Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH APLIKASI SURVEI HIDROGRAFI UNTUK

PEMETAAN BAWAH LAUT

Dosen Pengampu :
Aning Haryati., ST., M.T.

Disusun oleh :

NAMA : Khansa Asbinsa Tarunaningtyas


NIM : 4122321130061

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Aplikasi Survei Hidrografi untuk
Pemetaan Bawah Laut”.

Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Bandung, 18 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH APLIKASI SURVEI HIDROGRAFI UNTUK PEMETAAN BAWAH LAUT .......1


KATA PENGANTAR .................................................................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 4
BAB I .......................................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 5
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................7
C. Tujuan ........................................................................................................................... 7
BAB II ......................................................................................................................................... 8
A. Aplikasi ......................................................................................................................... 8
B. Pengertian Hidrografi ....................................................................................................8
C. Pemetaan Bawah Laut .................................................................................................11
BAB III ......................................................................................................................................12
A. Pengamatan Arus ........................................................................................................ 12
B. Pengamatan pasang surut ............................................................................................12
C. Pengambilan Sampel Dasar Laut ................................................................................ 13
D. Penyimpanan Data ...................................................................................................... 13
E. Implementasi Aplikasi ................................................................................................ 13
F. Analisa Model Aplikasi .............................................................................................. 13
BAB IV ..................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai morfologi dasar laut saat ini mulai berkembang pesat
dengan adanya teknologi untuk mengetahui kedalaman, morfologi, dan struktur dasar
perairan. Pada masa sekarang alat pemerum gema (echosounder) digunakan untuk
kepentingan ilmiah, antara lain digunakan untuk mempelajari proses perambatan
suara pada medium air yang mampu memberikan informasi karakteristik
dasar perairan, komunikasi , dan penentuan posisi di perairan.

Kegunaan pemetaan laut merupakan keperluan dalam rangka penyediaan


informasi spasial untuk kegiatan, perencanaan, dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan informasi di bidang kelautan. Ilmu yang mempelajari tentang pemetaan
bawah laut disebut hidrografi. Seiring perkembangan zaman, pemetaan bawah laut dapat
dilakukan dengan berbagai teknologi dan metode. Penerapan teknologi akustik dasar laut
terus berkembang untuk tujuan ilmiah antara lain, digunakan untuk mempelajari proses
perambatan suara pada medium air yang mampu memberikan informasi dasar perairan,
komunikasi, dan penentuan posisi di perairan. Penerapan teknologi akustik adalah
penggunaan side scan sonar dan multibeam echosounder untuk melakukan pengumpulan
data posisi dan situasi dalam survei hidrografi.

Salah satu kegiatan survei hidrografi yang memanfaatkan teknologi akustik


dilaksanakan oleh BPPTTeknologi Survei Laut di daerah Balongan Indramayu. Daerah
ini merupakan salah satu daerah pembangunan infrainfrastruktur dasar laut antara lain,
pipa minyak milik Pertamina. Survei hidrografi bertujuan untuk memperoleh informasi
kondisi dasar laut menggunakan side scan sonar dan multibeam echosounder terhadap
posisi pipa dan objek dasar laut. Survei atau pemetaan menggunakan multibeam
echosounder dan side scan sonar ini termasuk ke dalam jenis pemetaan tematik yang
menghasilkan peta yang menjelaskan keadaan lingkungan berdasarkan hasil survei
tersebut.Survei hidrografi menggunakan data side scan sonar dan multibeam
menghasilkan peta kondisi dasar laut untuk melakukan interpretasi terhadap kondisi dasar
laut, sehingga dari data tersebut dapat digunakan untuk keperluan-keperluan yang
berkaitan dengan perencanaan dan pembangunan infrastruktur dasar laut pada daerah
survei Balongan Indramayu.

Pelaksanaan survei hidrografi ini diharapkan dapat mempermudah dalam


menginterpretasikan kondisi dasar laut. Hasil akhir kegiatan ini berupa pembuatan peta
kondisi dasar laut berdasarkan data mosaic side scan sonar dan data kedalaman dari
multibeam echosounder. Dari tahap pengolahan data hingga dapat diinterpretasikan objek
yang terdapat pada dasar laut. Peta kondisi dasar laut menggunakan data side scan sonar
dan multibeam echosounder memberikan informasi mengenai keadaan dasar laut baik
berupa kedalaman, jenis sedimen, dan objek-objek dasar laut, sehingga dari data tersebut
dapat digunakan untuk keperluan-keperluan yang berkaitan dengan perencanaan dan
pembangunan infrastruktur dasar laut.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa saja manfaat dari survei hidrografi untuk pemetaan bawah laut ?
2. Bagaimana survei hidrografi dapat dijadikan landasan untuk pemetaan bawah laut ?
3. Mengapa survei hidrografi tepat dilakukan untuk melakukan pemetaan bawah laut ?
4. Bagaimana aplikasi dapat memudahkan survei hidrografi ?

