Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

“PENENTUAN UMUR IKAN KEMBUNG (Restrelliger Sp)

OLEH :
PUTRI NADIA AHMAD
2104113943
ILMU KELAUTAN
SENIN/SESI 2 /13.30 WIB
KELOMPOK 1
ANNISA JULITA

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin dan kehendaknya penulis mampu menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum
Biologi Perikanan dengan judul “ Penentuan umur ikan kembung (Restrelliger
Sp)” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penyusunan laporan praktikum ini merupakan proses dimana penyusun


telah melakukan praktikum mengenai penentuan umur ikan yang melibatkan
berbagai pihak dan asisten pengajar yang telah memberikan kesempatan beserta
pengarahan kepada penulis dalam praktikum dan penulisan laporan ini.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten


pembimbing yaitu kakak Annisa julita yang telah banyak membantu, memberi
saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan dan penulisan
laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kepada
pembaca.

Pekanbaru, 09 Oktober 2022

Putri Nadia Ahmad

i
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................. 5
3.3 Metode Praktikum ........................................................................ 5
3.4 Prosedur Praktikum ...................................................................... 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ............................................................................................. 7
4.2 Pembahasan .................................................................................. 8

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................. 10
5.2 Saran ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Kembung (Restrelliger Sp) ............................................................ 7


2. Otolith Ikan Kembung sebelum di asah ................................................. 8
3. Otolith Ikan Kembung setelah di asah ................................................... 8

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat Praktikum .............................................................................. 12


2. Bahan Praktikum ........................................................................... 13

iv
5
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi Perikanan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
seluk beluk dan cara pertumbuhan ikan. Biologi perikanan itu sendiri terbagi lagi
menjadi dua bagian yakni biologi ikan dan dinamika populasi ikan. Biologi ikan
khusus mempelajari tentang kehidupan ikan-ikan yang berupa pertumbuhan ikan,
tentang bagaimana ikan-ikan dalam suatu populasi melakukan pemijahan, tumbuh
dan makan. Dinamika populasi ikan khusus mempelajari perubahan populasi ikan,
tentang bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak
keturunan. Dalam melakukan penilitian biologi perikanan yang perlu diperhatikan
adalah keadaan hidrografik menyangkut faktor fisika, kimia dan biologi dalam
wilayah perikanan tersebut seperti mengetahui bagaimana ikan-ikan dalam populasi
itu memijah, bagaimana kecepatan populasi itu tumbuh, mati dan memperbanyak
serta bagaimana ikan tersebut makan yang merupakan ilmu yang sangat penting
dalam kegiatan pelestarian stok ikan.

Penentuan umur ikan merupakan sesuatu yang sangat penting terutama untuk
menunjang keperluan penelitian di bidang Biologi perikanan. Data umur yang
dihubungkan dengan panjang dan berat ikan dapat memberikan informasi mengenai
komposisi populasi, umur ikan pada saat gonadnya masak pertama kali, lama hidup
mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi.

Umur adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari suatu
spesies ikan sampai saatnya individu spesies ikan itu mengalami kematian secara
alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya
(Manda, et al. 2022). Studi mengenai pengukuran atau penentuan usia ikan yang
terpercaya adalah dengan metodeotolith.Penggunaanotolithsebagai salah satu
teknik untukmenduga umur ikan sudah digunakan sejak tahun 1899 dengan melihat
lingkaran otolith tahunan (Campana 1985; Effendie, 1997).

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini yaitu mahasiswa dapat menentukan umur pada
ikan kembung (Restrelliger Sp ) melalui pengamatan otolit pada ikan menggunakan
mikroskop.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah menjadikan praktikan lebih
teliti dan berhati-hati dalam meneliti suatu objek (Otolit ikan) dan menjadikan
pengamatan terhadap objek sebagai suatu pengalaman yang berharga dan
menambah wawasan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur hingga dia
dewasa. Penentuan usia ikan dapat dilihatt pada bagian-bagian tubuh yang keras.
Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur suatuindividu ikan tersebut
menurut (Lagler et aldalam Pulungan, 2006) yaitu sisik kunci, tulang vertebrae,
tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholit.

Penentuan umur suatu individu ikan dapatdilakukan melalui baberapa cara yaitu-
Cara langsung, cara ini hanya dapat dilakukanpada individu spesies ikan budidaya-
Cara tidak langsung yaitu pada individu spesiesikan yang masih hidup diperairan
alami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara
yaitu:

a. Metode frekuensi panjang (metoda peterson) yaitu melalui pengukuran panjang


ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang
hidup di daerah tropis (Pulungan, 2006). Ikan mempunyai satu umur tersendiri
membentuk suatu distribusi normal. Sektor panjang rata-ratanya, bila frekuensi
panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan membentuk beberapa puncak.
Puncak inilah yang dipakai tanda kelompok umur ikan. Untuk ikan yang lain masa
pemijahan panjang menyebabkan terdapat pertumpuan ukur dari umur yang
berbeda (Effendie,1997).

b. Denganmempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) pada


bagian-bagian tubuh yang keras, seperti sisik. Dari bermacam-macam hanya sisik
cicloid dan ctenoid yang dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.

