Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

MATA KULIAH NAVIGASI

Oleh :

HAMZAH
2010713210002

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
PERIKANAN TANGKAP
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta hidayah-Nya sehingga
Laporan Praktik Lapang Navigasi Ikan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Navigasi, yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan praktikum.
Praktikan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu praktikan mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktik lapang kepelautan ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, April 2022

Praktikan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
BAB 3 METODE....................................................................................................................3
3.1 Waktu Dan Tempat......................................................................................................3
.3.2 Pengumpulan Data.....................................................................................................3
3.3 Prosedur Kerja.............................................................................................................3
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHSAN.....................................................................................4
4.1 hasil...............................................................................................................................4
4.2 pembahasan..................................................................................................................5
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................13
5.1 kesimpulan..................................................................................................................13
5.2 saran............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................vi

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ketersediaan metode dan teknologi untuk mencari daerah potensi penangkapan ikan
melalui berbagai media informasi yang sudah tersedia saat ini seperti layanan
internet,radio,dan gps masih memiliki keterbtasan akses teknologi,biaya yang cukup tinggi
serta kerumitan penggunaan layanan tersebut, sehingga nelayan jarang
menggunakannya.selain itu, data yang didapatkan kurang aktual, karena selang waktu nelyan
memperoleh data dan nelayan menjaring ikan cukup lama. Hal ini mwmungkinkan kumpulan
ikan sudah berpindah tempat.
Indonesia mengadopsi kententukan food and agriculture organization (FAO) yang seharus
nya sistem monitoring posisi kapal Vessel Monitoring System (VMS) untuk melakukan
pengawasan terhadap kapal-kapal penangkapan ikan dan untuk mencegah penangkapan ikan
secara ilegal (FAO,1998). Namun VMS ternyata tidak dapat diterapkan untuk kapal
berukuran dibawah 100 GT, karena biaya oprasional nya cukup mahal. Atas dasar nilai
kemudian dikembangkan suatu sistem komunikasi data alternatif yang merupakan
implementasi sistem komu nikasi untuk kapal mlaut brbasis data yang dikirim melalui Very
High Frequency (VHF). Sitem ini memiliki kelebihan tidak hanya melaporkan informasi
posisi kapal,tetapi juga berbagai informasi penting yang dikirim dari ke pusat kendali
sehingga membantu nelayan memperoleh informasi dengan biaya yang terjangkau dan sistem
yang lebeih sederhana.(Afifandi,2007)

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui nama-nama alat navigasi


2.Untuk mengetahui fungsi alat navigasi
3.Untuk mengetahu alat navigasi apa saja yang bisa digunakan oleh kapal di bawah
100GT.

1
2
BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA

Pada kondisi terdahulu, istilah navigasi digunakan untuk menentukan perjalanan di laut
bebas hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan
atau menentukan tempat kedudukannya setepat mungkin dengan cara mengamati, mengenali dan
mempelajari keadaan sekitar selama perjalanan dilakukan.
Sekarang alat navigasi sudah mengalami perkembangan sehingga terdapat beberapa jenis
perangkat navigasi lain yaitu perangkat navigasi yang terhubung dalam navigasi elektronik
sering digunakan karena perannya cukup dibutuhkan untuk hasil yang akurat dan penggunaannya
lebih praktis mengingat medan kedudukan yang ingin dicari terkadang tidaklah selalu aman.
Menyadari betapa pentingnya hal diatas, maka diperlukan adanya pengulasan lebih lanjut
mengenai alat navigasi elektronik dan konvensional dan beberapa ini akan diulas tentang alat
navigasi elektronik dan juga alat navigasi konvensional.
Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan keselamatan
berlayar guna mendukung angkutan laut yang merupakan penunjang dan pendorong
pertumbuhan ekonomi Nasional. Untuk itu kegiatan kenavigasian diupayakan agar mampu
mencakup seluruh perairan Indonesia yang dinilai riskan terhadap keselamatan berlayar sesuai
kondisi dan situasi pada masing-masing perairan, serta untuk memenuhi persyaratan
Internasional (Djunarsjah, 2005).
Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami
yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan/atau
haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk kepentingan
keselamatan berlayar.

3
BAB 3 METODE

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktik lapang dilaksanakan mulai tanggal 26 Maret 2022 hingga 27 Maret 2022.
Tempat pelaksanaan di desa muara kintap

Praktik lapang yang kedua dilaksanakan pada tanggal 20 april 2022 tempat
pelaksanaan di kantor Distrik Navigasi2 Banjarmasin.

.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data di lakukan wawancara langsung dengan responden.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur praktik yang digunakan adalah metode pengamatan langsung (observasi) dan
wawancara (interview) dengan dengan bantuan kuisioner. Kegiatan praktik meliputi kegiatan
pengumpulan data, penyusunan dan analisa data dan penarikan kesimpulan. Data yang
dikumpulkan dari data primer. Data primer diperoleh langsung dari responden yang dipilih
secara sengaja (purposive sampling).

4
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 hasil

Nama : Nelayan Bhakti


Nama Pemilik Kapal : H.Ramli
Alamat : Desa Muara Kintap
1.
Nama Alat-Alat Navigasi :
1. Kompas
2. HT Orari
3. GPS
4. Radio

Nama : Suma Indra Bayu


Nama Pemilik Kapal : KN.Kunyit GT.1134
Alamat : Pelabuhan Navigasi di Kantor Distrik Navigasi Kelas II
Banjarmasin Jl.Mantuil Permai No.01 RT.13 RW.02 Kelurahan Mantuil Kecamatan
Banjarmasin Barat.

Nama Alat-Alat Navigasi :


1. Radar
2. AIS
3. ACDIS
4. Echo Sounder
5. Navigational Lights
6. Marine VHF
7. Radio
8. Speed & Distance Log Device
9. Peta
10. Automotif Tracking Aid
11. Radder Angle Indicator
12. Telegraf
13. GPS

5
4.2 pembahasan

1. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan
melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah
Utara Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta Kompas magnet adalah
alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan
rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.

2. HT Orari
Alat ini difungsikan untuk berkomunikasi antar nelayan atau bisa juga
dupergunakan di kapal navigasi.

3. GPS

6
Global Positioning System atau yang biasa disingkat dengan GPS  adalah alat
navigasi elektronik yang menerima informasi dari 4 - 12 satelit sehingga GPS bisa
memperhitungkan posisi di mana kita berada di Bumi. Satelit GPS tidak mentransmisikan
informasi posisi kita, yang ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak penerima
GPS kita dari satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS kita dan hasilnya
ditampilkan kepada kita.
GPS sebenarnya adalah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang
memberinya nama resmi NAVSTAR (NAVigation Satellite Timing And Ranging). Bagian
utama dari sistem GPS adalah 24 satelit yang mengorbit Bumi di ketinggian 20.200
kilometer. Orbit satelit dirancang sehingga setiap titik di Bumi dapat melihat paling
sedikit empat satelit pada setiap saat
Tiap satelit mengitari bumi kira-kira sekali dalam 12 jam dengan kecepatan sekitar
11.000 kilometer per jam. Satelit GPS mempunyai panel-panel pengumpul tenaga
Matahari untuk membangkitkan energi listrik yang diperlukannya. Selain itu juga ada
baterai yang menyimpan tenaga listrik dan mempergunakannya saat satelit tidak
memperoleh sinar Matahari.

4 Radio
Baik radio maupun navigasi. Ada beberapa metode yang hanya menggunakan peralatan
gelombang radio (radar, altimeter radio, dll.) Yang dipasang di badan seluler seperti

7
kapal, dan metode yang menggunakan stasiun penanda landmark atau fasilitas bantuan
navigasi dengan navigasi menggunakan radio teknologi.

5. Radar
Radar sangat bermanfaat dalam navigasi kapal laut dan kapal terbang modern sekarang
dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/awan yang dihadapi
di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depan pesawat/kapal. Radar
(radio detection and ranging), adalah sistem 7 yang digunakan untuk mendeteksi,
mengukur jarak dan membuat map bendabenda seperti pesawat hujan. Istilah radar
pertama kali digunakan pada tahun 1941, yang menggantikan RDF (Radio Directon
Finding). Gelombang radio kuat dikirim dari sebuah penerima mendengar gema yang
kembali. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantul gema yang ditentukan
lokasinya dan kadang-kadang ditentukan jenisnya. Walaupun sinyal yang diterima kecil,
tapi radio sinyal dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat. Gelombang radio radar
dapat diproduksi dengan kekuatan yang diinginkan, dan mendeteksi gelomb ang yang
lemah, dan kemudian diamplifikasi (diperkuat) beberapa kali. Oleh karna itu radar
digunakan untuk mendeteksi objek jarak jauh yang tidak dapat dideteksi oleh suara atau
cahaya. Penggunaan radar sangat luas, alat ini bisa digunakan di bidang meteorologi,
pengaturan lalu lintas udara, deteksi kecepatan oleh polisi, dan terutama oleh militer.
(Sutopo:2009)

6. AIS
Automatic Identification System (AIS) adalah jarak pendek sistem pelacakan pesisir
digunakan pada kapal dan dengan Lalu Lintas Kapal (VTS) untuk mengidentifikasi dan
menemukan kapal oleh elektronik pertukaran data dengan kapal lain di dekatnya dan
stasiun VTS. Informasi seperti identifikasi posisi, arah dan kecepatan dapat ditampilkan
pada layar AIS atau ECDIS. AIS dimaksudkan untuk membantu awak kapal dan
memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau pergerakan
kapal, dan mengintegrasikan VHF sistem transceiver standar seperti penerima LORAN-C
atau Global Positioning System, dengan sensor navigasi elektronik lainnya, seperti
gyrocompass atau tingkat indikator gilirannya. Konvensi Internasional Organisasi
Maritim Internasional (IMO) untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) membutuhkan
AIS untuk dipasang di atas kapal dengan tonase kotor (GT) dari 300 ton atau lebih, dan

8
semua kapal penumpang terlepas dari ukuran. Diperkirakan bahwa lebih dari 40.000
kapal saat ini membawa peralatan AIS kelas A. Kapal luar AIS jangkauan radio dapat
dilacak dengan sistem Long Range Identifikasi dan Pelacakan dengan transmisi kurang
sering.(Sutopo:2009)

7. ECDIS
Alat navigasi berupa peta elektronik sesuai persyaratan peta terbaru konvensi SOLAS
1974 V/20 yang dapat diintegrasikan dengan ala-alat navigasi lainnya sehingga diperoleh
posisi dan informasi navigasi lain untuk para mualim melakukan perencanaan pelayaran
serta monitoring rute pelayaran (Hermawan, Anwar, & Junius, 2020). Sound Reception
System adalah Sebuah kapal dengan anjungan tertutup harus dilengkapi dengan jenis
navigasi Sound Reception System. Sistem tersebut dibuat dengan tujuan untuk membantu
petugas navigasi yang ada di kabin untuk mendengarkan sinyal suara berupa suling kapal.
Tidak hanya itu, Sound Reception System juga bermanfaat untuk membantu petugas
navigasi dalam melakukan pengawasan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Jenis
navigasi tersebut biasanya dipasang pada bagian anjungan kapal.

8. Echo Sounder
Echo Sounder adalah system sonar yang arah pemancaran gelombang suaranya secara
vertical. Echo sounder merupakan salah satu alat bantu panangkap ikan yang digunakan
oleh nelayan modern. Alat ini mudah digunakan karena tidak memerlukan keahlian
khusus dalam pengoperasiannya..

9
9. Navigational Lights
Semua kapal (besar atau kecil) diwajibkan memiliki lampu navigasi sebagai bagian dari
sistem navigasi. Sistem ini diperkenalkan pada tahun 1838 oleh Amerika Serikat dan
kemudian diikuti oleh Inggris pada tahun 1849. Pada tahun 1889, Konferensi Maritim
Internasional didirikan oleh Amerika Serikat untuk membuat pedoman yang tepat untuk
mencegah kecelakaan laut. Pada tahun 1897, peraturan ini secara resmi diadopsi secara
internasional. Lampu navigasi adalah salah satu peralatan navigasi paling penting yang
diperlukan untuk berlayar di laut lepas karena memungkinkan kapal sendiri terlihat jelas
oleh kapal lain di sekitarnya.

10. Marine VHF


Marine VHF radio merupakan alat komunikasi kapal berfungsi untuk memanggil
operator pelabuhan,tim penyelamat, bridges and marines. Rentang frekuensi yang
dimiliki Marine VHF radio antara 156-174 MHz.

11. Speed & Distance Log Device


Peralatan navigasi ini digunakan untuk mengukur kecepatan dan jarak yang ditempuh
oleh kapal dari set point dengan menghitung yang sama, ETA kapal disesuaikan atau
diberikan kepada agen/otoritas pelabuhan.

10
12. Peta
Peta merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran penggambaran dua dimensi (pada
bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan
dengan perbandingan/skala tertentu atau dengan kata lain representasi dua dimensi dari
suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartograf.
(Sutopo:2009)

13. Automotif Tracking Aid


Sama seperti ARPA, automatic Tracking aid ini menampilkan informasi tentang target
yang dilacak dalam bentuk grafik dan numerik untuk menghasilkan tata letak yang
terencana untuk halauan yang lebih aman dan terhindar dari tabrakan.

14. Radder Angle Indicator


VDR atau perekam data pelayaran adalah instrumen penting di antara daftar peralatan
navigasi kapal yang dipasang pada kapal untuk terus merekam informasi penting yang
terkait dengan pengoperasian kapal. Ini berisi sistem rekaman suara untuk jangka waktu
setidaknya 12 jam terakhir. Rekaman ini didengarkan dan digunakan untuk penyelidikan
jika terjadi kecelakaan. Pentingnya VDR mirip dengan “kotak hitam” yang dipasang di
pesawat.

11
12
15. Telegraf
Alat komunikasi kapal telegraf merupakan sebuah mesin untuk mengirim dan
menerima pesan pada jarak jauh kapal menggunakan Kode Morse dengan frekuensi
gelombang radio. Kode morse adalah metode dalam pengiriman informasi, dengan
menggunakan standard data pengiriman nada atau suara,cahaya dengan membedakan
ketukan dash dan dot dari pesan kalimat, kata,huruf, angka dan tanda baca. Kode morse
dapat dikirimkan melalui peluit,bendera, cahaya, dan ketukan morse

13
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Semua alat navigasi memiliki fungsi masing masing jadi kesimpulan dari peraktek lapang
navigasi yang di adakan pada dua tempat yaitu di muara kintap dan di distrik navugasi2
Banjarmasin,kalau di muara kintap kurang lengkap alat navigasi nya sedangkan di Distrik
Navigasi2 Banjarmasin lengkap

5.2 saran

Sebaik nya di khusus kan buat meneliti alat navigasi agar bisa mempelajari alat tersebut
lebih dalam

14
DAFTAR PUSTAKA

AGUNG, SUPRIADI. PERBANDINGAN PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI


ELEKTRONIK DAN ALAT NAVIGASI KONVENSIONAL PADA KM.
GERBANG SAMUDRA I. KARYA TULIS, 2018.

Akmal Ismail.1975. Gema dan Radar (Navigasi Elektonika). Akademi


Usaha         Perikanan Jakarta.

Arso  Martopo. 1992. Ilmu Navigasi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Azha, Aksan. 2006. Dasar Navigasi Darat. Akademi Usaha Perikanan. Jakarta.

Buku Panduan. Praktikum Navigasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Muhammadiyah Kendari.

Burczynski, J and Ben Yami, M. 1985. Finding Fish with Ecosounder, FAO Training
Series. Food and Agriculture Oganization of the United Nations. Via delle
Ierme Caracalla. 00100 Roma. Italia.

Dirjen Perikanan. 1999. Petunjuk Teknis untuk Nelayan Tradisional jilid 2. BPPI.
Semarang.

Eka Djunarsjah. 2005. Sejarah Navigasi. Media Pustaka. Jakarta.

M. Suwiyadi H. 2000. Ilmu Pelayaran. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran.


Semarang.

Sonnenberg, G. J. 1987. Radar dan Elektronik Navigasi.


Newnes – Butterworths. London.

Supriyono,  Hadi. 2000. Ilmu Navigasi untuk Perguruan Tinggi (Non Kepelautan).


Universitas Diponegoro kerjasama dengan BPLP. Semarang.

Suwardiyono, 1975. Ilmu Navigasi untuk Universitas.


Media Pustaka. Jakarta.

Yoyok, Suariyoto, 2002. Pengetahuan Dasar Echo Sounder dan Aplikasinya pada Kapal
Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Pengembangan
Penangkapan Ikan (BPPI). Semarang

Heriana, O., & Mulyadi, H. R. (2016). Sistem Data Logger Lima Channel Input untuk Sensor
Navigasi Kapal Maritim. Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, 14(2), 61-66.

vi
LAMPIRAN PERAKTEK

Anda mungkin juga menyukai