Anda di halaman 1dari 22

1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERAIRAN


LARVA IKAN DAN ANALISA SALURAN PENCERNAAN
IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)

Oleh:
SHUAIF UMARAH.A
2204112992
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN (B)
Senin/3/15.00-17.00.
KELOMPOK 4
UNENG RHAHMASARI

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji dan Puja syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
nya dan sholawat beriringkan salam kita panjatkan kepada jungjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Perairan yang berjudul “Larva ikan dan Analisa Saluran Pencernaan ikan
Tambakan (Helostomata temminckii) “ dengan tepat waktu.

Semoga laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis


mengucapkan terimakasih kepada para dosen yang telah mengajar mata kuliah
Biologi Perairan serta Ayunda Uneng Rhahmasari sebagai penuntun asisten
pratikum Biologi Perairan.

Dengan segala kekurangan yang dimiliki oleh penulis yang tak luput dari
kesalahan dan kehilapan , penulis meminta kepada pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran kepada penulis.

Pekanbaru, 24 September 2023

Shuaif Umarah.A
3

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v
I.PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................. 2
1.3 Manfaat Praktikum............................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
2.1 Larva Ikan ......................................................................................... 3
2.2 Saluran Pencernaan............................................................................ 3
III. METODOLOGI PRAKTIKUM...................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................ 5
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................. 5
3.3 Metodologi Praktikum ...................................................................... 6
3.4 Prosedur Praktikum........................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 7
4.1 Identifikasi ikan Tambakan .............................................................. 7
4.2 Larva Ikan......................................................................................... 7
4.3 Analisa Saluran Pencernaan ikan Tambakan.................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 11
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 11
5.2 Saran ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12
LAMPIRAN............................................................................................. 13
4

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)............................................. 7


2. Larva Ikan............................................................................................. 7
3. Saluran Pencernaan ikan Tambakan...................................................... 8
4. Plankton Tribonema Affine dan Vacuolaria viregcens. ....................... 8
5

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat Praktikum....................................................................................... 4
2. Bahan Pratikum..................................................................................... 4
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat Praktikum................................................................................... 14
2. Bahan Praktikum................................................................................ 16

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan adalah salah satu sumber makanan yang sangat digemari masyarakat
karena mengandungan protein yang cukup tinggi dan dibutuhkan oleh manusia
untuk pertumbuhan. Sadar akan pentingnya ikan sebagai sumber protein hewani
menyebabkan permintaan masyarakat terhadap ikan untuk dikonsumsi terus
meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui
budidaya (Karya Tani Mandiri, 2009). Dalam budidaya ikan jaminan penyediaan
benih ikan baik kualitas maupun kuantitas yang memadai merupakan salah satu
syarat yang menentukan keberhasilan suatu budidaya. Masalah utama yang
dihadapi dalam memproduksi benih adalah hasil benih yang didapatkan rendah
sebagai akibat mortalitas yang tinggi. Hal tersebut disebabkan antara lain karena
ketersediaan pakan dan mutu yang diperlukan saat ikan masih berbentuk larva
sangat terbatas. Untuk mendapatkan benih yang baik perlu adanya penanganan
khusus terhadap ikan dari fase larva. Fase pemeliharaannya merupakan fase yang
sangat peka terhadap lingkungannya (Sumandinata, 1981 dalam Sylvia, 2008).
Menurut (Efendie, 1978 dalam Sylvia, 2008), mengatakan bahwa “masa kritis”
dalam daur hidup ikan adalah terdapat pada fase larva. Tingginya mortalitas pada
fase larva ini karena kurang tersedianya makanan bagi larva ikan begitu cadangan
makanan dalam bentuk kuning telur dalam tubuhnya habis, sehingga tidak
mencukupi. Salah satu pakan alami ikan adalah fitoplankton. Komunitas
fitoplankton sendiri memiliki potensi dalam perairan karena hampir semua
7

organisme perairan tergantung pada plankton sebagai makanannya, baik dalam


suatu stadia pada seluruh siklus hidupnya maupun selama hidupnya (Efendie,
1997 dalam Ifdonal, 2007). Fitoplankton dalam hal ini memegang peranan yang
sangat penting sebagai produsen dalam jaring makanan, keberadaannya dalam
jejaring makanan ini dimanfaatkan oleh ikan terutama pada stadia awal (larva)
sampai pada masa pertumbuhannya dia mampu memakan makanan yang lain.
Ukuran partikel makanan yang cocok, jumlah dan kualitas makanan yang
8

merupakan faktor penting bagi pertumbuhan ikan terutama pada masa larva.
Selanjutnya bahwa dimakannya suatu jenis fitoplankton dan zooplankton secara
nyata mempengaruhi pertumbuhan ikan yang hidup di perairan tersebut (Eka
Frandy, 2009).
Sistem Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara
fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam
usus,kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran
darah.Sedangkan analisis aaluran pencernaan adalah proses pengamatan saluran
saluran sistem pencernaan guna melihat jenis makanan apa saja yang dikonsumsi
ikan.Organ-organ saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah
belakang/posterior) berturut-turut : mulut/rongga mulut, oesofagus, lambung, usus
dan anus. organ-organ tambahan : kelenjar hati, kelenjar empedu, kelenjar
prangkeas. organ-organ pelengkap : sunggut, gigi, tapis insang. Menurut
Mudjiman (2013) setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda.Jika dilihat dari
jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi tiga golonganyaitu herbivor,
karnivora dan omnivora. Berdasarkan cara makannya ikandibedakan menjadi lima
golongan yaitu pemangsa (predator), penggerogot (grazer), penyaring (strainer),
penghisap (sucker) dan parasit.

1.2. Tujuan Pratikum


Praktikum ini bertujuan untuk memepelajari tentang Larva ikan dan
bagaimana cara kerja saluran pencernaan serta apa saja makanan yang di makan
oleh spesies ikan yang menjadi objek penelitan yang berdasar pada prosedur
buku penuntun serta arahan dari asisten laboratorium.

1.3. Manfaat Pratikum

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui tentang


larva dan cara kerja saluran perncernaan seta mengetahui makanan utamanya.
Tidak hanya itu mahasiswa juga dapat mengidentifikasi jenis ikan dan fase fase
kehidupan ikan yang dimulai dari telur.
9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Larva Ikan

Anakan ikan yang baru menetas disebut larva yang mana tubuhnya belum
dalam keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dalam bidang
budidaya larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling (Putra et al., 2022).
Larva biasanya perkembangannya dalam hitungan hari dengan dua pembagian
fase. Mortalitas larva tinggi biasanya terjadi pada fase perkembangan larva. Fase
ini merupakan fase kritis yaitu saat yolk mulai habis juga masa transisi ketika
larva mulai memanfaatkan pakan dari luar. Effendie (dalam Yusuf, Sugiharto, dan
Wijayanti, 2014), menyatakan bahwa tahap larva dibedakan menjadi tahap pro-
larva dan post-larva. Ciri-ciri pro-larva adalah masih adanya yolk, tubuh
transparan dengan beberapa pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya
sirip dada dan sirip ekor (caudal fin) walaupun bentuknya belum sempurna. Mulut
dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung halus, pada
saat tersebut pakan didapatkan dari yolk yang belum habis terserap. Masa post-
larva ikan ialah masa dari habisnya yolk sampai terbentuk organ-organ baru atau
penyempurnaan organ-organ yang ada. Pada akhir fase tersebut, secara morfologi
larva telah memiliki bentuk tubuh hampir seperti induknya. Pada tahap ini sirip
punggung (dorsal fin) sudah mulai dapat dibedakan, sudah ada garis bentuk sirip
ekor (caudal fin) dan larva ikan sudah lebih aktif berenang. Masa post-larva
berakhir, ikan akan memasuki masa juvenil. Pertumbuhan dan perkembangan
larva berlangsung dengan cepat ketika ketersediaan pakan berlimpah

2.2. Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan
organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-
organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan adalah lidah, kelenjar
ludah, hati, pancreas dan kandung empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut
system saraf eneterik) dan perdaran darah juga berperan penting dalam system
pencernaan. Proses digesti memerlukan waktu dalam mencerna atau memecah
10

makanannya. Laju digesti adalah laju kecepatan pemecahan makanan dari


molekul yang kompleks ke molekul yang lebih sederhana dan kemudian akan
diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk glukosa, asam lemak, gliserol serta nutrisi-
nutrisi lain. Laju digesti yang terjadi didalam lambung dapat diukur dengan
mengetahui laju pengosongan isi lambung (Kimball,1992).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu
terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian struktur
alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada
hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana,
dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan
vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara
ekstrasel. Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya (Eliyta, 2015).
Pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang
sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan terbentang dari
bibir sampai dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu
kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar. Panjang dan
rumitnya saluran tersebut sangat bervariasi diantara spesies. Pada karnivora relatif
pendek dan sederhana akan tetapi pada herbivora adalah lebih panjang dan lebih
rumit. Pada beberapa herbivora lambungnya relatif sederhana dan dapat
disamakan dengan lambung karnivora sedangkan usus besarnya, terutama sekum
lebih luas dan rumit dari yang dipunyai karnivora (Rasyid,2012).
11

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Perairan mengenai “Larva ikan dan Analisa Saluran


Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)“ dilaksanakan pada hari
Senin, 18 September 2023 pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Biologi
Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3.2. Alat dan Bahan


Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan sebagai berikut.
Tabel 1. Alat Pratikum
No Alat Keterangan
1. Serbet Untuk mengelap tangan saat pratikum

2. Penggaris Untuk mengukur Panjang ikan

3. Nampan Untuk wadah meletakan ikan

4. Gunting Bedah Untuk menggunting bagian ikan

5. Pena Untuk menulis keterangan bagian ikan

6. Pensil Untuk menggambar ikan

7. Buku Gambar Untuk menggambar ikan

8. Penghapus Untuk menghapus bagian salah

9. Handphone Untuk dokumentasi saat melakukan pratikum

Tabel 2. Bahan Pratikum


No Bahan Keterangan
1. Sampel saluran pencernaan ikan Tambakan Objek Pratikum
(Helostoma temminckii) yang sudah di
awetkan
12

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan


langsung yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan. Adapun metode
langsung ini berupa melakukan pengamatan dan identifikasi secara langsung pada
objek praktikum melalui mikroskop. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi sebaik dan setepat mungkin mengenai ikan-ikan tersebut.

3.4. Prosedur Pratikum

Prosedur praktikum pertama yang dilakukan mahasiswa adalah masuk ke


dalam ruangan Laboratorium Biologi Perairan menggunakan pakaian yang sopan
dan rapi memakai jas lab. Asisten akan melakukan pengecekan alat alat
praktikum. Kemudian asisten labor memberikan arahan lalu praktikum
dilaksanakan. Saluran pencernaan yang sudah diawetkan selama dua minggu
dicuci bersih lalu diletakkan di cawan petri menggunakan pinset kemudian difoto.
Selanjutnya saluran pencernaan tadi guna memisahkan usus dan lambung karena
yang akan dipakai adalah lambung. Setelah itu isi gelas ukur dengan air sebanyak
10ml lalu dimasukkan lambung yang telah dipisah tadi ke dalam gelas ukur, lihat
perubahan volumenya lalu dicatat. Lambung yang di atas cawan petri distripping
hingga isinya habis dan lambung benar -benar kosong. Isi lambung yang
dikeluarkan tadi ditetesi dengan 2 ml air menggunakan pipet tetes, lalu dicampur
hingga cairannya berubah menjadi homogen. Cairan yang homogen tadi diambil
menggunakan pipet tetes lalu diteteskan ke atas object glass dan ditutup dengan
cover glass. Kemudian diamati di bawah mikroskop, foto, diidentifikasi jenis-
jenisnya, dan hitung jumlah plankton yang didapat berdasarkan jenisnya. Lakukan
hal tersebut sebanyak tiga kali usapan.
Larva ikan yang sudah disediakan lab diambil dan ditangkap, lalu diletakkan
di atas object glass letakkan dengan hati-hati menggunakan pinset. Kemudian
larva tersebut diamati di bawah mikroskop. Lihat bentuk larvanya, foto, lalu catat
deskripsi larva yang diamati. Identifikasi apakah larva tersebut pro larva ataupun
post larva
13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

Klasifikasi:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphoidei
Famili : Anabantidei
Genus : Helostoma
Species : Helostoma temminckii

Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

4.2. Larva ikan

Gambar.2. Larva Ikan


14

Larva yang diamati adalah Post larva karena adanya ciri ciri seperti mulut
yang sudah terbuka yang memungkinkan untuk mencari makan dikarenakan
kuning telur atau yolk sudah habis, mata ikan yang sudah terlihat terbuka dan
warna pudar sudah menghilang yang digantikan dengan warna coklat kehitaman
serta sirip sirip yang sudah berbentuk tetapi masih tipis. Fase post ini disebut
dengan bentuk Definitif yang mana difase ini organ sudah berfungsi.

4.3. Analisa Saluran Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

Gambar.3. Saluran Sencernaan ikan Tambakan

Ikan tambakan yang diamati mempunyai usus yang jauh lebih panjang dari
ukuran tubuhnya dikarenakan ikan Tambakan adalah termasuk plankton feeder
yang artinya pemakan plankton ,dari pratikum tersebut kami mendapatkan, 2 jenis
plankton yaitu Tribonema Affine dan Vacuolaria viregcens.

Gambar.4. Plankton Tribonema Affine dan Vacuolaria viregcens.


15

Tribonema Affine adalah genus ganggang kuning-hijau air tawar


berfilamen sama hal nya dengan Vacuolaria viregcens tetapi tidak banyak
referensi dan jurnal tentang keduannya
Metode yang digunakan adalah dengan Hasil perhitungan volume saluran
pencernaan berisi, volume saluran pencernaan kosong, dan volume makanan ikan
yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Perhitungan persentase volume jenis makanan dengan metode volumetric:

n
Vi= ∑ n xVp

Keterangan:
Vi= Presentase volume satu jenis makanan
∑n=Jumlah satu jenis makanan
En-Jumlah seluruh jenis makanan
Vp Volume makanan ikan
Untuk mendapatkan volume makanan ikan harus melalu cara sebagai berikut:
 Vlb = Penambahan volume setelah dimasukkan lambung berisi - Volume
aquades 10 ml
= 12 ml-10 ml
= 2 ml
 Vik = Penambahan volume setelah dimasukkan lambung kosong-
Volume squades 10 ml
= 11ml-10 ml
= 1 ml
 Vm = Volume lambung berisi - Volume lambung kosong
= 21+ 1ml
= 1 ml
 Vp = Volume pengenceran + Vm
2 ml + 1 ml =3 ml

Secara umum sistem pencernaan pada ikan dapat dibedakan menjadi 2


bagian yaitu sistem saluran pencernaan (tractus digesticus) dan sistem kelenjar
16

pencernaan (glandula digestovia). Sistem saluran pencernaan pada ikan terdiri dari
beberapa organ yang menyatu menjadi satu saluran. Saluran ini mengelola
makanan yang masuk melalui mulut dan akhirnya sisa dari pemprosesan itu
dikeluarkan melalui anus.
Organ-organ penyusun saluran pencernaan pada ikan tidak sama untuk
semua jenis ikan. Hal ini tergantung kepada makanan yang biasa dimakan ikan,
kebiasaan makan. jenis makanan dan cara mendapatkan makanan. Alat-alat
pencernaan makanan pada ikan Tambakan terdiri dari mulut, pharynx. esophagus,
lambung, usus dan anus. Organ-organ pencernaanya ini juga dilengkapi dan
dibantu oleh hati. empedu dan pancreas (Pulungan. 2006). Sedangkan menurut
Nelson, J.S. (2001), saluran pencernaan ikan Tambakan berupa segmen-segmen,
meliputi mulut, rongga mulut, faring, esofagus, pilorus. usus, rektum dan anus.
17

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Larva ikan merupakan fase kedua kehidupan ikan setelah telur. Pada fase ini
ikan masih sangan sensitif dan rapu akan matian. Pada post larva ditandai dengan
ikan yang sudah bisa mencari makan sendiri,sirip yang sudah terbentuk dan warna
transfaran yang menghilang yang digantikan dengan warna gelap yang kecoklatan
serta organ yang sudah berfungsi.
Ikan tambakan merupakan salah satu biota perairan indonesia. Ikan
tanmbakan merupakan ikan yang makanan utmanya adalah plankton.
Dengan diadakannya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui fase larva
ikan dan sistem saluran pencernaan serta jenis makanan pada objek praktikum.

5.2. Saran
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan di Laboratorium Biologi
Perairan ada beberapa diharapkan agar praktikum selanjutnya berjalan lebih
lancar, semoga kedepannya Laboratorium menyediakan alat dan bahan yang lebih
baik dan menyediakan ikan yang masih segar, jenis dan variasi jumlah ikan juga
perlu di perhatikan agar praktikan mengetahui lebih lagi mengenai ikan jenis lain.
18

VI. DAFTAR PUSTAKA

Eliyta. 2015.Identifikasi Sistem Pencernaan Pada Ikan Air Tawar. Jurnal


Perikanan.

Rian. 2010. Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Pustaka Utama : Yogyakarta.
Storer. 1968. IKTIOLOGI. Erlangga : Jakarta

Alawi, Hamdan., Netti Ariyani, dan Nur Asiah. (2014). Pemeliharaan Larva Ikan
Katung (Pristolepis Grooti Bleeker) Dengan Pemberian Pakan Awal
Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 2(1). 24-42
Darwisito, S., Zairin, M., Sjafei, D.S., Manalu, W., dan Sudrajat, A.O. (2008).
Pemberian pakan mengandung vitamin E dan minyak ikan pada
induk memperbaiki kualitas telur dan larva ikan nila. Jurnal
akuakultur Indonesia 7(1): 1-10
Dino. 2013. Larva Ikan http://dinofenderley.blogspot.co.id/2012/05/larva
ikan.html (Diakses tanggal 28 September 2023 pukul 20.10)
Rukini, 2011. Komunitas Fitoplankton Di Periran Sungai Kampar Desa Sering
Kecamatan Pelalawan, Riau. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Provinsi Riau. Pekanbaru. (tidak diterbitkan).
19

LAMPIRAN
20

Lampiran 1. Alat praktikum

Gunting Bedah pingset

Pena dan Pensil Serbet

Penghapus Penggaris

buku gambar spiral buku penuntun


21

Gelas ukur ipet tetes

Tissue gulung Mikroskop

Cawan petri
22

Lampiran 2. Bahan Pratikum

Lambung dan usus ikan Tambakan

Plankton Tribonema Affine dan Vacuolaria viregcens.

Anda mungkin juga menyukai