C. Tujuan
Berikut ini tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui manfaat survei hidrografi untuk pemetaan bawah laut.


2. Mengetauhi landasan penetapan survei hidrografi dijadikan pemetaan bawah laut
3. Memahami hidrografi dan pemetaan bawah laut

D. Manfaat
- Menambah wawasan mengenai hidrografi untuk pemetaan bawah laut.
- Mengetahui kemudahan survei hidrografi dengan menggunakan aplikasi.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Aplikasi
Aplikasi adalah suatu istilah yang biasa digunakan dalam komputerisasi yang
menunjukan penggunaan Computer-Base atau Routines untuk tujuan khusus seperti
perawatan, perkiraan yang masih akan diterima, pengawasan persediaan dan pemilihan
produk baru serta program-program peranti lunak (software) komputer yang memproses
data yang menyiapkan output [1]. Aplikasi mempunyai arti yaitu pemecahan yang
menggunakan salah satu teknik pemrosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada
sebuah komputasi yang diinginkan atau diharapkan maupun pemrosesan data yang
diharapkn. Aplikasi biasanya berupa perangkat lunak yang berbentuk software yang
berisi kesatuan perintah atau program yang dibuat untuk melaksanakan sebuah pekerjaan
yang diinginkan [2].

B. Pengertian Hidrografi
Survei hidrografi adalah mendekati standar ketelitian survei enginering atau
rekayasa dan digunakan secara terbatas di daerah-daerah kritis dimana kedalaman
dibawah lunas sangat minim dan dimana karakteristik dasar airnya berpotensi
membahayakan kapal. Hal ini memerlukan penggunaan side scan sonar dengan resolusi
tinggi dengan jarak antar lajur perum yang rapat untuk mendapatkan penelitian dasar air
100 %. Penggunaan Side scan sonar juga diperlukan didaerah-daerah dimana benda-
benda kecil dan rintangan bahaya mungkin ditemukan.

Hidrografi adalah cabang ilmu terapan yang berkaitan dengan pengukuran dan
deskripsi dari fitur fisik samudera, laut, pesisir, danau dan sungai, serta dengan prediksi
perubahan dari waktu ke waktu. Tujuan utamanya adalah untuk keselamatan navigasi dan
mendukung semua kegiatan laut lainnya, termasuk pembangunan ekonomi, keamanan
dan pertahanan, penelitian ilmiah, dan perlindungan lingkungan. Ruang lingkup keilmuan
hidrografi menurut standar IHO (International Hydrographic Organization)1 meliputi:

- Pemetaan Laut;
- Pengelolaan Kawasan Pesisir;
- Survei Seismik Lepas Pantai;
- Survei Konstruksi Lepas Pantai;
- Penginderaan Jauh Kelautan;
- Perairan Pedalaman; dan
- Militer.

Hidrografi (atau geodesi kelautan menurut pandangan awam) adalah ilmu tentang
pemetaan laut dan pesisir. Hidrografi menurut International Hydrographic Organization
(IHO) adalah ilmu tentang pengukuran dan penggambaran parameter-parameter yang
diperlukan untuk menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi dasar laut secara tepat,
hubungan geografisnya dengan daratan, serta karakteristik-karakteristik dan dinamika-
dinamika lautan. Secara etimologi, Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari kata “hidro” yang berarti air dan “grafi” yang berarti menulis, hidrografi artinya
gambaran permukaan bumi yang digenangi air.
Survey hidrografi Menurut Sekelompok Ahli dari PBB tahun 1979
Hidrografi adalah suatu ilmu yang melakukan pengukuran, menguraikan, dan
mengembangkan tentang :

1. Sifat-sifat dan Konfigurasi dasar laut yang dihasilkan oleh kegiatan survey
bathimetrik, geologi dan geofisika.
2. Hubungan geografis ( antara laut, perairan) dengan daratan terdekat yang dihasilkan
dengan kegiatan positioning _ Garis pantai.
3. Sifat dan dinamika air laut, yang dihasilkan lewat pengukuran/pengamatan pasang
surut, arus laut, gelombang dan sifat fisik air laut.

Definisi Ilmu Hidrografi Lama (tradisional), tahun 1960:


Hanya terbatas pada pengertian survey dan pemetaan batimetrik, disertai penentuan
posisi yang berkaitan dengan pemetaan batimetri itu sendiri.
Dari Definisi Tersebut ,Ahli Hidrografi,Ahli Oceanografi,Ahli Geofisika,Ahli Geologi
mengelompokkan kegiatan hidrografi kedalam 3 kegiatan,yaitu:

1. Pantai (coastal)
Pengembangan Pelabuhan, masalah erosi pantai, penggunaan jasa pelabuhan,
pemeliharaan keamanan lalulintas pelayaran pantai (coastal waters)
2. Lepas Pantai (offshore)
Pengadaan data dan informasi hidrografis sbg. Kelanjutan dari zone pantai
(coastalzone) s/d kedalaman 200m, pertambangan sumber daya alam mineral
termasuk hidrokarbon (crude oil) dan pengadaan data dan informasi utk.
Manajemen perikanan
3. Lautan Bebas (oceanic)
Pengadaan data dan informasi di daerah lautan bebas (oceanic) mencakup
pengadaan data dan informasi di daerah lautan dalam untuk menggambarkan
geomorfologi dasar laut.

Survei batimetrik dimaksudkan untuk mendapatkan data kedalaman dan


konfigurasi/ topografi dasar laut, termasuk lokasi dan luasan obyek-obyek yang mungkin
membahayakan. Survei Batimetri dilaksanakan mencakup sepanjang koridor survey
dengan lebar bervariasi. Lajur utama harus dijalankan dengan interval 100 meter dan
lajur silang (cross line) dengan interval 1.000 meter. Kemudian setelah rencana jalur
kabel ditetapkan, koridor baru akan ditetapkan selebar 1.000 meter. Lajur utama
dijalankan dengan interval 50 meter dan lajur silang (cross line) dengan interval 500
meter. Peralatan echosounder digunakan untuk mendapatkan data kedalaman optimum
mencakup seluruh kedalaman dalam area survei. Agar tujuan ini tercapai, alat
echosounder dioperasikan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Prosedur standar kalibrasi
dilaksanakan dengan melakukan barcheck atau koreksi Sound Velocity Profile (SVP)
untuk menentukan transmisi dan kecepatan rambat gelombang suara dalam air laut, dan
juga untuk menentukan index error correction. Kalibrasi dilaksanakan minimal sebelum
dan setelah dilaksanakan survei pada hari yang sama. Kalibrasi juga selalu dilaksanakan
setelah adanya perbaikan apabila terjadi kerusakan alat selama periode survei. Pekerjaan
survei Batimetri tidak boleh dilaksanakan pada keadaan ombak dengan ketinggian lebih
dari 1,5m bila tanpa heave compensator, atau hingga 2,5m bila menggunakan heave
compensator.
C. Pemetaan Bawah Laut
Survei pemetaan bawah laut merupakan salah satu prasyarat utama dalam
pekerjaan awal pembangunan proyek kabel optik bawah laut. Secara internasional belum
ada standar survei rekayasa yang ditujukan untuk surveyor dalam pengerjaan survei dan
pemetaan untuk proyek kabel optik bawah laut (Yin-can et al., 2018). Namun demikian
sebagian besar perusahaan yang mengoperasikan kabel bawah laut bekerja berdasarkan
standard dan sistem manajemen kualitas mengacu pada ISO 9000 dan ISO 9001 serta
rekomendasi yang diterbitkan oleh the International Cable Protectiion Committee (ICPC)
termasuk memilih jalur kabel, proteksi kabel dan perbaikan kabel (Clare et al., 2017).
Survei pemetaan rute kabel bawah laut biasanya dilakukan atas dasar rute terpilih dari
desktop study, yang tujuannya adalah menggunakan metode dan peralatan survei secara
profesional untuk mendapatkan data batimetri, topologi dan fitur dasar laut (Seabed
features and topology), dan parameter geoteknik (Geotechnical properties). Dari ketiga
data tersebut diharapkan tim geofisika, geologi, dan oseanografer mampu
mengidentifikasi submarine geologi, hidrologi, dan meteorologi, faktor korosif,
perencanaan kelautan dan kegiatan pengembangan, dan lainya di area sekitar rute terpilih
dari desktop study, untuk memberikan informasi dasar, ilmiah, dan teknis untuk
pemilihan lokasi, desain, konstruksi, dan pemeliharaan proyek kabel bawah laut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Arus
Pengamatan arus meliputi pengamatan kecepatan dan arah arus di daerahdaerah seperti
gerbang pelabuhan, terusan, daerah-daerah yang sering digunakan untuk buang sauh
(penjangkaran) serta daerah laut dan pantai yang diperkirakan arusnya dapat membawa
pengaruh pada navigasi permukaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
currentmeter pada kedalamanan 3 - 10 meter atau sesuai dengan kebutuhan, selama
minimal 15 hari dan mencakup saat pasang purnama, dengan interval waktu minimal 1
jam. Kecepatan dan arah arus diukur dengan satuan ketelitian bacaan 0.1 knot dan 10
derajat d. Waktu pengamatan arus dilakukan bersamaan pengamatan pasut serta
pengamatan juga dilakukan pada saat pasang tertinggi dan tersurut dengan metode probe
tracking atau floating draft.

B. Pengamatan pasang surut


Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah pengamatan pasut
dilaksanakan adalah:

- Pemilihan lokasi dan jumlah stasiun pasut yang akan dipasang harus
mempertimbangkan cakupan daerah survei yang mempunyai sifat pasut sama.
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk
penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 7646:2010 13
dari 21
- Pembuatan BM, pengikatan palem pasut ke BM dengan cara leveling
- Pemasangan peralatan dan kalibrasi
- Deskripsi stasiun pasut (lihat Lampiran B) dan pencatatan masalah yang
terjadi pada saat pengamatan.
- Melakukan pencatatan dan analisa awal data pasut setiap hari
- Kontrol terhadap stasiun-stasiun pengamatan pasut yang digunakan untuk
daerah survei, termasuk di dalamnya memonitor data-data pasut dari setiap
stasiun dan pencatatan kejadian.
- Melakukan analisa akhir terhadap data pasut setelah berakhirnya survei.
C. Pengambilan Sampel Dasar Laut
Hal-hal yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dasar laut adalah :

a. Pemilihan alat sampling harus bisa memenuhi tujuan pengambilan sampel yaitu untuk
mengetahui jenis material dasar laut di daerah survei. Misalnya dilakukan dengan
grabing yaitu mengambil sample dengan menggunakan grab sampler atau peralatan
yang lain, pengamatan profil dasar laut serta survei gayaberat laut.
b. Pada perairan dengan kedalaman kurang dari 200 m jarak antar titik pengambilan
sample adalah 10 kali interval antar lajur perum utama. Kepadatan bisa ditingkatkan
untuk daerah-daerah yang sering digunakan untuk penjangkaran dan daerah yang
direkomendasikan

D. Penyimpanan Data
Data hasil survei direkam atau disimpan dalam bentuk analog maupun digital untuk
kebutuhan dokumentasi dan pelaporan. Setiap bentuk penyimpanan data harus disertai
dengan deskripsi.

E. Implementasi Aplikasi
Aplikasi dapat digunakan dengan menggunakan radar untuk membaca pemetaan bawah
laut, sehingga diketahui kondisi bawah laut. Aplikasi menggunakan kamera dan
Implementasi sistem program ini mencakup spesifikasi kebutuhan perangkat keras
(hardware) dan spesifikasi perangkat lunak (software). Hasil pengujian program
menampilkan hasil output dari sebuah input data pada aplikasi yang telah siap.

F. Analisa Model Aplikasi


Analisa model yang dilakukan dalam aplikasi survei hidrogafi untuk pemetaan bawah
laut adalah sebagai berikut :

1. Hasil survei disajikan dengan mengetahui material apa saja yang ada di bawah laut.
Keterangan hasil survei menghasilkan output berupa tulisan. Adapun hal – hal yang
akan disajikan dalam aplikasi survei hidrografi untuk pemetaan bawah laut ini dapat
dilihat pada daftar dibawah ini :
- Kuat arus bawah laut
- Arah arus bawah laut
- Kedalaman laut
- Tekstur dasar laut
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan diantaranya:

1. Pemanfaatan aplikasi survei hidrografi pemetaan bawah laut ini memberikan


beberapa keuntungan yaitu kemudahan untuk analisis pemetaan bawah laut yang
telah disediakan di dalam aplikasi.
2. Penyampaian hasil analisis dengan visualisasi pada aplikasi survei hidrografi
pemetaan bawah laut sehingga dengan mudah dapat dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, S. N. (2010). Survei hidrografi menggunakan singlebeam echosounder. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta.

Badan Informasi Geospasial. (2020). Apa itu Hidrografi? .


http://akreditasi.big.go.id/sdm/subbidanginfo/2. Diakses pada 21 Oktober 2022 Pukul
11.51

Binav. (2017). Hydrographic Survey. http://www.binav.co.id/index.php/web/regulasi/index/9.


Diakses pada 21 Oktober 2022. Pukul 11.55

Manik, H. M., Junaedi, L., & Harsono, G. (2016). Pemrosesan citra side scan sonar untuk
pemetaan dasar laut Pelabuhan Benoa. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi, 5(2), 93-100.

Febriawan, H. K., Haryadi, Y., Rahadian, R., & Muljawan, D. (2020). Prosedur Survei Pemetaan
Bawah Laut Untuk Perencanaan Pemasangan Sistem Kabel Laut Indonesia Cable Base
Tsunamimeter (Ina-Cbt). Oseanika, 1(2), 34-47.

Anda mungkin juga menyukai