Oleh :
NPM : 2051020389
Semester : 7
1445 H / 2023 M
JUDUL 1 : Dinamika Yield Sukuk Ritel Dan Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi ( Analisa empiris tahun 2018 – 2022 )
A. Latar Belakang
Banyak jenis instrumen keuangan islam yang ada, salah satu instrumen
keuangan islam yang tengah berkembang pesat saat ini adalah sukuk. Sukuk
merupakan sertifikat kepemilikan atas suatu asset (proyek riil) yang dapat
digunakan dalam skala besar untuk membiayai suatu pembangunan. Sukuk
dipandang sebagai alternatif yang lebih baik daripada berhutang karena mengandun
unsur kerjasama dan investasi serta lebih rendah resikonya dibanding instrumen
investasi lainnya. Sukuk adalah suatu bentuk sekuritas asset. Berbeda dengan
obligasi konvensional, transaksi sukuk harus dilandasi oleh asset yang berwujud
atau harus ada underlying asset. Pendapatan yang diperolah dari sukuk berasal dari
pemanfaatan dana yang tepat. Asetnya harus memiliki nilai ekonomis, baik
berupa asset berwujud atau tidak berwujud, juga termasuk proyek yang akan
atau sedang berjalan sebab hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah yang
diriwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi Waqqash
(teks Abu Dawud) dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No 71/DSN-
MUI/VI/2008 :
, ع َو َﻣﺎ َﺳ ِﻌﺪَ ِﺑ ْﺎﻟ َﻤﺎ ِء ِﻣ ْﻨ َﮭﺎ ِ اﻟﺰ ْرض ِﺑ َﻤﺎ َﻋ َﻠﻰ اﻟﺴ َﱠﻮا ِﻗﻲ ِﻣﻦَ ﱠ ِ ُﻛ ﱠﻨﺎ ﻧُ ْﻜ ِﺮ ي اﻷ َ ْر:ﺎل ِ ﺑﻦ ْاﻟ ُﻤ َﺴﯿﱠ
َ َﻋ ْﻦ َﺳ ْﻌ ٍﺪ َﻗ,ﺐ ِ َﻋ ْﻦ َﺳ ِﻌﯿ ِﺪ
ﺐ أ َ ْو ﻓِ ﱠ
ﻀ ٍﺔ ٍ َو أ َ َﻣ َﺮ ﻧَﺎأ َ ْن ﻧُ ْﻜ ِﺮ َﯾ َﮭﺎ ِﺑﺬَ َھ, ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ ْﻢ َﻋ ْﻦ ذَ ِﻟ َﻚ َ ﷲِ ﺳ ْﻮ ُل ُ ﻓَﻨَ َﮭﺎﻧَﺎ َر
Menurut Fabozzi (2000), obligasi adalah instrumen hutang yang mewajibkan unit
usaha atau pemerintah yang mengeluarkan surat tersebut untuk membayar kepada
investor atau penyedia dana sejumlah yang diinvestasikan ditambah dengan bunga
dalam periode waktu tertentu (Fabozzi, 2000).
1
Fitriyah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 9 September2019: 1741-
1755
Yuliati dan Handoyo (1996) mengemukakan bahwa yield obligasi adalah tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari seluruh penerimaan bunga dan nilai
nominal obligasi, dengan harga obligasi (Yuliati dan Handoyo, 1996). 2
2
Saputra, Tiyas Adrian. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield
Obligasi Konvensional Indonesia (studi kasus pada perusahaan listed di BEI).Skripsi
diterbitkan Semarang: Universitas Diponegoro.
3
Linda, Ni Wayan dan Nyoman Abudanti. 2015. Variabel-variabel Yang Mempengaruhi
Yield Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Edek Indonesia. E-Juournal
Manejemen Universitas Udayana vol. 4 no. 11.
4
Fitriyanti. 2014. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Imbal Hasil Sukuk
Negara Ritel di Indonesia ( Periode tahun 2011-2014 ). Skripsi diterbitkan Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Secara umum penerbitan Surat SBSN ditujukan untuk membiayai defisit
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sebagai sumber pembiayaan
untuk pembangunan proyek pemerintah yang dilakukan oleh Kementerian dan
Lembaga (K/L) Negara. Sepanjang tahun 2019, pemerintah telah menerbitkan 19
surat berharga syariah negara (SBSN) dengan nilai pembiayaan Rp114,33 Triliun.
Sejumlah dana tersebut digunakan untuk membiayai defisit APBN secara umum,
yang dapat berkaitan dengan proyek infrastuktur pemerintah yang telah masuk dalam
APBN tahun berjalan. Selain itu, terdapat pula SBSN proyek yang telah dikhususkan
(earmarked) yang digunakan untuk pembiayaan infrastruktur dan pembangunan
fasilitas umum di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti halnya Project
Financing Sukuk yang menjadi salah satu alternatif pembiayaan infrastruktur yang
telah dilakukan pemerintah sejak tahun 2013. Project Financing Sukuk merupakan
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) / Sukuk Negara yang diterbitkan untuk secara
langsung membiayai kegiatan/proyek pemerintah tertentu yang telah dialokasikan
dalam APBN. Proyek-proyek tersebut tidak ditujukan untuk menghasilkan
pendapatan, sehingga pembayaran pokok dan imbalannya tidak berasal dari
pendapatan proyek tersebut melainkan berasal dari penerimaan umum pemerintah dan
dialokasikan tiap tahun pada APBN. Total akumulasi Project Financing Sukuk sejak
tahun 2013 hingga 2019 berjumlah Rp90,79 triliun. Pembiayaan proyek melalui
SBSN menunjukkan angka yang terus tumbuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
sejalan dengan peningkatan SBN bruto yang diterbitkan pemerintah dengan
komposisi pada kisaran 25 persen sampai 30 persen dari total. Peningkatan yang
terjadi baik dari jumlah K/L yang menjadi pemrakarsa proyek,nilai pembiayaan yang
dialokasikan, jumlah proyek yang di bangun, maupun sebaran satuan kerja (satker)
pelaksana proyek SBSN dan lokasi proyek SBSN yang dikerjakan. Sebagai
gambaran, tahun 2013 proyek yang dibiayai melalui SBSN hanya Rp800 miliar
dengan hanya satu K/L pemrakarsa proyek. Sementara untuk tahun anggaran 2020,
pembiayaan proyek melalui SBSN dialokasikan Rp27,35 triliun. Jumlah K/L
pemrakarsa proyek SBSN pada tahun 2020 juga semakin banyak, meliputi 17 unit
eselon I di 8 K/L.
Yudi dan Vianey (2004) meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap
peringkat obligasi dan yield obligasi yang dilakukan pada Bursa Efek Surabaya. Hasil
penelitiannya mengemukakan bahwa tidak semua elemen corporate governance
berpengaruh terhadap peringkat dan yield obligasi. Jumlah komisaris independen
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi dan negatif terhadap yield obligasi
serta keberadaan komite audit secara statistik signifikan berpengaruh negatif terhadap
yield obligasi. 5
Hopewell dan Kaufman (1973), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa “in a
symmetrical cycle yields on long term securities exceed yields on short term
securities when yields are low by more than short-term yields exceed long-term
yields. The inverse relationship between duration and coupon makes a higher coupon
bond a shorter term bond than a lower coupon bond of the same maturity” (dalam
suatu siklus simetris, yield efek jangka panjang lebih besar dibandingkan yield efek
jangka pendek. Ketika yield obligasi rendah, yield pada efek jangka pendek lebih
besar dibandingkan yield pada efek jangka panjang. Sebaliknya hubungan antara
jangka waktu dan bunga kupon membuat bunga obligasi dengan jatuh tempo pendek
lebih tinggi dengan jatuh tempo yang sama).
Wayne F, Tyler R. Henry dan Darren J. Kisgen (2006) dalam penelitiannya
mengatakan “that high spot rates, high term structure slopes and low term convexity
predict higher conditional expected returns” (pada saat nilai tukar (kurs) tinggi, yield
obligasi diprediksi akan lebih tinggi), dan ini sesuai dengan Lehman, dimana pada
saat nilai tukar (kurs) tinggi akan menghasilkan yield atau return yang lebih tinggi
dibandingkan pada nilai tukar (kurs) rendah.
Dartiwan, Hana (2007), Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel
tingkat bunga SBI, Coupon rate dan Term To Maturity secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menentukan yield obligasi Negara.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah inflasi, PDB, bagi hasil deposito mudharabah, dan JII memiliki
pengaruh secara simultan terhadap tingkat yield sukuk ritel tahun 2018-
2022?
b. Apakah inflasi memiliki pengaruh terhadap tingkat yield sukuk ritel tahun
2018-2022?
c. Apakah PDB memiliki pengaruh terhadap tingkat yield sukuk ritel tahun
2018-2022?
5
Rahman, Anang Aulia dan Sam’ani.2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Yield Obligasi Negara Tahun 2010-2012.Jurnal Ekonomi Manajemen Akutansi No.35/Th
xx/Oktober 2013
d. Apakah bagi hasil deposito mudharabah memiliki pengaruh terhadap
tingkat yield sukuk ritel tahun 2018-2022?
e. Apakah JII memiliki pengaruh terhadap tingkat yield sukuk ritel tahun
2018-2022?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
a. Penulis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan pembelajaran terbaru bagi
penulis, khususnya terkait dengan bagaimana mengimplementasikan
ilmu/teori yang didapat selama mengikuti perkuliahan, kedalam sebuah
tulisan karya ilmiah.
b. Lembaga Universitas / Perguruan Tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
memberikan sebuah informasi baru bagi civitas akademisi sehingga
bermanfaat untuk masa yang akan dating.
2. Bagi Praktisi
a. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang relevan dan
berguna bagi pemerintah dalam mengetahui faktor Produk domestik
bruto, inflasi, tingkat bagi hasil deposito mudharabah, serta Jakarta
Islamic Indeks.
3. Masyarakat Umum
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk program atau
kebijakan dan diaplikasikan pada masyarakat.
JUDUL 2 : Pengaruh Green Banking, Relationship Marketing dan Penggunaan
Mobile Banking terhadap Loyalitas Pada Nasabah PT. Bank Muamalat ( Studi
Kasus Pada Nasabah PT. Bank Muamalat KCU Lampung )
A. Latar Belakang
Di zaman kita seperti sekarang ini telah muncul fenomena di dunia ekonomi
yaitu berkembangnya perbankan syariah, karena dunia ini memiliki potensi yang
besar. Terbukti adanya pesaing justru pada produk dan layanan yang diberikan oleh
bank syariah, sehingga perusahaan dan pelaku bisnis harus pandai berinovasi,
berkreasi dan memiliki peluang yang optimal untuk menjaga kualitas layanan yang
terbaik agar dapat terus eksis (Anggriawan, 2015). 6
2. Jumlah Bank 14 12
6
Anggriawan, F., Djoko Widodo, D., Kartini, T., Pd, S., & Pd, M. (2015). Pengaruh Customer Intimacy
terhadap Loyalitas Nasabah Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa,
I(1), 1–7.
5. Jumlah Tenaga Kerja 50.261 45.379
Pada awal tahun 2019, Bank Muamalat Indonesia menorehkan prestasi dengan
menempati posisi juara dari hasil survei “Satisfaction, Loyalty, and Engagement
(SLE) 2019”. Survei SLE 2019 ini merupakan pengukuran kepuasan pelanggan yang
tidak hanya fokus pada aspek kepuasan, tapi juga secara utuh pada satisfaction,
loyalty, dan engagement. Tetapi di balik Bank Muamalat menorehkan prestasi SLE
ada fenomena bisnis yang terjadi pada Bank Muamalat yaitu bank syariah pertama di
Indonesia ini sempat lama bergulat dengan menumpuknya pembiayaan bermasalah,
munculnya non-performing financing (NPF) beberapa tahun lalu disebabkan oleh
ketidakcukupan infrastruktur risiko untuk memitigasi debitur kurang berkualitas yang
masuk ke bank (www.bankmuamalat.co.id ).
Self service technology juga merupakan sebuah strategi bisnis dengan unsur
kebaruan yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dengan menyediakan
pelayanan elektronik. Contoh dari layanan SST adalah ATM, Mobile Banking,
Online Shopping, toko tiket dengan layanan checkout mandiri, dan lain sebagainya
(Iqbal et al., 2018). Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian Wismantoro (2017)
bahwa hasil penelitiannya membuktikan variabel self service technology terhadap
loyalitas memiliki hasil positif signifikan.
7
AlAfifah, P., Surya, D., & Lutfi. (2017). Analisis Kualitas Layanan dan Citra Perusahaan terhadap
Loyalitas Nasabah dengan Kepuasan Nasabah sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Nasabah
Tabungan Tandamata Bank BJB Cabang Serang). Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa, 1(2),
159–166. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRBM
8
Nafiah, N. (2021). MEREK ISLAM TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK SYARIAH INDONESIA KCP
GODEAN 3 DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING belakangan ini menunjukkan prospek peningkatan yang luar biasa adalah dilakukan
dengan jalinan ikatan yang kuat . Perusahaan biasanya a. 5(2), 177– 190.
9
AFRIYANI LESTARI. (2020). ANALISIS CUSTOMER DELIGHT PADA PELAYANAN DI PT. BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ADAM BENGKULU.
B. Rumusan Masalah
A. Latar Belakang
Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR
terhadap ROA memberikan hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian Almilia dan
Hedyningtyas (2005) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA, sedangkan hasil penelitian Yogianta (2013) menunjukkan bahwa
CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Penelitian Yogianta (2013)
menunjukkan hasil NPL memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ROA.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Avrita dan Pangestuti (2016) yang menyatakan
bahwa bad debt tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA bank
umum non-publik. Penelitian Almilia dan Hedyningtyas (2005) menunjukkan bahwa
NIM mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini berbeda dengan
hasil penelitian Yogianta (2013) yang menyatakan NIM tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Hasil penelitian Yogianta (2013) menunjukkan bahwa BOPO
mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA, sedangkan penelitian
Ariyanto (2004) menunjukkan bahwa BOPO tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap ROA. Penelitian Yogianta (2013) menunjukkan bahwa LDR mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
Avrita dan Pangestuti (2016) yang menyatakan bahwa LDR tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap ROA bank IPO. Apabila terdapat perbedaan hasil
penelitian tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh CAR,
NPL, NIM, BOPO dan LDR terhadap ROA. 10
Sektor perbankan merupakan salah satu bagian dari sektor keuangan yang
menjadi tulang punggung perekonomian suatu Negara, dimana aktivitasnya
menghimpun dan menyalurkan dana. Tujuan utama bank melakukan aktivitas bisnis
tidak lain adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan (profit oriented). Dengan
memperoleh laba maka selain perusahaan tetap dapat hidup terus (survive),
perusahaan juga dapat meningkatkan nilai atau citra perusahaan sehingga dapat
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Menurut Anindyntha (2016), sumber pendapatan bank adalah pendapatan bunga
(interest income) dan pendapatan non bunga (Fee Based Income). Menurut Kustina
dan Dewi (2016) Strategi yang sekarang banyak diterapkan dalam industri perbankan
dalam upaya menumbuhkan laba adalah memperbesar fee based income, strategi ini
merupakan suatu tindakan yang diambil oleh industri perbankan dalam upaya
mengantisipasi menurunnnya pendapatan dari perolehan bunga penyaluran kredit
akibat menurunnya tingkat suku bunga kredit secara umum atau ketika penyaluran
kredit mengalami kelesuan.
(1). Interest income merupakan struktur penting pendapatan bank, namun sangat
dipengaruhi oleh regulasi dan deregulasi terkait tingkat suku bunga, dan rata-rata
besarannya akan ditentukan oleh kekuatan pasar. Adanya trend penurunan tingkat
suku bunga maka akan menurunkan tingkat profitabilitas. Ketika pendapatan bunga
menurun, bank harus mulai melakukan diversifikasi pendapatan ke dalam kegiatan
pengumpulan biaya/fee income. (2). Pendapatan bank yang berasal dari pendapatan
non bunga akan terus tumbuh dan berkesinambungan, sehingga bank akan berlomba-
lomba meningkatkan pendapatan berdasarkan aktivitasnya (aktivitas pengumpulan
fee). Menurut penelitian Stiroh dan Rumble (2006), mereka menyimpulkan secara
positif manfaat portofolio yang diperoleh dari kombinasi pendapatan non-bunga dan
pendapatan bunga yang sangat fluktuatif. 11
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Net Interest Margin, Fee Based Income, dan Operation Cost
Revenue berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perbankan
syariah ?
11
Siti Khotijah dan Agus Sugiyono, 2021, Pengaruh Fee Based Income Dan Interest Income Terhadap
Pendapatan Perusahaan (Studi Empiris Bank Bumn Indonesia Periode 2010-2019), Wacana
Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 09, No.01
3. Apakah Fee Based Income berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan
syariah ?
C. Tujuan