedalam kantong dan diberi label. Terakhir
melakukan identifikasi dan menghitung kelimpahan benthos yang didapat

3.4.2. Nekton
Melakukan stasiun pengambilan berdasarkan kondisi perairan atau
kegiatan di pinggir sungai. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan
menggunakan alat sesuai habitat atau sifat ikan yang akan di tangkap seperti
jaring, pancing, dll. Kemudian ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam
kantong dan diberi label dan di awetkan dengan larutan formalim 5-10%. Terakhir
melakukan identifikasi dan menghitung kelimpahan nekton yang didapat.
xiv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Sketsa Waduk FPK UNRI


xv

IV.2 Identifikasi Jenis Benthos dan Nekton


Tabel 2. Identifikasi Benthos

Kelas/Ordo: Gastropoda/Viviparoidea Kelas/Ordo: Trematoda/ Echinostomida


Genus/Spesies:Bellamya/Bellamya Genus/Spesies: Hippeutis cantori
cinensis
Jumlah yang ditemukan: 5 Jumlah yang ditemukan: 5

Kelas/Ordo: Gastropoda Kelas/Ordo: Malacostraca


Geus/Spesies: Oncomelania hupensis Geus/Spesies: Decapoda
Jumlah ditemukan: 10 Jumlah ditemukan: 1

Tabel 2. Identifikasi Nekton


xvi

Kelas : Osteichtyes Kelas : Aotinopterygii


Nama Jenis: Oreochromus niloticus Nama Jenis: A. Armatus
Jumlah ditemukan : 2 Jumlah ditemukan : 5
IV.3 Nilai Kelimpahan
IV.3.1 Benthos
1. Indeks Keragaman (H')
Hasil keragaman yang diperoleh adalah 1,704 yang artinya 1≤ H' ≤ 3 maka
sebaran individu sedang (keragamannya sedang) berarti perairan tersebut
mengalami tekanan (gangguan) yang sedang atau struktur komunitas organisme
sedang.
2. Indeks Dominansi (C)
Hasil dominansi yang diperoleh adalah 0,343 yang artinya C mendekati nol
maka tidak ada jenis yang mendominansi perairan tersebut.
3. Indeks Keseragaman (E)
Hasil keseragaman yang diperoleh adalah 0,852 yang artinya E mendekati 1
(> 0,5) maka keseragaman dalam perairan tersebut berada dalam keadaan
seimbang dan tidak terjadi persaingan terhadap makanan ataupun tempat.

IV.3.2 Nekton
1. Indeks keragaman (H')
Hasil keragaman yang diperoleh adalah 0,866 yang artinya H' < 1 maka
sebaran individu tidak merata (keragamannya rendah) berarti perairan tersebut
mengalami tekanan (gangguan) yang cukup besar atau struktur komunitas
organisme perairan tesebut jelek.
2. Indeks Dominansi (C)
Hasil dominansi yang diperoleh adalah 0,591 yang artinya C mendekati satu
maka ada jenis yang mendominansi perairan tersebut.
3. Indeks Keseragaman (E)
xvii

Hasil keseragaman yang diperoleh adalah 0,433 yang artinya E mendekati 0


(< 0,5) maka keseragaman jenis organisme dalam perairan tersebut tidak
seimbang dimana terjadi persaingan terhadap makanan ataupun tempat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas perairan waduk FPK UNRI memiliki keragaman sedang pada benthos dan
keragaman yang rendah pada nekton. Sedangkan hasil dominnsi menunjukkan
bahwa pada komunitas benthos tidak terdapat jenis yang mendominansi dan pada
nekton ada jenis yang mendominansi. Yang terakhir yaitu hasil keseragaman pada
benthos dalam keadaan seimbang tanpa persaingan tempat dan makanan.
Sedangkan pada nekton keseragamannya tidak seimbang dimana terdapat
persaingan tempat dan makanan
V.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang memiliki banyak inovasi, dengan mempelajari
organisme benthos dan nekton kita dapat memberikan inovasi-inovasi yang
baru berkaitan dengan individu nekton. Agar dapat menjaga perairan dan
memberi manfaat bagi masyarakat yang awam akan ilmu terkait.
xviii

DAFTAR PUSTAKA

Fairuz, Navisa.,H, Sitorus.,I, Lesmana. 2014. Struktur Komunitas


Makrozoobenthos di Perairan Sungai Bingai Kecamatan Binjai Barat Kota
Binjai. Skripsi. Progran Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia.

Hill, KM. 2004. Understanding Environmental Pollution. New York: Cambridge


University Press. Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar ekologi umum.
Bagian II: Ekologi perairan. Sekolah Pasca Sarjana, Jurusan Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. IPB. Bogor.

Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar ekologi umum. Bagian II: Ekologi perairan.


Sekolah Pasca Sarjana, Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. IPB. Bogor.

Mushthofa, A., 2014. Analisis Struktur Komunitas Makrozoobentos Sebagai


Bioindikator Kualitas Perairan Sungai Wedung Kabupaten Demak.
[Jurnal]. Universitas Deponegoro.

Oktarina, A dan T.S. Syamsudin. 2015. Keanekaragaman dan Distribusi


Makrozoobenthos di perairan Lotik dan Lentik Kawasan Kampus Institut
Teknologi Bandung, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Prosiding
Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(2):227-235.
xix

LAMPIRAN
xx

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Nampan Jaring Paralon

Saring Ember Botol dan larutan


pengawet
xxi

Lampiran 2. Aktivitas Selama Praktikum


xxii

Lampiran 3. Hasil dan Perhitungan


1. Nilai kelimpahan benthos di perairan
Jenis Jumlah individu Luas bukaan alat Nilai kelimpahan
ditemukan (ind) yang digunakan ( jenis (ind/m2)
2
cm )
Bellamya cinensis 5 442,32
Hippeutis cantori 5 442,32
Oncomelania 10 = 113, 04 cm 2 884,64
hupensis
Decapoda 1 88,46
Total = 21 = 1857,74

a. Luas alat
π
l=
r2
3,14
l=
6 x6
2
l=113,04 cm

b. Kelimpahan
 Bellamya cinensis dan Hippeutis cantori
p x 10.000
k=
πr 2
xxiii

5 x 10.000
k=
113,04
2
k =442,32 cm

 Oncomelania hupensis
p x 10.000
k= 2
πr
10 x 10.000
k=
113,04

2
k =884,64 cm

 Decapoda
p x 10.000
k= 2
πr
1 x 10.000
k=
113,04
2
k =88,46 cm

2. Indeks keragaman benthos


No. Nama Jenis Kelimpahan pi = Log pi log 2 pi pi log 2
(ni) ni/N pi
1. Bellamya 442,32 0,238 -0,623 -2,07 -0,492
cinensis
2. Hippeutis 442,32 02385 -0,623 -2,07 -0,492
cantori
3. Oncomelania 884,64 0,476 -0,322 -1,07 -0,51
hupensis
4. Decapoda 88,46 0,048 -1,319 -4,38 -0,21
Total N= 1857,74 1 -2,887 -9,59 -1,704
xxiv

s
Nilai indeks H ’=−∑ pi log 2 pi
i=1

= - (-1,704)
= 1,704

3. Indeks dominansi benthos


No. Nama Jenis Kelimpahan (ni) (ni/N) = pi ∑ (¿ /N )2= pi 2
1. Bellamya 442,32 0,238 0,057
cinensis
2. Hippeutis 442,32 0,238 0,057
cantori
3. Oncomelania 884,64 0,476 0,227
hupensis
4. Decapoda 88,46 0,048 0,002
Total N= 1857,74 1 ∑= 0,343

n
Nilai indeks C ¿ ∑ ¿ x =∑ ( pi )
( )
2 2

i=0 N

= 0,343

4. Indeks keseragaman benthos


No Nama Jenis
.
1. Bellamya cinensis
2. Hippeutis cantori
3. Oncomelania hupensis
4. Decapoda
Total = 4 Jenis

Nilai H' = 1,704


Nilai S = 4 , maka log S = 0,602
H' 1,704
Nilai indeks keseragaman jenis (E) = = =0,852
H max 2
xxv

H max ¿ log 2 S
H max ¿ log 2 x log S
H max ¿ 3,321928 x 0,602
H max ¿ 2

5. Kelimpahan nekton di perairan


No Nama jenis ikan Jumlah individu/spesies (ekor) Ni Luas area (m)
.
1. Oreochromus niloticus 2 0,0379
2. A. Armatus 5 0,0379

 Oreochromus niloticus
Y= ¿
b
2
Y=
0,5
Y =4

 Armatus
Y= ¿
b
5
Y=
0,5
Y =10

6. Indeks keragaman nekton


No. Nama Jenis Kelimpahan pi = Log pi log 2 pi pi log 2
(ni) ni/N pi
1. Oreochromus 4 0,286 -0,543 -1,803 -0,516
niloticus
2. A. Armatus 10 0,714 -0,147 -0,489 -0,350
Total N= 14 1 -0,69 -2,292 -0,866
xxvi

s
Nilai indeks H ’=−∑ pi log 2 pi
i=1

= - (-0,866)
= 0,866

7. Indeks dominansi nekton


No. Nama Jenis Kelimpahan (ni) (ni/N) = pi ∑ (¿ /N )2= pi 2
1. Oreochromus 4 0,286 0,081
niloticus
2. A. Armatus 10 0,714 0,51
Total N= 14 1 ∑= 0,591

n
Nilai indeks C ¿ ∑ ¿ x =∑ ( pi )
( )
2 2

i=0 N

= 0,591

8. Indeks keseragaman nekton


No Nama Jenis
.
1. Oreochromus niloticus
2. A. Armatus
Total = 2 Jenis

Nilai H' = 0,866


Nilai S = 2 , maka log S = 0,301
H' 0,866
Nilai indeks keseragaman jenis (E) = = =0,433
H max 2
H max ¿ log 2 S
H max ¿ log 2 x log S
H max ¿ 3,321928 x 0,301
xxvii

H max ¿ 2

Anda mungkin juga menyukai