Latar Belakang
Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Struktural
Dalam ilmu-ilmu sosial mengenal dua pendekatan yang saling
bertentangan untuk memandang masyarakat. Kedua pendekatan ini
meliputi pendekatan struktural fungsional (konsensus) dan pendekata
struktural konflik. Pendekatan konsensus berasumsi masyarakat
mencakup bagian-bagian yang berbeda fungsi tetapi saling
berhubungan satu sama lain secara fungsional, serta masyarakat
terintegrasi atas dasar suatu nilai yang disepakati bersama sehingga
masyarakat selalu dalam keadaan keseimbangan dan harmonis.
Sedangkan pendekatan konflik berasumsi masyarakat mencakup
berbagai bagian yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan,
dan masyarakat terintegrasi dengan suatu paksaan dari kelompok
yang dominan sehingga masyarakat selalu dalam keadaan
konflik(Surbakti, 1992).
Konflik yang terjadi antar individu ataupun antar kelompok akan
selalu menuju ke arah kesepakatan (konsensus). Selain hal itu juga,
masyarakat tidak akan bisa terikat secara permanen dengan
mengandalkan kekuasaan dan paksaan dari kelompok yang dominan.
Sebaliknya, masyarakat yang terikat atas dasar konsensus sekalipun,
2.3
2.4
Build, Operate and Transfer yang sering sekali oleh banyak pihak
disebut transaksi Build, Operate and Transfer /bangun, guna dan serah,
yaitu membangun, mengelola dan menyerahkan ialah suatu bentuk
hubungan kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam rangka
pembangunan suatu proyek infrastruktur.
Menurut Pasal 1 ayat (12) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara-Daerah, yang
menyatakan bahwa Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang
milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah
beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah
berakhirnya jangka waktu.
Sedangkan pasal 1 ayat (13) menyatakan bahwa Bangun serah
guna adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan
untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang disepakati.
Pengertian BOT menurut Keputusan Mentri Keuangan Nomor
248/KMK.04/1995 Jo SE - 38/PJ.4/1995 adalah:
1. Bentuk perjanjian kerjasama antara pemegang hak atas tanah
dengan investor
2.
Pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor
untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian,
3.
Setelah masa perjanjian berakhir, investor mengalihkan
kepemilikan atas bangunan tersebut kepada pemegang hak atas
tanah.
4.
Bangunan yang didirikan investor dapat berupa gedung
perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, rumah toko, hotel,
dan/atau bangunan lainnya.
Build, operate, and transfer (BOT) adalah perjanjian untuk suatu
proyek yang dibangun oleh pemerintah dan membutuhkan dana yang
besar, yang biasanya pembiayaannya dari pihak swasta, pemerintah
dalam hal ini menyediakan lahan yang akan digunakan oleh swasta
guna membangun proyek. Pihak pemerintah akan memberikan ijin
untuk membangun, mengopersikan fasilitas dalam jangka waktu
tertentu dan menyerahkan pengelolaannya kepada pembangunan
proyek (swasta). Setelah melewati jangka waktu tertentu proyek atau
fasilitas tersebut akan menjadi milik pemerintah selaku milik proyek.
2.6
Profit Sharing
penyebab
konflik
dalam
pembangunan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa mengenai konflik Jembatan Surabaya
Madura. Penulis bisa menganalisa bagaimana konflik itu berlangsung dan
bisa terjadi pada pengerjaan proyek Jembatan Surabaya Madura. Bahwa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN