Anda di halaman 1dari 3

1.

Mengapa suatu negara melakukan  pinjaman luar negeri ?


2. Apakah pinjaman luar negeri dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ?
3. Jelaskan sumber-sumber pembiayaan pembangunan selain dari
hutang/pinjaman luar negeri?

1.

Karena Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya nilai koefisien determinasi dimana dapat menentukan
proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependen yang dikarenakan variabel bebas yaitu
99,91% dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 0,09% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model. Meningkatnya utang luar negeri diakibatkan meningkatnya cadangan devisa, dan utang luar
negeri tahun sebelumnya di dalam negeri. Variabel lain menjelaskan bahwa defisit anggaran pendapatan
dan belanja negara dan ekspor neto berpengaruh namun tidak signifikan terhadap utang luar negeri,
namun pada teori yang ada kedua variabel berpengaruh terhadap utang luar negeri Pengaruh defisit
anggaran penerimaan dan belanja negara, cadangan devisa, ekspor neto, dan utang luar negeri tahun
sebelumnya terhadap utang luar negeri di Indonesi, Maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Defisit anggaran berpengaruh secara positif sebesar 0,93 dan signifikan pada tingkat 10%

terhadap utang luar negeri. Bila defisit anggaran meningkat maka utang luar negeri akan ikut meningkat.

2. Cadangan devisa berpengaruh secara positif sebesar 0,59 dan signifikan pada tingkat 5%

terhadap utang luar negeri. Bila cadangan devisa meningkat maka utang luar negeri akan ikut
meningkat.

3. Ekspor neto berpengaruh positif sebesar 0,00 dan tidak signifikan terhadap utang luar negeri. Bila
ekspor neto meningkat maka utang luar negeri menurun karena pengaruh positif yang ada dalam
penelitian tidak signifikan sehingga tidak di asumsikan bila ekspor neto naik maka utang luar negeri naik.

4. Utang luar negeri tahun sebelumnya berpengaruh secara positif sebesar 0,78 dan signifikan pada
tingkat 10% terhadap utang luar negeri. Bila utang luar negeri tahun sebelumnya meningkat maka utang
luar negeri akan ikut meningkat

2. Indonesia atau Negara manapun yang melakukan hutang kepada Negara lain yang lebih maju darinya
pasti memiliki tujuan untuk membangun pertumbuhan suatu ekonomi Negara tersebut. karena Hutang
luar negeri telah menimbulkan perlambatan pertumbuhan ekonomi bagi negara penghutang besar,
bahkan lebih jauh lagi hutang luar negeri telah membawa banyak negara berkembang penghutang besar
tersebut masuk ke dalam perangkap utang (debt trap) dan hanyut dalam lingkaran ketergantungan
hutang (debt overhang). Sementara itu hasil penelitian yang mendukung argumen lain tentang dampak
hutang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi seperti Cohen (1993), Bulow dan Rogof (1990),
menyimpulkan bahwa hutang luar negeri telah menjadi salah faktor yang signifikan dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang. Sedangkan penelitian Chowdurry dan Levy (1997)
sebagaimana dikutip Hendri Anto MB (2001: 481), menyimpulkan di sebagian negara penghutang,
hutang luar negeri berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan di sebagian lagi tidak.

3 Sumber Pembiyaan dalam Pembiayaan Pembangunan merupakan pengalokasian dana yang dipakai
untuk pembangunan dan pengembangan wilayah dalam semua sektor ekonomi, sosial, fisik, lingkungan,
dll. Sumber sumber pembiayaan ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

 Sumber pembiayaan Konvensional


 Sumber pembiayaan konvensional diperoleh dari pemerintah, seperti dari anggaran pemerintah
APBN/SPBD, pajak, retribusi.
 Sumber pembiayaan Non-Konvensional
 Diperoleh dari kumpulan dana pemerintah,swasta, dan masyarakat. Misalnya : Zakat, dana
pensiun, tabungan masyarakat, hibah dll.
 Kurang lebih seperti itu pengertian umum Anggaran dan Sumber Pembiayaan, dalam artikel ini
hanya membahas anggaran dan Sumber Pembiayaan Non-Konvensional Program "Nawacipta"
Jokowi-JK. Bappenas memperkirakan untuk mencapai dan menyuskseskan nawacipta ini
pembangunan infrasturktur yang ditetapkan RPJMN tahun 2015-2019 dana yang diperlukan
mencapai Rp. 5.452 Triliun.
 Dari keseluruhan dana yang bisa dialokasikan pemerintah pusat dan kemampuan untuk
menyediakan dana hanya Rp. 1.131 Triliun. Hal tersebut menandakan bahwa terdapat selisih
dana sebesar Rp. 4.321 Triliun yang untuk memnuhi kebutuhan melalui usaha dan alternative
seperti kerja sama Antara Pemerintah dengan Pemerintah Swasta. Dari fakta tersebut bahwa
Sumber pembiayaan pembangunan nawacipta lebih banyak dari sumber non-konvensional
dibandingkan dari sumber dana konvensional.
 Dilansir dari situs BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)
 Skema sumber pembiayaan pembangunan diluar APBN presiden mewacanakan,
 Pertama, skema refinancing yaitu berupa pengalihan portofolio piutang yang proyek fisiknya
telah selesai kepada debitur baru. Tiga bank Badan Usaha Milik Negara (Bank Mandiri, Bank BNI,
Bank BRI) tengah berencana melakukan refinancing proyek infrastruktur kepada China
Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) dengan nilai
US$10 miliar.
 Kedua, skema direct lending pada BUMN-BUMN tertentu yang memiliki excess of leverage
dandebt to equity ratio (DER) masih di bawah 100%, serta kinerja operasional positif yang
berkelanjutan dengan rentang return on asset (ROA) 1% - 20%. Komitmen pinjaman dana
pembiayaan infrastruktur selama 5 tahun ke depan senilai Rp 506 triliun diperoleh melalui
Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) dan China Development Bank (CDB).
 Pembiayaan pembangunan bentuk lain yang dapat dikembangkan adalah: pembiayaan melalui
Coporate Social Responsibility (CSR), pembiayaan Public Private Partnership (PPP), Availibility
Payment, Kawasan Ekonomi Khusus, Debt Nature Swap (DNS)

Anda mungkin juga menyukai