Anda di halaman 1dari 7

Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi dan

Kebijakan Penganggaran Daerah di Masa Pandemi Covid-19

Guru Pembimbing:
Ranto Manalu S.pd

Disusun Oleh:
Asyer Siregar
Kelas:XI IIS

Proposal penelitian Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi


dan Kebijakan Penganggaran Daerah di Masa Pandemi Covid-19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Inflasi ekonomi yang terjadi di negara Republik Indonesia, dan juga dirasakan di beberapa
negara-negara maju yang ada, karena salah satu permasalahan yang timbul adanya efek perang
Rusia dan Ukraina , dan juga proses recovery dampak pandemi covid-19 selama 2 tahun yang
dirasakan merupakan faktor multyeffect diberbagai sektor. Adanya bayang bayang Resesi Global
semakin menambah kondisi keuangan kedepannya bisa terjadi over defisit. Sehingga membawa
dampak hampir pada semua aspek atau sektor kehidupan. Dampak tersebut menimpa tidak
hanya sektor privat seperti pasar modal tetapi juga pada sektor publik (pemerintah) seperti
Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat melakukan Rapat Koordinasi dengan berbagai
stakeholder baik pemerintah daerah maupun lembaga vertikal lainnya Pemerintah Pusat dalam
hal ini menginstruksikan kepada kepala daerah baik di tingkat provinsi , kabupaten dan kota
untuk pembentukan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD).

Dampak negatif inflasi ekonomi terjadi pula pada sektor Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yakni menjadi labilnya sektor pendapatan senyampang dari itu membawa
dampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini terjadi karena alokasi
dana dari APBN untuk APBD menjadi labil pula. Dengan kata lain faktor ketidakpastian akan
penerimaan dari pemerintah pusat menjadi lebih tinggi. Akibat selanjutnya tingkat kepastian
akan jumlah besarnya belanja menjadi lebih tinggi pula. Kondisi ini menjadi lebih
memprihatinkan pada daerah yang tingkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya rendah. PAD yang
rendah berarti ketergantungan pada Pemerintah Pusat (dan atau Pemerintah Provinsi) akan
lebih tinggi.
Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum di UU Otonomi
Daerah No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah menggantikan UU No. 22
tahun 1999. Pelaksanaan kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, dimulai
secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2001. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang dipandang
sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang sesungguhnya. Desentralisasi
sendiri mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat, pengembangan kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan dan pemeliharaan
yang serasi antara pusat dan daerah.
Pemerintah Daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD
untuk menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan
sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran tugas pelaksanaan pemerintah maupun untuk
fasilitas publik. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan public.
pemerintah daerah seharusnya mengubah komposisi belanjanya. Selama ini belanja daerah
lebih banyak digunakan untuk belanja rutin yang relatif kurang produktif. Perubahan alokasi
belanja ini juga ditujukan untuk pembangunan berbagai fasilitas modal. Pemerintah perlu
memfasilitasi berbagai aktivitas peningkatan perekonomian, salah satunya dengan membuka
kesempatan untuk berinvestasi.
Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif mempunyai kemungkinan mendapatkan
kenaikan PAD. Dari perspektif ini seharusnya Pemerintah Daerah lebih berkonsentrasi pada
pemberdayaan kekuatan ekonomi lokal untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi daripada
sekedar produk perundangan terkait dengan pajak ataupun retribusi.
Penelitian ini berusaha mengetahui adanya pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa secara simultan variabel Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli
Daerah, dan Dana Alokasi Umum berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Belanja
Modal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tolak ukur program yang
direncanakan dengan capaian target sasaran pembangunan di daerah-daerah.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang dapat diuraikan identifikasi masalah dalam penenlitian ini
adalah:
1.Untuk mengetahui sektor-sektor mana saja yang paling unggul dan strategis untuk
dikembangkan

2. Belum di ketahui sektor ekonomi yang memiliki daya saing

3. Masing-masing daerah belum diketahui potensi perekonomian

1.3 Pembatasan Masalah


Agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan yang diharapkan. Maka perlu dibuat batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Berdasarkan pertimbangan luasnya cakupan masalah dan terbatasnya kemampuan peneliti
maka dalam penelitian ini diperlukan batasan agar penelitian dapat terfokus. Penelitian ini
membatasi masalah hanya pada implementasi Bidang Ekonomi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan permasalahan
dalam penenlitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sektor-sektor Ekonomi yang ada di wilayah Kabupaten/Kota?
2. Sektor-sektor apa saja yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah
Kabupaten/Kota?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penetian ini adalah:

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sektor-sektor
penggerak ekonomi di wilayah Kabupaten/Kota.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Secara Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan tentang
ekonomi pembangunan, khususnya Sektor – Sektor dalam kaitan dengan Pertumbuhan Ekonomi.

1.6.2 Secara Praktis

1.Sebagai bahan rekomendasi bagi di wilayah Kabupaten/Kota dan pihak yang terkait dalam
menentukan arah, kebijakan dan strategi daerah yang akan digunakan untuk meningkatkan
potensi sumber daya yang dapat dijadikan sebagai sektor penggerak.

2. Sebagai bahan pelengkap bagi penelitian yang relevan dengan proposal penelitian ini.

3. Sebagai referensi bagi penulis lain yang mempunyai keterkaitan untuk mengembangkan
penelitiannya.

BAB II
METODE PENELITIAN
Penelitian Mawarni, dkk. (2013) memperoleh bukti empiris dari pengaruh PAD dan DAU
terhadap belanja modal. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur. Peneliti
menggunakan data sekunder dari laporan APBD kabupaten/kota propinsi yang diperoleh dari
departemen keuangan yang diakses melalui website www.djkd.depkeu.go.id. Hasil penelitian
Mawarni, dkk. (2013) menunjukkan DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja
modal. Metode pengambilan sampel dengan cara purposive sampling karena hanya akan
mengambil 4 dan 1 kabupaten/kota yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan cara Moderated Regression Analysis (MRA)
dengan menggunakan program Statistical Product and Service (SPSS). Bagaimana hasil dapat
menunjukkan PAD memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengalokasian belanja modal.

Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Biro Pusat Statistik
(BPS) Indonesia. Serta pada laporan realisasi APBD pemerintah daerah kabupaten/kota di
Indonesia yang diperoleh dari website Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Penelitian Askam (2008) menunjukkan bahwa DAU, DAK, dan PAD berpengaruh signifikan
terhadap pengalokasian belanja modal.

Dana alokasi khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada
pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan khusus daerah. Menurut Verawaty, dkk. (2015)
DAK dari pemerintah pusat dapat mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Penelitian Askam (2008) dan Arbie (2013) menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara DAK dan belanja modal. Berbeda dengan
penelitian Verawaty, dkk. (2015) yang menyatakan bahwa DAK tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengalokasian belanja modal. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang tidak
konsisten.

Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pemerintah daerah, disebutkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Penelitian Darwanto & Yulia (2007)
menyatakan bahwa PAD memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap pengalokasian
belanja modal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif, merupakan jenis
penelitian yang analisis datanya menggunakan angka-angka, skor dan diolah menggunakan
metode statistik (Arbie, 2013). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang digunakan dalam penelitian yang bersumber dari
literatur, artikel, dan berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
1.Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian. Definisi Operasional
variabel-variabel tersebut, yaitu :

a. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

b. Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

c. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Belanja modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk mendanai kegiatan investasi
(menambah aset).

Penelitian ini mencoba melakukan kajian dalam melihat pengaruh Dana Alokasi Umum,
Dana Alokasi Khusus, Pendapatan Asli Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi yang merupakan
variabel independen terhadap Belanja Daerah yang merupakan variabel dependen. Penelitian ini
dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel penelitian melalui pembentukan model
analisis dengan prosedur statistik yang selanjutnya diambil interpretasi untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Apridar. 2009. Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep, Permasalahan Dalam


Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.

Arsyad, Lincolin. 2007. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah


Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Badan Pusat Statistik, 2014. Jawa Tengah Dalam Angka. Semarang : BPS Provinsi Jawa
Tengah.

Bambang Kustianto dan Istikomah. 2007. Peranan Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol (14) (2) : 25-36.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai