Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang amat luas, meliputi 17.504
pulau besar dan kecil dengan luas wilayah darat dan laut 5.180.053 km2. Dari
total luas wilayah Indonesia tersebut,sekitar 75% (3.257.483 km2) merupakan
wilayah lautan yang posisi geografisnya diapit oleh tiga benua, yaitu benua
Asia,pasifik, dan Australia. Dengan memperhatikan luas wilayah lautan yang
dimiliki serta posisi yang merupakan jalur perdagangan internasional maka
Indonesia berada pada jalur strategi lalu lintas pelayaran sehingga transportasi
laut mempunyai peranan yang sangat penting untuk memajukan perekonomian
suatu negara karena sarana angkutan laut dianggap lebih efisien dan ekonomis
dalam pengangkutan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka setiap perusahaan
pelayaran dituntut untuk melengkapi armadanya dengan peralatan yang modern
baik dari aspek keselamatan maupun aspek navigasi sesuai ketentuan Safety of
Life at Sea (SOLAS) 1974. Tujuannya demi keselamatan pelayaran yang
mencangkup keselamatan jiwa para crew kapal, muatan kapal dan kapal itu
sendiri. Oleh karena itu, sumber daya manusia dianggap mempunyai peranan
yang sagat penting untuk dapat mengoperasikan kapal dengan baik, aman dan
efesien baik selama kapal berlayar, berlabuh jangkar maupun sandar di dermaga.
Salah satu pengetahuan dalam bernavigasi yaitu penggunaan alat-alat navigasi,
dimana seorang perwira diatas kapal harus mempunyai kompetensi untuk dapat
menguasai cara kerja dan prosedur dengan pemakaian alat-alat navigasi.

Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan praktek di


MV.Rasuna Baruna, pengguna alat-alat navigasi masih sangat kurang optimal
terutama pada saat berlabuh jangkar (anchoring), dimana untuk mengetahui
ketepatan kedalaman perairan tempat berlabuh sudah seharusnya seorang
perwira navigasi memberikan perhatian akan kedalaman air didaerah yang akan
menjadi tempat berlabuh. Tujuannya yaitu menentukan dimana lokasi yang
aman untuk kapal berlabuh jangkar. Walaupun kedalaman laut bisa di lihat di
peta laut yang ada,tetapi hal itu belum bisa memastikan kedalaman laut yang
tertera masih sesuai,hal ini dikarenakan kontur laut dan factor alam lainnya yang
bisa saja merubah struktur laut disekitar area yang dimaksudkan.Oleh karena itu,
pada saat sebelum melakukan let go jangkar harus memperhatikan kedalama air
dan kontur dasar laut sehingga tidak terjadi jangkar tersangkut di dasar laut
akibat tidak memperhatikan echosounder dan kontur dasar laut. Sesuai dengan
Reg.V/19/2.3.1 SOLAS 1974 yang telah di amandemen, semua kapal dengan
bobot kotor 300 GT atau lebih dan semua kapal penumpang harus dilengkapi
dengan alat pengukur
kedalaman laut yang berbasis elektronika. Alat navigasi yang khusus
untuk mengukur kedalaman air laut adalah echosounder atau dikenal dengan
perum gema. Prinsip alat ini bekerja menggunakan pancaran pulsa yang
dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi austik
dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), beberapa pancaran suara (beam)
secara

elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga


diketahui sudut beam. Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman dan
penerimaan dihitung algoritma pendeteksian terhadap dasar laut tersebut.
Dengan mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem ini dapat menentukan
kedalaman dan jarak transversal terhadapat pusat area liputan dasar laut (sea
bed).

Berdasarkan kejadian di atas kapal MV Rasuna Baruna, dimana sering


kali dalam proses berlabuh jangkar penggunaan echosounder kurang
diperhatikan sehingga hal ini tentunya akan sangat berbahaya bagi keselamatan
kapal yang dapat mengakibatkan situasi bahaya seperti: kapal larat, kapal kandas
dan kehilangan jangkar (loss of anchor) di daerah tempat berlabuh jangkar
(anchoring area). Oleh karena latar belakang permasalahan di ats maka penulis
mengangkat penulisan skripsi ini dengan judul : “PENINGKATAN
PENGGUNAAN ECHOSOUNDER DALAM PROSES BERLABUH
JANGKAR DI MV. RASUNA BARUNA.”

Dengan harapan dapat ditemukan solusi yang terbaik agar berguna bagi
pengoperasian kapal dan perusahaan nantinya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Sesuai latar belakang yang masalah di paparkan oleh penulis diatas. Maka pada
penulisan skripsi ini,penulis dapat mengindentifikasi masalah masalah berkaitan
dengan mengoptimalkan peran echosounder mencakup masalah perlatan dan
operasional. beberapa identifikasi masalah pada skripsi ini adalah :
1. Kurang pemahaman penggunaan alat navigasi echosounder diatas kapal.
2. Kurangnya kesadaran peranan penting echosounder dalam proses berlabuh
jangkar.
3. Pemakaian echosounder tidak dicatat sebagaimana mestinya.
4. Kurangnya buku penjelasan tentang ilmu pengetahuan echosounder
5. Kurangnya jiwa kepemimpinan seorang perwira kapal
C. BATASAN MASALAH

Karena luasnya bahasan yang dapat disaji sesuai yang telah diidentifikasi dari
latar belakang, dikaitkan dengan keterbatasan penulis, baik waktu pemahaman,
maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas adalah :
1. Kurang pemahaman penggunaan alat navigasi echosounder diatas kapal.
2. Kurangnya kesadaran peranan penting echosounder dalam proses berlabuh
jangkar.
3. Pemakaian echosounder tidak dicatat sebagaimana mestinya.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas maka permasalahan pokok
yang terjadi dalam mengoptimalkan peran echosounder mencakup masalah
peralatan dan operasional. Adapun perumusan masalah yang timbul dari
masalah tersebut adalah :
1. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman cara penggunaan echosounder?
2. Apa yang harus dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada perwira
kapal terhadap pentingnya peran echosounder dalam proses berlabuh
jangkar?
3. Bagaimana cara agar pemakaian echosounder dicatat sebagaimana mestinya
secara berkala?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dimaksudkan untuk :
a. Untuk mengetahui apa penyebab masih kurangnya pemahaman perwira
tentang pentingnya peranan echosounder dalam proses berlabuh jangkar.
b. Mencari solusi untuk meningkatkan pemahaman penggunaan
echosounder
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
a. Aspek teoritis
1. Untuk memberikan wawasan pentingnya penggunaan echosounder
dalam proses berlabuh jangkar untuk memenuhi faktor keselamatan
di MV Rasuna Baruna.
2. Memberikan pengetahuan tentang cara penggunaan echosounder
dengan baik dan benar.
3. Sebagai bahan refrensi dan literatur dalam proses pembelajaran lebih
lanjut untuk meningkatkan kualitas Pendidikan.

b. Aspek praktis
1. Bagi Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan bagi para junior yang akan


praktek lapangan nyata (prala) agar bisa memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan penggunaan echosounder.

2. Bagi Peneliti Lain


Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan inspirasi pemikiran
kepada peneliti maupun para akademis yang akan mengambil tugas
akhir,sekaligus sebagai refrensi untuk bahan penulisan.
3. Bagi Penulis
Bermanfaat bisa menambah wawasan dan pengetahuan mulai dari
teori sampai praktek mengenai echosounder, selain itu penulis belajar
untuk meningkatkan pemikirannya dalam mencari solusi dan menarik
kesimpulan dalam permasalah yang ada di atas kapal MV Rasuna
Baruna
F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Dalam memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti tentang penyajian


skripsi ini, maka kajian ini menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan
skripsi yang menyajikan berbagai kondisi yang ditemukan, idenfikasi
maslah, Batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
dan sistematika penulisan skripsi yang dikerjakan, agar tidak menjauh dari
judul yang akan diambil.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisikan tentang pengertian dan tinjauan pustaka yang memuat uraian
mengenai ilmu dan teori yang relevan dengan permasalahan yang akan
dibahas sehingga dapat di turunkan menjadi sebuah kerangka pemikiran.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang waktu lama penelitian dan tempat atau lokasi
penelitian yang dilakukan , tehnik pengumpulan dan mengemukakan cara
mendapatkan data melalui observasi atau pengamatan, wawancara,
populasi sampel mengemukakan sekelompok orang, benda atau hal yang
menjadi sumber pengambilan data penelitian. Berisi tentang metode yang
akan digunakan dalam menganalisis data untuk memecahkan
permasalahan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini penulis menjelaskan tentang deskripsi data yang akan diangkat
atau diambil dari lapangan dapat berupa fakta-fakta, menganalisis data
dengan alat ukur yang ada digunakan sampai ditemukan dan evaluasi
pemecahan masalah yang ditemukan untuk pemecahan masalah yang
ditemukan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai kesimpulan yang
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang telah dibuat
berdasarkan pembahasan serta saran bagi penyelesaian masalah yangh
dihadapi oleh objek objek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai