(Ospronemus gourami)
OLH:
ANGGIRIYANI SAFITRI
174310031
MAKALAH
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT DALAM PENYAMPAIAN HASIL PRAKTIKUM
MATA KULIAH TEKNOLOGI BUDIDAYA AIR PAYAU
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberkati Penulis dalam
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai Tugas Teknologi Budidaya Air Payau.
Dalam penyusunan Makalah ini, Penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu ,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih ada banyak
kekurangannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
Laporan ini. Penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi civitas
PENULIS
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 3
ii
I. PENDAHULUAN
Indonesia yang sudah Menyebar ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina.
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal gurami, rasa dagingnya yang gurih
dan lezat sangat digemari masyarakat. Gurami termasuk salah satu dari 12
lambat bila dibandingkan dengan ikan budidaya lainnya, seperti ikan mas. Salah
satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan Ikan gurami
menyebar itu, ikan ian untuk meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat,
yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar
yang cukup tinggi dan pemeliharaannya yang relatif mudah. Namun salah satu
jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki hambatan
hama dan penyakit pada ikan mutlak diperlukan untuk mendukung kelancaran
usaha budidaya. Secara umum, hama dan penyakit ikan diartikan sebagai semua
hewan atau makhluk hidup yang berada dalam areal budidaya ikan yang mana
kerugian secara langsung maupun tidak langsung. Dalam artian hama ikan dapat
1
Biawak dan ular adalah contoh hama ikan yang memangsa ikan secara langsung,
lubang pada tanggul sehingga kedalaman air sulit dipertahankan dan dapat
atau tambak. Selain itu menyebabkan udang atau ikan yang dipelihara akan lolos
penyakit yang disebabkan oleh infeksi patogen kedalam tubuh inang. Patogen
penyebab penyakit pada ikan dapat berupa virus, bakteri, parasit dan jamur
hama, parasit, dan non parasit. Namun, yang paling banyak menimbulkan
disebabakan oleh parasit biasanya sulit untuk dideteksi oleh para petani ikan
karena terdapat banyak parasit yang dapat menimbulkan penyakit dengan gejala
yang sama. Kerugian yang ditimbulkan oleh parasit bergantung pada beberapa
faktor, yaitu umur biota yang sakit, persentase populasi yang terserang penyakit,
parahnya penyakit, dan adanya infeksi sekunder. Parasit yang dapat menyerang
2
organisme budidaya adalah dari jenis virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan
cacing dan udang renik. Serangan parasit biasanya terjadi pada kolam yang
Faktor lain yang membuat serangan parasit susah dicegah adalah minimnya
peralatan yang dimiliki untuk mendeteksi parasit tersebut. Hal ini sangat
membahayakan para petani ikan karena akan menimbulkan kerugian yang sangat
besar. Untuk itu, sebagai mahasiswa yang akan berkecimpung di dunia budidaya
perairan, maka perlu dilatih dasar-dasar untuk mendeteksi parasit yang menyerang
studinya nanti.
Tujuan dari pembuatan makalah Hama dan Penyakit pada ikan Gurami
(Osphronemus gouramy) ini adalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Adapun manfaat dari makalah Hama dan Penyakit pada ikan Gurami
(Osphronemus gouramy) ini adalah untuk mengetahui apa saja Hama dan
3
II. PEMBAHASAN
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang senang
tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam seperti kolam, rawa, telaga,
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirintichi
Subordo : Anabantoide
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
4
2.2. Morfologi ikan gurami (Osphronemus gouramy)
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak
terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor
membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang
berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang standar.
Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10
buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Balai Budidaya Air
Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar.
Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar. Mulutnya kecil,
letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat
itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi.
Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan gurame
Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap
dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh
diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam (Susanto, 2001).
pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang pertama, sehingga ikan
dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Adanya alat pernapasan tambahan
5
ini memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan yang kadar oksigennya
Di alam, gurame mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa,
situ, dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan gurame.
Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika gurame
dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai, perairan yang paling otimal untuk
seperti di Bogor, Jawa Barat. Ikan ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian
600 m diatas permukaan laut seperti di Banjarnegara, Jawa Tengah. Yang jadi
patokan adalah suhu air dilingkungan hidupnya. Suhu ideal untuk ikan gurami
Air untuk mengairi komplek kolam harus tersedia setiap saat, kalau perlu
mengakibatkan banjir. Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam
saluran dihitung dengan ukuran liter per detik. Untuk pemeliharaan gurame secara
tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik,
sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur (semi intensif) debit air yang
paling ideal adalah antara 6-12 liter/detik (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
6
keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus
2.5. Pakan
daun tumbuhan. (Ade 2009), lebih lanjut ia mengatakan makin tingginya harga
pakan ikan produk pabrik sejalan dengan naiknya harga BBM, membuat
Hal ini bila tidak disikapi, maka beban yang ditanggung pembudidaya akan
sangat besar, bahkan bisa jadi mengancam keberadaan usaha di sektor ini. Dalam
kondisi ini maka kita harus bisa memanfaatkan pakan alami untuk menggantikan
pakan buatan pabrik (pelet) yang harganya mahal. (Ade 2009) dalam Bambang,
(2009)
Pakan sebagai sumber nutrisi maupun energi merupakan bahan yang sangt
kuantitas maupun kualitas. Keragaman sumber pakan, baik yang berasal dari
suatu pilihan untuk mengkonsumsi sumber pakan tertentu yang buakn merupakan
7
Menurut (Cahyono, 2008) mengatakan bahwa gourami adalah makhluk
vegetarian, yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuh-
dimakan oleh ikan gourami baik remaja maupun induk adalah daun keladi
kangkung (Ipomoa reptans poin), daun ubi jalar (Ipomoa reptans poin), daun
2.6. Habitat
Habitat asli ikan gourami di perairan tawar yang tergenang seperti rawa dan
danau. Tetapi ada juga jenis gourami yang hidupnya di perairan payau maupun
dan tidak dapat di tinggali oleh ikan tawes maupu ikan mas. Ikan gurami dapat
bertelur dan berkembang biak di air yang keruh sekalipun, namun sebenarnya
gorami lebih menyukai perairan yang jernih dan tenang. Ikan ini tidak dapat hidup
pada perairan yang ditumbuhi tanaman air seperti eceng gondok karena gorami
harus mengambil langsung oksigen dari udara bebas karena organ penyimpan
udara (labirint) tidak berfungsi jika gurami tidak muncul dari permukaan air. Pada
kolam yang ditutupi tanamaair yang mengapung, gurami akan lebih sering
Menurut (Cahyono, 1989) ikan gurami di alam aslinya merupakan jenis ikan
yang mendiami daerah yang tenang dan tergenang. Ikan gurami (Osphronemus
gourami sp) tidak menyukai daerah yang seluruh permukaan air kolam tertutup
oleh tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok. Hal ini erat kaitannya
8
dengan alat pernapasan tambahan yang memungkinkannya mampu menghirup
Ikan gurami akan tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu air sekitar
24oc-280c. Bila berdasarkan ketinggian tempat ikan ini menyukai daerah pantai
hingga tanah dengan ketinggian hingga 800 meter dari permukaan laut. (Sari,
2009)
yang abnormal dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan yang mempunyai suatu
penyakit atau sering disebut organisme patogen. Lebih lanjut Afrianto dan
hidup suatu organisme yang bersifat parasit yang menggangu terhadap organisme
Hama dan Penyakit Ikan (HPI) adalah semua organisme yang dapat
ayat 5 menyebutkan bahwa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) adalah
semua hama dan penyakit ikan yang ditetapkan pemerintah untuk dicegah
Indonesia.
9
timbulnya penyakit berupa kesuburan kolam dampak dari pemupukan, makanan,
kepadatan ikan yang tinggi serta kualitas air yang buruk (Kabata, 1985).
Hama adalah hewan yang berukuran lebih besar dan mampu menimbulkan
gangguan pada ikan. Beberapa pemangsa utama ikan gurame dari jenis hama yang
sering ditemukan pada usaha budidaya ikan gurame adalah ular, belut, katak, dan
burung pemakan ikan. Dilihat dari jenis pemangsa air menurut Heinz dan Kline
(1973), musuh utama ikan gurame terbagi atas ikan liar pemangsa dan beberapa
jenis ikan pemelihara. Untuk menghindarai ikan gurame dari ikan-ikan pemangsa,
pada pipa pemasukan air dipasang serumbung dan saringan ikan agar hama tidak
Jenis penyakit yang sering mengganggu dalam budidaya ikan gurame adalah
penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius
multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame. Protozoa ini menjadi
parasit yang sulit diberantas karena kehadirannya sering kali diliputi oleh lendir
yang sulit ditembus oleh larutan obat (Kabata, 1985). Mereka menyerang ikan
dibawah selaput lendir ikan yang merupakan benteng pertahanan utama bagi ikan
(Kabata, 1985).
Selain itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurame
adalah Argulus indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup
10
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
yang abnormal dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan yang mempunyai suatu
Adapun Hama dan Penyakit yang menyerang ikan gurami adalah sebagai
berikut: Penyakit Argulus Indicus atau kutu ikan, Penyakit Dactylogyrus dan
gryodactylus, Mata belo, Jamur, Bakteri dan Bercak Putih ( White Spot ).
3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah tentang Hama dan Penyakit pada ikan Gurami
pengetahuan penulis serta kurangnya referensi tentang materi ini, untuk itu penulis
makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sukabumi. Sukabumi.
Duto, Sri, Cahyono. Pakan Ikan Gurami (Osphronemus gourami sp). Sumur
Bandung: 1981
Kabata, Z. 1985. Parasit and Diseases Fish Culture in The Tropic. Taylor and
Francis, London.
Sari gendro sasi. Kualitas Air Sungai Maron Dengan Perlakuan Keramba Di
Swadaya. Jakarta.
Wardoyo, S.T. 1981. Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan.
12