OLEH:
WIKHA KHALFIANUR
ANTONI
RISKY ORLANDO SITEPU
IRMAWARNY MANULLANG
MUTIA IKA WILIANTI
RIZA RASULDI
RINAWATI SIREGAR
RAHMAT FITRADI
RIEKI INDRA WISHARI
NURHAYATI
ROJA FADILLAH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga laporan praktikum yang berjudul “Teknik Pembenihan Ikan
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus” ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data,
bahasa maupun sistematika pembahasannya. Kami juga mengharapkan masukan
atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di
masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini mudah-
mudahan dengan adanya karya tulis ini sedikit banyaknya dapat membawa
manfaat kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi kita.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Daftar Tabel.................................................................................................... iv
Daftar Gambar ............................................................................................... v
Abstrak............................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ........................................................................ 2
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
ABSTRAK
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Adapun upaya yang dilakukan untuk menghasilkan benih melalui pembenihan
alami, pembenihan buatan, manipulasi lingkungan dan penggunaan hormon.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Family : Serranidae
Sub family : Epinephelinae
Genus : Epinephelus /Cromileptes / Variola/ Plectropomus,
Spesies : (Epinephelus fuscoguttatus)
4
telur adalah bulat dan transparan dengan garis tengah sekitar 0,80 – 0,85 mm.
telur yang dibuahi akan menetas menjadi benih yang aktif berenang (Sudjiharno,
2003).
2.5 Cara Makan dan Jenis Makanan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus)
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan hewan karnifora
yang memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan, sedangkan larva
ikan kerapu macan memangsa larva moluska. ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) bersifat karnifora dan cenderung menangkap/memangsa yang aktif
bergerak di dalam air (Sudjiharno, 2003), ikan kerapu macan juga bersifat kanibal.
Biasanya mulai terjadi saat larva kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat itu
larva cenderung berkumpul di suatu tempat dengan kepadatan tinggi.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mencari makan hingga
menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya dengan cara makannya dengan
memakan satu per satu makanan yang diberikan sebelum makanan tersebut
sampai ke dasar perairan (Sudjiharno, 2003).
5
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
6
Bahan
1 Induk kerapu macan Sebagai sampel praktikum
2 Kaporit Untuk menstrilkan bak induk dan bak larva
3 Minyak ikan Untuk menyeimbangkan permukaan air
4 Pellet Sebagai pakan buatan pada larva dan benih
5 Fitoplankton Sebagai pakan zooplankton
6 Zooplankton Sebagai pakan larva
7 Ikan rucah Sebagai pakan induk dan benih
8 Air l Sebagai media pemijahan
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
4.1.3 Pemeliharaan Induk
Induk ikan kerapu macanyang ada di Unit Usaha Budidaya Laut Kuala
Langsa, Kota Langsa. Pada dipelihara di dalam bak beton yang berbentuk
lingkaran dengan kapasitas air 200 ton dan jumlah induk yang ada berjumlah 30
ekor dengan perbandingan antara jantan dan betina yaitu 1 : 5. induk jantan yang
di pelihara 5 ekor dan induk betina yang dipelihara 25 ekor . pakan yang diberikan
berupa ikan rucah segar dengan frekuensi pemberian satu kali sehari yaitu pada
pukul 08.00 WIB pagi hari. Metode pemberian pakan secara at libibitung atau
pemberian pakan ikan sampai kenyang. Pemberian pakan induk ikan kerapu
macan sebesar 1-3% dari total berat badan ikan/hari. Disamping itu diberikan pula
fitamin E dengan dosis 10 – 15 mg/kg berat badan induk yang telah dicampur
kedalam pakan dengan ferekuensi pemberian dua kali seminggu yaitu hari senin
dan kamis. Bak pemeliharaan induk di siphon dua kali seminggu.
4.1.4 Pemijahan
Kegiatan pemijahan ikan kerapu macan di Unit Usaha Budidaya Laut
Kuala Langsa, Kota Langsa. dilakukan secara pemijahan alami. Teknik pemijahan
dilakukan dengan metode manipulasi lingkungan yang dilakukan menjelang bulan
gelap yaitu dengan cara menaikan dan menurukan tinggi air selama 6 – 8 jam
setiap hari, permukan air yang diturunkan sampai 70 cm dari dasar bak induk.
Pada sore hari pukul 16.00 WIB air bak di isi kembali sampai ke posisi semula
yaitu 200 ton.Perlakuan ini dlakukan terus menerus sampai induk memjah secara
alami. Induk ikan kerapu macan memijah setiap bulan yaitu pada bulan gelap
berlansung selama 4 – 5 hari berturut-turut dan terjadi pada malam hari antara jam
00.00 – 04.00.
9
2. Seleksi dan Penebaran Telur
Telur yang telah di tampung dalam bak fiber akan di seleksi dan diambil
dengan cara mengangkat aerasi dan mendiamkan telur tampa aerasi selama 4
menit, telur yang baik akan mengapung atau akan melayang-layang kepermukaan
air dan berwarna trasparan sedangkan telur yang jelek akan mengendap didasar
bak fiber. Kemuadian telur yang berkualitas akan dipihdahkan kedalam aquarium
untuk di tetaskan.
3. Penetasan Telur
Penetasan telur yang dilakukan di Unit Usaha Budidaya Laut Kuala
Langsa, Kota Langsa yaitu telur ditetaskan di dalam aquarium berkapasitas 100
liter. Telur akan menetas dalam waktu 18-22 jam setelah pemijahan, pada suhu
28-29 0C dan salinitas 33-35 ppt. Setelah semua telur menetas maka aerasi
dimatikan untuk memisahkan larva yang baik dan larva yang buruk. Larva yang
baik akan berenang di permukaan sedangkan larva yang buruk akan tetap di dasar
wadah. Larva yang berkualitas akan di panen dan dipindahkan ke bak
pemeliharaan larva.
10
makan atau kuning telur sudah terserat habis, dan sistem penglitan sudah mulai
berfungsi sehingga larva membutukan pakan dari luar tubuhnya.Karaktristik fisik
lainya yaitu adanya bintik hitam (pigmen) pada bagian dorsal.
Bintik hitam tersebut dapat dijadikan indikasi pertumbuhan, bilah bintik
semakin membesar dapat dipastikan larva dapat memangsa pakan yang tersedia
secara optimal sehingga mampu melewati fase kritis awal dan sebaiknya jika
bintik hitam semakain kecil dan warna tubuh tampak memucat dari warna asli
larva tidak dapat memangsa pakan yang tersedia, biasanya larva hanya mampu
bertahan sampai dengan D4-D6 pada larva D6 bakal sirip punggung (spina
dorsalis) dan sirip perut (spina ventralis) mulai tampak berupa tonjolan dan larva
D9 spina suda terlihat jelas. Pertambahan spina berlangsung sampai larva
berumur D20-D25 dan selanjutnya akan meroduksi (berubah) menjadi duri keras
pertama pada sirip dorsal dan sirip perut. Meroduksinya spina sampai umur D30-
D35 diikuti dengan bertambah panjangnya tubuh larva menjadi ikan mudah
berwarna putih transparan sampai umur D35-D40 dan selanjutnya ikan mudah
mengalami perubahan warna (pikmentasi) yang sama seperti ikan dewasa.
3. Pemberian Pakan Pada Larva
1. Chlorella(Nannochloropsis sp)
Fitoplankton Nannochloropsis spdiberikan pada saat larva berumur 1 hari
(D1) dengan kepadatan 500-100 x 103sel/ml. pemberiaan Nannochloropsis
spsampai larva berumur 30 hari (D30) dengan pemberian satu kali yaitu pada pagi
hari. Fitoplankton ini digunakan sebagai pakan Rotifera. Selain itu
Nannochloropsis sp dapat juga berfungsi sebagai bahan pengkayaan dan untuk
mempertahankan kekeruhan air dalam pemeliharaan larva.
2. Rotifera(Branchionus sp)
Rotifera diberikan pada saat larva berumur 2 hari yaitu pada saat kuning
telur habis dengan kepadatan sebanyak 3-5 ind/ml yang diberikan pada waktu
sore hari. Pemberian Rotifera terus dipertahankan sampai 30 hari (D30) dan
diiberikan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore.
3. Artemia
Naupli Artemiamulai diberikan pada saat larva berumur 15 hari (D15).
Naupli Artemia diberikan hanya 2 kali sehari sampai larva berumur 20 hari (D20)
11
dengan kepadatan sebanyak 1-3 ind/ml dan pada umur D21-D30 dengan
kepadatan sebanyak 3-5 ind/ml diberikan 2-3 kali sehari, selanjutnya pada umur
D31-D40 dengan kepadatan sebanyak 5-7 ind/ml diberikan 3 kalisehari yaitu pagi,
siang dan sore.
4. Pakan buatan
Pakan buatan diberikan pada saat larva berumur 12 hari (D12).Pakan buatan
yang digunakan adalah pellet merek love larva nomor 1, 2 dan 3. Pellet nomor 1
diberikan pada umur D12-D20 sebanyak 1 gram/bak atau 80.000 ekor larva,
diberikan 2 kali sehari. Pada umur larva D21 pellet yang diberikan yaitu pellet
nomor 1 dan nomor 2 sebanyak 2 gram/bak (1 geram pellet nomor 1 dan 1 geram
pellet nomor 2). Pada umor larva D31-D40 peliet yang diberikan yaitu pellet
nomor 2 dan nomor 3 sebanyak 3 gram/bak (1 gram pellet nomor 2 dan 2 gram
pellet nomor 3) dengan frekuesi pemberian 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan
sore.
12
4.2.2 Pakan buatan
Pakan buatan yang digunakan yaitu berupa pellet nomor 1,2,3,4,5,6,7 dan
8. Pellet nomor 1,2 dan 3 digukan sebagai pakan larva ikn kerapu macan,
sedangkan pellet nommor 4,5,6,7 dan 8 digunakn sebagai pakan benih ikan
kerapu macan.
4.3.2 Salinitas
Pengukuran salinitas yang dilakukan di Unit Usaha Budidaya Laut Kuala
Langsa, Kota Langsa yaitu dengan menggunakan alat revraktometer.Pengukuran
salinitas di lakukan di semua bak induk dan bak larva ikan kerapu macan pada
waktu pagi dan sore hari, hasil yang didapatkan yaitu berkisar 33-35 ppt dengan
nilai rata-rata 34 ppt. Pada umumnya ikan laut memijah pada perairan dengan
salinitas tinggi antara 30-35 ppt, ikan kerapu umunya menyukai salinitas 30-35
ppt (Ghufran, 2001).
13
4.3.3 Oksigen Terlarut (DO)
Pengukuran oksigen terlalur yang dilakukan di Unit Usaha Budidaya Laut
Kuala Langsa, Kota Langsa yaitu dengan menggunakan alat DO meter.
Pengukuran di lakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan sore hari dengan hasil
pengukuran sebagai berikut pagi hari 5,2, siang hari 6,1 dan sore hari, 5,8.
Menurut Kordi(2001) Untuk pertumbuhan dan reproduksi ikan laut, kandungan
oksigen terlarut dalam air minimal 3 ppm.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.1 Kesimpulan
1. Tahap kegiatan pada pembenihan ikan kerapu macan meliputi: persiapan
bak, seleksi induk, pemeliharaan induk, pemijahan, penanganan telur,
pemeliharaan larva, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air.
2. Teknik pemijahan ikan kerapu macan yang dilakukan di Unit Usaha
Budidaya Laut Kuala Langsa, Kota Langsa yaitu pemijahan secara alami
dengan metode manipulasi lingkungan.
3. Ikan kerapu macan di Unit Usaha Budidaya Laut Kuala Langsa, Kota
Langsa memijah pada bulan gelap.
4. Pakan yang diberikan pada induk ikan kerapu macan berupa ikan rucah
segar
5. Pakan yang diberikan pada larva ikan kerapu macan yaitu berupa Rotifera
(Branchionus sp), Artemia dan pakan buatan (pellet).
6. Nilai parameter kualitas air yang di dapat di Unit Usaha Budidaya Laut
Kuala Langsa, Kota Langsa yaitu, suhu 27-31 0C, salinitas 33-35 ppt,
oksigen terlarut (DO) 5,2-61 ppm dan derajat keasaman (pH) 7,5-9.
5.2 Saran
1. Dalam pengangan larva ikan kerapu macan harus lebih berthati-hati
karena masa larva adalah masa yang sangat keritis dan muda mengalami
kematian.
2. Menambah tenaga ahli dalam bidang pembenihan ikan kerapu macan agar
perawatan ikan dapat berjalan dengan baik.
3. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pembenihan ikan kerapu
macan perlu diadakan pelatihan khusus mengenai teknologi pembenihan
yang berkembang pada saat ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
16