Anda di halaman 1dari 35

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA

(Oreocrhomis Niloticus) DENGAN PAKAN KOMERSIL DAN


ALAMI DI STASIUN PERBENIHAN BIDANG BUDIDAYA
PERIKANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Laporan Sementara

OLEH
TRI BAGUS ANGGORO
1843013

AKADEMI KOMUNITAS NEGERI REJANG LEBONG

REJANG LEBONG

2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Manfaat .......................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)..... 4

2.2 Habitat............................................................................................ 6

2.3 Pakan Komersil .............................................................................. 6

2.4 Pakan Alami................................................................................... 7

2.5 Kelangsungan Hidup ..................................................................... 7

2.6 Pertumbuhan Ikan .......................................................................... 8

2.7 Kualitas Air.................................................................................... 9

2.8 Kelangsungan Hidup ..................................................................... 10

III. BAHAN DAN METODE ...................................................................... 12

3.3 Tempat dan Waktu ......................................................................... 12

3.4 Alat dan Bahan .............................................................................. 12

3.5 Prosedur Kerja ............................................................................... 13


3.5.1 Persiapan Media ................................................................... 13
3.5.2 Perlakuan Hewan.................................................................. 13
3.5.3 Parameter Yang Diamati ...................................................... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 17

4.1 Hasil ............................................................................................... 17

4.2 Pembahasan ................................................................................... 17

i
4.2.1 Pertumbuhan Ikan Nila......................................................... 17
4.2.2 Kelangsungan Hidup (Survival Rate) ................................... 20
4.2.3 Kualitas Air .......................................................................... 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 22

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 22

5.2 Saran ................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24

LAMPIRAN ..................................................................................................... 26

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila (oreochromis niloticus) adalah salah satu hasil perikanan air tawar

yang diminati masyarakat. Keunggulan ikan nila yaitu memiliki rasa yang

spesifik, daging padat, mudah disajikan, tidak mempunyai banyak duri, mudah

didapatkan serta harganya yang relatif murah (Yans 2005 diacu Ardita et al,

2015). Daging ikan nila mempunyai kandungan protein 17,5%, lemak 4,7%, dan

air 74,8% (Suyanto 1994 diacu Ardita et al, 2015).

Karena memiliki komposisi daging yang cukup bergizi untuk manusia

produksi ikan nila harus diikuti dengan perkembangan permintaan dari

masyarakat, menurut KKP (2013), produksi ikan nila mengalami fluktuasi

produksi setiap tahunnya. Konsistensi peningkatan hasil produksi ikan nila dapat

dilakukan melalui budidaya secara intensif dengan memperhatikan berbagai aspek

pendukung keberlangsungan hidup ikan tersebut seperti ketersediaan air, area

budidaya, serta kualitas lingkungan yang baik (Putra et al., 2011 diacu Mulqan et

al., 2017).

Keberlangsungan hidup dan kualitas lingkungan akan mempengaruhi

perkembangan dari ikan nila dan juga pertumbuhan ikan nila akan meengalami

peningkatan apabila pakan yang dikonsumsi secara kuantitas dan kualitas

perpenuhi (Hamadi et al., 2015), dengan kata lain penggunaan pakan yang akan

diterapkan terhadap pembesaran ikan nila tersebut memenuhi kebutuhan dari ikan

nila tersebut dengan komposisi pakan yang sesuai maka penigkatan pertumbuhan

ikan nila semakin cepat dan baik.

1
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya

ikan. Menurut Perius (2011), pakan merupakan sumber materi dan energi untuk

menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan

merupakan komponen terbesar (50-70%) dari biaya produksi.

Pakan dibedakan menjadi dua yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami

adalah pakan yang dihasilkan oleh alam atau pakan yang berasal dari alam seperti

daphnia, arthemia, moina, plankton, cacing tubifex dan lain-lain, sedangkan pakan

buatan merupakan pakan yang diolah oleh manusia dari berbagai macam bahan

baku yang memiliki kandungan nutrisi yang baik sesuai dengan kebutuhan ikan.

Pemberian pakan buatan seperti pakan komersil umumnya dikarenakan

ketersediaanya di pasaran. Namun pakan komersil terkadang belum mampu

meningkatkan bobot tubuh ikan secara signifikan. Oleh karena itu dibutuhkan

pakan alami yang mampu meningkatkan bobot tubuh ikan secara signifikan serta

meningkatkan sintasan hidup ikan. Pakan Alami yang dapat digunakan adalah

Cacing tubifex.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis mengambil judul “

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (oreochromis niloticus) dengan

pakan komersil dan alami “.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun tujuan dari pembuatan tulisan laporan sementara adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (oreochromis

niloticus) dengan perbedaan pemberian pakan komersil dan alami.

2
2. Mengetahui efektifitas pemberian pakan berbeda terhadap pertumbuhan

dan kelangsungan hidup ikan nila (oreocrhomis niloticus).

1.3 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah supaya mahasiswa mengetahui dan membantu

para pembudidaya maupun pengusaha ikan nila dalam memberi pakan ikan tepat

waktu, perawatan di kolam budidaya pengaturan suhu air dan mengganti air

otomatis jika kondisi air keruh serta dapat memantau keadaan pakan ikan.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi,

dimana kebutuhan benih maupun ikan konsumsi dari tahun ke tahun cenderung

terus meningkat seiring dengan perluasan usaha budidaya. Namun masih ada

beberapa kendala yang sampai saat ini belum terpenuhi yaitu masih rendahnya

kualitas benih, tidak tersedianya benih setiap saat secara berkesinambungan,

rendahnya fertilisasi telur dan derajat tetas telur.

(Darwisito et al.,2008) Ikan nila tergolong ikan pemakan segala (omnivore),

seperti plankton, alga, crustacea, insect, dan organisme benthos. Ikan nila

memiliki sifat sifat unggul, antara lain : efisien dalam pemanfaatan pakan,

pertumbuhannya cepat, bergizi tinggi dan dagingnya mirip dengan kakap merah

(Suyanto, 2003).

Klasifikasi Ikan nila menurut Nelson (1984) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

Sub Kelas : Acanthoptherygii

Ordo : Percomorphi

Sub Ordo : Percoidea

Famili : Ciclidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis Niloticus

4
Gambar 1. Ikan nila (oreochromis niloticus)

Ikan nila yang masih berukuran kecil pada umumnya lebih tahan terhadap

perubahan lingkungan, dibandingkan dengan ikan nila yang berukuran besar.

Benih ikan nila akan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibandingkan

dengan ikan nila dewasa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan

ikan nila disamping suhu dan pH adalah salinitas atau kadar garam suatu

lingkungan perairan. (Aliyas, et al., 2016).

Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang panjang totalnya dapat

mencapai 30 cm. Ciri khas pada ikan nila adanya garis vertikal yang berwarna

gelap pada sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga terdapat pada

sirip punggung dan sirip dubr (Suyanto,1994). Ikan nila mempunyai rumus D XV,

10; CII, 15; V I, 16. Artinya sirip dorsal terdiri dari 15 tulang keras dan 10 tulang

lunak, sirip ventral terdiri dari 1 tulang keras dan 16 tulang lunak. Ikan Nila juga

mempunyai 2 lubang hidung dan mulut mengarah ke atas (Kottelat dan Whitten

1993). Ikan nila memiliki ciri garis vertical berwarna gelap pada sirip sirip ekor,

punggung, dan dubur. Bentuk tubuh pipih kea rah vertical (kompres), mata sedikit

menonjol dan cukup besar dengan bagian tepi tubuh berwarna putih, bibir tebal

dan bias disembulkan. Ikan ini memiliki sirip lengkap. Posisi sirip ventral

5
terhadap pectoral adalah torasik. Garis linear terputus menadi dua yaitu atas dan

bawah (Suyamto, 2003).

2.2 Habitat

Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luar maupun di kolam yang

sempit dan dangkal. Nila juga dapat hidup di danau, waduk, rawa, sawah, tambak

air payau, dan keramba umum. Nilai pH optimal air untuk memelihara ikan Nila

adalah 6,5-8,5. Sedangkan Kadar oksigen terlarutnya minimal 3ppm. Salinitas

optimal untuk budidaya Nila merah adalah 0-10 ppt (Suyanto, 11994). Suhu

kolam atau perairan yang bias ditolerir ikan Nila adalah 15 - 37C. Suhu optimum

untuk Pertumbuhan Nila adalah 25 - 30C. Oleh karena itu, ikan Nila dapat

dipelihara di dataran rendah hingga ketinggian 80 meter di atas permukaan laut

(Wiryanta, et al.,).

2.3 Pakan Komersil

Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan

pakan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan.

Nilai gizi pakan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizinya, seperti

kandungan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Selain Nilai gizi makanan,

perlu diperhatikan pula bentuk dan ukuran yang tepat untuk ikan yang dipelihara

(Sumanta dinnata, 1983).

Pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan -bahan

alami dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan serta

dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik (merangsang) ikan untuk

memakannya dengan mudah dan lahap (Mardhia et al., 2013).

6
Kandungan zat-zat makanan pada masing-masing bahan pakan berbeda-beda.

Setiap bahan pakan mempunyai kelebihan pada suatu zat makanan tertentu tetapi

mempunyai kekurangan pada zat makanan yang lain. Hal tersebut mengakibatkan

adanya pengelompokan suatu bahan pakan berdasarkan kandungan zat-zat

makanan. Umumnya setiap bahan pakan mempunyai kandungan vitamin yang

cukup.

2.4 Pakan Alami

Ketersediaan pakan alami merupakan faktor penting dalam budidaya ikan,

terutama pada usaha pembenihan dan usaha budidaya ikan hias. Selain itu pakan

alami sebagai sumber makanan ikan dapat dilihat dari Nilai nutrisinya yang relatif

tinggi dimana berkaitan dengan kalori yang dikandungnya. Pakan alami

merupakan pakan hidup bagi larva ikan yang mencakup phytoplanktokn,

zooplankton dan benthos (Tampubolon et al., 2015).

Salah satu keunggulan dari pakan alami adalah ketersediaannya berlimpah di

alam, selain itu pakan alami juga tidak mencemar air apabila tidak habis dimakan

oleh larva ikan, hal ini dikarenakan pakan alami adalah mahluk hidup yang

memiliki daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan (Tampubolon et al.,

2016).

Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan pakan alami yang paling disukai oleh

ikan air tawar. Cacing (Tubifex sp.) sangat baik bagi pertumbuhan ikan air tawar

karena kandungan proteinnya tinggi. Kandungan gizi cacing Tubifex sp, yaitu

57% protein, 13,30% lemak, 2,04% karbohidrat (Mardhia et al., 2013).

Kebanyakan cacing sutra ditemukan pada bahan organik dan perairan dengan

polusi tinggi, karena pada umumnya cacing sutra dapat beradaptasi pada oksigen

7
rendah. Cacing sutra mempunyai habitat lingkungan dengan konduktivitas tinggi,

kedalaman rendah, sedimen liat-berpasir atau liat berlumpur, kecepatan arus

rendah, dan jumlah yang berubah-ubah dari bahan organic (Pardiansyah et al.,

2014).

2.5 Pertumbuhan Ikan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau bobot tubuh dalam

waktu tertentu. Pertumbuhan dalam suatu individu disebabkan oleh pertambahan

jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada

kelebihan input energi dan asam amino (protein) yang berasal dari makanan.

Makanan tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme dasar,

pergerakan, produksi organ seksual dan perawatan bagian tubuh atau mengganti

sel-sel yang rusak (Effendie, 1997).

Terdapat dua macam pertumbuhan yaitu petumbuhan mutlak dan

pertumbuhan relatif. Pertumbuhan mutlak adalah pertambahan bobot atau panjang

ikan pada saat umur tertentu, sedangkan pertumbuhan relatif adalah perbedaan

antara ukuran pada akhir interval dengan ukuran pada awal interval dibagi dengan

ukuran pada awal interval. Pertumbuhan merupakan proses biologis yang

komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam

individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis.

Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energy dan asam amino (protein)

berasal dari makanan (Effendie, 1997).

Pada pemeliharaan ikan ini kualitas air, kepadatan ikan, serta jumlah dan

kualitas pakan pun harus selalu diperhatikan. Kepadatan ikan sangat penting untuk

kenyamanan hidup. Ikan yang terlalu padat dapat menimbulkan stres karena

8
kualitas air cepat menjadi jelek. Bahkan oksigen terlarut cepat habis. Selain itu,

pada ikan tertentu dapat terjadi gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka.

Akibatnya, penampilan ikan menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan

kematian. Jumlah dan kualitas pakan merupakan faktor lain yang tidak kalah

penting. Bila pakannya terlalu sedikit, ikan akan sukar tumbuh. Sebaliknya bila

terlalu banyak, kondisi perairan akan menjadi jelek, terutama pakan buatan.

Pemberian pakan dengan frekuensi lebih sering dan jumlah yang tidak terlalu

banyak akan lebih baik dibanding diberikan sekaligus dalam jumlah banyak.

Dengan jumlah pakan yang mencukupi ikan akan tumbuh dengan baik (Alex,

2011).

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang

meliputi keturunan, Jenis kelamin umur dan serangan penyakit. Dalam suatu

kultur, faktor keturunan mungkin dapat dikontrol dengan mengadakan seleksi

untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya. Tetapi jika alam tidak ada control

yang dapat diterapkan seperti faktor jenis kelamin tidak dapat dikontrol. Ada ikan

betina pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan dan sebaliknya ada pula

spesiesikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhannya lebih baik dari

ikan jantan. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali kiranya

mempengaruhi pertumbuhan yaitu kecepatan pertumbuhan menjadi lambat (Huet,

1971).

2.6 Kualitas Air

Menurut Suyanto (2002) beberapa faktor pembatas perairan untuk ikan nila

adalah sebagai berikut :

9
 Oksigen (02) Kadar oksigen terlarut cukup baik untuk ikan nila berkisar antara

4 9 ppm. Ikan nila dapat mentoleransi kadar DO sampai 1 ppm.

 pH (derajat keasaman) nilai pH air yang dapat ditoleransi oleh ikan nila

berkisar antara 5-11, sedangkan pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7-8.

 Amonia (NH3) Konsentrasi NH3 dan HZS tidak lebih dari 2 ppm cukup aman

untuk sebagian besar ikan termasuk ikan nila.

 Suhu Keadaan suhu air yang optimal untuk ikan Nila adalah 25°C 28°C. Secara

alami ikan akan memijah pada suhu 22°C-33°C. Suhu kurang dari 6°C atau

lebih dari 42° C dapat mematikan ikan Nila. Perubahan suhu yang sangat

drastis dapat mengganggu laju respirasi dan aktivitas jantung.

Tabel 1. Standar Kualitas Air Untuk Budidaya Ikan Nila

Parameter Standar Kualitas

Suhu 20 -25°C

Oksigen ˃5 mg/lt

Ph 7-8

2.7 Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah organisme yang hidup pada

akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode. Tingkat

kelangsungan hidup dapat digunakan untuk mengetahui toleransi dan kemampuan

ikan untuk hidup. Mortalitas ikan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor

dalam dan faktor luar. Faktor dalam tubuh ikan yang mempengaruhi kematian

adalah perbedaan umur dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Faktor luar meliputi kondisi abiotik, kompetisi antar spesies,

10
meningkatnya predator, parasit, kurang makanan, penanganan terhadap ikan,

penangkapan dan penambahan jumlah populasi ikan dalam ruang gerak yang

sama. Kematian ikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah

oleh kondisi abiotik, ketuaan, predator, parasit, penangkapan dan kekurangan

makanan (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010).

Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan produksi yang diperoleh dan

erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Ikan yang lebih kecil akan

rentan terhadap penyakit dan parasit. Kelangsungan hidup ikan disuatu perairan

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya kepadatan dan kualitas air.

Umumnya laju kelangsungan hidup benih lebih tinggi dibandingkan larva, karena

benihlebih kuat (Effendie, 2004).

11
III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat Dan Waktu

Tempat praktik kerja lapang ini dilakukan di Stasiun Perbenihan Bidang

Budidaya Perikanan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan

dan pengujian dilakukan di kolam beton dengan media waring. Yang dimulai dari

tanggal 17 Februari 2020 sampai dengan 28 Maret 2020.

3.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam pengamatan

Alat Spesifikasi Kegunaan

Waring 3x3m Media hewan uji

Thermometer, Ketelitian 1˚C Untuk mengukur suhu air

pH test Ketelitian 0,1 Untuk mengukur pH air

Seser 40cm Pengambilan Ikan

Timbangan digital Ketelitian 0,1 Alat untuk menimbang berat

Alat tulis - Mencatat Hasil Sampling

Millimeter blok Ketelitian 0,1 Mengukur Panjang

12
Tabel 2. (Lanjutan)

Alat Spesifikasi Kegunaan

Kamera 48MP Dokumentasi

Ember - Wadah Ikan

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam pengamatan

Bahan Spesifikasi Kegunaan

Ikan Nila 5-8 Hewan Uji

Pelet Protein 23%-25% Pakan Ikan Komersil

Cacing Tubifex - Pakan Ikan Alami

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Persiapan Media

Media pengamatan menggunakan waring berukuran 3x3 m. Sebelum

waring digunakan kolam beton di isi air setinggi 50cm, waring yang digunakan

terdiri dari 3 waring, masing–masing waring berisi 150 ekor benih ikan nila

berukuran 5-8.

3.3.2 Perlakuan Hewan

Pengamatan menggunakan 3 perlakuan yaitu P1 pemberian pakan

komersil, 2 pemberian pakan alami dan P3 pemberian pakan komersil dan

penambahan pakan alami. Padat tebar per waring 150 ekor benih ikan nila.

Selama 30 hari diberi pakan pellet, pakan alami dan pakan pellet dengan

13
tambahan pakan alami sesuai dengan konsentrasi yang di tentukan. Pemberian

pakan di butuhkan sesuai perhitungan FR setiap minggunya dan selama sehari

diberikan 2 kali saat pagi pukul 08.00 Wib, dan sore pukul 17.00 Wib.

3.3.3 Parameter Yang Diamati

Parameter pengamatan dilakukan dengan cara mengamati beberapa

parameter pengamatan. Parameter pengamatan selam pemeliharaan adalah sebagai

berikut :

Pertumbuhan Panjang

Adapun cara untuk menentukan hasil dari laju pertumbuhan panjang,

yang harus diketahui panjang ikan awal penelitian dan akhir penelitian dengan

mengambil beberapa sampel ikan dengan tujuan untuk mewakili jumlah ikan

dalam media penelitian, kemudian ikan tersebut diukur panjangnya, hasil masing-

masing sampel tersebut ditambahkan dengan jumlah keseluruhan sampel hasil

yang diperoleh dari penambahan, kemudian dibagi dengan jumlah sampel untuk

menghasilkan panjang rata-rata ikan tersebut, hasil dari rata pembagian tersebut

dapat dimasukan rumus untuk menghitung pertumbuhan panjang menurut

Effendie (2002) adalah :

L = Lt – Lo

Kerangan :

L : Pertumbuhan panjang (cm)

Lt : Panjang ikan akhir (cm)

14
Lo : Panjang ikan awal (cm)

Pertumbuhan Bobot

Rumus yang digunakan untuk menhitung pertumbuhan bobot

menurut Effendie (2002) adalah :

W = Wt - Wo

Keterangan :

W : Pertumbuhan bobot mutlak (g)

Wt : Bobot ikan akhir (g)

Wo : Bobot ikan awal (g)

Kelangsungan Hidup

Sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Effendi (2002):

Keterangan :

SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah total ikan hidup sampai akhir penelitian

No : Jumlah total ikan pada awal penelitian

15
Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang ingin diketahui adalah suhu air, pH, yang

akan dilakukan pengukuran pada media pemelihaaran.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer meliputi pertumbuhan panjang, pertumbuhan bobot, kelangsungan hidup

dan kualitas air. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang menunjang

kegiatan pengamatan ini.

16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.4 Hasil

Pengambilan sampel benih ikan nila dilakukan setiap 7 hari sekali dan di

lakukan secara rancangan acak lengkap (RAL) selama 30 hari masa pemeliharaan

yang menghasilkan panjang rata-rata, bobot rata-rata, kelangsungan hidup, dan

kualitas air. Dari pengolahan data diperoleh data pertambahan panjang,

peningkatan berat, tingkat kelangsungan hidup serta data parameter kualitas air

antara perlakuan P1 (pemberian pakan komersil), P2 (pemberian pakan cacing

tubifex), P3 dan (pemberian pakan komersil dan cacing tubifex), dimana masing

masinfg perlakuan dengan pemberian pakan dibutuhkan sesuai peritungan FR

setiap minggunya.

3.5 Pembahasan

4.2.1 Pertumbuhan Ikan Nila

Data panjang ikan selama pemeliharaan ikan nila dengan pakan komersil,

pakan cacing tubifex dan pakan komersil dan cacing tubifex di Stasiun Perbenihan

Bidang Budidaya Perikanan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sumatera

Selatan dapat dilihat pada gambar 2.

10
8
6
4
2
0
Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

P1 P2 P3

17
Gambar 2. Panjang selama pemeliharaan ikan nila dengan pakan komersil, pakan

cacing tubifex, serta pakan komersil dan cacing tubifex.

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa panjang ikan nila setiap

minggunya mengalami peningkatan. Panjang ikan nila pakan komersil yaitu

minggu 0 sebesar 5,43cm, minggu 1 sebesar 6,22cm, minggu 2 sebesar 7,08cm

minggu 3 sebesar 8,12cm dan minggu 4 sebesar 9,25cm selanjutnya panjang ikan

nila dengan cacing tubifex minggu 0 sebesar 5,59cm, minggu 1 sebesar 5,91cm,

minggu 2 sebesar 7,45cm minggu 3 sebesar 8,01cm dan minggu 4 sebesar 9,28cm

sedangkan panjang ikan nila dengan pakan komersil dan cacing tubifex minggu 0

sebesar 5,6cm, minggu 1 sebesar 5,87cm, minggu 2 sebesar 7,64cm minggu 3

sebesar 8,24cm dan minggu 4 sebesar 9,52cm Dari gambar dapat dilihat panjang

ikan nila dengan pakan komersil dan cacing tubifex lebih tinggi.

Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan nila yang diperoleh pada

pengamatan selama pemeliharaan 4 minggu dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan nila

Perlakuan Panjang Awal Panjang Akhir Pertambahan Panjang

(Lo) (Lt) (L)

Pakan Komersil (P1) 5,43cm 9,25cm 3,82cm

Pakan Cacing Tubifex 5,59cm 9,28cm 3,69cm

(P2)

Pakan Komersil Dan 5,6cm 9,52cm 3,92cm

Cacing Tubifex (P3)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa yang memiliki pertambahan

panjang yang tinggi terdapat pada benih ikan yang diberi pakan komersil dan

cacing tubifex yaitu dengan pertambahan panjang sebesar 3,92cm.

18
15

10

0
Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

P1 P2 P3

Gambar 3. Bobot ikan selama pemeliharaan ikan nila dengan pakan komersil,

pakan cacing tubifex serta pakan komersil dan cacing tubifex.

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa bobot ikan nila setiap minggunya

mengalami peningkatan. Bobot ikan nila komersil yaitu minggu 0 sebesar

2,6gram, minggu 1 sebesar 4,12gram, minggu 2 sebesar 5,78gram minggu 3

sebesar 8,69gram dan minggu 4 sebesar 13,32gram selanjutnya bobot ikan nila

dengan cacing tubifex minggu 0 sebesar 2,78gram, minggu 1 sebesar 4,03gram,

minggu 2 sebesar 6,88gram, minggu 3 sebesar 8,32gram dan minggu 4 sebesar

12,58gram sedangkan bobot ikan nila dengan pakan komersil dan cacing tubifex

minggu 0 sebesar 2,78gram minggu 1 sebesar 3,69gram, minggu 2 sebesar

7,73gram minggu 3 sebesar 9,07gram dan minggu 4 sebesar 13,72gram Dari

gambar 3 dapat dilihat bobot ikan nila dengan pakan komersil dan cacing tubifex

lebih tinggi.

Pertumbuhan bobot mutlak benih ikan nila yang diperoleh selama

pemeliharaan 3 minggu disajikan pada Tabel 5.

19
Tabel 5. Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila

Perlakuan Bobot Awal Bobot Akhir Pertambahan Bobot

(Wo) (Wt) (W)

Pakan Komersil (P1) 2,6gram 13,32gram 10,32gram

Pakan Cacing Tubifex 2,87gram 12,58gram 9,71gram

(P2)

Pakan Komersil Dan 2,78gram 13,72gram 10,94gram

Cacing Tubifex (P3)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa yang memiliki pertambahan

bobot yang tinggi terdapat pada benih ikan yang diberi pakan komersil dan cacing

tubifex yaitu dengan pertambahan panjang sebesar 10,94gram.

4.2.2 Kelangsungan Hidup (Survival Rate)

Data kelangsungan hidup (Survival Rate) selama pemelihaaran benih ikan

nila di Stasiun Perbenihan Bidang Budidaya Perikanan Dinas Kelautan Dan

Perikanan Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kelangsungan Hidup Ikan Nila

Perlakuan Jumlah Awal (ekor) Jumlah Akhir (Wt) SR (%)

Pakan Komersil (P1) 150 139 92,67

Pakan Cacing Tubifex 150 140 93,33

(P2)

Pakan Komersil Dan 150 143 95,33

Cacing Tubifex (P3)

20
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa yang memiliki kelangsungan

hidup yang tinggi terdapat pada benih ikan yang diberi pakan komersildan cacing

tubifex yaitu dengan nilai kelangsungan hidup sebesar 95,33%.

4.2.3 Kualitas Air

Kualitas air selama pemeliharaan ikan nila dapat dilihat pada Tabel 7.

Berdasarkan hasil pengukuran selama pemeliharaan, suhu masih dalam kisaran

optimal untuk pemeliharaan ikan nila.

Tabel 7. Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Nila

Parameter Semua Perlakuan

Suhu (°C) 30

pH 7,3

Nilai pH selama pengamatan juga masih dalam kisaran optimal, nilai pH

yang dapat mengganggu kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah (sangat

asam) dan pH yang terlalu tinggi (sangat basa).

21
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

5.1..1. Perlakuan pemberian pakan yang berbeda memberikan pengaruh

yang sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat serta kelansungan

hidup ikan nila.

5.1..2. Pemberian pakan yang efektif dari semua perlakuan adalah

pemberian pakan komersil dan alami karena kombinasi yang baik.

5.2. Saran

Pemeliharaan benih ikan nila sebaiknya dilakukan pemberian pakan dengan

pakan yang memiliki komposisi yang kompleks dengan tujuan meningkatkan

pertumbuhan benih ikan nila secara efektif dan efisien dengan tujuan

meningkatkan output dari kegiatan budidaya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alex . 2011. Budidaya Ikan Koi Ikan Eksotis Yang Menguntungkan. Pustaka Baru

Press : Yogyakarta.

Aliyas, S. Ndobe dan Z. R. Ya’la2. . 2016. Pertumbuhan dan Kelangsungan

Hidup Ikan Nila (Oreochromis sp.) yang Dipelihara pada Media

Bersalinitas. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Vol. 5 No. 1 19-27.

Ardita, N., A. Budiharjo dan S. L. A. Sari. 2015. Pertumbuhan dan Rasio

Konversi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan

Prebiotik. Bioteknologi 12(1): 16-21

Darwisito, S., M. Zairin Jr., D. S. Sjaifei, W. Manalu dan A. O. Sudrajat. 2008.

Pemberian Pakan Mengandung Vitamin E dan Minyak Ikan Pada Induk

Memperbaiki Kualitas Telur dan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

Jurnal Akuakultur Indonesia 7(1): 1-10 (2008).

Dirjen Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2010. Perikanan Budidaya. Dirjen

Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta. hal. 10-13.

Effendie. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta. 163

Hal.

Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Jogjakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Effendie, M. I. 2004. Pengantar Akuakultur. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

23
Hamadi, M. F., J. Sampekalo dan S. Lantu. 2015. Pengaruh Pemberian Pakan

Komersial yang Berbeda pada Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis

niloticus). Jurnal Budidaya Perairan Vol. 3 No. 1:195-202.

Huet, M. 1971. Textbook of Fish Culture. Fishing News Book Ltd : London. 436

hlm. Jakarta. 83 hal. Inc. London.

Kottelat, M and A. J Whitten. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and

Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. In Collaborated with EMDI Project

Mardhia, N. M., dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan

Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol.2 No. 1.

Mulqan, M., S. A. E. Rahimi dan I. Dewiyanti. 2017. Pertumbuhan dan

Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada

Siste Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. Vol. 2, No. 1: 183-193

Pardiansyah, D., E. Supriyono dan D, Djokosetianto. 2014. Evaluasi Budidaya

Cacing7 Sutera Tubifexsp. Dengan Budidaya Ikan Lele Clarias sp. Sistem

Bioflok. Program Studi Ilmu Akuakultur, Institur Pertanian Bogor, Bogor.

PeriusY.2011.NutrisiIkan.http://yulfiperius.files.wordpress.com/2011/07/1pendah

uluan.pdf. [Diakses 21 maret 2020].

Sumanta Dinanta, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan pemeliharaan di

Indonesia. P.T. Sastra Hudaya. Cetakan 2.

24
Suyanto. 1994. Nila. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suyanto, S. R. 2002. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.

M. Suyanto, 2003, Strategi Perikanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia,

Andi, Yogyakarta.

Tampubolon E. H., Nuraini dan Sukendi. 2015. Pengaruh Pemberian Pakan

Alami Beberapa Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan

Betok (Anabas tetudinieus). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Riau.

Tampubolon, T. P., E. I. Raharjo dan Farida. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis

Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan

Koi (Cyprinus carpio). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

Wiryanta, B.T.W., Sunaryo, Astuti & M.B. Kuniawan. 2010. Buku Pintar.

Budidaya Dan Bisnis Ikan Nila. Agro Media Pustaka. 210 hal.

25
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan panjang dan berat serta SR

A. Pertumbuhan Panjang

Ikan Uji Panjang Ikan (cm) Pakan Komersil (P1)


Mgg 0 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
1 5 6,5 7 8 9,1
2 6 7 7 9 9,5
3 5,5 5 7 8,7 9,5
4 5,9 6,7 6,5 7,5 9
5 4,8 7 7,3 8 9,5
6 5 5,8 7 8 8,5
7 5,2 5,5 7,5 8,5 10
8 5,3 6,7 7 8,2 9
9 5,7 5,8 7 7,8 9,2
10 5,9 6,2 7,5 7,5 9,2
Jumlah 54,3 62,2 70,8 81,2 92,5
Rata-rata 5,43 6,22 7,08 8,12 9,25

Perhitungan pertumbuhan panjang selama pemeliharaan

 Pakan Komersil (P1)

Diketahui :

Lt : Panjang ikan akhir = 9,25cm

Lo : Panjang ikan awal = 5,43cm

L = Lt –Lo

= 9,25cm – 5,43cm

= 3,82cm

Ikan Uji Panjang Ikan (cm) Pakan Cacing Tubifex (P2)


Mgg 0 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
1 5,7 6,5 8,2 8,5 10
2 4,7 6,3 8 8,3 10
3 5,6 5,6 7,5 8 9
4 6,6 6,3 7 7,5 9
5 5,4 5,7 8,3 7,6 9,2
6 4,8 5,8 6,5 8 9,1
7 5,8 5 7,5 8 9,5
8 5,5 5,6 7,3 8 9
9 5,8 5,7 7,2 8 9
10 6 6,6 7 8,2 9

26
Sambungan Tabel…

Jumlah 55,9 59,1 74,5 80,1 92,8


Rata-rata 5.59 5,91 7,45 8,01 9,28

Perhitungan pertumbuhan panjang selama pemeliharaan

 Pakan Cacing Tubifex (P2)

Diketahui :

Lt : Panjang ikan akhir = 9,28cm

Lo : Panjang ikan awal = 5,59cm

L = Lt –Lo

= 9,28cm – 5,59cm

= 3,69cm

Ikan Uji Panjang Ikan (cm) Pakan Komersil Dan Cacing Tubifex (P3)
Mgg 0 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
1 5,5 5 7 8,2 10
2 5,8 6,2 8,2 8,5 9,7
3 5,7 5,5 8 8,5 9,5
4 5,5 6 8 8,3 9,2
5 5,3 5 7 7,6 9,5
6 5,8 5,8 7,5 8,2 9,5
7 5,4 6,4 8,1 9 9,3
8 6,4 6,3 8,1 7,2 9
9 5 7 8 8,5 10
10 5,6 5,5 6,5 8,4 9,5
Jumlah 56 58,7 76,4 82,4 95,2
Rata-rata 5,6 5,87 7,64 8,24 9,52

Perhitungan pertumbuhan panjang selama pemeliharaan

 Pakan Komersil Dan Cacing Tubifex (P3)

Diketahui :

Lt : Panjang ikan akhir = 9,52 cm

Lo : Panjang ikan awal = 5,6cm

L = Lt –Lo

27
= 9,52cm – 5,6cm

= 3.92cm

B. Pertumbuhan Berat

Ikan Uji Berat Ikan (gr) Pakan Komersil (P1)


Mgg 0 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
1 2 4,8 6,5 8,1 12,8
2 3,5 5,5 5,5 12,2 13,8
3 2,9 2,1 5,4 10,4 13,8
4 3,1 4,6 4,4 7,8 13,1
5 1,9 5,4 5,4 8,5 14,4
6 2,1 3,2 5,7 7,4 11,2
7 2,4 3,1 6,6 9,4 15,9
8 2,6 5 5,5 9,8 12,2
9 2,6 3,3 5,5 7 12,6
10 2,9 4,2 7,3 6,3 13,4
Jumlah 26 41,2 57,8 86,9 133,2
Rata-rata 2,6 4,12 5,78 8,69 13,32

Perhitungan pertumbuhan berat selama pemeliharaan

 Pakan Komersil (P1)

Diketahui :

Wt : Berat ikan akhir = 13,32gr

Wo : Berat ikan awal = 2,6gr

L = Wt –Wo

= 13,32gr – 2,6gr

= 10,72gr

Ikan Uji Berat Ikan (gr) Pakan Cacing Tubifex (P1)


Mgg 0 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
1 2,9 5,6 9 8,4 13,4
2 2,3 4,2 9,5 8,7 13
3 2,7 3,7 7 9,8 12,3
4 2,9 5,3 5,9 7,4 13,7
5 2,6 4,1 8,7 8,6 13,7
6 1,9 3,4 4,3 7,1 11,5
7 3,5 2,4 6,4 8,1 13,5

28
Sambungan Tabel…

8 3,2 3,1 6,6 7,5 11,7


9 3,2 3,5 5,6 8,3 11,1
10 3,5 5 5,8 9,3 11,9
Jumlah 28,7 40,3 68,8 83,2 125,8
Rata-rata 2,87 4,03 6,88 8,32 12,58

Perhitungan pertumbuhan berat selama pemeliharaan

 Pakan Komersil (P2)

Diketahui :

Wt : Berat ikan akhir = 12,58 gr

Wo : Berat ikan awal = 2,87gr

L = Wt –Wo

= 12,58gr – 2,87gr

= 9,71gr

Ikan Uji Berat Ikan (gr) Pakan Komersil Dan Cacing Tubifex (P3)
Mgg 0 Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
1 2,6 2,5 6 10,2 15,3
2 3,1 4,5 8,6 10,3 13,6
3 3,1 2,9 7,9 8,1 14,2
4 2,5 4,2 7,3 9,3 12,1
5 2,1 2,5 6 7,3 14,1
6 3,1 3,5 7,5 8,4 15
7 2,8 4,4 10,8 11,5 12
8 3,7 4,5 8,6 7 13,9
9 2,2 5,1 8,7 10 13,8
10 2,6 2,8 5,9 8,6 13,2
Jumlah 27,8 36,9 77,3 90,7 137,2
Rata-rata 2,78 3,69 7,73 9,07 13,72

Perhitungan pertumbuhan berat selama pemeliharaan

 Pakan Komersil Dan Cacing Tubifex (P3)

Diketahui :

Wt : Berat ikan akhir = 13,72gr

Wo : Berat ikan awal = 2,78gr

29
L = Wt –Wo

= 13,72gr – 2,78gr

= 10,94gr

C. Kelangsungan Hidup (Survival Rate)

 Pakan Komersil (P1)

Diketahui :

Nt : Jumlah ikan akhir pemeliharaan = ekor

No : Jumlah ikan awal pemeliharaan = 150 ekor

= 92,67%

 Pakan Cacing Tubifex (P2)

Diketahui :

Nt : Jumlah ikan akhir pemeliharaan= ekor

No : Jumlah ikan awal pemeliharaan= 150 ekor

= 93,33%

 Pakan Komersil Dan Cacing Tubifex (P3)

Diketahui :

Nt : Jumlah ikan akhir pemeliharaan= ekor

No : Jumlah ikan awal pemeliharaan= 150 ekor

30
= 95,33%

31

Anda mungkin juga menyukai