Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini
dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun
sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dari
risiko yang terkait dengan investasi tersebut (Tandelilin, 2010). Sedangkan
pengertian investasi menurut Sunariyah yang dikutip dalam Salamah (2011)
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapat keuntungan di
masa-masa yang akan datang.

Investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan nasional yang


dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product
(GDP). PDB dan investasi memiliki korelasi positif, dimana jika investasi naik,
maka pendapatan nasional juga ikut naik. Dan berlaku sebaliknya, jika investasi
turun, maka pendapatan nasional juga turun. Begitulah dampak yang terjadi
antara keduanya.Dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Indonesia, dibutuhkan peran strategis yaitu berupa pembentukan modal.
Pembentukan stok modal inilah yang bersumber dari kegiatan investasi atau
pendanaan di sejumlah pasar keuangan.

Dalam laporan kali ini kami akan mengidentifikasi hubungan antara


pengukuran ICOR dan proyek investasi dengan besaran Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Selatan selama 9 tahun terakhir
dengan menggunakan metode regresi linierguna mengetahui hubungan antara
variabel satu dengan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
"Bagaimana model dan korelasi antara pengukuran ICOR dan proyek investasi
dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera
Selatan dengan metode regresi linier?"
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model dan korelasi antara
pengukuran ICOR dan proyek investasi dengan besaran Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Selatan dengan metode regresi linier.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi ruang lingkup materi, ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup waktu.
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada penelitian kali ini variable yang digunakan dalam
menganalisis yaitu dengan menggunakan PDRB dan investasi Provinsi Sumatera
Selatan.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Dalam melakukan penelitian kali ini, ruang lingkup wilayah orientasi studi
(pengambilan data ) berada di provinsi Sumatera Selatan.
Sumber: Peta RBI Indonesia
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Provinsi Sumatera Selatan

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu


Waktu dalam pengambilan data serta penyusunan laporan kali ini
dilaksanakan pada tanggal 8 April sampai dengan 11 April 2020.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian,
rumusan masalah yang akan dikaji, tujuan dan sasaran dalam penelitian, ruang
lingkup penelitian yang mencakup dari segi wilayah, materi dan waktu, dan
terakhir berisi sistematika penulisan laporan.
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai pengertian ICOR, pengertian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pengertian Investasi, Instrumen
Investasi, Proses Investasi, serta Pengertian Regresi Sederhana.
BAB 3 OUTPUT DAN PERHITUNGAN
Pada bab ini berisi tentang perhitungan dan hasil output tentang model dan
korelasi antara pengukuran ICOR dan proyek investasi dengan besaran Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Selatan dengan metode
regresi linier.
BAB 4 PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari hasil perhitungan
yang telah dilakukan dengan menggunakan besaran Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Sumatera Selatan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Pengertian ICOR
ICOR atau Incremental Capital Output Rasio digunakan untuk
menetapkan berapa investasi yang diperlukan terhadap target output nasional.
Dalam perkembangannya tinggi rendahnya rasio ICOR dapat pula mencerminkan
efisien tidaknya perekonomian suatu negara. Semakin tinggi rasio ICOR semakin
tidak efisien perekonomian tersebut, artinya penggunaan anggaran belanja
pemerintah tidak menghasilkan output yang optimal, produktivitasnya rendah.
Analisis Prof. Soemitro menegaskan bahwa tinggi rendahnya ICOR
mencerminkan tinggi rendahnya biaya ekonomi atas investasi agregatif. Menurut
Sumitro, ICOR berguna sebagai salah satu analisis dalam pendekatan awal untuk
mendapat gambaran kuantitatif dan untuk membuka jalan bagi penelitian
empirik yang harus dilakukan lebih konkret dan terinci terhadap permasalahan
yang bersangkutan (Gofar, 1994).
Jumlah penduduk Indonesia yang besar serta memiliki daya beli, akan
menjadi pendorong bagi perekonomian yang kuat, oleh karena itu, negeri ini
sangat potensial untuk mengembangkan perekonomian berbasis penduduk.
Sektor ritel, produk barang konsumsi, produk elektronik tahan lama dan lain-
lain, dapat didorong oleh jumlah penduduk yang besar. Bila konsumsi
meningkat, maka PDB akan meningkat dan tentu memerlukan tambahan
investasi, karena bila tidak akan memaksa impor barang konsumsi. Sehingga
kenaikan konsumsi domestik akan paralel dengan kenaikan investasi.

Anda mungkin juga menyukai