OLEH:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan
kehendaknya penulis mampu menyelesaikan penulisa Makalah Sistem Informasi
Geografis “Penginderaan Jauh Dalam Bidang Kelautan” dapat terselesaikan tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
yang telah banyak membantu, memberi saran, bimbingan serta petunjuk selama
pembelajaran dilaksanakan dan penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan kepada pembaca.
Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3 Tujuan Dan Manfaat.................................................................... 1
II. PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN
2.1 Definisi Penginderaan Jauh.......................................................... 2
2.2 Penginderaan Jauh Untuk Pembangunan Sektor
Kelautan............................................................................................. 2
2.3 Penerapan Teknologi Penginderaan Jauh di Bidang Kelautan
Indonesia............................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Dalam sejarah, laut terbukti telah mempunyai berbagai-bagai fungsi, antara lain sebagai
sumber makanan bagi umat manusia, sebagai jalan raya perdagangan, sebagai sarana untuk
penaklukan, sebagai tempat pertempuran- pertempuran, sebagai tempat bersenang-senang dan
rekreasi dan sebagai alat pemisah dan pemersatu bangsa.1 Semakin berkembang pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang pada abad ini, mengakibatkan fungsi laut telah
meningkat dengan ditemukannya bahan-bahan tambang dan galian yang berharga didasar laut
dan setiap usaha mengambil dan mengeruk kekayaan alam baik yang ada di permukaan laut
maupun kekayaan yang ada di dasar laut dibawahnya.
Indonesia sebagai suatu Negara Kepulauan dengan penduduk pantai yang besar
jumlahnya,2 serta begitu luasnya wilayah pantai Indonesia menjadi alasan yang kuat bagi
penduduk Indonesia sendiri secara maksimal memanfaatkan kekayaan laut yang ada di setiap
wilayah kepualauannya. Kekayaan berupa Sumber daya hayati yang terdapat di dalam laut
tersebut sangat beragam mulai dari berbagai jenis ikan yang kaya protein, terumbu karang,
aneka bahan tambang, dan masih banyak lagi
.Potensi sumberdaya alam ini perlu dikelola denganbaik agar dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi kesejahteraan Indonesia dengan tetap memperhatikan dan melakukan
usaha untuk menjaga kelestariannya. Penginderaanjauh yang diperlukan dengan Sistem
Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan sebagai alat teknologi untuk memperoleh
informasi tentang
suatu objek secaracepat dan akurat, termasuk objek-objek di wilayah pesisir dan lautan.
Penginderaanjauh menjadi salah satu alternatif memperoleh informasi yang cepat, tepat
dan murah. Penginderaanjauh adalah ilmu untuk memperoleh informasi fenomena alampada
objek (permukaan bumi) yang diperoleh tanpa kontak langsung dengan objek permukaan
bumi, tetapi melalui pengukuran pantulan (reflection) ataupun pancaran (emision) oleh media
gelombang elektromagnetik (Suwargana, 2013). Aplikasi pengindraan jauh mampu dalam
menyadap informasi secara detail, karena memberikan resolusi spasial yang cukup tinggi.
Informasi tersebut dapat berupa liputan vegetasi, kepadatan bangunan, jarak permukiman
terhadap jalan utama dan industri yang merupakan beberapa parameter penentu tingkat
kenyamanan pemukiman. Pemnfaatan SIG digunakan untuk menganalisis paramter yang
berpengaruh dalam memvisualisasikan ke bentuk peta (Maru, 2016).
Penulisan makalah ini bertujuan umtuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Geografi, juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta bahan
referensibagi pembaca.
II. PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN
welling. Suhu permukaan laut dapat diperoleh dari pengukuran langsung atau dari ekstraksi
data satelit penginderaanjauh (Winarso, dkk, 2014).
Dengan adanya data SPL dapat dimungkinkan prediksi pergerakan ikan dan kondisi aman
saat penangkapan ikan, informasi yang demikian sangat diperlukan bagi nelayan agar dapat
memperoleh hasil penangkapan ikan yang maksimal saat kondisi cuaca laut yang aman untuk
berlayar. Dapat pula digunakan bagi armada kapal laut yang membawa penumpang untuk
melakukan perjalanan sehingga lebih aman dan mengurangi terjadinya kecelakaan
transportasi laut.
2. Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir dan Pengembangan Budidaya Laut
Dengan kepemilikian lautan yang luas dan pulau-pulau yang memilki karakter tersendiri,
mengandung potensi perikanan dan potensi hasil laut lainnya yang melimpah, dan untuk
menjaga keberlanjutannya diperlukan pembudidayaan yang tepat. Informasi yang berkaitan
dengan pengembangan budidaya laut diantaranya adalah informasi lokasi ideal bagi
pengembangan budidaya laut (Sulma, 2005).
Penerapan teknologi penginderaan jauh di bidang kelautan Indonesia saat ini sangat
banyak dilakukan, salah satunya adalah metode pendeteksian karakteristik atau habitat dasar
perairan dangkal. Penggunaan dengan metode konvensional menyebabkan pemetaan dasar
perairan dangkal memerlukan waktu yang lama, dan biaya yang relatif mahal. Contoh
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang pernah menggunakan penginderaanjauh dalam
pemetaannya adalah Siregar (2010) menggunakan citra QuickBird adalah untuk memetakan
dasar perairan dangkal di Kepulauan Seribu; Restuning & Handayani (2007) dengan
menggunakan data citra dari USGS tahun 1973-2006 dalam hasilpemetaan pola gempa bumi
di Indonesia; Usman et al., (2005) dengan menggunakan citra Lansat TM dalam penelitian
sedimentasi perairan lagoon Segara Anakan; dan Simbolon (2010) menggunakan data citra
modis dalam menentukan daerah penangkapan ikan cakalang melalui analisis Suhu
Permukaan Laut (SPL) di Teluk Pelabuhan Ratu. Penelitian tentang Pemanfaatan Citra
Landsat 8 pernah dilakukan untuk memetakan persebaran lamun di wilayah pesisir Pulau
Batam oleh Sari & Lubis (2017). Pemetaan parameter oseanografi fisik menggunakan citra
landsat 8 di wilayah perairan Nongsa Pulau Batam oleh Lubis & Daya (2017), dan Pemetaan
potensi kekeringan lahan seluruh Pulau Batam, dengan menggunakan teknik Sistem
Informasi Geografis dan penginderaanjauh oleh Aprilliyanti & Zainuddin (2017).
Pendekatan penginderaan jauh kelautan dengan parameter oseanografi sangat sering
5
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Banyaknya penelitian pesisir dan kelautan yang memanfaatkan Penginderaan Jauh dan
SIG telah menandakanbahwa negara Indonesia memilikipakar-pakaryang handal dalam
kemaritiman, untuk itu perluaplikasinyata dari hasil penelitian-penelitian tersebut dalam
bentuk kegiatanyang aplikatif bagimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Angkotasan, A.M., I.W. Nurjaya dan N.M.N. Natih. 2012. Analisis perubahan garis pantai di
pantai barat daya Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. JurnalIlmudan
Teknologi Kelautan Tropis. 3 (1): 11-22.
Aprilliyanti, T. dan M. Zainuddin . 2017. Pemetaan Potensi Kekeringan Lahan se-pulau
Batam menggunakan Teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
Penginderaan Jauh. Majalah Geografi Indonesia, 31(1), 91-94.
Lillesand and Kiefer, (1979), Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and
Sons, New York.
Lubis, M.Z.Z. dan A.P. Daya. 2017. Pemetaan Parameter Oseanografi Fisik Menggunakan
Citra Landsat 8 di Wilayah Perairan Nongsa Pulau Batam. Jurnal Integrasi,
9(1), 9-15.
Murti BS, S.H., (2011). Kajian Data Penginderaan Jauh Multiresolusi untuk Identifikasi Fitur
Tipologi Pesisir. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah
Mada
Pigawati, B. (2005). Identifikasi Potensi dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir Pulau - Pulau
Kecil dan Laut Kabupaten Natuna - Provinsi Kepulauan Riau. JurnalIlmu
Kelautan. Desember 2005. Vol. 10 (4) : 229 -236. Universitas Diponegoro
Purba M dan I. Jaya. 2004. Analisis perubahan garis pantai dan penutupan lahan antara Way
Penet dan Way Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. JurnalIlmu-ilmu
Perairandan Perikanan Indonesia. 11 (2): 109-121.
Restuning, D.G dan L. Handayani. 2007. Pemetaan Pola Terjadinya Gempa Bumi di
Indonesia Dengan Metode Fraktual. Jurnal Riset Geologi Dan Pertambangan.
17(2): 51-56.
Sakka, M. Purba, I.W. Nurjaya, H. Pawitan dan V.P. Siregar. 2011. Studi perubahangaris
pantai di Delta Sungai Jeneberang, Makassar. JurnalIlmudan Teknologi
Kelautan Tropis. 3 (2): 112-126.
Sari, D.P. dan M.Z. Lubis. 2017. Pemanfaatan CitraLandsat 8 Untuk Memetakan
Persebaran Lamundi Wilayah Pesisir Pulau Batam. Jurnal Enggano, 2(1), 39-
45.
Sarno. (2013). Model Diseminasi Informasi Geospasial Pulau-Pulau Kecil Terluar Berbasis
Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Google Mapping System. Jurnal
PenginderaanJauh. Vol. 10 No. 2 Desember 2013 :59-70.
8