Penyusun Oleh :
(201310180311124)
(201310180311147)
April 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ULN atau Utang Luar Negeri saat ini menjadi perdebatan publik, khususnya dari
Negara berkembang tak terkecuali Indonesia, yang selama ini sering muncul adalah
besarnya beban hutang yang harus ditanggung, bahkan merugikan pembangunan atau
membuat rakyat di negara-negara peminjam menderita.Padahal tujuan utama peminjaman
adalah untuk menjalankan pembangunan ekonomi dan sosial sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan di negara-negara peminjam. (Tambunan,2001).
Pemanfaatan utang luar negeri (ULN) atau bantuan luar negeri sebagai sumber
pembiayaan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi sudah menjadi bagian tak
terpisahkan dari pembangunan ekonomi dan sosial. Bukan hanya di negara-negara
berkembang (NB) termasuk Indonesia, melainkan juga di negara-negara yang sekarang
dikenal sebagain negara- negara maju (NM). Satu contoh yang sangat terkenal adalah
pembangunan kembali negara-negara Eropa Barat pascaperang dunia (PD) II pada
dekade 1950-an melalui bantuan dana yang sangat besar dari Amerika Serikat (AS),yang
dikenal dengan Marshall Plan. (Tambunan;2001;1)
Indonesia memiliki kondisi perekonomian menjanjikan pada awal dekade 1980-
an sampai pertengahan dekade 1990-an. Hal ini ditunjukkan dengan angka inflasi yang
stabil, jumlah pengangguran yang cukup rendah seiring dengan kondusifnya iklim
investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja yang terus meningkat, angka
kemiskinan yang cukup berhasil ditekan, dan sebagainya. Namun perekonomian
Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan krisis ekonomi yang melanda secara global di
seluruh dunia pada tahun 1997. Hal ini menyebabkan tingginya angka inflasi, nilai kurs
Rupiah yang terus melemah, tingginya angka pengangguran seiring dengan kecilnya
kesempatan kerja, dan ditambah lagi dengan semakin membesarnya jumlah utang luar
negeri Indonesia akibat kurs Rupiah yang semakin melemah karena utang luar negeri
Indonesia semuanya dalam bentuk US Dollar. (Majid,2013).
Upaya untuk kembali menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia pemerintah
Indonesia melakukan berbagai cara, salah satunya dengan mengambil kebijakan ekonomi
dengan melakukan pinjaman terhadap negara lain (ULN) atau lembaga-lembaga
keuangan internasional, yang tentunya disertai dengan beberapa persyaratan-persyaratan
tertentu, yang diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi di Indonesia dari waktu
ke waktu yang kemudian menciptakan iklim investasi yang kondusif selama proses
pembangunan di Indonesia.
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia
dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan
demikian, laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri
pemerintah tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Beberapa negara bahkan tercatat “aktif” dalam hal memberikan bantuan berupa pinjaman
kepada Indonesia, baik di Asia, Eropa bahkan Amerika Serikat serta beberapa lembaga
keuangan internasional lainnya.
Utang Luar Negeri merupakan konsekuensi biaya yang harus dibayar sebagai
akibat pengelolaan perekonomian yang tidak seimbang, ditambah lagi proses pemulihan
ekonomi yang tidak komprehensif dan konsisten. Pada masa krisis ekonomi, utang luar
negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah telah meningkat drastis.
Sehingga, pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk
membayar utang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar
negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melalui APBN RI dengan cara mencicilnya
pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat,
khususnya para wajib pajak di Indonesia.
Negara –negara berkembang termasuk Indonesia memanfaatkan ULN sebagai
dana untuk pembangunan baik infrastruktur maupun pembangunan ekonomi, tetapi pada
kenyataanya dana ULN selama ini tidak semata-mata memberikan hasil yang
diharapakan, melainkan dampak buruk yang berakibat jauh sampai saat ini.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah dana suntikan berupa ULN selama ini merugikan atau menguntungkan
bagi Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan ULN di Indonesia?
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ULN menguntungkan atau merugikan bagi Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan ULN di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ULN adalah seluruh pinjaman serta konsensional baik secara resmi dalam bentuk
uang tunai maupun bentuk bentuk aktiva yang lainnya secara umum ditujukan untuk
mengalihkan sejumlah sumber daya negara-negara maju ke negara berkembang untuk
kepentingan pembangunan atau mempunyai maksud sebagai distribusi pendapatan
(Todaro, 1998:163).
ULN adalah sebagai bantuan berupa program dan bantuan proyek yang diperoleh
dari negara lain. Pinjaman luar negeri atau utang luar negeri merupakan salah satu
alternatif pembiayaan yang diperlukan dalam pembangunan dan dapat digunakan untuk
meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi (Basri, 2000).
BAB III
PEMBAHASAN
180000
160000 Utang Luar Negeri
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
6 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10
1 98 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20
Sumber :Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, (Berbagai Edisi) (Data diolah)
Dilihat dari grafik di atas utang luar negeri dari tahun 1986 hingga 2011 senantiasa
perkembangan utang luar negeri masih dapat dikatakan dalam keadaanstabil. Namun
pada tahun 1997 hingga 2011 perkembangan utang luar negeri senantiasa fluktuaktif dan
nilai utang luar negeri tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni $154,505,9.
Utang luar negeri (foreign debt) pada dasarnya memiliki dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga merupakan salah satu penyebab utama
keterpurukan perekonomian Indonesia. Ini disebabkan karena semakin basarnya beban
utang luar negeri Indonesia baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta
asing yang harus ditanggung, ( Arwiny, 2011:41).
Tabel 3
Sumber-Sumber Pembiayaan ULN Indonesia
Perancis
JBIC (Japan Bank for International
Coorperation)
IGGI Korea Selatan
IMF Amerika Serikat
WORLD BANK
Sumber : Bank Indonesia (2008)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posisi utang luar negeri Indonesia, menurut data Bank Indonesia, per januari 2001
mencapai US$ 140,2 miliar yang terdiri dari pinjaman pemerintah dan swasta. Utang
pemerintah sendiri mencapai US$ 74,2 miliar, termasuk dari IMF US$ 10,9 miliar dan
pinjaman swatsa US$ 66 miliar. Sedangkan proyeksi dari PERC (Pacific Ecinomic risk
Consultancy) menunjukan dalam tahun 2001 total hutang luar negeri Indonesia mencapai
US$ 150 miliar, dan kewajiban membayar bunga dan cicilan utang sebesar US$ 22
miliar. Kewajiban pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri ini sudah sangat
membebani anggaran belanja pemerintah. Sedangkan anggaran pemerintah tersebut
sumber penerimaannya sebagian besar berasal dari pajak yang ditarik dari masyarakat.
Dengan demikian, beban utang luar negeri pada akhirnya harus dibebankan pada
masyarakat luas. Hal tersebut menandakan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) merugikan
masyarakat.
Utang Luar Negeri dari tahun 1986 hingga 2011 senantiasa perkembangan utang luar
negeri masih dapat dikatakan dalam keadaanstabil. Namun pada tahun 1997 hingga 2011
perkembangan utang luar negeri senantiasa fluktuaktif dan nilai utang luar negeri
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni $154,505,9. Utang luar negeri (foreign debt) pada
dasarnya memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga
merupakan salah satu penyebab utama keterpurukan perekonomian Indonesia.
Al Maulidi, Iqbal. “Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1990-2011” Jurnal Ilmiah, Juni 2013.
Arief Sritua dan Sasono Adi, (1987), Modal Asing, Beban Utang Luar Negeri dan
Ekonomi Indonesia, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Aprilianingsih, Dewi Nur dan Faridah Oktalia. “Utang Luar Negeri dan Penanaman
Modal Asing di Indonesia”, Desember 2015.