Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENDANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH

DENGAN OBLIGASI DAERAH DAN AVAILABILITY PAYMENT


(Studi pada Perluasan Bangunan dan Fasilitas RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo)

Roby Aditiya

Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada


Yogyakarta 55281, Indonesia
e-mail: roby.aditiya@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Pembangunan infrastruktur daerah menjadi kebutuhan dalam meningkatkan pelayanan


dan kesejahteraan masyarakat. Nyatanya, tidak semua pemerintah daerah memiliki
anggaran untuk memenuhi dana pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, perlu
dilakukan kajian alternatif sumber pendanaan pembangunan infrastruktur daerah. Tujuan
penelitian ini ialah menganalisis sumber pendanaan optimal untuk pengembangan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates Kabupaten Kulon Progo dari alternatif obligasi
daerah dan availability payment. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menganalisis
peluang dan tantangan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo jika ingin
menggunakan alternatif pendanaan tersebut. Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara alternatif
pendanaan obligasi daerah dan availability payment, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
sebaiknya memilih pendanaan dengan skema obligasi daerah karena dapat memberikan
efisiensi dana sebesar Rp501.710.622.361 dibanding ketika menggunakan sumber dari
penerimaan umum APBD dan dapat memberikan efisiensi dana sebesar
Rp71.019.098.453 dibanding ketika menggunakan alternatif pendanaan availability
payment. Terdapat beberapa peluang dan tantangan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo jika ingin menggunakan alternatif pendanaan tersebut. Peluang tersebut
antara lain pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang sudah baik,
adanya peluang pasar yang besar, banyaknya badan usaha yang berpengalaman, serta
adanya lembaga-lembaga pendukung. Sedangkan tantangan yang dihadapi antara lain
ketergantungan terhadap transfer dari pusat dan provinsi, masih rendahnya kompetensi
sumber daya manusia, masih rendahnya pemahaman serta kepercayaan masyarakat dan
badan usaha, komitmen dari pimpinan eksekutif dan legislatif, membutuhkan usaha yang
ekstra, dan terakhir ialah perlunya perubahan mindset sumber daya manusia.

Kata Kunci: alternatif pendanaan, obligasi daerah, availability payment, time value of
money, pembangunan infrastruktur daerah.
I. PENDAHULUAN infrastruktur daerah yang notabene
Era otonomi daerah dan desentralisasi membutuhkan dana besar.
fiskal menuntut kemandirian daerah untuk Saat ini Pemerintah Kabupaten Kulon
dapat melakukan tugas dan tanggungjawab Progo berencana untuk melakukan
dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat (RSUD) Wates menjadi RSUD Pendidikan
(Halim, 2014). Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang berkelas
daerah dituntut untuk dapat melakukan internasional. Total anggaran yang dibutuhkan
pembangunan diberbagai sektor. Salah satu untuk pengembangan RSUD Wates tersebut
pembangunan tersebut ialah pembangunan sebesar Rp485,69 milyar.
infrastruktur. Pembangunan infrastruktur Berdasarkan rata-rata alokasi belanja
diyakini mampu menggerakkan sektor rill, modal Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dari
menyerap tenaga kerja, meningkatkan tahun ke tahun, jumlah tersebut masih
konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta memberatkan APBD Kabupaten Kulon Progo.
memicu kegiatan produksi (Daroedono, 2004). Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian sumber
Hanya saja, pembangunan infrastruktur pendanaan antara obligasi daerah dan
membutuhkan dana yang besar sehingga tidak availability payment sebagai dasar
semua pemerintah daerah memiliki pertimbangan dalam pengambilan keputusan
kemampuan keuangan untuk memenuhi pendanaan terbaik bagi pengembangan RSUD
kebutuhan tersebut. Selama ini pemerintah Wates Kabupaten Kulon Progo.
daerah masih menggantungkan pendanaannya
pada dana perimbangann yang dikucurkan oleh II. KAJIAN PUSTAKA
pemerintah pusat dalam bentuk dana bagi hasil, 2.1. Alternatif Pendanaan Pembangunan
dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus Infrastruktur Daerah
(Dewi & Kaluge, 2011). Kerangka otonomi daerah memberikan
Adanya ketimpangan antara kebutuhan tiga tugas pokok pemerintah daerah yaitu
pembangunan dan kemampuan pendanaan menyelenggarakan birokrasi pemerintahan
tersebut, mengharuskan pemerintah daerah secara lancar, efisien, dan efektif;
untuk mencari alternatif pendanaan lainnya. melaksanakan pembangunan seluruh bagian
Alternatif pendanaan tersebut dapat berupa wilayah; serta menyediakan pelayanan umum
obligasi daerah maupun availability payment. kepada masyarakat secara cepat, tepat, murah,
Salah satu daerah yang perlu dan bermutu (Ambarwati, 2016).
memertimbangkan alternatif pendanaan dalam Pemberian pelayanan yang maksimal
pembangunan infrastruktur ialah Pemerintah kepada masyarakat menuntut adanya
Kabupaten Kulon Progo. Pemerintah daerah pembangunan dari berbagai bidang, salah
tersebut menjadi kawasan kedua prioritas satunya adalah pembangunan sarana dan
pembangunan DIY tahun 2017 setelah prasarana (infrastruktur) yang memadai.
Kabupaten Gunungkidul (RPJMD DIY, 2012). Infrastruktur merupakan sistem fisik yang
Hanya saja, Kabupaten Kulon Progo menyediakan transportasi, pengairan, drainase,
marupakan salah satu kabupaten di Indonesia bangunan gedung, dan fasilitas publik lainnya
yang sebagian besar belanjanya masih berfokus yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
pada belanja operasi dibanding dengan belanja dasar baik kebutuhan sosial maupun ekonomi
modal. Rata-rata belanja modal Pemerintah (Grigg, 1999 dalam Widodo, 2006). Oleh
Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2013 karena itu, Infrastruktur menjadi penting dalam
hingga tahun 2016 hanya sebesar 16,58% dari pembangunan karena merupakan pendukung
total belanja daerah. Kondisi ini menunjukkan utama dalam fungsi-fungsi sistem sosial dan
bahwa Pemerintah Kabupaten Kulon Progo ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
memiliki kesulitan untuk mengalokasikan
anggaran yang besar untuk pembangunan

1
2

2.2. Obligasi Daerah a. Pemerintah daerah menentukan kegiatan


Secara umum, obligasi merupakan suatu yang akan didanai dengan obligasi daerah.
surat berharga (efek) berjangka waktu panjang b. Membuat Kerangka Acuan Kegiatan.
yang diterbitkan oleh pemerintah daerah c. Langkah selanjutnya adalah membuat
(emiten) sebagai bukti pengakuan utang jangka perhitungan batas kumulatif pinjaman.
panjang kepada masyarakat (pembeli obligasi) Batas kumulatif pinjaman daerah yaitu
dan akan dibayarkan pokok serta bunganya jumlah sisa pinjaman daerah ditambah
dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak
persyaratan yang telah disetujui bersama-sama melebihi 75% dari jumlah penerimaan
(Sitorus, 2015) dan (Purnomo, 2015). umum APBD tahun sebelumnya.
Secara umum obligasi daerah di d. Selanjutnya menghitung rasio kemampuan
Indonesia memiliki karakteristik sebagai keuangan daerah yang dikenal dengan
berikut (DJPK, 2007). istilah debt service coverage ratio (DSCR).
1. Merupakan pinjaman jangka panjang (lebih DSCR menjadi penting untuk dijadikan
dari satu tahun) yang berasal dari dasar dalam menentukan apakah pinjaman
masyarakat. yang diambil nantinya akan menyulitkan
2. Diterbitkan melalui penawaran umum kondisi keuangan entitas atau tidak (Noor,
kepada masyarakat di pasar modal dalam 2009). Rumus yang dapat digunakan dalam
negeri. menghitung DSCR tercantum dalam
3. Dikeluarkan dalam mata uang rupiah. penjelasan PP No. 30 Tahun 2011 sebagai
4. Hasil penjualan digunakan untuk berikut.
membiayai investasi sektor publik yang 𝐷𝑆𝐶𝑅 =
{𝑃𝐴𝐷 + (𝐷𝐵𝐻 − 𝐷𝐵𝐻𝐷𝑅) + 𝐷𝐴𝑈} − 𝐵𝑊
≥ 2,5
𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 + 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑖𝑛
menghasilkan penerimaan dan memberikan
manfaat bagi masyarakat. e. Selanjutnya pemerintah daerah mengajukan
5. Nilai obligasi daerah pada saat jatuh tempo permohonan persetujuan prinsip kepada
sama dengan nilai nominal obligasi daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
pada saat diterbitkan. Setidaknya ada tiga perihal yang harus
tertuang dalam surat persetujuan prinsip
2.2.1 Tahapan Penerbitan Obligasi Daerah DPRD yaitu: (1) nilai bersih maksimal
Beberapa tahap harus dilakukan dan obligasi daerah yang akan diterbitkan pada
dilalui pemerintah daerah sebelum menerbitkan saat penetapan APBD, (2) kesediaan
obligasi daerah di pasar modal. Tahap-tahap pembayaran pokok dan bunga sebagai
tersebut meliputi persiapan di daerah, akibat penerbitan obligasi daerah, dan (3)
persetujuan Menteri Keuangan, tahap pra- kesediaan pembayaran segala biaya yang
registrasi dan registrasi, hingga tahap timbul dari penerbitan obligasi daerah.
penawaran umum (DJPK, 2007). f. Terakhir dalam tahap persiapan ialah
membentuk struktur organisasi, perangkat
1. Persiapan di Daerah kerja, dan sumber daya manusia unit
Pemerintah daerah dalam upaya pengelola obligasi daerah.
melakukan penerbitan obligasi daerah perlu
membentuk sebuah tim persiapan penerbitan 2. Pesetujuan Menteri Keuangan
obligasi daerah. Tim persiapan bertanggung Langkah selanjutnya ialah pemerintah
jawab untuk menyiapkan rencana kegiatan daerah mengajukan usul penerbitan obligasi
investasi yang akan dibiayai oleh obligasi daerah untuk mendapatkan persetujuan kepada
daerah. Dalam ketentuan perubahan pasal 8 Menteri Keuangan dalam hal ini Direktur
ayat (2) dalam PMK 180/PMK.07 Tahun 2015 Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK,
setidaknya telah disebutkan enam tahap yang 2007). Untuk memberikan persetujuan,
harus dilakukan pemerintah daerah dalam setidaknya Kementerian Keuangan melakukan
melakukan persiapan penerbitan obligasi penilaian meliputi penilaian administrasi dan
daerah. penilaian keuangan. Surat usulan penerbitan
3

obligasi daerah harus dilengkapi dengan daerah) dengan badan usaha (swasta, BUMN,
dokumen-dokumen sebagai berikut. dan BUMD) dalam rangka pembangunan
a. Kerangka Acuan Kegiatan. infrastruktur pelayanan publik. Pasal 1 poin 16
b. Laporan keuangan pemerintah daerah PP No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama
selama 3 (tiga) tahun terakhir. Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
c. Peraturan daerah mengenai APBD tahun dalam Penyediaan Infrastruktur, menyebutkan
berkenaan. bahwa pembayaran ketersediaan layanan
d. Perhitungan jumlah kumulatif pinjaman (availability payment) adalah pembayaran
pemerintah daerah dan defisit APBD. secara berkala oleh Menteri/Kepala
e. Perhitungan rasio kemampuan keuangan Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha
daerah untuk mengembalikan pinjaman atau Pelaksana atas tersedianya layanan
debt service coverage ratio (DSCR). infrastruktur yang sesuai dengan kualitas
f. Surat persetujuan prinsip dari Dewan dan/atau kriteria sebagaimana ditentukan
Perwakilan Rakyat Daerah. dalam perjanjian KPBU.
g. Struktur organisasi, perangkat kerja, dan
sumber daya manusia unit pengelola 2.3.1 Tahapan Pelaksanaan Availability
obligasi daerah. Payment
Tahap pelaksanaan KPBU dengan skema
3. Pra-registrasi dan Registrasi availability payment dimulai dengan tahapan
Pada tahap pra-regisrasi dan registrasi perencanaan availability payment, penyiapan
sebenarnya sudah mulai memasuki skema availability payment, dan transaksi availability
penerbitan obligasi di pasar modal. Tahap pra- payment. Berikut ini dapat dilihat bagan
registrasi meliputi langkah-langkah yang harus tahapan pelaksanaan KPBU dengan skema
ditempuh sebelum mengajukan pernyataan availability payment.
pendaftaran ke Otoroitas Jasa Keuangan (OJK)
yang diantaranya menunjuk profesi-profesi 1. Tahap Perencanaan Availability Payment
penunjang, melakukan uji tuntas (due Tahap perencanaan dimaksudkan untuk
diligence), pemeringkatan efek, persiapan memperoleh informasi mengenai kebutuhan
pendaftaran, pembuatan janji-janji terkait dan penyediaan infrastruktur yang dapat
penetapan struktur obligasi daerah (DJPK, dikerjasamakan dengan badan usaha dan untuk
2007). Jika persyaratan telah lengkap dan mendukung koordinasi perencanaan dan
memenuhi kriteria maka OJK akan pengembangan rencana availability payment
mengeluarkan pernyataan efektif dalam rangka serta melakukan keterbukaan informasi kepada
penawaran umum obligasi daerah. masyarkat mengenai rencana availability
payment. Tahap perencanaan availability
4. Penawaran Umum payment dijelaskan dalam pasal 7 hingga 13
Tahap selanjutnya adalah penawaran Permendagri No. 96 Tahun 2016 yang terdiri
umum dan pencatatan. Jangka waktu yang dari beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut.
dibutuhkan selama proses penawaran umum, a. Pemerintah daerah melakukan penyusunan
terhitung sejak pernyataan pendaftaran rencana anggaran dana availability payment
dinyatakan efektif oleh OJK hingga obligasi sesuai dengan peraturan perundang-
daerah dibeli oleh investor dan dicatatkan di undangan dengan memperhatikan setiap
bursa efek adalah kurang lebih 10 hari kerja tahap pelaksanaan KPBU dengan skema
(DJPK, 2007). availability payment.
b. Langkah kedua ialah dentifikasi dan
2.3. Pembayaran Ketersediaan Layanan penetapan availability payment. Dalam
(Availability Payment) rangka melakukan identifikasi, maka
Pembayaran ketersediaan layanan pemerintah daerah menyusun studi
(availability payment) merupakan salah satu pendahuluan dan melakukan konsultasi
skema kerjasama pemerintah (pusat dan publik.
4

c. Selanjutnya pengambilan keputusan apakah di Indonesia. Ambarwati (2016) dengan judul


akan melanjutkan atau menghentikan penelitian Penerbitan Obligasi Daerah dalam
pembangunan skema availability payment. Menunjang Ketahanan Ekonomi Daerah (Studi
2. Tahap Penyiapan pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan).
Ketika memutuskan untuk melanjutkan Hasil penelitiannya menemukan bahwa
pembangunan infrastruktur dengan skema Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan perlu
availability payment, maka langkah menerbitkan obligasi daerah sebagai alternatif
selanjutnya adalah penyiapan KPBU dengan pendanaan pembangunan. Faktor yang
skema availability payment. Langkah-langkah mendukung penebitan obligasi daerah yaitu
tersebut telah tertuang dalam Permendagri No. kinerja keuangan yang baik, adanya peluang
96 Tahun 2016 pada pasal 14 hingga pasal 22 pasar yang besar, iklim investasi Provinsi
sebagai berikut. Sulawesi Selatan yang cukup baik, adanya
a. Langkah pertama adalah pra studi kelayakan lembaga-lembaga yang menunjang penerbitan
investasi. Kajian ini terdiri dari berbagai obligasi daerah. Sementara kendala dan
aspek antara lain: (1) kajian hukum dan tantangan yang dihadapi adalah masih adanya
kelembangaan, (2) kajian teknis, (3) kajian sikap mental ketergantungan pada dana APBN,
ekonomi dan sosial, (4) kajian lingkungan aparat setempat belum memahami obligasi
dan sosial, (5) kajian bentuk kerjasama daerah, permasalahan politik, masih adanya
dalam penyediaan infrastruktur, (6) kajian disharmonisasi peraturan perundang-undangan
risiko, (7) kajian kebutuhan dukungan terkait auditor yang berwenang melakukan
Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah, audit atas laporan keuangan serta kondisi
serta (8) kajian mengenai hal-hal yang perlu makroekonomi dan terakhir adalah kondisi
ditindaklanjuti. perekonomian global.
b. Selanjutnya melakukan konsultasi publik Fatimah (2011) juga telah melakukan
dan penjajakan minat pasar (market penelitian dengan judul Pinjaman Daerah dan
sounding). Public Private Partnership (PPP) sebagai
c. Untuk melancarkan proses availability Alternatif Pendanaan Pembangunan Bandar
payment, maka pemerintah daerah dapat Udara Perintis di Kabupaten Labuhanbatu.
mengajukan usulan terhadap dukungan Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
Pemerintah dalam availability payment. kabupaten labuhanbatu layak untuk melakukan
pinjaman daerah dan PPP. Hasil penelitiannya
3. Tahap Transaksi juga menunjukkan bahwa PPP merupakan
Setelah seluruh syarat-syarat terpenuhi pilihan yang lebih baik dibanding dengan
dari tahap perencanaan hingga penyiapan, pinjaman daerah.
maka selanjutnya adalah tahap transaksi.
Dalam Permendagri No. 96 Tahun 2016, III. DESAIN PENELITIAN
ketentuan mengenai tahap transaksi dibahas Penelitian ini menggunakan desain
dari pasal 23 hingga pasal 34. Setidaknya penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
terdapat 3 kegiatan dalam tahap transaksi ini, kasus. Pendekatan studi kasus merupakan
yaitu: (1) pengadaan Badan Usaha Pelaksana rancangan penelitian kualitatif dimana peneliti
yang mencakup persiapan dan pelaksanaan mengembangkan analisis mendalam atas suatu
pengadaan Badan Usaha Pelaksana, (2) kasus (Creswell, 2017).
penandatangan pernjanjian KPBU dengan Data penelitian yang dikumpulkan dalam
skema availability payment, serta (3) penelitian ini adalah data sekunder dan data
pemenuhan pendanaan (financial colse). primer. Data sekunder diperoleh dengan
melakukan telaah dokumen yang terdiri dari
2.4. Penelitian Terdahulu terkait dengan masalah yang diteliti. Dokumen
Beberapa peneliti terdahulu telah tersebut berupa Rencana Pengembangan
melakukan penelitian mengenai alternatif RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo,
pendanaan pembangunan infrastruktur daerah Laporan Keuangan Kabupaten Kulon Progo,
5

Laporan Akhir Kajian Awal Pra Studi Selanjutnya yaitu analisis alternatif
Kelayakan KPBU RSUD Krian Kabupaten pendanaan yang merupakan analisis yang
Sidoarjo, serta dokumen pendukung lainnya. dilakukan untuk mengkaji apakah
Data primer diperoleh dengan melakukan pembangunan infrastruktur akan dibangun
wawancara mendalam untuk memperkuat sendiri, meminjam, atau mentransfer ke badan
temuan mengenai dokumen yang telah usaha dalam bentuk kerjasama. Pendekatan
diperoleh. Pihak-pihak yang akan menjadi yang digunakan dalam aanalisis ini ialah time
responden dalam penelitian ini adalah: value of money.
a. Pihak dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Kulon Progo yaitu pejabat dari Badan 3.2. Validitas dan Reliabilitas
Perencanaan Pembangunan Daerah Validitas data dilakukan dengan
(Bappeda), Dinas Kesehatan, RSUD Wates, triangulasi sumber dan member checking. Uji
serta Badan Keuangan dan Aset Daerah reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa
(BKAD). pendekatan yang digunakan dalam penelitian
b. PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ini konsisten dan stabil. Prosedur yang akan
sebagai salah satu Badan Usaha Milik dilakukan dalam uji reliabilitas sebagaimana
Negara (BUMN) yang sering terlibat dalam yang diungkapkan Gibbs (2007) dalam
pendampingan dan investasi pembangunan Creswell (2017).
infrastruktur di daerah.
IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Data 4.1. Kebutuhan Pengembangan RSUD
Analisis data dalam penelitian ini Wates
dibedakan menjadi analisis data kualitatif, Anggaran yang dibutuhkan untuk
analisis data kuantitatif, dan analisis alternatif pengembangan RSUD Wates Kabupaten Kulon
pendanaan. Analisis data kualitatif merupakan Progo tersebut sebesar Rp272,18 milyar untuk
model interaktif yang dilakukan dalam tiga fisik bangunan dan Rp213,51 milyar untuk
kegiatan utama yaitu kondensasi/reduksi data, pengadaan alat-alat kesehatan. Dengan
penyajian data, dan terakhir penarikan demikian total anggaran yang dibutuhkan
kesimpulan atau verifikasi (Miles, Huberman, untuk pengembangan RSUD tersebut sebesar
& Saldana, 2014). Rp485,69 milyar.
Analisis data kuantitatif diperlukan untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh 4.2. Simulasi Obligasi Daerah
dari dokumen-dokumen yang dikumpulkan. Simulasi yang disusun berfokus kepada
Analisis ini akan berfokus pada kajian aspek kemampuan keuangan Kabupaten Kulon
mengenai simulasi investasi pada proyek Progo untuk menerbitkan obligasi daerah.
pengembangan infrastruktur RSUD Wates Dalam Studi Kelayakan Pengembangan RSUD
Kabupaten Kulon Progo dengan skema obligasi Wates, telah dilakukan analisis ekonomi dan
daerah dan availability payment. Beberapa hal keuangan dengan hasil net present value (NPV)
yang harus dianalisis antara lain (1) Batas sebesar Rp80,98 milyar, internal rate of return
Maksimum Pinjaman Daerah, (2) Debt Service (IRR) sebesar 9,16%, payback period (PBC)
Coverage Ratio (DSCR), dan Menghitung selama 20 Tahun 8 Bulan , dan profitability
Total Avilability Payment. index (PI) sebesar 1,150. Berikut ini langkah-
Dalam penelitian ini akan terdapat angka- langkah yang dilakukan untuk menyususn
angka proyeksi untuk membantu dalam simulasi penerbitan obligasi daerah.
perhitungan kelayakan investasi. Angka-angka
proyeksi tersebut dihitung menggunakan 1. Menghitung Batas Maksimum Pinjaman
metode trend linear kuadrat terkecil (least Daerah
square) dengan formula sebagai berikut. Batas maksimum pinjaman daerah
(BMPD) merupakan jumlah maksimal
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 ′
pinjaman daerah yang diperbolehkan
6

berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2011 menyebutkan bawah nilai DSCR


Sebelum menentukan batas maksimum pemerintah daerah untuk dianggap layak
pinjaman daerah, maka perlu dilakukan melakukan pinjaman ialah di atas 2,5.
perhitungan penerimaan umum daerah pada Perhitungan DSCR ini membutuhkan
tahun sebelum mengajukan pendanaan dengan beberapa asumsi dan data-data pendukung.
obligasi daerah. Penerimaan umum daerah Berikut ini asumsi-asumsi yang digunakan
dihitung dengan rumus sebagai berikut. untuk menghitung DSCR dalam konteks
PU = PD – (DAK + DD + DP + L) penerbitan obligasi daerah oleh Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo.
Dimana: a. Obligasi daerah Pemerintah Kabupaten
PU = Penerimaan Umum Kulon Progo diterbitkan pada tahun 2017
PD = Total Penerimaan Daerah dengan bunga 7,17%. Bunga 7,17%
DAK = Dana Alokasi Khusus dianggap cukup bersaing apabila
DD = Dana Darurat dibandingkan dengan beberapa alternatif
DP = Pembayaran Pokok Pinjaman lainnya dalam investasi keuangan pada
L = Pendapatan Pendanaan Tertentu tahun 2017. Misalnya rata-rata imbal hasil
Tahun dasar obligasi daerah dalam dari Obligasi Negara Ritel (ORI) pada tahun
penelitian ini diasumsikan mulai tahun 2017. 2017 diprediksi berkisar antara 7% sampai
Oleh karena itu, penerimaan umum APBD 7,50% (www.infovesta.com). Sementara
akan menggunakan data-data pada tahun itu, suku bunga deposito pada tahun 2017
anggaran 2016. diperkirakan berada pada kisaran 7,02%
Total penerimaan umum APBD (m.kontan.co.id). Jika berkaca juga dari
Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2016 pengalaman Pemerintah Kulon Progo yang
ialah sebesar Rp873,16 milyar. Dengan sebelumnya telah melakukan pinjaman pada
demikian, maka batas maksimum pinjaman BPD DIY dengan suku bunga 11,5%, maka
Kabupaten Kulon Progo berdasarkan suku bunga 7,17% dianggap berada pada
penerimaan umum tersebut sebagai berikut. batas aman.
BMPD = (75% x PU) - Pinjaman Sebelumnya b. Obligasi daerah Pemerintah Kabupaten
BMPD = (75% x Rp873,16 M) - Rp5 M Kulon Progo diasumsikan dengan tenor 10
BMPD = Rp654,87 M - Rp5 M tahun. Dengan demikian, jika obligasi
BMPD = Rp649,87 M daerah dimulai pada tahun 2017, maka akan
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo jatuh tempo pada tahun 2026. Pemilihan
sebelumnya telah memiliki pinjaman sebesar jangka waktu 10 tahun agar Pemerintah
Rp5 milyar dari Bank Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki waktu
(BPD) DIY. Dengan demikian batas yang cukup untuk mengumpulkan dana
maksimum pinjaman yang boleh ditarik oleh untuk pembayaran pokok pinjaman.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yaitu Pertimbangan lainnya yaitu semakin
sebesar Rp649,87 milyar. panjang jangka waktu obligasi, maka akan
Berdasarkan perhitungan batas semakin berisiko dan semakin sensitif
maksimum pinjaman daerah, maka Pemerintah dengan perubahan suku bunga dan inflasi.
Kabupaten Kulon Progo memenuhi syarat c. Bunga obligasi daerah dibayarkan setiap
untuk melakukan pinjaman daerah dengan tahun dengan nilai tetap, sementara untuk
skema obligasi daerah sebesar Rp485,69 pokok obligasi daerah akan dibayarkan pada
milyar. saat jatuh tempo yaitu di tahun 2026. Agar
pembayaran pokok obligasi tidak
2. Menghitung Debt Coverage Service Ratio memberatkan APBD pada saat jatuh tempo,
Debt Coverage Service Ratio (DSCR) maka pemerintah akan membentuk dana
menunjukkan kemampuan keuangan daerah cadangan yang disimpan khusus untuk
untuk melakukan pengembalian pinjaman pembayaran pokok obligasi di masa
selama periode pinjaman. PP No. 30 Tahun mendatang. Pembentukan dana cadangan
7

akan dimulai pada saat aset yang dibangun Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan
mulai beroperasi dengan baik. Untuk DSCR Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
menentukan berapa dana yang harus untuk tahun 2017 hingga 2026. Rata-rata nilai
dicadangkan setiap tahunnya, maka akan DSCR Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
dilakukan perhitungan nilai anuitas dari tahun 2017 hingga 2026 adalah sebesar
majemuk (Halim, 2003). 6,27. Sebagaimana telah dijelaskan
d. Masa konstruksi dengan sumber pendanaan sebelumnya bahwa syarat pemerintah daerah
dari obligasi daerah diperkirakan akan lebih agar dapat melakukan pinjaman daerah dengan
cepat satu tahun dibandingkan dengan skema obligasi daerah ialah harus memiliki
menggunakan dana dari penerimaan umum nilai DSCR minimal 2,5. Berdasarkan hasil
daerah. Dengan demikian, masa konstruksi perhitungan DSCR, maka Pemerintah
menjadi hanya 2 tahun. Pertimbangan Kabupaten Kulon Progo memiliki kemampuan
tersebut karena dana untuk kebutuhan dimasa depan untuk membayar pinjaman
pembangunan infrastruktur akan tersedia obligasi daerah yang ditarik dari publik sebesar
lebih cepat ketika pendanaannya bersumber Rp485,69 milyar.
dari obligasi daerah dibandingkan ketika
bersumber dari penerimaan umum di 4.3. Simulasi Availability Payment
APBD. Simulasi yang akan disusun berfokus
e. Belanja wajib yang digunakan dalam pada aspek keuangan atau besaran availability
perhitungan DSCR ialah belanja pegawai payment setiap tahunnya yang akan dibayarkan
ditambah dengan transfer ke desa. oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
f. Nilai dalam perhitungan DSCR pada tahun selama masa konsesi KPBU. Sebelum
2013 hingga 2016 menggunakana data menyusun simulasi pendanaan dengan skema
dalam Laporan Realisasi APBD Kabupaten avilablity payment untuk pengembangan
Kulon Progo tahun anggaran 2013 hingga RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo, maka
2016. Sementara nilai dalam tahun 2017 terlebih dahulu ditentukan asumsi-asumsi yang
menggunakan nilai dalam APBD Kabupaten akan digunakan dalam simulasi tersebut.
Kulon Progo tahun anggaran 2017 dan nilai 1. KPDBU dengan skema availability payment
untuk tahun 2018 hingga 2026 akan mulai dilakukan pada tahun 2017
menggunakan angka proyeksi yang dengan jangka waktu pembayaran
diperoleh dari perhitungan metode trend ketersediaan layanan yaitu 10 tahun. Pada
linear kuadrat terkecil (least square). tahun 2017 akan dimulai kegiatan kontruksi.
g. Biaya lain-lain diasumsikan Rp0 Jangka waktu kontruksi dengan skema
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka availability payment diperkirakan selama 2
dapat dilakukan perhitungan DSCR selama tahun. Jangka waktu 2 tahun ditentukan
perode obligasi yaitu tahun 2017 hingga 2026. dengan pertimbangan bahwa badan usaha
Hasil perhitungan DSCR pada lampiran satu yang memenangkan lelang merupakan
dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. badan usaha yang memiliki kemampuan
Tabel 1 Hasil Perhitungan DSCR finansial untuk menutupi kebutuhan
Tahun DSCR pembangunan infrastruktur tersebut. Selain
itu, dengan skema availability payment
2017 6,68
maka badan usaha akan termotivasi untuk
2018 5,51
segera menyelesaikan pembangunan
2019 5,63
infrastruktur agar pembayaran atas
2020 5,75
2021 6,08 ketersediaan layanan dapat segera
2022 6,31 dilakukan. Dengan demikian, layanan akan
2023 6,46 tersedia pada tahun 2019 sehingga
2024 6,61 pembayaran ketersediaan layanan juga akan
2025 6,76 dimulai pada tahun 2019 selama 10 tahun
2026 6,91 dan akan berakhir pada tahun 2028.
8

2. Capital structure untuk pembangunan Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka


diperbolehkan 30% dari modal sendiri dan dapat dilakukan simulasi availability payment
70% dari pinjaman. yang akan dibayarkan oleh Pemerintah
3. Pinjaman yang ditarik untuk membantu Kabupaten Kulon Progo setiap tahun selama
modal sendiri diasumsikan selama 7 tahun masa konsesi KPBU dengan skema availability
dengan bunga pinjaman sebesar 10,35% per payment. Pertama yang dilakukan yaitu dengan
tahun. Bunga pinjaman tersebut diambil dari menghitung total capex ditambah IDC.
rata-rata bunga pinjaman korporasi pada
akhir tahun 2016 di Bank Rakyat Indonesia, Tabel 2 Total Capex ditambah IDC
Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, (dalam milyar rupiah)
Bank Tabungan Negara, dan Bank Central CAPEX
Asia (www.bi.go.id). Pinjaman akan Modal Sendiri (30% dari
145,71
dimulai pada tahun 2018 dengan Total Investasi)
pertimbangan bahwa dana untuk konstruksi Modal Pinjaman (70%
339,98
pada tahun 2017 masih akan ditutupi dari dari total Investasi)
modal sendiri sebesar 30% dari total Capex sebelum IDC (1) 485,69
kebutuhan pendanaan. Oleh karena itu, IDC:
- Tahun 1 (2018) 35,19
pinjaman sebaiknya dimulai pada tahun
Capex + IDC 520,88
2018 untuk menghindari risiko bunga.
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
4. Capital expenditure (capex) yang digunakan
bunga yang timbul dalam masa konstruksi aset
ialah jumlah dari kebutuhan pendanaan
yang akan dikapitalisasi ke dalam capex yaitu
untuk fisik gedung dan alat-alat kesehatan
sebesar Rp35,19 milyar. Dengan demikian,
dengan total sebesar Rp485,69 ditambah
total capex setelah ditambah dengan IDC ialah
dengan bunga yang timbul selama masa
sebesar Rp520,88 milyar. Setelah capex
konstruksi atau interest during construction
ditambah IDC ditentukan, maka selanjutnya
(IDC).
dapat dilakukan perhitungan availability
5. Operating expenditure (opex) diasumsikan
payment.
dimulai sebesar 10% dari capex sebelum
IDC dan akan terus naik sebesar 5% setiap
Tabel 3 Perhitungan Availability Payment
tahunnya.
(dalam milyar rupiah)
6. Margin yang diberikan kepada badan usaha
pelaksana sebesar 35% dari total capex dan Tahun Capex Opex Margin AP
opex tiap tahun. Pertimbangan tersebut 2019 52,09 48,57 35,23 135,89
karena pada dasarnya badan usaha 2020 52,09 51,00 51,00 139,17
pelaksana ialah organisasi sektor private 2021 52,09 53,55 53,55 142,61
2022 52,09 56,22 56,22 146,22
yang profit oriented. Oleh karena itu, margin 2023 52,09 59,04 59,04 150,02
sebesar 35% dianggap akan mampu menarik 2024 52,09 61,99 62,98 154,00
minat investor atau badan usaha untuk 2025 52,09 65,09 65,09 158,19
berinvestasi. 2026 52,09 68,34 68,34 162,58
7. Tarif Pajak Penghasilan Badan ditentukan 2027 52,09 71,76 71,76 167,19
sebesar 25% yang merupakan tarif Pajak 2028 52,09 75,35 75,35 172,04
Jumlah 520,88 610,90 395,12 1.527,90
Penghasilan Badan sesuai dengan peraturan
perpajakan di Indonesia. Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat
8. Asumsi-asumsi ekonomi dan keuangan perhitungan capex, opex, margin, dan total
mengacu pada Studi Kelayakan Perluasan availability payment setiap tahunnya, yang
bangunan dan fasilitas RSUD Wates akan dibayarkan kepada badan usaha
Kabupaten Kulon Progo yang telah disusun pelaksana. Total availability payment selama
oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. 10 tahun yang harus dibayar oleh Pemerintah
9. Biaya lain-lain diasumsikan Rp0 (nol Kabupaten Kulon Progo selaku Penanggung
rupiah).
9

Jawab Proyek Kerjasama adalah sebesar PV Bunga Obligasi 249,80


Rp1.527,90 milyar. PV Operating Expenditure 361,69
Total PV Obligasi Daerah (B) 779,20
4.4. Analisis Alternatif Pendanaan Availability Payment
PV Availability Payment 918,13
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Present Value PPh Badan yang akan
analisis ini ialah dengan mengidentifikasi (67,91)
diterima
potensi-potensi pengorbanan ekonomi pada Total PV Availability Payment (C) 850,22
masing-masing alternatif pendanaan, kemudian Tingkat Diskonto 8,32%
dibandingkan dengan potensi pengorbanan Selisih (A) dan (B) 501,71
ekonomi jika pembangunan tersebut dilakukan Selisih (A) dan (C) 430,69
Selisih (C) dan (B) 71.02
secara tradisional atau menggunakan
penerimaan umum dalam APBD.
Analsis alternatif pendanaan ini 4.4.1 Present Value Penerimaan Umum
dilakukan dengan pendekatan time value of APBD
Berdasarkan Tabel 4 tersebut, ketika
money. Penggunaan time value of money dalam
pembangunan infrastruktur menggunakan dana
perbandingan alternatif pendanaan dengan
dari penerimaan umum APBD, maka terdapat
pertimbangan pada investasi jangka panjang,
total present value potensi pengorbanan
pengambil keputusan harus
ekonomi sebesar Rp1.280,91. Nilai tersebut
mempertimbangkan time value of money,
merupakan hasil penjumlahan dari present
karena pada umumnya nilai uang sekarang
value investasi fisik gedung, present value
lebih berharga dari pada nilai uang di masa
investasi alat kesehatan, present value
mendatang (Halim, 2003).
pengorbanan ekonomi atas layanan yang tidak
Dalam analisis time value of money
diberikan, present value operating expenditure
tersebut, tingkat diskonto yang digunakan ialah
dan present value pengorbanan ekonomi atas
8,32%. Tingkat diskonto tersebut mengacu
alokasi anggaran yang ditunda.
pada cost of capital yang dihitung dengan
Present value investasi fisik gedung
menjumlahkan antara tingkat suku bunga
sebesar Rp243,02 merupakan nilai sekarang
obligasi sebesar 7,17%, social opportunity cost
dari seluruh alokasi dana yang akan
sebesar 1,00% dan Social Rate of Time
dikeluarkan untuk membangun fisik gedung
Preference sebesar 0,15%. Social opportunity
RSUD Wates. Dalam Studi Kelayakan
cost dan Social Rate of Time Preference
Perluasan Gedung dan Fasilitas RSUD Wates
merupakan bagian dari asumsi peneliti dengan
Kabupaten Kulon Progo, penyediaan dana
pertimbangan bahwa pada sektor publik, maka
untuk kebutuhan fisik gedung akan dilakukan
hal yang menjadi pertimbangan utama ialah
secara bertahap selama 3 tahun yaitu tahun
kualitas layanan yang dapat diterima oleh
2017 hingga tahun 2019. Oleh karena itu, dana
masyarakat.
yang dikeluarkan pada tahun kedua dan ketiga
di-present value-kan.
Tabel 4 Ringkasan Analisis Perbandingan
Present value investasi alat kesehatan
(dalam milyar rupiah)
Penerimaan Umum APBD sebesar Rp184,50 merupakan nilai sekarang
PV Investasi Fisik Gedung 243,02 dari seluruh alokasi dana yang akan
PV Investasi Alat Kesehatan 184,50 dikeluarkan untuk pengadaan alat-alat
PV Pengorbanan atas Layanan yang
105,58
kesehatan RSUD Wates. Dalam Studi
Tidak Diberikan Kelayakan Perluasan Gedung dan Fasilitas
PV Operating Expenditure 320,30 RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo,
PV Pengorbanan atas Alokasi Anggaran
yang Ditunda
427,52 penyediaan dana untuk pengadaan alat-alat
Total PV Penerimaan Umum APBD kesehatan akan dilakukan secara bertahap
1.280,91 selama 2 tahun yaitu tahun 2018 dan tahun
(A)
Obligasi Daerah 2019. Oleh karena itu, dana yang dikeluarkan
PV Dana Cadangan Untuk Pembayaran pada tahun tersebut akan di-present value-kan.
167,83
Pokok Obligasi Daerah dikurangi Bunga
10

Present value pengorbanan ekonomi atas 4.4.2 Present Value Obligasi Daerah
layanan yang tidak diberikan sebesar Rp105,58 Pada skema pendanaan obligasi daerah
merupakan nilai sekarang dari potensi atas terdapat total present value sebesar Rp779,20.
layanan jasa yang ditaksir akan diperoleh jika Nilai tersebut merupakan hasil penjumlahan
perluasan bangunan dan fasilitas RSUD Wates dari present value dana cadangan untuk
dapat beroperasi pada tahun 2019. Layanan pembayaran pokok obligasi daerah dikurangi
kesehatan yang tidak diberikan dihitung bunga, present value bunga obligasi, dan
sebagai salah satu pengorbanan ekonomi yang present value opex. Dengan pendanaan
harus ditanggung, karena jika menggunakan menggunakan obligasi daerah, maka konstruksi
skema obligasi daerah dan availability diperkirakan hanya 2 tahun, karena penyediaan
payment, maka pada tahun 2019 perluasan dana dengan obligasi daerah diperkirakan akan
bangunan dan fasilitas RSUD Wates mulai lebih cepat satu tahun dibandingkan dengan
beroperasi dengan baik dan ditaksir dapat menggunakan dana dari penerimaan umum
memberikan jasa layanan sebesar Rp123,84. daerah.
Jasa layanan tersebut diperoleh dari proyeksi Present value dana cadangan untuk
pendapatan RSUD Wates tahun 2019 dalam pembayaran pokok obligasi daerah dikurangi
Studi Kelayakan Perluasan Bangunan dan bunga sebesar Rp167,83 merupakan nilai
Fasilitas RSUD Wates Kabupaten Kulon sekarang dari dana yang dicadangkan mulai
Progo. tahun ketiga hingga tahun kesepuluh, dikurangi
Present value opex sebesar Rp320,28 dengan present value atas bunga yang timbul
merupakan nilai sekarang dari biaya operasi dari dana cadangan tersebut. Dana cadangan
yang ditaksir akan keluar pada saat hasil tersebut disimpan dalam bentuk deposito
perluasan bangunan dan fasilitas RSUD Wates dengan tujuan untuk mengantisipasi
mulai beroperasi. Nilai dari opex ditentukan pembayaran pokok obligasi daerah pada saat
sama dengan nilai opex pada skema pendanaan jatuh tempo di tahun kesepuluh atau pada tahun
obligasi daerah availability payment. 2026. Pembentukan dana cadangan dimulai
Infrastruktur tersebut mulai beroperasi pada pada saat infrastruktur tersebut mulai
tahun keempat, sehingga opex yang beroperasi yaitu pada tahun 2019. Oleh karena
diperhitungkan ialah opex yang timbul sejak itu, dana candangan akan dibentuk selama 8
tahun keempat. tahun. Dana yang dicadangkan setiap tahun
Present value pengorbanan ekonomi atas sebesar Rp47,31. Angka tersebut diperoleh dari
alokasi anggaran yang ditunda sebesar perhitungan nilai anuitas majemuk dengan
Rp427,52 merupakan nilai sekarang dari anuitas yaitu pokok obligasi daerah sebesar
potensi alokasi anggaran yang ditunda untuk Rp485,69 dan tingkat suku bunga sesuai suku
kebutuhan lainnya karena harus dialokasi pada bunga deposito yaitu 7,02%.
proyek perluasan bangunan dan fasilitas RSUD Present value bunga obligasi sebesar
Wates Kabupaten Kulon Progo. Pengorbanan Rp249,68 merupakan akumulasi nilai sekarang
ekonomi tersebut seharusnya dapat dari bunga obligasi. Sebagaimana telah
dialokasikan pada kebutuhan dan dijelaskan sebelumnya bahwa bunga obligasi
pembangunan lainnya jika saja Pemerintah sebesar 7,17% dari pokok obligasi dan akan
Kabupaten Kulon Progo menggunakan dibayarkan setiap tahunnya.
alternatif pendanaan obligasi daerah atau Present value opex sebesar Rp361,69
availability payment dalam mendanai proyek merupakan nilai sekarang dari biaya operasi
perluasan bangunan dan fasilitas RSUD Wates yang ditaksir akan keluar pada saat hasil
Kabupaten Kulon Progo. Nilai pengorbanan perluasan bangunan dan fasilitas RSUD Wates
ekonomi tersebut ialah sesuai dengan nilai mulai beroperasi. Nilai dari opex ditentukan
kebutuhan investasi untuk fisik gedung dan alat sama dengan nilai opex pada skema pendanaan
kesehatan proyek perluasan bangunan dan availability payment. Sebagaimana telah
fasilitas RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. dijelaskan sebelumnya bahwa dengan skema
obligasi daerah, maka masa konstruksi hanya 2
11

tahun, maka pada tahun 2019 infrastruktur


tersebut muai beroperasi. Oleh karena itu, opex Grafik Perbandingan
akan mulai diperhitungkan pada tahun ketiga Pendanaan
atau tahun infrastruktur mulai beroperasi. 1.400,00
1.200,00
4.4.3 Present Value Availability Payment
Pada Tabel 4.18 juga dapat dilihat bahwa 1.000,00
hasil perhitungan potensi pengorbanan 800,00
ekonomi yang akan ditanggung ketika 600,00
menggunakan skema pendanaan availability 400,00
payment. Total present value potensi
200,00
pengorbanan ekonomi yaitu sebesar Rp850,22.
Angka tersebut merupakan total present value 0,00
Penerimaan Obligasi Availability
availability payment dikurangi dengan present Umum APBD Daerah Payment
value PPh Badan yang akan diterima.
Present value availability payment Selisih Pengorbanan Ekonomi
sebesar Rp918,13 merupakan akumulasi nilai Pengorbanan Ekonomi
sekarang dari availability payment yang akan
dibayarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Grafik 1 Ringkasan Perbandingan Alternatif
Progo selaku PJPK setiap tahunnya. Sementara Pendanaan
itu, present value PPh Badan yang diterima
sebesar Rp67,91 merupakan pajak yang akan Berdasarkan Grafik 1, dapat dilihat
dibayarkan oleh badan usaha pelaksana atas bahwa skema pendanaan obligasi daerah dan
aliran kas bersih yang diterima setelah availability payment membutuhkan
dikurangi dengan pembiayaan. Present value pengorbanan ekonomi lebih rendah dibanding
PPh Badan yang diterima akan mengurangi ketika menggunakan penerimaan umum
total biaya yang ditanggung Pemerintah Kulon APBD. Selain itu, skema pendanaan obligasi
Progo karena PPh Badan ini merupakan salah daerah juga membutuhkan pengorbanan
satu aliran kas masuk ke Pemerintah Kabupaten ekonomi lebih rendah dibanding ketika
Kulon Progo sebagai satu kesatuan entitas menggunakan skema availability payment.
dengan seluruh tingkat pemerintahan di Selisih dari pendanaan dengan sumber dari
Indonesia. penerimaan umum APBD dengan obligasi
Setelah mengetahui total pengorbanan daerah yaitu sebesar Rp501,71. Selisih antara
ekonomi yang akan ditanggung oleh alternatif pendanaan dari penerimaan umum
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo pada APBD dengan availability payment yaitu
masing-masing alternatif pendanaan tersebut, sebesar Rp430,69. Sedangkan selisih antara
maka selanjutnya dapat ditentukan alternatif alternatif pendanaan obligasi daerah dengan
pendanaan mana yang membutuhkan availability payment yaitu sebesar Rp71,02.
pengorbanan ekonomi lebih rendah untuk Dengan demikian, apabila Pemerintah
mengetahui alternatif pendanaan yang paling Kabupaten Kulon Progo menggunakan skema
menguntungkan. Selisih pengorbanan ekonomi pendanaan obligasi daerah dalam perluasan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten bangunan dan fasilitas RSUD Wates
Kulon Progo pada masing-masing alternatif Kabupaten Kulon Progo, maka dapat
tersebut dapat dilihat pada Grafik 4.1 berikut melakukan efisiensi dana sebesar Rp501,71
ini. dibanding ketika menggunakan sumber dari
penerimaan umum APBD dan dapat
melakukan efisiensi dana sebesar Rp71,02
dibanding ketika menggunakan alternatif
pendanaan availability payment.
12

4.5. Peluang Penerapan Alternatif tersebut karena dengan opini yang baik, maka
Pendanaan Obligasi Daerah dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akan
Availability Payment mendapatkan kepercayaan dari publik dan
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah badan usaha.
dokumen, terdapat beberapa peluang yang
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Adanya Peluang Pasar Yang Besar
Progo jika ingin menggunakan alternatif Peluang pasar yang besar menjadi salah
pendanaan khususnya obligasi daerah dan satu peluang yag harus dapat dimanfaatkan
availability payment dalam melakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
pembangunan infrastruktur. Peluang penerapan dalam menerapkan alternatif pendanaan
alternatif pendanaan tersebut antara lain obligasi daerah dan availability payment. Hal
sebagai berikut. tersebut sesuai dengan pernyataan beberapa
responden. Salah satunya dari R5-AK sebagai
Pengelolaan Keuangan Yang Baik berikut.
Salah satu persyaratan yang harus “Peluangnya yaa ada di pendapatan asli
dimiliki oleh pemerintah daerah jika ingin daerah akan meningkat, kan ada bandara,
menarik dana dari masyarakat maupun badan ada JNI dan sebagainya itu meningkat,
usaha adalah harus memiliki pengelolaan kemudian nanti kelemahannya
keuangan yang baik dan bersih. Pengelolaan hambatannya ini, apa harus,
keuangan pemerintah yang baik dapat dilihat memperioritaskan, sedangkan bangunan
dari opini yang dikeluarkan oleh Badan tidak hanya untuk rumah sakit daerah, ini
Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Laporan sekarang udah merasakan. yang lain
Hasil Pemeriksaan BPK terhadap laporan sudah merasakan diketatkan.”
keuangan pemerintah daerah. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan kedepan akan ada peningkatan ekonomi yang
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sejak besar di Kabupaten Kulon Progo seiring
tahun 2012 hingga 2016 menunjukkan prestasi dengan dilakukan pembangunan, salah satunya
yang baik. Berikut ini pada tabel 5 dapat dilihat adalah pembangunan Bandara Internasional
opini BPK terhadap Laporan Keuangan DIY yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dari tahun Pembangunan bandara tersebut diharapkan
2012 hingga tahun 2016. mampu meemberikan multiplier effect terhadap
perekonomian daerah sehingga dapat
Tabel 5 Opini BPK Terhadap LKPD mempercepat peningkatan pendapatan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2016 masyarakat dan pemerintah daerah. Dengan
Tahun Opini BPK meningkatnya perekonomian dearah, maka
2012 Wajar Dengan Pengecualian iklim investasi akan terbuka selebar-lebarnya.
2013 Wajar Tanpa Pengecualian
Dengan Paragraf Penjelasan Banyak Badan Usaha Yang Berpengalaman
2014 Wajar Tanpa Pengecualian Banyaknya badan usaha yang
Dengan Paragraf Penjelasan berpengalaman merupakan peluang tersendiri
2015 Wajar Tanpa Pengecualian bagi pemerintah daerah jika ingin
2016 Wajar Tanpa Pengecualian menggunakan alternatif pendanaan dengan
Sumber: LHP BPK Terhadap LKPD skema availability payment. Hal tersebut telah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2016 dijelaskan oleh responden R6-PM dalam
wawancara yang telah dilakukan.
Opini BPK ini menjadi salah satu “Pontensi KPBU tergantung sektornya
peluang yang dimiliki oleh Pemerintah jadi kalau bicara sektor yang sudah
Kabupaten Kulon Progo jika ingin menerbitkan banyak bekerja sama dengan swasta
obligasi daerah atau melakukan pendanaan misalnya sektor jalan tol tadi, sektor air
dengan skema availability payment. Hal minum atau sektor listrik itu pemainnya
13

sudah banyak, artinya apa ada tender baru availability payment. Tantangan tersebut
bagi KPBU di sektor jalan tol, sektor dijelaskan sebagai berikut.
listrik, sektor air minum, ya Insha Allah
kecenderungannya sudah ada Ketergantungan Terhadap Transfer dari
marketnya.” Pusat dan Provinsi
Pernyataan dari responden R6-PM di atas Berdasarkan hasil wawancara kepada
menunjukkan bahwa potensi pemerintah beberapa responden, ditemukan tantangan
daerah untuk melakukan KPBU sangat terbuka. pertama yang dihadapi oleh Pemerintah
Hal tersebut dikarenakan sudah banyak badan Kabupaten Kulon Progo jika ingin
usaha yang memiliki kompetensi yang besar menggunakan alternatif pendanaan obligasi
terhadap sektor-sektor yang dibutuhkan oleh daerah maupun availability payment yaitu
pemerintah daerah. Selain itu, khusus untuk masih adanya sikap tergantung terhadap
sektor rumah sakit, ada beberapa badan usaha bantuan transfer dari Pemerintah Pusat dan
yang sangat potensial diajak melakukan Pemerintah Provinsi. Kondisi ini
kerjasama misalnya Rumah Sakit Siloam, mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Kulon
Rumah Sakit Mayapada maupun Rumah Sakit Progo belum terlalu intens untuk mencari
Mitra Keluarga. alternatif pendanaan lainnya untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan infrastruktur. Berikut
Adanya Lembaga-Lembaga Pendukung ini hasil wawancara dari responden R3-TR
Adanya lembaga-lembaga pendukung selaku Kepala Bidang Infrastruktur dan
bagi pemerintah daerah untuk menerapkan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan
alternatif-alternatif pendanaan pembangunan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo.
infrastruktur merupakan peluang yang harus “Nah kalau kita hanya berbicara
dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, kabupaten dan sesuai dengan
khususnya Pemerintah Kabupaten Kulon kewenangannya memang dirasa belum
Progo. Lembaga-lembaga tersebut dapat perlu, artinya skema yang digunakan
memberikan dukungan mulai dari tahap dalam rangka pembayaran infrastruktur
perencanaan alternatif pendanaan hingga jatuh ini, ini masih bisa ditopang baik dari
tenpo ataupun selesainya masa konsesi dari APBD miliknya kabupaten atau minta
alternatif pendanaan tersebut. Lembaga- dari APBD nya provinsi maupun dari
lembaga tersebut diantaranya adalah beberapa kegiatan APBN.”
Kementerian Keuangan, Badan Perencanaan Pernyataan R3-TR di atas menunjukkan
Pembangunan Nasional, PT Saran Multi bahwa selama ini untuk memenuhi kebutuhan
Infrastruktur, PT Penjamin Infrastruktur pembangunan infrastruktur dirasa masih
Indonesia, Otoritas Jasan Keuangan, dan mampu dipenuhi dari APBD dengan bantuan
beberapa lembaga-lembaga lainnya yang siap transfer dari APBD Provinsi dan APBN
mendukung pemerintah daerah dalam Pemerintah Pusat. Menuruh R3-TR, untuk
melakukan pembangunan infrastruktur dengan jangka pendek, masih banyak potensi-potensi
menggunakan alternatif-alternatif pendanaan penerimaan dari provinsi dan pusat yang dapat
selain APBD. dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo untuk memenuhi kebutuhan
4.6. Tantangan Penerapan Alternatif pembangunan infrastruktur di daerahnya.
Pendanaan Obligasi Daerah dan
Availability Payment Masih Rendahnya Kompetensi Sumber
Berdasarkan hasil wawancara yang Daya Manusia
dilakukan dengan beberapa responden, maka Salah satu yang juga menjadi tantangan
ditemukan beberapa tantangan yang dihadapi yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten
dan harus diperhatikan oleh Pemerintah Kulon Progo jika ingin menerapkan alternatif
Kabupaten Kulon Progo jika ingin menerapkan pendanaan obligasi daerah dan availability
alternatif pendanaan obligasi daerah dan payment adalah masih rendahnya kompetensi
14

sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. duit masyarakat nih, berarti kan
Kondisi tersebut diungkapkan oleh salah satu masyarakat saya tuh harus saya didik
responden R2-RJ selaku Kepala Bidang dulu, harus saya sosialisasi, nanti tak
Anggaran dan Kebijakan Pengelolaan keluarkan ngga laku juga.”
Keuangan Kabupaten Kulon Progo. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
“Kalau untuk Kulon Progo, kayaknya saat ini pemahaman masyarakat terhadap
kalau dalam waktu dekat ini belum. instrumen-instrumen pendanaan tersebut juga
Belum karena kita itu belum mampu dari menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan.
bagian baik itu dari sisi SDM, yaa Misalnya saja untuk alternatif pendanaan
kayaknya Kulon Progo belum deh gitu. obligasi daerah yang merupakan pungutan dana
Mungkin kedepan nanti kalau sudah dari masyarakat dalam bentuk pinjaman,
banyak daerah yang melaksanakan, sehingga ketertarikan masyarakat untk
lancar, mungkin kita bisa. tetapi kalau membeli instrumen tersebut tentu sangat
dalam waktu dekat ini belum.” berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat
Berdasarkan penjelasan dari R2-RJ, itu sendiri.
menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Selain kepercayaan dari masyarakat
Kulon Progo dalam waktu dekat masih sulit umum, kepercayaan dari badan usaha juga
untuk bisa menggunakan alternatif-alternatif perlu dipertimbangkan. Hal tersebut juga
pendanaan tersebut. Hal tersebut karena dijelaskan oleh R4-RC dalam wawancara yang
kompetensi SDM masih belum mampu untuk telah dilakukan sebagai berikut.
menerapkan alternatif-alternatif pendanaan “Cuman pihak ketiganya itu tarik atau
tersebut dalam waktu dekat. Selain itu, tidak itu yang susah karena kan kita harus
Pernyataan R2-RJ juga menunjukkan bawah meyakinkan pihak ketiga, kalau obligasi
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo masih ya sama aja, kelemahannya di
menunggu penggunaan alternatif-alternatif meyakinkan, kalau di bank sih malah bisa
pendanaan tersebut di pemerintah daerah karena sudah pengalaman BPD mau
lainnya. Jika pemerintah daerah lainnya mulai pinjam berapa aja besarnya karena dia
banyak menggunakannya dengan kondisi baik pake suku bunga jadi mau pinjam berapa
dan lancar maka kemungkinan Pemerintah saja tidak bakalan rugi kalau bank.”
Kabupaten Kulon Progo akan berani Pernyataan di atas menunjukkan bahwa
menggunakan alternatif pendanaan tersebut. kepercayaan pihak ketiga atau badan usaha
juga sangat dibutuhkan agar mereka bersedia
Masih Rendahnya Pemahaman serta melakukan investasi pada proyek
Kepercayaan Masyarakat dan Badan Usaha pembangunan. Sejauh ini, badan usaha yang
Masih rendahnya pemahaman serta memiliki kepercayaan terhadap Pemerintah
kepercayaan masyarakat dan badan usaha Kabupaten Kulon Progo hanya dari pihak Bank
terhadap pengelolaan keuangan pemerintah Pembangunan Daerah (BPD) DIY, itupun jika
daerah juga menjadi salah satu tantangan yang pendanaan dalam bentuk pinjaman, karena
harus dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten pada dasarnya uang yang beredar di BPD
Kulon Progo dalam menerapkan alternatif sebagai juga merupakan setoran modal dari
pendanaan obligasi daerah dan availability Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo.
payment. Hal tersebut sebagaimana hasil Kepercayaan tersebut tentu akan berbeda jika
wawancara dengan responden R2-RJ sebagai melibatkan badan usaha lainnya yang memiliki
berikut. kompetensi dalam proyek yang ingin
“Hmm ya, dimasyarakat kita juga dikerjasamakan.
kayaknya, hmmm kita harus apa,
menjelaskan ke masyarkatnya dulu yahh, Komitmen dari Pimpinan Eksekutif dan
apakah masyarakat kita itu sudah Legislatif
terbiasa, kayaknya kan karena yang akan Komitmen dari Pimpinan baik itu di
membeli ini kan saya kan akan menyerap tataran Eksekutif maupun legislatif sangat
15

dibutuhkan untuk dapat menerapkan alternatif- hingga tahap akhir. Sementara itu,
alternatif pendanaan selain dari APBD. kecenderungan pemerintah daerah pada
Komitmen ini sangat penting mengingat bahwa umumnya lebih memilih pendanaan yang tidak
manajemen puncak dalam sebuah organisasi terlalu membutuhkan usaha dan tenaga yang
merupakan kunci utama dari keberhasilan besar. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan
program-program organisasi. Dalam hal oleh responden R3-TR sebagai berikut.
alternatif pendanaan obligasi daerah dan “Kemudian yang kedua ini juga
avaiilability payment misalanya, komitmen sementara yang kita ketahui ini
pimpinan sangat perlu untuk memberikan membutuhkan administrasi tidak
jaminan kepada masyarakat dan badan usaha gampang, nah artinya ada beberapa
akan keberlanjutan dari pendanaan tersebut. tahapan yaitu sebetulnya tidak menjadi
Dalam obligasi daerah, pemerintah daerah kewenangan mutlak kita, tapi ada
harus mendapatkan persetujuan dari Dewan beberapa menjadi sampai ketingkat
Perwakilan Rakyat Daerah untuk dapat pusat, nah ini menjadi satu apa yah, kalau
menerbitkan obligasi daerah, begitupun dengan kendala sih tidak, tapi menjadi suatu
availability payment. Beberapa responden tantangan yaitu kadang mohon maaf di
mengungkapkan bahwa komitmen pimpinan administrasi itu dibilang mudah ya gak,
daerah sangat dibutuhkan untuk melancarkan dibilang gak ya mudah, artinya memang
penerapakan dari alternatif-alternatif membutuhkan suatu ketelitian di
pendanaan tersebut. Salah satunya adalah administrasi ini, apalagi sampai pusat.
pernyataan dari R2-RJ sebagai berikut. Selama ini memang tidak gampang
”Sepanjang ada komitmen dari pimpinan sehingga dibutuhkan suatu singkronisasi
eee pimpinan daerah bak itu pak Bupati anatara peluang itu dengan SDM.”
dengan Dewan, kalau ini nanti kita lihat Pernyataan R3-TR di atas menunjukkan
ini, ya itu kenapa tidak.” bahwa alternatif-alternatif pendanaan di luar
Penyataan dari R2-RJ tersebut APBD dan APBN kecenderungannya
menunjukkan bahwa komitmen dari pimpinan membutuhkan administrasi yang tidak mudah.
eksekutif dan legislatif dalam hal ini Bupati dan Sehingga dibutuhkan usaha yang besar, kerja
Ketua DPRD sangat dibutuhkan untuk keras, serta singkronisasi antara SDM agar
melancarkan penerapan alternatif pendanaan mampu merealisasikan penggunaan alternatif
tersebut. Selain dari komitmen, kesepahaman pendanaan tersebut.
dan kerjasama yang baik antara eksekutif dan
legislatif juga sangat dibutuhkan. Biasanya Perlu Perubahan Mindset Sumber Daya
dengan adanya komitmen dan kerjasama yang Manusia
baik dari pimpinan tersebut, maka para Mindset SDM pada suatu pemerintah
bawahannya akan berusaha semaksimal daerah tentu saja harus berubah jika ingin
mungkin untuk melaksanakan program- menggunakan alternatif-alternatif pendanaan
program tersebut. tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya bahwa mindset SDM saat ini masih
Membutuhkan Usaha yang Ekstra cenderung tergantung terhadap transfer dari
Salah satu yang menjadi tantangan yang pemerintah pusat dan provinsi, kompetensi
akan dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten yang dimiliki juga masih rendah, dan masih
Kulon Progo jika hendak menggunakan mengutamaka pendanaan-pendanaan yang
alternatif pendanaan obligasi daerah dan tidak terlalu membutuhkan usaha yang besar.
availability payment adalah dibutuhkannya Perlunya perubahan mindset SDM
usaha dan konsistensi yang besar bagi seluruh sebagaimana telah diungkapkan dalam
pihak yang terlibat. Alternatif-alternatif wawancara oleh salah satu responden yaitu R6-
pendanaan tersebut memang membutuhkan PM sebagai berikut.
usaha yang besar karena banyak hal-hal yang “Menyiapkan proyeknya dan
harus dipersiapkan mulai tahap persiapan mengkomunikasikan dengan pihak
16

swasta itu harus ada butuh effort besar, Kabupaten Kulon Progo memilih alternatif
jadi istilahnya ada perubahan mindset pendanaan skema obligasi daerah dengan
juga, perubahan mindset dalam arti tenor 10 tahun dan bunga 7,17%, maka
adalah kalau misalnya kita pengadaan dapat melakukan efisiensi dana sebesar
tradisional biasa itu, saya punya duit saya Rp501,71 dibanding ketika menggunakan
butuh kontraktor saya punya spesifikasi sumber pendanaan dari penerimaan umum
anda tolong bangunkan, tapi KPBU itu eh APBD dan dapat melakukan efisiensi dana
partner/mitra, saya punya kebutuhan ini sebesar Rp71.02 dibanding ketika
saya perlu kompetensi anda ini, menggunakan alternatif pendanaan
bagaimana supaya anda mau availability payment dengan masa konsesi
berinvestasi.” 10 tahun.
Perubahan mindset menurut responden 6- 2. Terdapat beberapa peluang yang dapat
PM menjadi sesuatu yang sangat penting. dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten
Mindset tersebut harus keluar dari kebiasaan- Kulon Progo jika ingin menggunakan
kebiasaan nyaman dengan bentuk pengadaan alternatif pendanaan obligasi daerah dan
yang tradisional dan harus mulai beralih ke availability payment dalam proyek
model-model pengadaan konvensional. pembangunan infrastruktur daerah. Peluang
Dengan adanya perubahan mindset tersebut, tersebut antara lain pengelolaan keuangan
maka diharapakan SDM pemerintah daerah Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang
dapat melakukan upaya yang besar untuk sudah baik, adanya peluang pasar yang
membangun infrastruktur berdasarkan skema- besar, banyaknya badan usaha yang
skema pendanaan yang konvensional sehingga berpengalaman, serta adanya lembaga-
akan mempercepat pertumbuhan ekonomi lembaga pendukung.
daerah. 3. Terdapat tantangan yang dihadapi oleh
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo jika
V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI ingin menggunakan alternatif pendanaan
obligasi daerah dan availability payment
1. Simpulan
dalam proyek pembangunan infrastruktur.
Penelitian ini bertujuan untuk
Tantangan tersebut antara lain
mengetahui alternatif pendanaan yang paling
ketergantungan terhadap transfer dari pusat
menguntungkan bagi Pemerintah Kabupaten
dan provinsi, masih rendahnya kompetensi
Kulon Progo dalam proyek pembangunan
sumber daya manusia, masih rendahnya
infrastruktur, khusunya proyek pengembangan
pemahaman serta kepercayaan masyarakat
RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Selain
dan badan usaha, komitmen dari pimpinan
itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
eksekutif dan legislatif, membutuhkan usaha
mengetahui peluang dan tantangan yang
yang ekstra, dan terakhir ialah masih
dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Kulon
perlunya perubahan mindset sumber daya
Progo jika ingin menggunakan alternatif
manusia.
pendanaan obligasi daerah dan availability
payment dalam proyek pembangunan
infrastruktur. Berdasarkan pembahasan dan 2. Rekomendasi
Agar pemerintah daerah, khususnya
analisis yang telah dijelaskan pada bab
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dapat
sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat
menerapkan alternatif-alternatif pendanaan
disimpulkan sebagai berikut.
dalam pembangunan infrastruktur, maka
1. Diantara alternatif pendanaan obligasi
terdapat beberapa rekomendasi yang perlu
daerah dan availability payment dalam
ditindaklajuti baik oleh pemerintah daerah
proyek perluasan bangunan dan fasilitas
maupun pemerintah pusat. Berdasarkan hasil
RSUD Wates, Pemerintah Kabupaten Kulon
penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka
Progo sebaiknya memilih pendanaan skema
berikut ini beberapa rekomendasi yang dapat
obligasi daerah dengan tenor 10 tahun
diberikan oleh peneliti.
danbunga 7,17%. Apabila Pemerintah
17

1. Sebaiknya pemerintah daerah, khsusunya maka diharapkan semakin banyak informasi


Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mulai yang dapat dikumpulkan.
intens melakukan kajian-kajian mengenai 3. Perhitungan simulasi alternatif pendanaan
alternatif pendanaan seperti obligasi daerah obligasi daerah dan availability payment
dan availability payment jika ingin banyak menggunakan asumsi-asumsi yang
melakukan proyek pembangunan setiap saat dapat mengalami perubahaan.
infrastruktur.
2. Pemerintah baik tingkat daerah dan pusat DAFTAR PUSTAKA
sebaiknya menyusun peraturan daerah dan Ambarwati, D. I. (2016). Penerbitan Obligasi
undang-undangan yang mengatur lebih Daerah Dalam Menunjang Ketahanan
detail mengenai altenratif-alternatif Ekonomi Daerah: Studi pada
pendanaan tersebut sehingga akan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
mempermudah pemerintah daerah dalam Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
melakukan kajian alternatif pendanaan Creswell, J. W. (2017). Research Design:
tersebut. Pendekatan Metode Kualitatif,
3. Pemerintah pusat sebaiknya intens Kuantitatif, dan Campuran (Edisi Ke-
melakukan sosialisasi dan pendampingan 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kepada pemerintah daerah agar Daroedono. (2004). Pengembangan Lembaga
menggunakan alternatif pendanaan tersebut Keuangan dan Investasi Infrastruktur.
dalam proyek pembangunan infrastruktur. Info Kajian Bappenas.
4. Pemerintah pusat sebaiknya memberikan Dewi, O., & Kaluge, D. (2011, Oktober).
reward atau penghargaan kepada Analisis Peluang Penerbitan Obligasi
pemerintah daerah yang mampu menjadi Daerah Sebagai Alternatif Pendanaan
pioner dalam penggunaan alternatif Daerah. Jurnal of Indonesia Applied
pendanaan obligasi daerah maupun Economics, Vol 5(2), 157-171.
availability payment. DJPK. (2007). Direktorat Jenderal
3. Keterbatasan Penelitian Perimbangan Keuangan, Departemen
Peneliti mendapati beberapa keterbatasan Keuangan Republik Indonesia.
dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian Panduan Penerbitan Obligasi Daerah.
tersebut antara lain sebagai berikut. Jakarta.
1. Studi kasus yang digunakan dalam Grout, P. (2005). Value For Money
penelitian ini ialah kasus perluasan Measurements in Public Private
bangunan dan fasilitas infrastruktur, bukan Partnerships. European Investment
sebuah pembangunan infrastruktur yang Bank (EIB), 33-56.
dimulai dari awal. Hal ini akan Halim, A. (2014). Manajemen Keuangan
mengakibatkan kesulitan dalam pola Sektor Publik: Problematika
kerjasama dengan skema availabilty Penerimaan dan Pengeluaran
payment karena RSUD Wates Kabupaten Pemerintah (Anggaran Pendapatan
Kulon Progo sebelumnya telah beroperasi. dan Belanja Negara/Daerah). Jakarta:
Hal ini akan membutuhkan lebih banyak Salemba Empat.
penyesuaian tambahan dalam proses Infovesta. 2017. Pilihan Investasi Di Tahun
kerjasama tersebut. 2017. 25 Februari 2017. Diakses dari
2. Responden yang dilibatkan lebih banyak https://www.infovesta.com/index/articl
berasal dari internal Pemerintah Kabupaten e/articleread;jsessionid=E1357E039E6
Kulon Progo, sementara dari pihak eksternal 015F336991AC7C65040A9.NGXA/ff
hanya melibatkan PT Sarana Multi 3babe7-b0a1-4243-9320-8dc14e3
Infrastruktur. Dengan melibatkan banyak 45a46 pada tanggal 15 Agustus 2017.
pihak eksternal yang berhubungan dengan Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J.
alternatif-alternatif pendanaan tersebut, (2014). Qualitative Data Analysis: A
18

Methode Sourcebook (3th Edition). Sitorus, T. (2015). Pasar Obligasi Indonesia:


California: SAGE Publications, Inc. Teori dan Praktik (Edisi 1). Jakarta:
Noor, H. F. (2009). Investasi: Pengelolaan Raja Grafindo Persada.
Keuangan Bisnis dan Pengembangan
Ekonomi Masyarakat. Jakarta: Indeks.
Pemerintah Provinsi DIY. 2012. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Daerah Instimewa
Yogyakarta.
Purnomo, B. S. (2015). Obligasi Daerah:
Alternatif Investasi Bagi Masyarakat
dan Sumber Pendanaan Bagi
Pemerintah Daerah. Bandung:
Alfabeta.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 111/PMK.07 Tahun
2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan
Pertanggungjawaban Obligasi Daerah.
Republik Indonesia. 2011. Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011
tentang Pinjaman Daerah.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 180/PMK.07 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
111/PMK.07 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Penerbitan dan
Pertanggungjawaban Obligasi Daerah.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional
atau Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomot 4 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2015
tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur.
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2016
tentang Pembayaran Ketersediaan
Layanan dalam Rangka Kerjasama
Pemerintah Daerah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
di Daerah.
19

LAMPIRAN

Lampiran 1: Peramalan dan DSCR dengan Metode Trend Linear Kuadrat


Terkecil
20
21
22
Lampiran 2: Perhitungan Analisis Perbandingan Pendanaan (Time value of
money)

23
24
25

RINGKASAN ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN

Anda mungkin juga menyukai