Anda di halaman 1dari 12

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA


Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis dan
interpretasi data yang berkaitan dengan indikator makro
ekonomi, pengenalan kebijakan fiskal, peran investasi dalam
pembangunan ekonomi, lembaga keuangan, perdagangan
internasional, perdagangan internasional, serta keuangan
internasional.
5.1 INDIKATOR MAKRO EKONOMI
Makro ekonomi mencakup masalah-masalah ekonomi
yang lebih luas, seperti masalah ekonomi nasional. Indikator-
indikator makro ekonomi yaitu stabilitas harga, pertumbuhan
ekonomi, kesempatan kerja, neraca pembayaran
internasional dan pemerataan pembangunan. Pada subbab
ini, akan dibahas salah satu indikator makro ekonomi, yaitu
stabilitas harga yang berkaitan dengan inflasi yang terjadi di
wilayah negara Indonesia.
5.1.1 Inflasi
Dalam dua tahun terakhir, 2012 2013, inflasi
tertinggi terjadi pada bulan Juli 2013, yaitu sebesar 3,29%.
Selama tahun 2013, sejak bulan Januari hingga November,
inflasi sudah mencapai angka 7,79%, jauh di atas target
inflasi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, yaitu
sebesar 4,51%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), kontribusi terbesar terhadap inflasi pada tahun 2013
memang bukan kelompok bahan makanan, tetapi kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai
14,72%. Namun, jika dibandingkan dengan kelompok lain,
kelompok bahan makanan memiliki kontribusi yang cukup
besar dalam memepengaruhi tingkat inflasi Indonesia pada
tahun tersebut, yaitu sebesar 10,48%.
Komoditas kelompok bahan makanan yang dominan
memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bawang
putih, yaitu sebesar 0,12%. Sedangkan sumbangan inflasi
yang disebabkan oleh bahan makanan lain berada jauh di
bawah bawang putih, seperti tomat sayur dan bawang merah
yang hanya 0.07%, cabe merah 0,04%, serta daging sapi
sebesar 0,01%.
5.2 PENGENALAN KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatur
pengeluaran negara adalah dengan melakukan pengendalian
impor terhadap beberapa bahan makanan. Hal ini disebabkan
bahan makanan memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap meningkatnya inflasi yang terjadi di Indonesia pada
tahun 2012 2013.
Tingginya sumbangan yang diberikan oleh komoditas
bawang putih terhadap inflasi Indonesia pada tahun 2013
tersebut disebabkan jumlah pasokan (supply) pangan lebih
sedikit daripada jumlah permintaan (demand) pangan,
sehingga menyebabkan kenaikan harga. Sementara, impor
yang menjadi salah satu alternatif sumber pasokan dalam
negeri telah dibatasi dengan kebijakan pengendalian impor.
Padahal, 95% kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi oleh
impor yang mayoritas berasal dari negara China. Sepanjang
tahun 2012, BPS mencatat impor bawang putih yang
dilakukan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bahan
makanan sepanjang tahun 2012 mencapai 415.000 ton, yang
bernilai sekitar Rp 2,3 triliun.
5.3 PERAN INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana
dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan
produksi untuk mendapatkan profit di masa yang akan
datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung
atau dari penanaman modal baik secara langsung maupun
tidak langsung oleh berbagai pihak dengan tujuan
memperbesar output dan meningkatkan pendapatan di
kemudian hari. Investasi yang lazim di sebut dengan istilah
penanaman modal, akan memberikan banyak pengaruh
kepada perekonomian suatu Negara ataupun dalam cakupan
yang lebih kecil, yaitu daerah.
Ada dua peran investasi dalam makro ekonomi. Pertama,
investasi dapat dikatakan sebagai suatu pengeluaran yang
cukup besar namun tidak mudah habis. Perubahan besar
dalam investasi akan sangat mempengaruhi permintaan
Agregat dan ahirnya akan berpengaruh juga pada output dan
kesempatan kerja. Kedua, investasi akan mendorong
terjadinya akumulasi modal, penambahan stok bangunan
gedung dan peralatan penting lainnya akan meningkatkan
output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan
suatu bangsa di bidang ekonomi untuk jangka panjang.
Dengan demikian investasi memainkan dua peran yakni
mempengaruhi output jangka pendek melalui dampaknya
terhadap permintaan Agregat dan mempengaruhi laju
pertumbuhan output jangka panjang melalui dampak
pembentukan modal terhadap output potensial dan
penawaran Agregat.
5.3.1 Investasi Bawang Putih di Indonesia
Wilayah daratan di Indonesia cukup luas, sekitar
188,2 juta ha, dengan keragaman jenis tanah, iklim, bahan
induk, relief/topografi, dan elevasi di tiap wilayah. Secara
umum, Indonesia mempunyai 2 wilayah yang berbeda jenis
iklimnya yaitu wilayah beriklim basah (umumnya di Kawasan
Barat Indonesia) dan beriklim kering (di sebagian Kawasan
Timur Indonesia). Keragaman tanah dan iklim tersebut
merupakan salah satu modal yang sangat besar dalam
memproduksi berbagai komoditas pertanian secara
berkelanjutan baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh
karena itu, pemanfaatan potensi sumberdaya lahan tersebut
untuk pengembangan pertanian perlu memperhatikan
kesesuaian lahannya, agar diperoleh hasil yang optimal.
Usaha peningkatan produksi bahan pangan dan produk
pertanian lainnya sebagai penghasil devisa mutlak
diperlukan, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan persaingan ekonomi global. Hal ini memerlukan upaya
yang terintegrasi dalam meningkatkan produksi komoditas
pertanian prospektif yang berorientasi agribisnis dengan
menawarkan kesempatan kepada para investor untuk
mengembangkan usaha dan sistem agribisnis yang
berkelanjutan. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan
adalah data spasial (peta) potensi sumberdaya lahan, yang
memberikan informasi penting tentang distribusi, luasan,
tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif
teknologi yang dapat diterapkan. Tersedianya informasi
potensi sumberdaya lahan dan pengembangan jenis-jenis
komoditas pertanian yang sesuai dengan potensi sumberdaya
lahannya akan sangat membantu upaya peningkatan produksi
komoditas pertanian yang berkelanjutan.
5.3.2 Perbandingan Angka Investasi Tiap Daerah di
Indonesia
Berdasarkan data Areal tanam, produksi dan
produktivitas bawang putih di beberapa propinsi penting
penghasil bawang putih di Indonesia, 1998-2002. (Sumber:
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura),
maka Jawa Barat merupakan propinsi dengan tingkat
produktivitas tertinggi untuk komoditas bawang putih.
Produktivitas tertinggi bawang putih di Jawa Barat mencapai
8,3 ton per hektar, yaitu pada tahun 1998, angka tersebut
hampir dua kali lipat produktivitas nasional. Hal tersebut
merupakan salah satu indicator bahwa penggunaan teknologi
di daerah Jawa Barat lebih baik dibandingkan dengan
propinsi lainnya.Selama kurang lebih 10 tahun terakhir,
bawang putih bukan merupakan komoditas prioritas dalam
program penelitian Badan Litbang Pertanian.
5.3.3 Faktor Pendorong Investasi
Seperti yang kita ketahui, aktivitas investasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan
dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun
ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para
investor yang membuat harapan masuknya investasi,
terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk
diwujudkan di Indonesia.
Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang
dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan
modalnya, antara lain: Pertama faktor kestabilan
perekonomian negara, yang dirasa penting bagi investor
dalam menjamin kepastian mereka berinvestasi, Kedua
faktor perubahan dan perkembangan teknologi, Ketiga faktor
tingkat suku bunga dan Keempat faktor prospek ekonomi di
masa datang.
Mengenai masalah kestabilan perekonomian,
merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam
melakukan investasi. Kabar baiknya adalah bahwa Indonesia,
menurut Kepala Ekonom DBS Bank David Carbon, saat ini
menjadi salah satu negara sasaran investasi yang ideal
karena memiliki struktur perekonomian yang cenderung
stabil.
Sedangkan faktor kemajuan teknologi juga penting
dalam akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi
biaya produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki
oleh suatu negara akan memberikan peluang lebih besar pula
untukdapat mendorong masuknya lebih banyak investasi.
Faktor ketiga adalah mengenai tingkat suku bunga.
Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan
tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila di
suatu negara tingkat suku bunganya rendah, maka tingkat
investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank
masih menguntungkan untuk mengadakan investasi.
Sebaliknya apabila tingkat bunga tingginya, maka investasi
dari kredit bank pun akan tidak menguntungkan.
5.4 LEMBAGA KEUANGAN
5.4.1 Lembaga Keuangan di Indonesia
Lembaga keuangan menjadi pihak perantara bagi
sektor rumah tangga dan sektor industri, khususnya di dalam
menyerap dana dari sektor rumah tangga dalam bentuk
tabungan dan menyalurkannya kepada sektor industri sebagai
kredit investasi. Definisi secara umum yang dimaksud dengan
Lembaga Keuangan menurut UndangUndang No.14 / 1967
Pasal 1 ialah, Semua badan yang melalui kegiatan
kegiatannya di bidang keuangan, menaruh uang dari dan
menyalurkannya kedalam masyarakat. Artinya kegiatan yang
dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan
bidang keuangan. Lembaga keuangan merupakan lembaga
yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap, di
samping menyalurkan dana atau memberi pinjaman (kredit)
juga usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam
bentuk simpanan. Kemudian lembaga keuangan dalam bentuk
lainnya memberikan jasa yang mendukung dan memperlancar
kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan memberikan
pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana.
5.4.2 Peran Lembaga Keuangan dalam Mengatur
Kebijakan
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai
perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana
dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana
tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang
memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian,
dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam
bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih
pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang
membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari
lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan.
Contoh dari lembaga keuangan adalah bank.
5.5 PERDAGANGAN INTERNASIONAL
5.5.1 Data Statistik di Indonesia
Menurut tabel 12, total nilai ekspor Indonesia ke
Negara bagian di wilayah KJRI dalam 3 tahun terakhir
mengalami peningkatan. Peringkat pertama diduduki oleh
Negara bagian Nordrhein- Westfalen, dengan nilai total
ekspor di tahun 2009 sejumlah 786.496 dan di tahun 2011
menjadi 1.123.589. Posisi kedua ditempati oleh negara
bagian Bayern dengan total nilai ekspor di tahun 2009 senilai
341.066. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan dengan nilai
542.789. Peningkatan yang signifikan terjadi di negara
bagian Saarland. Dari 2009 sampai 2011 peningkatan terjadi
hampir 5 kali lipat, pada tahun 2009 total nilai ekspor
sejumlah 19.168 dan pada tahun 2011 menjadi 118.273.
Berdasarkan tabel 13 total nilai impor dari Negara
bagian di wilayah KJRI Frankfurt ke negara Indonesia dari
tahun 2009 sampai 2011 mengalami peningkatan. Tempat
pertama diduduki oleh negara bagian Nordrhein-Westfalen.
Pada tahun 2009 nilai impor di negara bagian tersebut
bernilai 294.087 dan pada tahun 2011 terjadi peningkatan
sampai 433.190. Posisi kedua ditempati oleh negara bagian
Bayern. Nilai total impor pada 2009 sejumlah 233.526 dan
sampai tahun 2011 telah terjadi peningkatan menadi
274.182. Di negara bagian Baden-Wrttemberg, pada tahun
2009 nilai total impornya adalah sebesar 196.077 dan hingga
tahun 20011 meningkat menjadi 339.023. Di negara bagian
Hessen, pada tahun 2009 nilai total impor negara tersebut
sebesar 82.112 dan hingga 2011 menjadi 116.580. Posisi
terakhir adalah negara bagian Rheinland-Pfalz, pada tahun
2009 nilai total impor bernilai 70.363 dan sampai 2011
terjadi peningkatan 2 kali lipat menadi 148.446. Penurunan
nilai total impor hanya terjadi di negara bagian Saarland,
pada tahun 2009 nitai total impor berjumlah 13.935 dan di
tahun 2011 menjadi senilai 7.255.
5.5.2 Nilai Ekspor dan Impor Perdagangan Internasional
Dalam suatu perdagangan pasti ada suatu proses
pertukaran komoditi atau barang hasil produksi yang terdiri
dari proses ekspor dan impor. Ekspor merupakan melakukan
transaksi dengan cara mengirim atau menjual barang dari
dalam negeri ke luar negeri. Sedangkan impor adalah
kegiatan memesan atau membeli barang dari luar negeri ke
dalam negeri.
Kegiatan ekspor dan impor sendiri dapat terbagi lagi
menjadi 2 bagian yaitu secara langsung dan secara tidak
langsung, dimana keduanya saling berhubungan. Kegiatan
ekspor dan impor masih bergantung dengan campur tangan
dari pihak bea cukai di negara pengirim maupun negara
penerima. Ekspor dan impor merupakan salah satu bagian
terpenting dari perdagangan internasional, oleh karena itu
kegiatan ini dijadikan sebagai pedoman pertumbuhan
ekonomi suatu negara karena juga salah satu penyumbang
devisa negara. Selain itu kegiatan ekspor dan impor juga
sebagai acuan atau parameter kesejahteraan negara.
Dalam perdagangan internasional dan kegiatan
ekspor-impor dikenal dengan istilah neraca perdagangan
internasional, yaitu gambaran perbandingan antara besarnya
nilai ekspor dan nilai impor. Jika nilai ekspor lebih besar dari
nilai impor maka artinya perdagangan mengalami surplus,
yaitu mengalami keuntungan. Jika nilai impor lebih besar dai
nilai ekspor maka artinya perdagangan mengalami defisit,
yaitu mengalami kerugian. Jika nilainya sama maka berarti
seimbang yang merupakan parameter kondisi ideal negara
dikatakan sebagai negara yang sejahtera dan makmur.
5.5.3 Keterkaitan terhadap Bawang Putih
Dari tabel dapat dihubungkan dengan sektor amatan
yaitu sektor pertanian dan juga yang termasuk dalam non
migas. Dengan merujuk pada data yang ada, sektor pertanian
memiliki kemungkinan dan kesempatan yang sangat besar
untuk melakukan ekspor barang produksinya ke luar negeri
karena memiliki data komoditi yang terbesar. Sebaliknya
untuk melakukan impor memiliki kemungkinan kecil sekali
karena pasokan barang yang ada di dalam negeri sudah
sangat besar.
5.5.4 Nilai Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara
atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara
lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi
salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun
perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong
Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan
kehadiran perusahaan multinasional. Sektor pertanian
merupakan penyumbang devisa negara terbesar karena
memiliki jumlah komoditi yang terbesar. Namun pada bawang
putih belum adanya pemaksimalan dalam perdagangan
internasional karena justru Indonesia yang impor bawang
putih dari luar negeri karena adanya penumpukan bawang
putih yang menyebabkan harga bawang putih melambung.
5.6 KEUANGAN INTERNASIONAL
5.6.1 Data Keuangan Indonesia
Indonesia merupakan negara berkembang yang
keadaan perekonomian dan keuangannya bersifat terbuka,
yang artinya masih mudah terpengaruh oleh pengaruh dari
luar, baik pengaruh secara perorangan maupun pengaruh
secara umum. Dengan demikian, sangat sulit mengharapkan
perekonomian Indonesia menjadi stabil dan bisa diatur
dengan mudah oleh pemerintah.
Selain faktor dari luar, penyebab adanya krisis
ekonomi di Indonesia juga terjadi di dalam negeri yaitu
masyarakat yang membudayakan korupsi sehingga
dibandingkan dengan negara lain keuangan di Indonesia jauh
tertinggal.
5.6.2 Angka Keuangan Internasional terkait Sektor
Pertanian
Berdasar data tabel 17 dapat diketahui bahwa
beberapa tahun terakhir pertumbuhan perekonomian di
Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini nberarti bahwa Indonesia
mulai mengalami kenaikan kesejahteraan negara. Hal ini
akan mempengaruhi terhadap nilai mata uang rupiah di
kancah internasional. Hal ini juga bisa dijadikan sebagai
indikator bahwa pendapatn di Indonesia sudah mengalami
kenaikan. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan sektor
pertanian yang dapat melakukan ekspansi terhadap
produksinya kepada negara lain dengan meningkatkan
kualitas produksinya pula. Hal ini dapat memberi pengaruh
besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana akan
memberikan keuntungan yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai