04/Senin/03
LAPORAN PRAKTIKUM
ULFAH ADILLAH
2204112944
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
KATA PENGANTAR
Laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan yang jauh dari
kata sempurna, karna kemampuan Penulis yang terbatas maka kritik dan saran
yang membangun sangat diterima guna menyempurnakan laporan ini agar dapat
bermanfaat bagi Penulis dan juga para pembacanya.
Ulfah Adillah
iii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
I.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum ....................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
LAMPIRAN ............................................................................................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DATFAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Waduk FPK UNRI ................................................................................. 8
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
II.1 Benthos
Benthos adalah organisme yang mendiami dasar perairan atau tinggal dalam
sedimen dasar perairan. Benthos mencakup organisme nabati yang disebut
fitobenthos dan organisme hewani yang disebut zoobenthos (Odum, 1993 dalam
Marfaung (2013). Ketika air surut, organisme akan kembali ke dasar perairan
untuk mencari makan. Beberapa makrozoobenthos yang umum ditemui di
kawasan mangrove Indonesia adalah makrozoobenthos dari kelas Gastropoda,
Bivalvia, Crustacea, dan Polychaeta (Darojah et al ., 2005).
Zoobentos adalah hewan yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup
di dasar endapan . Hewan ini merupakan organisme kunci dalam jaring makanan
karena dalam sistem perairan berfungsi sebagai pedator, suspension feeder,
detritivor, scavenger dan parasit. Makrobentos merupakan salah satu kelompok
penting dalam ekosistem perairan. Pada umumnya mereka hidup sebagai
suspension feeder, pemakan detritus, karnivor atau sebagai pemakan plankton
(Fairuz et al,. 2014).
Benthos tidak menyenangi dasar perairan berupa batuan, tetapi jika dasar
Universitas Sriwijaya batuan tersebut memiliki bahan organik yang tinggi, maka
habitat tersebut akan kaya dengan benthos (Marfaung, 2013). Makrozoobenthos
(terutama molluska) terdapat dalam jumlah yang sedikit pada tipe tanah liat. Hal
ini dikarena substrat liat dapat menekan perkembangan dan kehidupan
makrozoobenthos, karena partikel-partikel liat sulit ditembus oleh
makrozoobenthos untuk melakukan aktivitas kehidupannya. Selain itu, tanah liat
juga mempunyai kandungan unsur hara yang sedikit (Fairuz et al,. 2014).
x
II.2 Nekton
Nekton merupakan organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak
sehingga mereka tidak bergantung pada arus yang kuat atau gerekan air yang
disebabkan oleh angin, mereka dapat bergerak dalam air menurut kemauannya
sendiri bersama dengan plankton sering dikelompokkan dalam sistem pelagik.
Kebanyakan merupakan hewan-hewan besar, dan didalamnya termasuk
organisme-organisme terbesar dan tercepat bergerak disamudra. Jika plankton
didominasi oleh hewan-hewan vertebrata. Di antaranya ikan merupakan kelompok
terbanyak, baik dalam spesies maupun dalam individu, tetapi wakil dari tiap kelas
vertebrata, kecuali amphibi di jumpai sebagai nekton (Magdalena,dkk., 2014).
Kelompok nekton semuanya adalah hewan, dan dalam hidupnya menduduki
system pelagic, pembagiannya meliputi dua terutama yang hidup pada wilayah
epipelagik yaitu holoepipelagik, dan meroepipelagik. Kelompok nekton yang
hidup pada zona dekat dasar disebut spesies demersal, mereka biasanya
menghabiskan waktu didaerah dekat dasar, terutama pada terumbu karang. Semua
ikan adalah predator, beberapa jenis ikan tertentu hidup didaerah yang didalam,
pada kedalam ini sudah tidak dijumpai adanya cahaya, oleh karena itu hewan-
hewan yang hidup di zona ini mempunyai organ dalam tubuhnya yang dapat
mengeluarkan cahaya. Makan juga sangat terbatas sehingga untuk tetap
mempertahankan hidupnya mereka harus mampu untuk memenfaatkan
bermacam-macam makanan atau mangsa yang tersedia (Magdalena,dkk., 2014).
Organisme nekton terdiri dari berbagai jenis ikan, yang hidup tersebar dari
epipelagik sampai pada zona dekat dasar laut, dengan demikian kelompok ikan
merupakan yang terbesar jumlahnya seperti ikan hiu, ikan tuna, lemuru, ikan
terbang dll (Nybakken., 1992 dalam Magdalena,dkk., 2014).
xi
Organisme nekton dilaut menduduki posisi dalam rantai makanan yang cukup
penting, dengan jumlah individu dan komposisi jenis yang sangat banyak
menyebabkan nekton berperanan penting dalam ekonomi dan ekologi perairan.
Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok tropik
xii
selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis dalam rantai makanan
(Nybakken., 1992 dalam Magdalena,dkk., 2014).
III.3..............................................................................................Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode praktek lansung
di lapangan. Data data yang dikumpulkan berupa data-data primer yang diperoleh
secara lansung di lapangan dan dilokasi penelitian.
III.4............................................................................................Prosedur Praktikum
3.4.1. Benthos
Pengambilan sampel dilakukan pada waktu surut terendah untuk
mempermudah dalam pengambilan sampel dan tidak terkendala dengan arus.
Sampel bentos diambil dengan menggunakan pipa paralon yang telah
dimodifikasi dengan cara membenamkan pipa paralon kedalam substrat perairan.
xiii
Posisi pipa tehadap perairan dengan kemiringan 45º. Kemudian ujung pipa ditutup
dengan tangan agar sampel terambil sempurna. Setelah itu di angkat ke
permukaan dan tangan yang menutup pipa tadi dilepaskan agar sampel turun pada
penyaring. Sampel bentos yang telah didapat selanjutnya diayak menggunakan
ayakan.
3.4.2. Nekton
Melakukan stasiun pengambilan berdasarkan kondisi perairan atau
kegiatan di pinggir sungai. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan
menggunakan alat sesuai habitat atau sifat ikan yang akan di tangkap seperti
jaring, pancing, dll. Kemudian ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam
kantong dan diberi label dan di awetkan dengan larutan formalim 5-10%. Terakhir
melakukan identifikasi dan menghitung kelimpahan nekton yang didapat.
xiv
IV.3.2 Nekton
1. Indeks keragaman (H')
Hasil keragaman yang diperoleh adalah 0,866 yang artinya H' < 1 maka
sebaran individu tidak merata (keragamannya rendah) berarti perairan tersebut
mengalami tekanan (gangguan) yang cukup besar atau struktur komunitas
organisme perairan tesebut jelek.
2. Indeks Dominansi (C)
Hasil dominansi yang diperoleh adalah 0,591 yang artinya C mendekati satu
maka ada jenis yang mendominansi perairan tersebut.
3. Indeks Keseragaman (E)
xvii
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas perairan waduk FPK UNRI memiliki keragaman sedang pada benthos dan
keragaman yang rendah pada nekton. Sedangkan hasil dominnsi menunjukkan
bahwa pada komunitas benthos tidak terdapat jenis yang mendominansi dan pada
nekton ada jenis yang mendominansi. Yang terakhir yaitu hasil keseragaman pada
benthos dalam keadaan seimbang tanpa persaingan tempat dan makanan.
Sedangkan pada nekton keseragamannya tidak seimbang dimana terdapat
persaingan tempat dan makanan
V.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang memiliki banyak inovasi, dengan mempelajari
organisme benthos dan nekton kita dapat memberikan inovasi-inovasi yang
baru berkaitan dengan individu nekton. Agar dapat menjaga perairan dan
memberi manfaat bagi masyarakat yang awam akan ilmu terkait.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xx
a. Luas alat
π
l=
r2
3,14
l=
6 x6
2
l=113,04 cm
b. Kelimpahan
Bellamya cinensis dan Hippeutis cantori
p x 10.000
k=
πr 2
xxiii
5 x 10.000
k=
113,04
2
k =442,32 cm
Oncomelania hupensis
p x 10.000
k= 2
πr
10 x 10.000
k=
113,04
2
k =884,64 cm
Decapoda
p x 10.000
k= 2
πr
1 x 10.000
k=
113,04
2
k =88,46 cm
s
Nilai indeks H ’=−∑ pi log 2 pi
i=1
= - (-1,704)
= 1,704
n
Nilai indeks C ¿ ∑ ¿ x =∑ ( pi )
( )
2 2
i=0 N
= 0,343
H max ¿ log 2 S
H max ¿ log 2 x log S
H max ¿ 3,321928 x 0,602
H max ¿ 2
Oreochromus niloticus
Y= ¿
b
2
Y=
0,5
Y =4
Armatus
Y= ¿
b
5
Y=
0,5
Y =10
s
Nilai indeks H ’=−∑ pi log 2 pi
i=1
= - (-0,866)
= 0,866
n
Nilai indeks C ¿ ∑ ¿ x =∑ ( pi )
( )
2 2
i=0 N
= 0,591
H max ¿ 2