2. Menutupi kekurangan kas atas kebutuhan kas jangka pendek dalam pelaksanaan belanja yang tidak
dapat ditunda
3. Solusi dalam penataan portofolio utang pemerintah yang tentu dimaksud untuk mengurangi beban
belanja untuk membiayai utang dalam APBN di tahun-tahun berikutnya
Dari fungsi-fungsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa utang merupakan cara untuk menyelesaikan
masalah tanpa menyebabkan permasalahan baru. Namun pendefinisian ini baru bisa dibenarkan bila
utang dapat dikelola dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Mendukung upaya untuk menciptakan pasar surat berharga negara (SBN) yang dalam, aktif dan likuid
Ipal
Dampak Utang Luar Negeri
a. Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam
upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan
adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan
menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu
sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah
jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar
negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai
negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian
negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3. Sebagai sumber investasi swasta
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
Azriel
Ada beberapa penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu:
1. Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah
pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca
perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer.
2. Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka
waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Hampir setiap tahun
Indonesia menghadapi kekurangan dana investasi. Menurut pada tahun 2011, jumlah dana tabungan: 12,84
triliun sementara kebutuhan investasi Rp 2.458,6 triliun. Hal ini mendorong meningkatnya pinjaman LN. Di
samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga.
3. Meningkatnya Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor . Laju inflasi mempengaruhi
tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan komponen suku bunga nominal. trand inflasi
meningkat menyebabkan Bank Indonesia memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka minat
orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman luar
negeri.
4. Struktur perekonomian tidak efisien
Karena tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan
mendorong utang luar negeri.
Adit
4 Penjelasan Pemerintah Jokowi soal manfaat berutang dari asing
Menurut Jokowi, utang Indonesia untuk jangka panjang akan digunakan untuk mendorong
infrastruktur yang hingga saat ini masih buruk. Buruknya infrastruktur menjadi penghalang
pertumbuhan ekonomi selama ini.
"Infrastruktur jadi salah satu hambatan utama untuk mendorong mesin pertumbuhan baru.
Distribusi logistik melalui laut paling murah sehingga pembangunan difokuskan pada laut.
Pembangunan di Kuala Tanjung, di Makassar, sudah dimulai. Sebentar lagi di Sorong.
Kemudian akan dibuat 24 pelabuhan di Tanah Air,' jelasnya.
Dana tersebut diperoleh dari pinjaman luar negeri dengan nilai mencapai USD 140 juta.
Namun, Sofyan tidak menyebut sumber-sumber pinjaman tersebut. "Total 140 juta dolar,"
kata Menteri Sofyan di Istana Gedung Agung, Yogyakarta. Total dana yang mencapai kisaran
Rp 1,9 triliun itu digunakan untuk menyiapkan proyek lima tahun dengan nilai mencapai
kisaran Rp 500 triliun. "Rp 1,9 triliun tapi untuk menyiapkan proyek lebih dari Rp 300 triliun
nilai proyek," ujarnya. "Nah dengan demikian proyek-proyek itu sudah bisa dipersiapkan
dengan baik sehingga begitu ditender tinggal jalan," tambah Menteri Sofyan.
"Utang kita sudah Rp 3.000 triliun. Kenapa kita berutang? Kalau utang kita kurangi, belanja
dikurangi, maka pelayanan kepada masyarakat berkurang dan pertumbuhan ekonomi akan
terganggu. Maka kalau masyarakat menuntut pemerintah membantu ini itu, keluarkan
subsidi, bangun ini itu, kami balikkan lagi uangnya dari mana? Solusinya ya tarik pajak atau
utang," kata Menteri Bambang di Kantornya, Jakarta. Dia menambahkan, membayar pajak
akan memberi pengaruh besar pada pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Sebab,
dengan adanya pembayaran pajak, maka pemerintah bisa memiliki modal untuk melakukan
percepatan pembangunan.
erdasarkan catatan di Kementerian Keuangan, total utang Indonesia per 31 Desember 2015
mencapai Rp 3.098,64 triliun, meningkat dari periode yang sama di 2014 sebesar Rp
2.608,78 triliun.
"Utang itu masih dibutuhkan karena defisit adalah sumber pertumbuhan juga asal bisa
dikendalikan. Kita sudah punya rambu-rambunya. Dan kita berupaya kalau berutang di
bawah rambu-rambu. Kita buat strategi supaya bisa bayar utang," kata Menteri Bambang di
Kantornya.