Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ashfa, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
1. Difa Rahmadhani (2004110010038)
2. Naufal Fadhila Zulliano (2004110010026)
3. Manzila Ahma (2004110010044)
4. Syifaurrahmah (2004110010061)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Kelompok Aspek Hukum Dalam Perencanaan dengan
topik yang kami ambil yaitu kawasan khusus (pelabuhan) yang berjudul: Identifikasi
Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih tak lupa kami haturkan kepada Bapak Prof. Dr. Ashfa, S.T., M.T.
Sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Perencanaan yang telah
memberikan pengetahuan dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat dibutuhkan, dan juga kami memohon
maaf sebesar besarnya jika ada kesalahan atas penulisan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Bahasan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Tinjauan Teori...........................................................................................................3
2.2 Identifikasi Permasalahan......................................................................................4
2.3 Dasar Hukum dan Analisis ....................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................6
3.2 Saran dan Rekomendasi.........................................................................................6
REFERENSI...........................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah Untuk mendukung perkembangan
pariwisata melalui penyediaan fasilitasfasilitas yang memadai.
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori
Pelabuhan merupakan suatu mata rantai jaringan transportasi, Secara umum diartikan sebagai wilayah
yang terdiri dari daratan dan perairan, dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahaan
dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai daerah tempat berlabuh dan aktivitas bongkar muat,
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Dalam melakukan aktivitasnya,
pelabuhan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pelayanan jasa kepelabuhanan, keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan (Pelindo, 2000:1). Pengertian lain adalah bahwa pelabuhan merupakan
prasarana Perhubungan Laut, sebagai titik pertemuan antara moda transportasi laut dan transportasi darat,
yang berperan untuk mengumpulkan dan menyalurkan barang, penumpang, hewan, dan informasi, secara
signifikan telah menempatkan pelabuhan sebagai pemacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Pelabuhan di Indonesia bermacam- macam jenisnya, statusnya berbeda dan pengusahaanya juga berlain-
lainan. Terdapat pelabuhan yang diusahakan oleh Perum Pelabuhan Unit I sampai IV, ada pelabuhan yang
diusahakan oleh Kepala Pelabuhan dan ada yang tidak diusahakan sama sekali. Berikut ini adalah
komponen- komponen utama dalam kegiatan di pelabuhan :
1). Loading - Unloading Dalam operasional kepelabuhanan tidak dapat terlepas dari kegiatan bongkar
muat atau loading dan unloading. Pengertian loading dalam hal ini adalah kegiatan memindahkan barang
dari dermaga ke atas kapal, sedangkan unloading adalah kegiatan memindahkan barang dari kapal ke
dermaga atau moda transportasi lainnya. Menurut PM no 60 tahun 2014 pelaksanaan kegiatan bongkar
muat dibagi menjadi 3 (tiga) kegiatan yaitu :
a) Stevedoring Adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga/tongkang/truk atau memuat
barang dari dermaga/tongkang/truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun ke dalam palka kapal dengan
menggunakan derek kapal atau derek darat atau alat bongkar muat lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh Perusahaan Bongkar Muat.
b) Cargodoring Adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala di dermaga dan mengangkut dari
dermaga ke gudang/lapangan penumpukan kemudian selanjutnya disusun di gudang-gudang/lapangan
penumpukan atau sebaliknya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM) c)
Receiving/Delivery Adalah pekerjaan memindahkan barang dari tempat penumpukan di gudang/lapangan
penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan penumpukan
atau sebaliknya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM).
B. Identifikasi Permasalahan
Seperti yang bisa kita analisa dari gambar riil Pelabuhan Ulee Lheue diatas, mungkin hal pertama yang
bisa langsung dikenali adalah masih sederhananya prasarana dan sarana yang eksisting. Pengelola
pelabuhan mungkin sudah memenuhi standar minimum dari fungsi sebuah pelabuhan, tapi itu saja
tentulah tidak cukup. Kualitas sarana dan prasarana sudah seharusnya terus dipugar mengikuti
perkembangan zaman dan terus direnovasi atau mungkin ditambah. Terbukti dari masih tertinggalnya
prestasi pelabuhan Ulee Lheue dibandingkan pelabuhan yang masih satu regional Pulau Sumatra lainnya.
Padahal dari segi lokasi sangatlah strategis sebagai salah satu pelabuhan pertama jalur masuk Selat
Malaka yang notabene adalah jalur perdagangan / pelayaran berskala global.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang kepelabuhanan yang dimaksud
dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang,dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Jenis pelabuhan terdiri
atas pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau.
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK/AP005/3/13/DPRD /1994 Tahun 1994, apabila terjadi stagnasi pada suatu titik maka akan
mempengaruhi kinerja pelabuhan secara keseluruhan. Untuk itu pihak pelabuhan harus menjamin
kelancaran arus lalu lintas muatan disuatu titik.