0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
135 tayangan12 halaman
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis dan interpretasi data yang berkaitan dengan indikator makro ekonomi, pengenalan kebijakan fiskal, peran investasi dalam pembangunan ekonomi, lembaga keuangan, perdagangan internasional, perdagangan internasional, serta keuangan internasional
Judul Asli
Analisis dan Interpretasi Data Pertanian Bawang Putih
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis dan interpretasi data yang berkaitan dengan indikator makro ekonomi, pengenalan kebijakan fiskal, peran investasi dalam pembangunan ekonomi, lembaga keuangan, perdagangan internasional, perdagangan internasional, serta keuangan internasional
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis dan interpretasi data yang berkaitan dengan indikator makro ekonomi, pengenalan kebijakan fiskal, peran investasi dalam pembangunan ekonomi, lembaga keuangan, perdagangan internasional, perdagangan internasional, serta keuangan internasional
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis dan interpretasi data yang berkaitan dengan indikator makro ekonomi, pengenalan kebijakan fiskal, peran investasi dalam pembangunan ekonomi, lembaga keuangan, perdagangan internasional, perdagangan internasional, serta keuangan internasional. 5.1 INDIKATOR MAKRO EKONOMI Makro ekonomi mencakup masalah-masalah ekonomi yang lebih luas, seperti masalah ekonomi nasional. Indikator- indikator makro ekonomi yaitu stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, neraca pembayaran internasional dan pemerataan pembangunan. Pada subbab ini, akan dibahas salah satu indikator makro ekonomi, yaitu stabilitas harga yang berkaitan dengan inflasi yang terjadi di wilayah negara Indonesia. 5.1.1 Inflasi Dalam dua tahun terakhir, 2012 2013, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli 2013, yaitu sebesar 3,29%. Selama tahun 2013, sejak bulan Januari hingga November, inflasi sudah mencapai angka 7,79%, jauh di atas target inflasi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, yaitu sebesar 4,51%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi terbesar terhadap inflasi pada tahun 2013 memang bukan kelompok bahan makanan, tetapi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai 14,72%. Namun, jika dibandingkan dengan kelompok lain, kelompok bahan makanan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam memepengaruhi tingkat inflasi Indonesia pada tahun tersebut, yaitu sebesar 10,48%. Komoditas kelompok bahan makanan yang dominan memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bawang putih, yaitu sebesar 0,12%. Sedangkan sumbangan inflasi yang disebabkan oleh bahan makanan lain berada jauh di bawah bawang putih, seperti tomat sayur dan bawang merah yang hanya 0.07%, cabe merah 0,04%, serta daging sapi sebesar 0,01%. 5.2 PENGENALAN KEBIJAKAN FISKAL Kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatur pengeluaran negara adalah dengan melakukan pengendalian impor terhadap beberapa bahan makanan. Hal ini disebabkan bahan makanan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap meningkatnya inflasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2012 2013. Tingginya sumbangan yang diberikan oleh komoditas bawang putih terhadap inflasi Indonesia pada tahun 2013 tersebut disebabkan jumlah pasokan (supply) pangan lebih sedikit daripada jumlah permintaan (demand) pangan, sehingga menyebabkan kenaikan harga. Sementara, impor yang menjadi salah satu alternatif sumber pasokan dalam negeri telah dibatasi dengan kebijakan pengendalian impor. Padahal, 95% kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi oleh impor yang mayoritas berasal dari negara China. Sepanjang tahun 2012, BPS mencatat impor bawang putih yang dilakukan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan sepanjang tahun 2012 mencapai 415.000 ton, yang bernilai sekitar Rp 2,3 triliun. 5.3 PERAN INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit di masa yang akan datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai pihak dengan tujuan memperbesar output dan meningkatkan pendapatan di kemudian hari. Investasi yang lazim di sebut dengan istilah penanaman modal, akan memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian suatu Negara ataupun dalam cakupan yang lebih kecil, yaitu daerah. Ada dua peran investasi dalam makro ekonomi. Pertama, investasi dapat dikatakan sebagai suatu pengeluaran yang cukup besar namun tidak mudah habis. Perubahan besar dalam investasi akan sangat mempengaruhi permintaan Agregat dan ahirnya akan berpengaruh juga pada output dan kesempatan kerja. Kedua, investasi akan mendorong terjadinya akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan penting lainnya akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan suatu bangsa di bidang ekonomi untuk jangka panjang. Dengan demikian investasi memainkan dua peran yakni mempengaruhi output jangka pendek melalui dampaknya terhadap permintaan Agregat dan mempengaruhi laju pertumbuhan output jangka panjang melalui dampak pembentukan modal terhadap output potensial dan penawaran Agregat. 5.3.1 Investasi Bawang Putih di Indonesia Wilayah daratan di Indonesia cukup luas, sekitar 188,2 juta ha, dengan keragaman jenis tanah, iklim, bahan induk, relief/topografi, dan elevasi di tiap wilayah. Secara umum, Indonesia mempunyai 2 wilayah yang berbeda jenis iklimnya yaitu wilayah beriklim basah (umumnya di Kawasan Barat Indonesia) dan beriklim kering (di sebagian Kawasan Timur Indonesia). Keragaman tanah dan iklim tersebut merupakan salah satu modal yang sangat besar dalam memproduksi berbagai komoditas pertanian secara berkelanjutan baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, pemanfaatan potensi sumberdaya lahan tersebut untuk pengembangan pertanian perlu memperhatikan kesesuaian lahannya, agar diperoleh hasil yang optimal. Usaha peningkatan produksi bahan pangan dan produk pertanian lainnya sebagai penghasil devisa mutlak diperlukan, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan persaingan ekonomi global. Hal ini memerlukan upaya yang terintegrasi dalam meningkatkan produksi komoditas pertanian prospektif yang berorientasi agribisnis dengan menawarkan kesempatan kepada para investor untuk mengembangkan usaha dan sistem agribisnis yang berkelanjutan. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan adalah data spasial (peta) potensi sumberdaya lahan, yang memberikan informasi penting tentang distribusi, luasan, tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan. Tersedianya informasi potensi sumberdaya lahan dan pengembangan jenis-jenis komoditas pertanian yang sesuai dengan potensi sumberdaya lahannya akan sangat membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian yang berkelanjutan. 5.3.2 Perbandingan Angka Investasi Tiap Daerah di Indonesia Berdasarkan data Areal tanam, produksi dan produktivitas bawang putih di beberapa propinsi penting penghasil bawang putih di Indonesia, 1998-2002. (Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura), maka Jawa Barat merupakan propinsi dengan tingkat produktivitas tertinggi untuk komoditas bawang putih. Produktivitas tertinggi bawang putih di Jawa Barat mencapai 8,3 ton per hektar, yaitu pada tahun 1998, angka tersebut hampir dua kali lipat produktivitas nasional. Hal tersebut merupakan salah satu indicator bahwa penggunaan teknologi di daerah Jawa Barat lebih baik dibandingkan dengan propinsi lainnya.Selama kurang lebih 10 tahun terakhir, bawang putih bukan merupakan komoditas prioritas dalam program penelitian Badan Litbang Pertanian. 5.3.3 Faktor Pendorong Investasi Seperti yang kita ketahui, aktivitas investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para investor yang membuat harapan masuknya investasi, terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk diwujudkan di Indonesia. Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain: Pertama faktor kestabilan perekonomian negara, yang dirasa penting bagi investor dalam menjamin kepastian mereka berinvestasi, Kedua faktor perubahan dan perkembangan teknologi, Ketiga faktor tingkat suku bunga dan Keempat faktor prospek ekonomi di masa datang. Mengenai masalah kestabilan perekonomian, merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam melakukan investasi. Kabar baiknya adalah bahwa Indonesia, menurut Kepala Ekonom DBS Bank David Carbon, saat ini menjadi salah satu negara sasaran investasi yang ideal karena memiliki struktur perekonomian yang cenderung stabil. Sedangkan faktor kemajuan teknologi juga penting dalam akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara akan memberikan peluang lebih besar pula untukdapat mendorong masuknya lebih banyak investasi. Faktor ketiga adalah mengenai tingkat suku bunga. Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila di suatu negara tingkat suku bunganya rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya apabila tingkat bunga tingginya, maka investasi dari kredit bank pun akan tidak menguntungkan. 5.4 LEMBAGA KEUANGAN 5.4.1 Lembaga Keuangan di Indonesia Lembaga keuangan menjadi pihak perantara bagi sektor rumah tangga dan sektor industri, khususnya di dalam menyerap dana dari sektor rumah tangga dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kepada sektor industri sebagai kredit investasi. Definisi secara umum yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan menurut UndangUndang No.14 / 1967 Pasal 1 ialah, Semua badan yang melalui kegiatan kegiatannya di bidang keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya kedalam masyarakat. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Lembaga keuangan merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap, di samping menyalurkan dana atau memberi pinjaman (kredit) juga usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian lembaga keuangan dalam bentuk lainnya memberikan jasa yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana. 5.4.2 Peran Lembaga Keuangan dalam Mengatur Kebijakan Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan. Contoh dari lembaga keuangan adalah bank. 5.5 PERDAGANGAN INTERNASIONAL 5.5.1 Data Statistik di Indonesia Menurut tabel 12, total nilai ekspor Indonesia ke Negara bagian di wilayah KJRI dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Peringkat pertama diduduki oleh Negara bagian Nordrhein- Westfalen, dengan nilai total ekspor di tahun 2009 sejumlah 786.496 dan di tahun 2011 menjadi 1.123.589. Posisi kedua ditempati oleh negara bagian Bayern dengan total nilai ekspor di tahun 2009 senilai 341.066. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan dengan nilai 542.789. Peningkatan yang signifikan terjadi di negara bagian Saarland. Dari 2009 sampai 2011 peningkatan terjadi hampir 5 kali lipat, pada tahun 2009 total nilai ekspor sejumlah 19.168 dan pada tahun 2011 menjadi 118.273. Berdasarkan tabel 13 total nilai impor dari Negara bagian di wilayah KJRI Frankfurt ke negara Indonesia dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami peningkatan. Tempat pertama diduduki oleh negara bagian Nordrhein-Westfalen. Pada tahun 2009 nilai impor di negara bagian tersebut bernilai 294.087 dan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sampai 433.190. Posisi kedua ditempati oleh negara bagian Bayern. Nilai total impor pada 2009 sejumlah 233.526 dan sampai tahun 2011 telah terjadi peningkatan menadi 274.182. Di negara bagian Baden-Wrttemberg, pada tahun 2009 nilai total impornya adalah sebesar 196.077 dan hingga tahun 20011 meningkat menjadi 339.023. Di negara bagian Hessen, pada tahun 2009 nilai total impor negara tersebut sebesar 82.112 dan hingga 2011 menjadi 116.580. Posisi terakhir adalah negara bagian Rheinland-Pfalz, pada tahun 2009 nilai total impor bernilai 70.363 dan sampai 2011 terjadi peningkatan 2 kali lipat menadi 148.446. Penurunan nilai total impor hanya terjadi di negara bagian Saarland, pada tahun 2009 nitai total impor berjumlah 13.935 dan di tahun 2011 menjadi senilai 7.255. 5.5.2 Nilai Ekspor dan Impor Perdagangan Internasional Dalam suatu perdagangan pasti ada suatu proses pertukaran komoditi atau barang hasil produksi yang terdiri dari proses ekspor dan impor. Ekspor merupakan melakukan transaksi dengan cara mengirim atau menjual barang dari dalam negeri ke luar negeri. Sedangkan impor adalah kegiatan memesan atau membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri. Kegiatan ekspor dan impor sendiri dapat terbagi lagi menjadi 2 bagian yaitu secara langsung dan secara tidak langsung, dimana keduanya saling berhubungan. Kegiatan ekspor dan impor masih bergantung dengan campur tangan dari pihak bea cukai di negara pengirim maupun negara penerima. Ekspor dan impor merupakan salah satu bagian terpenting dari perdagangan internasional, oleh karena itu kegiatan ini dijadikan sebagai pedoman pertumbuhan ekonomi suatu negara karena juga salah satu penyumbang devisa negara. Selain itu kegiatan ekspor dan impor juga sebagai acuan atau parameter kesejahteraan negara. Dalam perdagangan internasional dan kegiatan ekspor-impor dikenal dengan istilah neraca perdagangan internasional, yaitu gambaran perbandingan antara besarnya nilai ekspor dan nilai impor. Jika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor maka artinya perdagangan mengalami surplus, yaitu mengalami keuntungan. Jika nilai impor lebih besar dai nilai ekspor maka artinya perdagangan mengalami defisit, yaitu mengalami kerugian. Jika nilainya sama maka berarti seimbang yang merupakan parameter kondisi ideal negara dikatakan sebagai negara yang sejahtera dan makmur. 5.5.3 Keterkaitan terhadap Bawang Putih Dari tabel dapat dihubungkan dengan sektor amatan yaitu sektor pertanian dan juga yang termasuk dalam non migas. Dengan merujuk pada data yang ada, sektor pertanian memiliki kemungkinan dan kesempatan yang sangat besar untuk melakukan ekspor barang produksinya ke luar negeri karena memiliki data komoditi yang terbesar. Sebaliknya untuk melakukan impor memiliki kemungkinan kecil sekali karena pasokan barang yang ada di dalam negeri sudah sangat besar. 5.5.4 Nilai Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Sektor pertanian merupakan penyumbang devisa negara terbesar karena memiliki jumlah komoditi yang terbesar. Namun pada bawang putih belum adanya pemaksimalan dalam perdagangan internasional karena justru Indonesia yang impor bawang putih dari luar negeri karena adanya penumpukan bawang putih yang menyebabkan harga bawang putih melambung. 5.6 KEUANGAN INTERNASIONAL 5.6.1 Data Keuangan Indonesia Indonesia merupakan negara berkembang yang keadaan perekonomian dan keuangannya bersifat terbuka, yang artinya masih mudah terpengaruh oleh pengaruh dari luar, baik pengaruh secara perorangan maupun pengaruh secara umum. Dengan demikian, sangat sulit mengharapkan perekonomian Indonesia menjadi stabil dan bisa diatur dengan mudah oleh pemerintah. Selain faktor dari luar, penyebab adanya krisis ekonomi di Indonesia juga terjadi di dalam negeri yaitu masyarakat yang membudayakan korupsi sehingga dibandingkan dengan negara lain keuangan di Indonesia jauh tertinggal. 5.6.2 Angka Keuangan Internasional terkait Sektor Pertanian Berdasar data tabel 17 dapat diketahui bahwa beberapa tahun terakhir pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini nberarti bahwa Indonesia mulai mengalami kenaikan kesejahteraan negara. Hal ini akan mempengaruhi terhadap nilai mata uang rupiah di kancah internasional. Hal ini juga bisa dijadikan sebagai indikator bahwa pendapatn di Indonesia sudah mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan sektor pertanian yang dapat melakukan ekspansi terhadap produksinya kepada negara lain dengan meningkatkan kualitas produksinya pula. Hal ini dapat memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana akan memberikan keuntungan yang cukup besar.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro