Anda di halaman 1dari 5

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN DAMPAKNYA BAGI INDONESIA

PENDAHULUAN

Negara berkembang adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan suatu negara
dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Walaupun ada beberapa indicator  dalam
menentukan suatu negara termasuk berkembang atau tidak, akan tetapi tidak ada standart pasti
yang ditetapkan secara Internasional untuk sebuah Negara disebut Negara berkembang. Ada
Negara yang memiliki tingkat pembangunan dan standart hidup rata rata lebih tinggi dari Negara
lain akan tetapi masih sama sama termasuk dalam Negara berkembang.

Indonesia sendiri masih termasuk dalam Negara berkembang, terutama bila melihat beberapa
indicator, seperti dari tingkat kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi. Hal hal tersebutlah
yang menjadi alasan pemerintah untuk semakin mempercepat penguatan ekonomi dan
pembangunan nasional, dan untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan belanja yang besar. Belanja
yang besar pasti juga membutuhkan pendapatan yang besar juga, akan tetapi untuk saat ini
sumber pendapatan Indonesia mulai dari Perpajakan, Bea Cukai, PNBP, dan Hibah masih belum
mampu untuk menutupi semua belanja. Maka dari itu Negara perlu dana lain untuk menambah
kurangnya dana yang digunakan membiayai belanja tersebut. Salah satu sumber dana alternative
yang digunakan oleh Negara berkembang adalah dengan melakukan pinjaman luar negeri.

angka deficit Indonesia juga masih aman di angka 2,7 pada dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
sekeitar 5,2 tahun 2019. Pada awal juga disebutkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia
memang masih cukup tinggi, akan tetapi angka tersebut sudah mengalami penurunan dari
beberapa tahun sebelumnya yang mencapai 9,82%.

Pembangunan Nasional juga sedang gencar dilakukan, terlihat beberapa tahun belakangan ini,
banyak infrastruktur yang baru dibangun. Mulai dari MRT, Jalan TOL diberbagai daerah,
Sekolah di daerah terpencil, Bendungan, ataupun Jembatan baru. Kali ini pemerintah tidak hanya
berfokus melakukan pembangunan di pusat, justru pembangunan nasional ini bertujuan untuk
menyetarakan infrastruktur diseluruh daerah Indonesia.

Sekarang ini pemerintah sebagai motor pengerak pembangunan nasional mengupayakan dengan
berbagai cara agar sumberdaya yang dimiliki dapat dioptimalkan, dan dapat dikelola demi
kepentingan seluruh bangsa.Dan setiap rupiah utang yang dilakukan pemerintah dimanfaatkan
untuk membiayai kegiatan yang sifatnya produktif dan investasi dalam jangka panjang seperti
membangun infrastruktur, membiayai pendidikan dan kesehatan yang dalam jangka panjang
akan menghasilkan dampak berlipat untuk generasi mendatang. Jadi intinya utang adalah hal
yang baik apabila dikelola dengan baik.
ANALISIS , FAKTOR DAN DAMPAK HUTANG LUAR NEGERI TERHADAP
PEMERINTAH

Pinjaman dari luar negeri sendiri menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia
nomor 10 tahun 2011 tentang tata cara pengadaan pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah
adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar
Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara,
yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. pada banyak negara yang sedang
berkembang, ketidaktersediaansumberdaya modal seringkali menjadi kendala utama.

Dalam beberapa hal, kendala tersebut disebabkan karena rendahnya tingkat pemobilisasian
modal di dalam negeri.Beberapa penyebabnya antara lain (1) pendapatan per kapita penduduk
yang umumnyarelatif rendah, menyebabkan tingkat MPS (marginal propensity to save) rendah,
danpendapatan pemerintah dari sektor pajak, khususnya penghasilan, juga rendah. (2)Lemahnya
sektor perbankan nasional menyebabkan dana masyarakat, yang memangterbatas itu, tidak dapat
didayagunakan secara produktif dan efisien untuk menunjangpengembangan usaha yang
produktif. (3) Kurang berkembangnya pasar modal,menyebabkan tingkat kapitalisasi pasar yang
rendah, sehingga banyak perusahaanyang kesulitan mendapatkan tambahan dana murah dalam
berekspansi. Dengankondisi sumberdaya modal domestik yang sangat terbatas seperti itu, jelas
tidak dapatdiandalkan untuk mampu mendukung tingkat pertumbuhan output nasional
yangtinggi seperti yang diharapkan.Solusi yang dianggap bisa diandalkan untuk mengatasi
kendala rendahnyamobilisasi modal domestik adalah dengan mendatangkan modal dari luar
negeri, yangumumnya dalam bentuk hibah (grant), bantuan pembangunan (official
developmentassistance), kredit ekspor, dan arus modal swasta, seperti bantuan bilateral
danmultilateral; investasi swasta langsung (PMA); portfolio invesment; pinjaman bank
danpinjaman komersial lainnya; dan kredit perdagangan (ekspor/impor).

Modal asing ini dapat diberikan baik kepada pemerintah maupun kepada pihak
swasta.Banyak pemerintah di negara dunia ketiga menginginkan untuk mendapatkanmodal asing
dalam menunjang pembangunan nasionalnya, tetapi tidak semua berhasilmendapatkannya, kalau
pun berhasil jumlah yang didapat akan bervariasi tergantungpada beberapa faktor antara lain :

a. Ketersediaan dana dari negara kreditur yang umumnya adalah negara-negaraindustri


maju.
b. Daya serap negara penerima (debitur). Artinya, negara debitur akan mendapatbantuan
modal asing sebanyak yang dapat digunakan untuk membiayai investasiyang bermanfaat.
Daya serap mencakup kemampuan untuk merencanakan danmelaksanakan proyek-
proyek pembangunan, mengubah struktur perekonomian, danmengalokasikan kembali
resources. Struktur perekonomian yang simultan denganpendayagunaan kapasitas
nasional yang ada akan menjadi landasan penting bagidaya serap suatu negara.
c. Ketersediaan sumber daya alam dan sumberdaya manusia di negara penerima,karena
tanpa ketersediaan yang cukup dari kedua sumberdaya tersebut dapatmenghambat
pemanfaatan modal asing secara efektif.
d. Kemampuan negara penerima bantuan untuk membayar kembali (re-payment).
e. Kemauan dan usaha negara penerima untuk membangun. Modal yang diterima dariluar
negeri tidak dengan sendirinya memberikan hasil, kecuali jika disertai denganusaha untuk
memanfaatkan dengan benar oleh negara penerima. Sebagaimanadikatakan Nurkse
(1961: 83), bahwa modal sebenarnya dibuat di dalam negeri.Sehingga, peranan modal
asing sebenarnya adalah sebagai sarana efektif untukmemobilisasi keinginan suatu
negara.

Berikut jenis – jenis hutang luar negeri yang dilakukan pemerintah Indonesia

 Utang Negara Domestik

pemerintah akan mengeluarkan obligasi agar bisa dibeli oleh investor domestik.
Terdapat beberapa jenis investor yang mampu membeli obligasi dari pemerintah, seperti
perusahaan asuransi, perusahaan bank, hingga dana pensiun.

 Utang Negara Internasional

Utang internasional adalah bagian utang dari suatu negara yang mana pembeli
dari surat utang tersebut adalah pihak investor dari luar negeri. Pinjaman yang didapat
beserta dengan bunganya harus dibayar dalam mata uang pinjaman tersebut.

Hutang luar negeri dalam hal ini pinjaman dana donator dari pihak luar memiliki dampak
bagi jalannya pemerintahan diindonesia , berikut ini merupakan dampak positif dan negatif dari
hutang luar negeri yang dilakukan pemerintah Indonesia :

1. Dampak positif hutang Indonesia

 Pembangunan infrastruktur bagi negara berkembang

Pada negara berkembang, negara membutuhkan berbagai pembangunan untuk


infrastruktur, sarana dan prasarana bagi seluruh rakyatnya.

 Menutupi kekurangan anggaran

Mengingat fungsi utang negara bisa digunakan untuk menutupi kekurangan anggaran
seperti kas jangka pendek dalam belanja yang tidak dapat ditunda dan kekurangan
APBN.

 Dapat menjalin hubungan bilateral


Utang luar negeri dapat membantu merekatkan hubungan kerjasama dari kedua
negara (bilateral).

 Sebagai bentuk pengakuan negara lain

Kesepakatan pemberian pinjaman dari luar negeri itu juga menunjukkan pengakuan
dari negara lain, bahwa Indonesia termasuk negara berkembang yang akan terus bisa
tumbuh dengan berjalannya waktu.

2. Dampak negatif hutang Indonesia

 Membebani APBN

Dalam APBN ini akan merumuskan jumlah pendapatan negara dan anggaran negara
termasuk utang negara yang harus dibayarkan.

 Mengalihkan subsidi untuk bayar utang

Jika suatu negara terus menerus berhutang maka anggaran belanja APBN akan
meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat mengurangi anggaran untuk yang
lainnya seperti subsidi untuk rakyat.

 Menyebabkan ketergantungan dengan negara lain

Bagi negara yang memberikan utang bisa jadi mendapat keuntungan, dimana negara
yang menjadi kreditur dapat menekan negara yang berhutang, namun sebaliknya, bagi
negara yang tidak bisa membayar atau lepas dari pinjaman luar negeri dapat di
manfaatkan oleh negara lain.

KESIMPULAN
Dari pernyataan diatas dapat saya ambil beberapa kesimpulan bahwa alasan utama
pemerintah melakukan hutang kepada pihak luar negeri ialah demi terjalannya dan menguatnya
proses pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional mengingat negara ini merupakan negara
berkembang yang masih membutuhkan beberapa tahap pembangunan yang masih harus
dikerjakan. Juga sebagai alternative pengentasan kemiskinan dinegara, dimana negara kita masih
berada pada angka kemiskinan yang tinggi .

walaupun kita tetap butuh pinjaman dana dari negara lain, namun jika gagal dalam
pengelolaanya dan terlalu banyak tergantung pada pinjaman luar negeri untuk membangun
negera, hal ini tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berujung tidak baik. Karena akan
menimbulkan dampak negatif yang melibatkan masyarakat Indonesia nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kph/id/data-publikasi/artikel/2803-mengenal-pinjaman-
luar-negeri-2.html
2. https://media.neliti.com/media/publications/73679-ID-utang-luar-negeri-pemerintah-
indonesia-p.pdf
3. https://www.bappenas.go.id/files/panduan-pinjaman-luar-negeri/RC%20Manual-
Indonesia.pdf
4. https://www.medcom.id/ekonomi/makro/8ko0VaRK-mengenal-tiga-jenis-utang-
pemerintah-dan-risikonya
5. https://www.kompasiana.com/emirdienulkp/5ebd9155d541df29354353d2/dampak-
positif-dan-negatif-utang-luar-negeri?page=all
6. https://accurate.id/ekonomi-keuangan/utang-negara/

Anda mungkin juga menyukai