Disusun oleh:
Kelompok 3
Perikanan B
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Parasit dan Penyakit Ikan (Alitropus typus, Chironomus
tentans, Simulium) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai parasit Alitropus typus,
Chironomus tentans, Simulium bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Parasit dan Penyakit Ikan yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................... 2
II PEMBAHASAN
2.1 Alitropus typus............................................................................. 3
2.1.1 Ciri morfologi.............................................................................. 3
2.1.2 Siklus Hidup................................................................................ 4
2.1.3 Dampak Kerugian yang ditimbulkan........................................... 4
2.1.4 Gejala Klinis dan Penyakitnya.................................................... 5
2.1.5 Cara Penanggulangannya............................................................ 5
2.2 Chironomus tetans....................................................................... 6
2.2.1 Ciri morfologi.............................................................................. 6
2.2.2 Siklus Hidup................................................................................ 7
2.2.4 Gejala Klinis dan Penyakitnya.................................................... 8
2.2.5 Cara Penanggulangannya............................................................ 8
2.3 Simulium...................................................................................... 8
2.3.1 Ciri morfologi.............................................................................. 9
2.3.2 Siklus Hidup................................................................................ 9
2.3.3 Dampak Kerugian yang ditimbulkan...........................................10
2.3.4 Gejala Klinis dan Penyakitnya....................................................10
2.3.5 Cara Penanggulangannya............................................................11
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................12
3.2 Saran ...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
organ luar pada ikan, misalnya insang menonjol dari dalam operkulum,
operkulum tidak
2
3
menutup, mata buta, ada kala di dalam mata ikan terdapat parasit yang menempel
dan lain-lain .Hal-hal tersebut perlu diamati sebelum mencari adanya parasit yang
mungkin ada pada ikan. Seringkali organisme parasit tidak terlihat secara visual
jika tidak ada tanda-tanda khusus pada ikan, dapat dilakukan pemeriksaan dengan
membuat preparat rentang (smear). Parasit yang diketemukan pada luar tubuh
ikan disebut ektoparasit, sedangkan di dalam tubuh ikan disebut endoparasit.
Ektoparasit bisa berasal dari monogenea, protozoa dan krustacea (Woo
1995).Salah satu contoh parasit yang menyerang ikan adalah alitropus typus,
chironomus tentans, simulium.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembutan makalah ini adalah :
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mempermudah proses
pembudidayaan ikan, meminimalkan peluang terkenanya infeksi parasit pada ikan
yang di budidaya, dan mengetahui cara penanggulangannya untuk meningkatkan
tingkat produksi ikan yang berkualitas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Ukuran Isopoda yang besar dapat menyebabkan kerusakan dan abrasi jika
menempel pada kulit dan insang ikan (Grabda 1991).
Pada umumnya penyakit isopodiasis terjadi pada budidaya ikan di
karamba jaring apung (KJA), baik di ekosistem air tawar maupun air laut. Seperti
pada penelitian Keberadaan Parasit Benih Ikan Kerapu Macan Epinephelus
fuscoguttatus pada Pendederan di Karamba Jaring Apung Balai Sea Farming
Kepulauan Seribu, Jakarta yang dilakukan oleh Heni Sela A. (2010) menunjukan
bahwa Alitropus typus ditemukan menyerang insang dan permukaan kulit benih
ikan kerapu macan yang dipelihara di keramba jaring apung. Serangan Alitropus
typus pada insang benih ikan kerapu macan menyebabkan ikan mengalami
kesulitan bernafas sehingga insang pucat, kehilangan nafsu makan dan berenang
tidak teratur. Akibat serangan parasit ini jaringan tubuh ikan rusak, nekrosis pada
dermis dan filamen insang. yang selanjutnya menyebabkan mekanisme pertahanan
tubuh tidak bekerja secara optimal. Parasit ini bila tidak segera ditangani
menyebabkan kematian bagi ikan.
2.3 Simulium
Menurut Latreille (1802), Simulium mempunyai klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Simuliidae
Genus : Simulium
Gambar 5. Simulium
(sumber : Wikipedia)
2.3.1 Ciri morfologi
Simulium merupakan sejenis lalat kecil yang berukuran 3mm-8mm yang
dapat menghisap darah. Dalam Bahasa Indonesia simulium dikenal dengan nama
lalat punuk karena mempunyai daerah toraks yang menonjol (U.K. Hadi, 2010).
Simulium umumnya memiliki warna hitam sehingga dikenal juga dengan istilah
blackfly, istilah tersebut sebenarnya kurang tepat karena ada juga jenis yang
berwarna kuning keemasan.
Simulium memiliki mata majemuk yang terdiri dari kurang lebih seratus
mata (Ommatidia). Pada jantan ommatidia berukuran 25-40 mikron, sedangkan
11
pada betina memiliki ukuran ommatidia yang lebih kecil yaitu 10-15 mikron.
Simulium memiliki sayap yang pendek berukuran 1,5-6 mm, lebar, dan transparan
yang mampu terbang pada udara yang tenang. Simulium memiliki perut yang
beruas-ruas berjumlah delapan, pada tiga ruas terakhir terdapat alat kelamin yang
pada jantan relatif tidak tampak sedangkan pada betina agak membulat.
Telur simulium umumnya menempel pada benda atau tumbuhan air, yang
akan tenggelam nantinya ketika fase larva. Jumlah telur berkisar antara 30-800
butir dengan ukuran Panjang 100-400 mikrometer. Larva simulium memiliki
kepala yang keras dilengkapi dengan sepasang mata sederhana, bentuk tubuh
silinder dengan bagian posterior abdomen melebar. Larva dapat berpindah tempat
dengan menghanyutkan tubuhnya ke aliran air, namun ketika sedang makan posisi
larva akan tegak dengan bagian posterior menempel pada substrat. Larva
simulium dapat memakan berbagai fitoplankton, seperti diatom dan jenis alga
lainnya. Pada fase pupa, simulium memintal kokon. Pada perairan sungai yang
12
memiliki arus cukup kencang, posisi kokon yang tertutup mengarah pada hulu,
sedangkan yang terbuka mengarah pada hilir. Hal tersebut untuk mencegah agar
kokon tidak terkoyak oleh aliran air. Ketika fase pupa berakhir, kokon akan
terbekah dan simulium dewasa muncul ke permukaan dengan gelembung udara,
dan dapat segera terbang.
3.1 Kesimpulan
Penyakit infeksi dapat diakibatkan oleh parasit, virus, bakteri dan jamur.
Pada ikan terinfeksi ektoparasit akan menampakkan perubahan spesifik seperti
bintil-bintil atau luka dari yang kecil hingga yang besar, perubahan warna kulit
ikan dan lain-lain. Hal yang penting diamati adalah perubahan bentuk tubuh dan
organ luar pada ikan, misalnya insang menonjol dari dalam operkulum,
operkulum tidak menutup, mata buta, ada kala di dalam mata ikan terdapat parasit
yang menempel dan lain-lain. Dengan mengetahui kondisi ikan, maka akan
mempermudah proses pembudidayaan ikan, meminimalkan peluang terkenanya
infeksi parasit pada ikan yang di budidaya, dan mengetahui cara
penanggulangannya untuk meningkatkan tingkat produksi ikan yang berkualitas
tinggi.
3.2 Saran
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai parasit dan penyakit pada ikan
sebaiknya harus dilakukan praktek langsung sehingga apa yang kita pelajari di
perkuliahan dalam bentuk teori dapat diaplikasikan di lapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Takaoka, H. dan D.M. Davies. 1996. The Black Flies (Diptera : Simuliidae) of
Java, Indonesia. Bishop Museum Bulletin in Entomology 6. Bishop
Museum Press. Honolulu. Hawaii, USA.
Upik, K.H. 2010. Mengenal Simulium (Black Fly). Departemen Ilmu Penyakit
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan
IPB. Bandung, Indonesia.
Woo, P.T. K. 1995. Fish Disease and Metazoan. Department of Zoologi.
University of Guelph, Canada.
16