OLEH :
SISKA FITRI ADINDA
2204197376
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN
RABU / SESI 3 / 13.00 - 15.00
KELOMPOK 4
KHAIRUNNISYAH
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya selaku penulis laporan ini. Sebagai penulis,
saya sangat bersyukur dapat menyelesaikan laporan “Larva Ikan dan Analisa Isi
Saluran Pencernaan Ikan” ini dengan baik. Tak lupa juga saya persembahkan
shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tentu saja saya tidak dapat menyelesaikan
laporan praktikum saya tanpa bantuan-Nya. Oleh karena itu, sebagai penulis
laporan ini, dengan kata pengantar ini saya sampaikan bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, pembacaan dan tanda baca. Oleh
karena itu, dalam penulisan laporan ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak, terutama dari asisten saya Khairunnisyah,
agar laporan saya menjadi lebih baik dan lengkap seperti yang diharapkan.
Sebagai penulis, saya mengucapkan terima kasih kepada asisten yang telah
menemani saya selama praktikum ini. Saya juga berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat sebagai referensi dan pedoman bagi yang membacanya. Akhirul
kalam, hanya kepada Allah SWT saya berserah diri, Semoga Dia selalu
memberikan pertolongan dan juga rahmat-Nya kepada kita.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................. 2
1.3 Manfaat................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan Praktikum................................................................... 7
3.3 Metode Praktikum................................................................................ 8
3.4 Prosedur Praktikum.............................................................................. 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan.......................................................................................... 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 21
5.2 Saran..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Bahan Praktikum.................................................................................... 7
2. Alat Praktikum....................................................................................... 7
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Larva Ikan Gupi (Poecilia reticulata).................................................... 10
2. Saluran Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)............... 10
3. Chlamydomonas..................................................................................... 11
4. Botrydiopsis arhiza................................................................................ 11
5. Glenodinium cinctum............................................................................. 12
6. Microchaete tenera................................................................................ 12
7. Lagynion scherffelii................................................................................ 13
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Bahan Praktikum.................................................................................... 25
2. Alat Praktikum....................................................................................... 26
3. Rumus Metode Volumetrik.................................................................... 28
1
I. PENDAHULUAN
nusantara dan mungkin menjadi ikan yang paling melimpah di Jawa dan Bali
(Lubis,2014).
Ikan guppy mudah beradaptasi dan sangat toleran terhadap berbagai suhu dan
salinitas, bahkan di perairan yang tercemar. Ini adalah salah satu spesies terakhir
yang mampu bertahan hidup di daerah yang sangat tercemar. Ikan guppy juga
banyak ditemukan di sejumlah habitat seperti danau, sungai, bahkan dapat
ditemukan hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Warna
mencolok ikan guppy dapat berubah tergantung pada sejumlah faktor, termasuk
keberadaan ikan berbahaya seperti predator, lingkungan baru, dan perbedaan
geografis (Muttaqin,2022).
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) atau dikenal juga dengan nama ikan
gurami merupakan salah satu ikan air tawar yang populer dalam dunia perikanan
dan budidaya perikanan. Mereka mempunyai ciri mulut yang besar dan menonjol
dan dikenal sebagai ikan herbivora. Karena sifatnya yang herbivora, ikan
tambakan mempunyai sistem pencernaan yang unik dan sangat menarik untuk
dipelajari (Opastriani,2021). Sistem pencernaan merupakan aspek penting dalam
biologi ikan karena proses pencernaan berperan dalam mengubah makanan
menjadi energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Untuk lebih memahami adaptasi ikan tamba terhadap makanan yang
dikonsumsinya, maka perlu dilakukan analisis terhadap saluran pencernaannya
(Rini Anggraini,2018).
Menganalisis saluran pencernaan ikan tambakan dapat memberikan informasi
berharga tentang jenis makanan yang dikonsumsi, cara kerja proses pencernaan,
dan bagaimana ikan tersebut dapat mengoptimalkan penggunaan sumber
makanan yang tersedia di lingkungannya. Selain itu, penelitian ini juga dapat
berkontribusi pada perencanaan pakan yang lebih efektif dalam konteks budidaya
ikan tambak. Melalui praktikum ini, kami akan menganalisis saluran pencernaan
ikan tambakan untuk mengetahui jenis makanan yang terkandung dalam saluran
pencernaannya, mengamati perubahan fisik dan morfologi makanan selama proses
pencernaan serta memahami hubungan proses pencernaan dengan ekologi
tambakan ikan (Karsono,2022).
1.2 Tujuan
3
1.3 Manfaat
Praktikum biologi perikanan yang mempelajari tentang larva ikan dan analisa
saluran pencernaan ikan memberikan pemahaman yang mendalam tentang aspek
sistem pencernaan dari ikan dan juga larva ikan. Dari praktikum yang kami
lakukan materi ini memiliki banyak cara untuk pengamatan yang akan dilakukan
baik secara visual maupun dengan mikroskop. Selain itu, pemahaman tentang
larva ikan dan sistem pencernaan ikan ini juga dapat membantu para praktikan
untuk mengetahui apa saja makanan dari ikan tambakan dan juga bagaimana
bentuk larva ikan gupi pada fase pro dan post larva. Dengan demikian, praktikum
ini memiliki nilai penting dalam menentukan fase larva pada larva ikan yang di
amati juga pengidentifikasian organisme yang ada di dalam saluran pencernaan
lebih tepatnya di lambung ikan.
4
Larva ikan merupakan tahap pertama dari siklus hidup ikan dan berperan
penting dalam ekosistem perairan, budidaya ikan, dan budidaya perikanan. Secara
umum morfologi larva ikan dapat bervariasi antar spesies, namun beberapa ciri
umum biasanya diamati. Pada tahap awal, larva ikan seringkali memiliki tubuh
transparan atau semi transparan sehingga organ dalamnya dapat terlihat. Pada
tahap ini, banyak larva ikan yang masih mengandalkan kantung kuning telur yang
terletak di bagian perut, yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dari telurnya.
Namun seiring pertumbuhannya, kantung kuning ini mengecil dan larva beralih
ke makanan luar. Kebiasaan makan larva ikan sangat bervariasi antar spesies.
Kebanyakan larva ikan memakan plankton, termasuk fitoplankton (ganggang
mikroskopis) dan zooplankton (organisme mikroskopis lainnya) (Bambang,2015).
Namun, ada juga yang memakan sisa-sisa organik atau makanan yang lebih
besar tergantung spesiesnya. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain suhu air, kualitas air, dan
ketersediaan makanan. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh tentang ekologi
dan perilaku larva ikan sangat penting untuk konservasi sumber daya perairan dan
upaya budidaya ikan berkelanjutan (Luo,2017).
Larva Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan topik yang menarik dalam
konteks biologi ikan dan budidaya perikanan. Larva guppy mempunyai ciri khas
yang membedakannya dengan jenis ikan lainnya. Pada tahap larva, mereka
memiliki tubuh transparan dengan warna mencolok seperti oranye atau kuning.
Salah satu ciri khas larva guppy adalah tanda pertama mulai terbentuknya sirip
punggung dan sirip dubur pada tahap ini. Larva guppy awalnya mengandalkan
sumber makanan mikroskopis seperti flagellata dan krustasea mikroskopis di
5
tambahan yang disebut “jengkal” pada usus ikan tambakan, yang membantu
memecah selulosa yang terdapat pada makanan tumbuhan (Huda S,2019).
Hal ini memungkinkan ikan tambakan memanfaatkan sumber makanan yang
mungkin tidak dapat dicerna oleh ikan lain. Selain itu, ikan tambakan juga
memiliki dinding usus yang bersifat vaskular, yang membantu penyerapan
nutrisi secara efektif. Struktur saluran pencernaan ini merupakan hasil adaptasi
spesies terhadap pola makan vegetarian dan merupakan contoh menarik tentang
bagaimana ikan dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis makanan di lingkungan
air tawarnya (Setiawati V,2017).
Pemahaman menyeluruh tentang saluran pencernaan ikan secara umum, serta
adaptasi spesifik yang terjadi pada spesies seperti ikan tambakan, penting dalam
konteks ilmu perikanan, ekologi air tawar, dan budidaya ikan dalam akuakultur.
Saluran pencernaan merupakan salah satu sistem penting dalam tubuh ikan yang
memungkinkan mereka bertahan hidup dan berkembang di banyak lingkungan air
tawar.
7
lambung
5 Mikroskop Sebagai alat yang digunakan untuk
pengamatan plankton atau alga
yang ada pada lambung ikan
6 Object glass dan Cover glass Sebagai alat yang digunakan untuk
melakukan pengamatan di bawah
mikroskop
7 Tisu gulung Digunakan untuk membersihkan
bagian yang kotor
8 Wadah Kaca Sebagai wadah peletakan lambung
ikan yang akan diamati
9 Handphone Digunakan sebagai media
pengambilan gambar
10 Tabung pengukur Sebagai alat yang digunakan untuk
pengukur volume lambung
11 Cutter Sebagai pemotong bagian lambung
12 Pipet tetes Sebagai alat yang digunakan untuk
pengambilan sampel dari isi
lambung ikan
13 Pinset Sebagai alat yang digunakan untuk
mengeluarkan lambung dari botol
film
4.1 Hasil
4.1.1 Larva Ikan Gupi (Poecilia reticulata)
4.1.3 Chlamydomonas
Gambar 3. Chlamydomonas
4.2 Pembahasan
14
termasuk artemia dan cacing mikro. Pola makan larva guppy berkembang seiring
pertumbuhan mereka dan perubahan dalam struktur mulut mereka.
Salah satu karakteristik menarik dari guppy adalah pertumbuhannya yang
cepat. Larva guppy dapat tumbuh menjadi ikan dewasa dalam beberapa minggu
tergantung pada kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan. Guppy dikenal
sebagai ikan yang mudah berkembang biak dalam akuarium. Induk guppy betina
dapat melahirkan larva yang mandiri, bukan bertelur. Betina dapat menghasilkan
sejumlah besar larva dalam satu kali kelahiran. Guppy juga dikenal sebagai objek
penelitian dalam seleksi alam dan evolusi karena variasi warna yang besar pada
ikan ini. Beberapa larva guppy mungkin sudah menunjukkan tanda-tanda awal
warna yang akan mereka miliki saat dewasa. Larva ikan guppy memiliki peran
ekologis penting dalam ekosistem air tawar mereka. Mereka merupakan bagian
dari rantai makanan perairan dan merupakan sumber makanan bagi ikan dan
organisme air tawar lainnya.
Larva ikan gupi yang didapatkan setelah melakukan stripping pada induk
ikan gupi dengan cara mengurut induk ikan mulai dari dada mengarah ke anus.
Kemudian ambil salah satu larva ikan yang telah keluar dari induk ikan lalu
lakukan pengamatan dibawah mikroskop untuk mengamati apakah larav tersebut
masuk ke dalam fase pro larva yang belum terbentuk mulut dan belum mulai
berfungsi organ – organ pada larva tersebut atau post larva yang sudah mulai
terbentuk sempurna dan organ – organ yang sudah mulai berfungsi.
4.2.3 Chlamydomonas
Kerajaan : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlamydomonadales
Famili : Chlamydomonadaceae
Genus : Chlamydomonas
Spesies : Chlamydomonas reinhardtii.
Organisme Chlamydomonas adalah genus mikroalga yang termasuk dalam
kelompok alga hijau. Organisme ini memiliki ciri morfologi yang khusus, yaitu
sel mikroskopis dengan dua flagela yang bergetar, yang berperan dalam bergerak
dan berorientasi pada sumber cahaya pada saat fotosintesis. Chlamydomonas
dapat ditemukan di berbagai habitat perairan, termasuk air tawar dan air laut, serta
mampu hidup dalam kondisi ekstrim seperti air asam atau hangat (Rini,2019).
Selama siklus hidupnya, Chlamydomonas bereproduksi secara seksual dan
aseksual, melibatkan peleburan berbagai jenis sel atau pembelahan sel tunggal.
Fotosintesis merupakan proses utama yang dilakukan oleh Chlamydomonas,
dimana mereka menggunakan pigmen fotosintesis seperti klorofil untuk
mengubah energi matahari menjadi energi kimia dalam bentuk gula dan oksigen
(Sukandar,2016).
Di alam, mereka memainkan peran ekologis yang penting sebagai produsen
utama dalam rantai makanan perairan, menyediakan nutrisi bagi herbivora dan
menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengurangi tingkat nutrisi yang
berlebihan. Selain itu, Chlamydomonas juga digunakan sebagai subjek penelitian
di berbagai bidang, termasuk biologi sel, genetika, dan produksi biofuel karena
kemampuannya dalam mengakumulasi minyak. Secara keseluruhan,
Chlamydomonas merupakan organisme menarik yang memainkan peran penting
dalam ekologi perairan dan penelitian ilmiah.
18
Kerajaan : Plantae
Divisi : Rhodophyta (Alga Merah)
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Ceramiales
Famili : Rhodomelaceae
Genus : Lagynion
Spesies : Lagynion scherffelii
Alga Lagynion scherffelii merupakan alga yang termasuk dalam kelompok
alga merah, dengan karakteristik dan peran unik dalam ekosistem perairan. Alga
jenis ini banyak ditemukan di perairan tawar, seperti danau, rawa, dan sungai,
serta terkadang dapat hidup di lingkungan payau. Morfologi Lagynion scherffelii
meliputi bentuk sel seperti sarang dan sering membentuk koloni yang padat. Alga
jenis ini mampu melakukan fotosintesis dan menggunakan pigmen fotosintesis
seperti klorofil dan fikobiliprotein untuk menangkap sinar matahari dan
mengubahnya menjadi energi kimia berupa gula dan oksigen (Kusumawati
A,2019).
Aspek menarik dari Lagynion scherffelii adalah perannya sebagai tempat
berlindung bagi organisme mikroskopis lainnya. Sel sarang yang mereka bentuk
dapat menjadi tempat berlindung bagi bakteri, protozoa, dan organisme
mikroskopis lainnya yang hidup di sana. Hal ini menciptakan ekosistem mikro
yang kompleks dan penting di wilayah air tawar. Lagynion scherffelii juga
mungkin berperan dalam mengendalikan kualitas air dan ketersediaan nutrisi di
ekosistem perairan. Mereka dapat menangkap partikel organik dan mineral dari
air, yang dapat mempengaruhi kualitas air dan komposisi kimia perairan di
sekitarnya. Secara keseluruhan, Lagynion scherffelii merupakan spesies alga
merah yang berperan khusus dalam ekosistem air tawar. Mereka adalah rumah
bagi organisme mikroskopis yang berperan dalam siklus nutrisi perairan dan
mempengaruhi kualitas air di lingkungannya (Setyowati,2018).
21
5.1 Kesimpulan
Dalam laporan ini, saya telah menjelaskan klasifikasi ilmiah dan karakteristik
organisme-organisme yang beragam, mulai dari ikan guppy (Poecilia reticulata)
yang dikenal dengan reproduksi cepatnya dan variasi warna menariknya, ikan
tambakan (Helostoma temminckii) dengan mulut besar khasnya, mikroalga
Chlamydomonas yang berperan dalam fotosintesis dan sebagai subjek penelitian
ilmiah, alga bersel tunggal Botrydiopsis arhiza dengan adaptasi pencernaan yang
unik, fitoplankton Glenodinium cinctum yang penting dalam rantai makanan laut,
alga hijau Microchaete tenera yang tumbuh di air tawar, dan alga merah Lagynion
scherffelii yang membentuk sel sarang dan berperan dalam ekosistem mikro
perairan. Setiap organisme memiliki peran penting dalam ekologi dan
22
5.2 Saran
Agar praktikan dapat melakukan praktikum larva ikan dan analisa saluran
pencernaan ikan ini dengan lancar tanpa hambatan diharapkan untuk para
praktikan bersungguh-sungguh dalam melakukan proses selama praktikum
berlangsung terutama pada saat perhitungan volume lambung, pengenceran dan
volume makanan pada analisa isi saluran pencernaan. Dan juga pada saat
pengamatan identifikasi alga, plankton dan fitoplankton yang ada pada sisa isi
lambung. Tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang perikanan di
era sekarang, diharapkan juga sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kegiatan praktikum yang dilakukan untuk mengamati organisme – organisme
yang ada dan juga perhitungan pada lambung dan makanan ikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
120-132.
Suhendar, E. W. (2019). Interaksi Glenodinium cinctum dengan organisme laut
lainnya : implikasi bagi ekosistem Karang. Jurnal Ekologi Ekosistem Laut,
32-45.
Sukandar, Y. K. (2016). Karakteristik dan Manfaat Alga Mikroskopis
Chlamydomonas dalam Penelitian Biologi dan LingkungaP. Jurnal
Biologi Perikanan, 51-59.
Tomi Malik, M. S. (2019). Maskulinisasi ikan guppy (Poecilia reticulata) melalui
penggunaan air kelapa (Cocos nucifera) dengan konsentrasi berbeda.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 13-24.
Widigdo, H. S. (2017). Aspek Ekologi dan Konservasi Larva Ikan di Ekosistem
Perairan. Jurnal Lingkungan dan Perairan, 150-162.
25
LAMPIRAN
Handphone Cutter
Mikroskop
Metode Volumetrik :
n 2
Vi = ( ) × Vp = ( ) × 1,5 = 0,4 × 1,5 = 0,6
εn 5
n 2
Vi = ( ) × Vp = ( ) × 1,5 = 0,4 × 1,5 = 0,6
εn 5
n 1
Vi = ( ) × Vp = ( ) × 1,5 = 0,2 × 1,5 = 0,3
εn 5
n 3
Vi = ( ) × Vp = ( ) × 1,5 = 0,6 × 1,5 = 0,9
εn 5
n 2
Vi = ( ) × Vp = ( ) × 1,5 = 0,4 × 1,5 = 0,6
εn 5