Oleh
RIZKI SAPUTRA
164310135
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN PRODI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2018
ii
TEHNIK PEMIJAHAN IKAN CUPANG (Betta sp) YANG
DIBERI PAKAN CACING TUBIFEX sp
OLEH
RIZKI SAPUTRA
164310135
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
saya rahmat dan karunianya sehingga laporan budidaya ikan hias yang berjudul
“Tehnik Pemijahan Ikan Cupang (Betta sp) Yang Diberi Cacing Tubifex sp” dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
membuat kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak
kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari
para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang akan
datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 1
V. PENUTUP ............................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 16
5.2 Saran ................................................................................................... 16
iii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... 19
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah
dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung
umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan
salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan
tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat
sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup. Walaupun termasuk
tetapi keindahannya cupang hias bisa dinikmati tanpa harus menyiksa dan
membuatnya bertarung, seperti yang harus dilakukan terhadap ikan cupang jenis
adu.
1. Untuk mengetahui dan memahami teknik budidaya ikan Cupang (Betta sp)
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
fish. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para
warna baru juga bermunculan dari kuning, putih, jingga, hingga warna-warna
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Osphronemidae
Genus : Betta
2
Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk
bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang
(slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip dan
warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias
cupang (Dewantoro,2001)
Penampakan warna pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis
dapat dibedakan dari warnanya yang cerah dan menarik, bentuk perut
ramping, serta sirip ekor dan sirip anal panjang. Sementara cupang betina
berwarna kurang menarik, bentuk perut gemuk serta sirip ekor dan sirip anal
pendek. Akibatnya, ikan cupang jantan memiliki nilai komersial tinggi karena
sangat disukai dan diburu oleh pecinta ikan hias, Sehingga akan lebih efektif
dan menguntungkan bila hanya diproduksi dan dipelihara jantannya saja (Agus,
2010). Ikan jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan saling menyerang
2.2 Ekologi
IBC (International Betta Congress) berada di Amerika, tetapi asal muasal ikan
cupang tidak dari Amerika, Inggris, Perancis atau negara Eropa lainnya. Cupang
asli berasal dari perairan Asia Tenggara seperti di Indonesia, Thailand, Malaysia
dan Vietnam. Oleh karena itu, habitat atau lingkungan hidupnya yang cocok, baik
dan ideal semestinya seperti di perairan tropis. Suhunya tidak ekstrim, dingin atau
3
panas sekali. Ikan cupang akan menemui masalah hidup (fisiologis) bila
dangkal. Ikan cupang dikenal dengan sifat agresifnya terhadap ikan lainnya.
Karenanya, ikan cupang (dewasa) biasanya diperlihara secara soliter. Seekor ikan
cupang dipelihara di dalam satu wadah (akuarium). Akan tetapi, di perairan alam
matahari secara langsung. Tentu saja perairan yang demikian itu banyak terdapat
tanaman air atau yang diteduhi oleh pepohonan di atas perairannya. Selain di
perairan dangkal dan terlindung dari paparan sinar matahari, ikan cupang di habitat
oksigennya. Sebab ikan cupang mampu hidup di air yang sedikit oksigen Karena,
manusia. Adapun derajat keasaman (pH) air yang cocok bagi ikan cupang
induk dapat di lakukan dengan cara memilih calon induk yang berkualitas, yaitu
ikan yang memiliki ketahanan fisik dan mental yang baik, Pangkal ekor tebal dan
lebar, sehat, gerakan lincah dan tidak cacat. Respon musuh, respon terhadap
4
Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain
warnanya yang indah, siripnyapun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga
1. Umur ± 4 bulan
3. Gerakannya lambat
Cupang akan mulai memijah setelah matang gonad pada usia tujuh sampai
jantan dan betina adalah 1:1. Pemijahan akan berlangsung selama dua sampai tiga
hari, setelah itu telur di letakkan di substrat oleh indukan. Setelah 24 jam telur
akan menetas dan menjadi larva. Larva mulai diberi makan setelah tiga hari dari
penetasan karena kuning telur sudah mulai habis dan membutuhkan makan untuk
5
Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium
yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x
50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang
bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai
pencapaian target produksi, dalam hal ini pemberian pakan adalah faktor yang
pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pakan berperan penting sebagai
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, hormon,
dan lingkungan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan oleh ikan untuk
Dalam Pemeliharaan larva ini setelah habis masa kuning telur atau cadangan
makanan pakan yang diberikan harus lah tepat dan sesuai dengan bukaan
mulutnya, mengingat bukaan mulut larva ikan cupang yang baru berumur 3 – 5
hari belum bisa berenang hanya bergerak secara horizintal dalam jarak tertentu,
6
2.6 Pakan
yang berasal dari molekul organik yang dimakannya. Ikan dapat tumbuh jika
memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan gizi yang seimbang
yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan merupakan makanan ikan yang
dibuat dari campuran bahan-bahan alami atau bahan olahan yang selanjutnya
dilakukan proses pengolahan serta dibuat dalam bentuk tertentu, sedangkan pakan
alami adalah pakan makanan ikan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan
manusia secara langsung (Susanto, 1991). Makanan alami ikan terdiri dari
organisme renik berukuran mikro dan organisme makro yang sangat jelas bila
juga memerlukan vitamin dan mineral penting lainnya untuk aktivitas dan
menjaga daya tahan tubuhnya. Jenis pakan alami yang cocok bagi pertumbuhan
dan perkembangan untuk ikan cupang antara lain cacing Tubifex sp., jentik
nyamuk, dan kutu air. Jika ditinjau dari segi ekonomi, pemberian cacing Tubifex
sp. sebagai pakan ikan terutama ikan hias turut mengurangi biaya produksi. Selain
biaya pengkulturannya yang relatif murah dan sederhana juga dapat memenuhi
nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan. Jentik nyamuk dapat dibudidaya sendiri dengan
cara cukup menyediakan wadah yang diisi dengan air dan di biarkan terbuka dan
setelah dibiarkan beberapa hari muncul jentik-jentik nyamuk yang siap diberikan
untuk ikan cupang. Penggunaan jentik nyamuk sebagai pakan ikan cupang dapat
7
penyakit demam berdarah maupun malaria yang dapat menjangkit siapa saja dan
kapan saja
Kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ikan.
Seperti pemeliharaan ikan hias pada umumnya, kualitas air yang digunakan dalam
suhu air yang ideal untuk pemeliharaan ikan cupang agar mendapatkan
1908).
biasanya terjadi pada pH 4 atau asam dan pH 11 atau basa. Dihabitat asalnya, ikan
cupang sangat cocok berkembang dengan kondisi air yang memiliki pH sebesar
6.5 – 7.5 (Atmadjaja dan Sitanggang, 2008). Apabiila derajat keasaman air
ketidakidealan pH air dapat dilihat dari tingkah laku ikan cupang diantaranya
yaitu tidak memiliki nafsu makan, cara berenangnya tidak stabil, dan
8
III. BAHAN DAN METODE
Balai Benih Ikan jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Riau.
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum parasiit dan penyakit ikan
9
6. Sehari kemudian (sore hari) indukan betina telah matang telur dimasukan
7. Biasanya pada pagi harinya ikan cupang sudah bertelur dan menempel
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan yang benar-benar mampu melahirkan benih yang bisa tumbuh besar seperti
induknya, tidak hanya yang cacat atau rejected, berumur muda,gerakannya aktif
Ciri-ciri Betina siap kawain adalah dilihat dari besarnya perut betina.
Apabila sudah terlihat membesar maka ikan tersebut sudah siap dikawinkan.
Sedangkan Kematangan gonad dari ikan cupang Jantan dilihat dari banyaknya
Umur cupang yang siap untuk melakukan pemijahan adalah 6-7 bulan.
hasil panen. Seleksi induk dapat dilakukan dengan cara memilih calon induk yang
berkualitas, yaitu :
satu pasangan menarik perhatian lawan jenisnya. Dalam kasus ini, cupang jantan
11
merupakan pihak yang melakukan aksi menarik perhatian tersebut. Cupang jantan
jantan akan mendekati sang betina dan berputar-putar. Setelah sang betina tertarik,
memijah, cupang jantan akan melepaskan tubuh betina. Dari tubuh betina pun
akan terlihat telur yang keluar dan berjatuhan ke dasar media pemeliharaan.
Dalam hal ini, terdapat dua tipe pemijahan yang terjadi pada ikan cupang, yaitu
bubble nest breed dan mouth brooder. Di antara keduanya terdapat perbedaan
Secara alami, cupang jantan yang siap memijah pada tipe ini akan terlihat
kecil udara yang ditempatkan sang jantan di permukaan air. Biasanya, sarang busa
Setelah selesai membuat sarang busa, cupang jantan akan menggiring cupang
betina untuk melakukan perkawinan di bawah sarang busa yang telah dibuat.
Cupang jantan akan menangkap telur yang berjatuhan dan menyimpan dalam
Telur yang jatuh akan diambil dan disemburkan kembali hingga benar-benar
melekat. Sejak saat itu, cupang jantan dengan setia menjaga telurnya dari
gangguan ikan lain. Selain itu, sang jantan akan mengipasi telur dengan sirip-
12
siripnya agar suplai oksigen untuk telur tetap terjaga. Selama itu pula, induk
jantan akan merenovasi sarang busa yang rusak dengan membuat sarang baru.
Setelah menetas, anak cupang akan tetap berada dalam sarang busa sampai
mereka mampu menembus atau melepaskan diri dari sarangnya. Jika telah
terlepas, anak cupang sudah mampu menghirup udara langsung dari udara.
Adapun jenis ikan cupang yang termasuk dalam bubble nest breed yaitu Betta
akarensis, Betta coccina, Betta bellica, Betta tasyaee, Betta smaragdina, Betta
2. Mouth brooder
Pada kelompok ini, cupang jantan akan memunguti telur yang sudah
Selama mengerami telur tersebut cupang jantan berpuasa dan menghindari kontak
fisik dengan jantan lain. Setelah menetas, anak cupang akan dikeluarkan dari
mulut induk jantan ke permukaan air. Selanjutnya, induk jantan akan tetap
jika ada bahaya. Hal tersebut dilakukan hingga anak cupang berumur satu minggu
dan bisa mencari makan sendiri. Selanjutnya, induk jantan tidak lagi melindungi
dekatnya. Hal tersebut dilakukan karena ukuran anak cupang yang sudah mulai
membesar.
Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari
5 hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut
masih mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang
13
melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan
berupa: roteria, infusaria, kuning telor mentah, dan setelah tahap kedua terlewati
dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari,
anakan ini bisa diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir
bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, bisa diberi makanan berupa Kutu air,
4.4 Pakan
Pakan yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah jentik nyamuk, cacing
sutera dan kutu air. kemudian dicuci dengan menggunakan air bersih. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bambang (2001), pakan yang umum dimakan ikan
cupang yaitu berupa jentik nyamuk yang diambil dari alam namun tidak dapat
langsung diberikan kepada ikan dalam keadaan masih kotor, sering diantara jentik
terdapat ulat berwarna kelabu hitam apabila ulat termakan oleh ikan maka ulat
tersebut tidak mudah dicerna oleh perut ikan sehingga ikan dapat membuang
sehari. Semakin sering frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi
sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan
kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau membelinya dari
toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air
sendiri.
14
4.4 Kualitas Air
Ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa
menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen.
memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna
Pergantian air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat apakah ada
penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa
pembersihkan ini dilakukan dengan cara menghisap selang dan menurunkan air
dan mengarahkan ke dasar wadah untuk menyedot sisa buangan. Sebab dengan
meningkatnya pH yang tinggi antara 9 sampai 11 dalam air wadah juga akan
menghambat pertumbuhan ikan. Ikan pada akhirnya akan mati ketika tingkat pH
15
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. cupang jantanlah yang merawat telur hingga menetas. Dalam hal ini,
terdapat dua tipe pemijahan yang terjadi pada ikan cupang, yaitu bubble nest
2. Betina siap kawain adalah dilihat dari besarnya perut betina Sedangkan
Kematangan gonad dari ikan cupang Jantan dilihat dari banyaknya bintik hitam
yang terdapat pada sirip punggung jantan. Umur cupang yang siap untuk
3. Mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan berupa: roteria,
5.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Agus. M, Yusufi, dan B. Nafi. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami
Atmajaja. J. 2008. Panduan Lengkap Memelihara Cupang Hias dan Cupang Adu.
Yogyakarta.
Dewantoro, G. 2001. Fekunditas dan Produksi Larva Pada Ikan Cupang (Betta
Daelami, D. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Fujaya, 2004. Buku Pintar Budidaya Kan Hias Air Tawar. Gramedia, Jakarta
Ltd.
Mudjiman, M.J. 2004. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau
Paul. 2004. Budidaya Cupang Hias dan Adu. Penebar Swadaya, Jakarta
17
Regan 1908 dalam Sudrajad 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias.
Kanisius, Yogyakarta.
Susanto dan Lingga, P. 1997. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Regan 1908 dalam Sudrajad 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias.
Kanisius, Yogyakarta.
18
LAMPIRAN
19
Lampiran 1. Dokumentasi Alat-Alat Praktikum
20