Metode penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda tahunan pada bagian


tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropis. Karena ikan-ikan yang
hidup di daerah subtropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana
pada musim dingin pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama
sekali. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, vertebrae, tulang

3
operculum, duri sirip, dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan
sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya membentuk annulus (Manda, et al, 2022).

Suhu perairan di daerah tropis relatif stabil sepanjang tahun, sehingga perubahan
suhu antar musim tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan pertumbuhan ikan.
Selain itu, musim pemijahan pada beberapa spesies ikan berlangsung lama,
akibatnya perbedaan

kelas ukuran panjang pada tiap kohort sering terlihat tidak jelas (Watanabe 2000).
Ikan yang menjadi target utama tangkapan di daerah tropis umumnya berumur
panjang, jenisnya banyak, mencapai ukuran maksimum pada umur yang relatif
muda (Green et al. 2009). Salah satu cara untuk menentukan umur ikan bertulang
sejati melalui analisis bagian terkeras ikan, misalnya otolit, sisik, duri keras, atau
tulang vertebra (Brothers et al. 1976, Campana & Neilson 1985, dan Campana et
al. 1987). Analisis otolit untuk menentukan umur ikan dapat di terapkan terhadap
ikan bertulang sejati pada berbagai umur (Pannella 1971).

Otolith adalah sekumpulan calcium carbonate yang terletak di tulang dalam dari
telinga ikan. Otolith ini menyimpan semua histori kehidupan dan lingkungan yang
merekontruksi parameter lingkungan seperti temperatur dan salinitas (Darmanto,
2019). Otolith merupakan organ yang sangat penting, karena melalui otolith ini
dapat diketahui jenis ikan, pertumbuhan dan lingkungan, serta sejarah
kehidupannya, misalnya umur, reproduksi, dan bahkan juga proses migrasinya
(Roumillat, 2004).

Otolith atau batu telinga merupakan struktur yang konsisten merekam peristiwa
harian pada tahap awal kehidupan dalam kejadian-kejadian tahunan sepanjang
hidup seekor ikan. Pertumbuhan kalsium karbonat setiap tahunnya akan
membentuk lingkaran umur, hal ini disebabkan adanya penegendapan disekeliling
batu telinga sehingga membentuk suatu lingkaran (Stevenson dan Campana, 1992
dalam Putra, 2009). Otolith (Sagita) pada ikan berjumlah satu pasang yang proses
pengambilannya dari dalam kepala ikan lebih sulit serta memiliki kerentanan rusak
besar karena tipis dan mudah patah (Putra, 2009).

4
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 Oktober 2022 pukul
13.30 WIB. Adapun pratikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah nampan, hot plat, batu asahan, alat tulis,
mikroskop, kaca objek, tissue gulung dan buku penuntun praktikum Biologi
Perikanan. Bahan yang digunakan adalah otolith ikan kembung (Restrelliger Sp),
crystal bond, air (aquades).

3.3 Metode Praktikum

Dalam melakukan praktikum, pengamatan menggunakan metode tidak langsung


yaitu metode dengan melihat bagian tubuh ikan yang keras yaitu tulang otolith.

3.4 Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum ini dimulai dari:


1. Persiapkan alat dan bahan praktikum
2. Ambil sepotong kecil crystal bond dan letakkan diujung objek glass
dan dipanaskan sampai meleleh diatas hot plat.
3. Setelah crystal bond meleleh letakkan otolit dengan posisi inti otolit
tepat pada garis tepi objek glass (atau setengah dari otolit tidak
menempel pada objek glass).
4. Biarkan crystal bond mengeras sehingga otolit melekat kuat.
5. Bagian otolit yang tidak menempel pada objek glass diasah
menggunakan batu asahan yang terendam didalam nampan yang
berisikan air.

5
6. Kemudian panaskan kembali crystal bond dan letakkan pada bagian
tengah objek glass.
7. Letakkan otolit yang tinggal setengah tersebut pada crystal bond
yang meleleh dengan posisi tegak.
8. Otolit diasah lagi sampai didapatkan potongan melintang, amati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini didapat bahwa klasifikasi Ikan Kembung


(Restrelliger Sp) sebagai berikut :

Nama Lokal : Ikan Kembung


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percamorphy
Famili : Scombridae
Genus : Restrelliger
Spesies : Restrelliger Sp

Gambar 1. Ikan Kembung (Restrelliger Sp)

7
Pada praktikum ini, untuk mengetahui umur ikan dilakukan pengamatan dengan
cara mengamati otolith dibawah mikroskop. Berikut adalah otolith

(Helostoma temminckii)

2. Otolith sebelum diasah 3. Otolith sesudah diasah

4.2 Pembahasan

Umur adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari
suatu spesies ikan sampai saatnya individu spesies ikan itu mengalami kematian
secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya
(Manda, et al, 2022). Penentuan umur ikan dapat dilakukan dengan cara
mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) pada bagian
tubuh yang keras seperti, sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal
duri sirip dada, tulang otolith (Manda, et al, 2022).

Studi mengenai pengukuran atau penentuan usia ikan yang terpercaya adalah
dengan metodeotolith.Penggunaanotolithsebagai salah satu teknik untukmenduga
umur ikan sudah digunakan sejak tahun 1899 dengan melihat lingkaran otolith
tahunan (Campana 1985; Effendie, 1997). Tahapan pengukuran umur ikan ini
menjadi aspek yang penting karena mempunyaiketerkaitan dengan pertumbuhan
dan kelangsungan hidup ikan (Habibie, 2014).

8
Otolith atau batu telinga merupakan struktur yang konsisten merekam peristiwa
harian pada tahap awal kehidupan dalam kejadian-kejadian tahunan sepanjang
hidup seekor ikan. Pertumbuhan kalsium karbonat setiap tahunnya akan
membentuk lingkaran umur, hal ini disebabkan adanya penegendapan disekeliling
batu telinga sehingga membentuk suatu lingkaran (Stevenson dan Campana, 1992
dalam Putra, 2009).

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan pada otolith Ikan Kembung


(Restrelliger Sp) didapati bahwa terdapat garis berwarna gelap pada otolith ikan
yang berarti ikan tersebut hidup didaerah yang tercemar, dan otolith mengalami
tekanan saat dewasa karena pengaruh lingkungannya.

9
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Umur adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari
suatu spesies ikan sampai saatnya individu spesies ikan itu mengalami kematian
secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya.
Studi mengenai pengukuran atau penentuan usia ikan yang terpercaya adalah
dengan metode otolith. Otolith atau batu telinga merupakan struktur yang konsisten
merekam peristiwa harian pada tahap awal kehidupan dalam kejadian-kejadian
tahunan sepanjang hidup seekor ikan.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan pada otolith Ikan Kembung
(Restrelliger Sp) didapati bahwa terdapat garis berwarna gelap pada otolith ikan
yang berarti ikan tersebut hidup didaerah yang tercemar, dan otolith mengalami
tekanan saat dewasa karena pengaruh lingkungannya.
5.2 Saran
Praktikum Biologi Perikanan yang dilaksanakan di Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan Dan Kelautan telah memberikan banyak manfaat dan ilmu yang
berguna bagi para mahasiswa, akan tetapi agar kegiatan praktikum dan hasil laporan
praktikum terselesaikan dengan maksimal alangkah baiknya jika fasilitas di tambah
agar praktikan tidak meminjam dari meja ke meja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Brothers EB, Matthews CP, Laskers R. 1976. Daily growth increments in otoliths
from larval and adults fishes. Fishery Bulletin, 74(1): 1-8.

Campana SE, Neilson JD. 1985. Microstructure of fish otoliths. Canadian Journal
of Fisheries and Aquatic Sciences, 42(5): 1014-1032.

Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara :


Bogor.

Green BS, Mapstone BD, Carlos G, Begg G. 2009. Introduction to otoliths and
fisheries. In Green BS, Mapstone BD, Carlos G, Begg G. Tropical Fish
Otoliths: Information for Assessment, Management and Ecology. pp. 1-22.

Manda et al. 2022. Buku Ajar Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru.

Manda et al. 2022. Buku Ajar Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru.

Pannella G. 1971. Fish otolit: daily growth layer and periodical patterns. Science
1173: 1124-1127.

Putra, R. M. (2009). Pola Lingkaran Pertumbuhan Otolith Ikan Gabus (Channa


striata) di Perairan Sungai Siak Provinsi Riau, Berskala Perikanan Tertubuk,
37(2)

Watanabe T. 2000. Lunar cyclic spawning of a mouthbrooding cichlid


Cyprichromis leptosoma, in Lake Tanganyika. Ichthyology Research, 47(3):
307-310

11

Anda mungkin juga menyukai