Ernia Dwi Anjani1, Diaz Rizka Canda Anggraini2, Nihayati Arikah Firdausi3, Fawwaz
Zakariya4
1,2
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Abstrak
Adanya fenomena pandemi Covid-19 yang menjadi fenomena baru serta berdampak
luar biasa bagi Indonesia dan dunia. Hal tersebut berdampak pada danya perubahan dalam
pelaksanaan anggaran daerah yang harus dilakukan oleh tiap pemerintah daerah supaya
kesejahteraan dan perekonomian daerah tersebut terjaga. Tujuan yang ingin dicapai adalah
menjelaskan bagaimana pelaksanaan APBD di beberapa daerah di Indonesia ketika
mengalami rasionalisasi anggaran akibat pandemi Covid-19. Metode yang dilakukan adalah
penelitian kualitatif dengan teknik analisis menggunakan studi literatur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasionalisasi anggaran penting dilakukan di masa pandemi Covid-19
supaya pemerintah daerah bisa fokus menjaga perekonomian dan kesehatan masyarakat
daerahnya. Rasionalisasi anggaran bisa dilakukan dengan menggeser anggaran yang kurang
relevan untuk menangani pandemi Covid-19 seperti anggaran perjalanan dinas. Di samping
itu, rasionalisasi anggaran membawa dampak negatif seperti tertundanya beberapa program
terutama konstruksi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan pengangguran di bidang
konstruksi, serta kurang terprioritaskannya dana untuk pengelolaan lingkungan hidup.
Latar Belakang
1
daerah. Dengan demikian, tiap pemerintahan daerah akan memiliki aturan perubahan
anggaran yang bervariasi serta konsep anggaranya. Hal tersebut diperbolehkan dengan
syarat tetap berdasar pada Undang-Undang dan peraturan Pemerintah Pusat yang berlaku
(Grediani, 2020).
Pada dasarnya perubahan ini terjadi karena adanya beberapa alasan seperti
perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan global. Seperti yang terjadi di Indonesia tahun
2020 lalu ketika pandemi Covid-19 menyerang. Pernyataan dari Organisasi Kesehatan
Dunia atau World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa Covid-19 telah
menyebar di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Kasus korban yang terinfeksi
virus tersebut di Indonesia terus meningkat sehingga menimbulkan dampak yang serius
bagi berbagai sektor seperti sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat (Nirmala et
al., 2022).
2
Anggaran bantuan sosial dan ekonomi tersebut penting untuk diketahui
bagaimana kerasionalannya terhadap keperluan suatu daerah. Rasionalisasi anggaran
yang dilakukan oleh pemerintah daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah No.12
Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006. Tujuan
dilakukannya rasionalisasi anggaran adalah untuk melakukan perubahan dalam APBD
demi menyesuaikan pendapatan daerah di semester pertama dengan belanja daerah
yang sudah dianggarkan. Dengan kata lain, maka anggaran yang sudah dibuat dilakukan
penyesuaian kembali dengan pendapatan riil yang didapat sesuai dengan hasil evaluasi
triwulan kedua. 1
1
Analisis Kebijakan Rasionalisasi
3
pelaksanaan anggaran daerah yang harus dilakukan oleh tiap pemerintah daerah supaya
kesejahteraan dan perekonomian daerah tersebut terjaga. Dengan memilih topik ini, maka
tujuan yang ingin dicapai adalah menjelaskan bagaimana pelaksanaan APBD di beberapa
daerah di Indonesia ketika mengalami rasionalisasi anggaran akibat pandemi Covid-19.
Metode
Pertama, artikel yang ditulis oleh Eureka Ratna Nirmala dkk dengan judul “Analisis
Kebijakan Rasionalisasi APBD Terutama Pembangunan Infrastruktur Kota Surabaya Untuk
Menanggulangi Covid-19”. Penelitian tersebut bertujuan untuk melakukan analisis terhadap
kebijakan pemerintah daerah Surabaya mengenai dana infrastruktur yang sudah
direalokasikan sebagai bentuk rasionalisasi APBD di masa pandemi Covid-19 (Nirmala et al.,
2022). Kedua, artikel yang ditulis oleh Evi Grediani dengan judul “Mengungkap Fenomena
Anggaran Perubahan dan Partisipasi Masyarakat akibat Pandemi Covid-19”. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengungkap adanya anggaran perubahan sekaligus partisipasi
masyarakat di masa pandemi Covid-19 khususnya di Kecamatan Pakualaman (Grediani,
2020). Ketiga, penelitian yang dilakukan Yan Megawandi mengenai analisis belanja pegawai
dalam APBD Bangkai Belitung di masa Pandemi Covid-19. Penelitian tersebut bertujuan
menganalisis dampak pandemi Covid-19 terhadap perubahan anggaran belanja pegawai
(Megawandi & Ningsih, 2022). Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Devi Permata Sari,
dkk mengenai pengaruh penyesuaian anggaran di masa pandemi Covid-19 terhadap kinerja
Bakorwil Malang (Permata Sari & Bahri, 2022). Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Eko
Budi Lestari mengenai penerapan kebijakan refocusing dan realokasi APBD selama pandemi
covid-19 khussunya di provinsi Bengkulu (Eko Budi Lestari, 2021).
Keenam penelitian yang dilakukan oleh Irma Rahmawati dkk mengenai efektivitas
kebijakan rasionalisasi anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi Dirjen Tanaman Pangan
selama pandemi Covid-19 (Rahmawati et al., 2021). Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh
Rosliana mengenai analisis kebijakan penyesuaian anggaran yang ditujukan untuk
megendalikan pencemaran lingkungan akibat operasi tambang emas selama pandemi Covid-
4
19 (Rosliana, 2021). Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Dwi Purwani mengenai
perbandingan penganggaran APBD Kabupaten Mempawah dan Kubu Raya setelah dilakukan
penyesuaian karena adaya pandemi Covid-19 (Purwani, 2021). Kesembilan, penelitian yang
dilakukan oleh Riri Habibah yang berfokus pada rasionalisasi anggaran yang berdampak
pada mekaisme pengadaan jasa (Habibah Romli et al., 2021). Kesepuluh, penelitian yang
dilakukan oleh I Made Sinar Dewata Putra mengenai pengaruh dilakukannya rasionalisasi
anggaran terhadap pelaksanaan program kerja di Kabupaten Buleleng (Putra et al., 2019).
Pandemi Covid-19 merupakan salah satu peristiwa luar biasa yang dialami oleh
banyak negara salah satunya Indonesia. Pandemi tersebut tidak hanya mengancam
kesehatan masyarakat namun juga berimbas secara besar untuk pemerintahan di sektor
perekonomian. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan membutuhkan dana yang cukup besar
supaya kesejahteraan masyarakat bisa terjaga, namun pada kenyataannya pemerintah
memiliki dana yang terbatas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diterbitkan Surat
Keputusan Bersama oleh Menteri Dalam Negeri bersama dengan Menteri Keuangan
mengenai percepatan kebijakan penyesuaian APBD di tahun 2020. Keputusan tersebut juga
bertujuan supaya daya beli masyarakat terjaga sehingga tidak membuat perekonomian
nasional merosot.
Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia memiliki jumlah kasus yang paling
tinggi khususnya di Provinsi Jawa Timur. Menghadapi hal tersebut, di tahun 2020 Surabaya
melakukan rasionalisasi anggaran untuk menangani Covid-19 sebesar Rp.196 miliar yang
sumber anggarannya dari pos belanja tidak terduga sebanyak Rp. 12.5 miliar serta anggaran
belanja langsung sebayak 184 miliar. Rasionalisasi anggaran tersebut sudah disesuaikan
dengan pendampingan bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi
Jawa Timur. Alokasi anggaran tersebut hanya berlaku selama dua bulan. Selanjutnya, di
tahun 2021 dilakukan lagi rasionalisasi anggaran sebanyak Rp. 200 miliar, namun ternhata
belum bisa menutup pengeluaran dana penangan covid 19 yang mencapai Rp. 446 miliar
(Nirmala et al., 2022).
6
menjadi tiga tahap. Tahapan pertama, dilakukan pengalokasian anggaran hingga Rp. 32,8
miliar yang ditujukan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19. Tahapan kedua,
pemerintah menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp. 91 Miliar yang tujuannya untuk
program jaring pengaman sosial. Tahapan ketiga, kegiatan-kegiatan yang sudah
direncanakan di perangkat daerah difokuskan lagi untuk kegiatan yang mampu menjadi
pendorong tergeraknya perekonomian masyarakat setempat (Megawandi & Ningsih, 2022).
7
mengadakan rapat untuk membahas rasionalisasi anggaran tersebut (Eko Budi Lestari,
2021).
Tidak hanya di pulau Jawa dan Sumatera, pulau Kalimantan juga melakukan
rasionalisasi anggaran seperti yang dilakukan di Kabupaten Kubu Raya dan Menpawah.
Kedua daerah tersebut berhasil melakukan rasionalisasi anggaran dengan tingkat kesesuaian
mencapai 86,36%. Namun program yang dilakukan rasionalisasi anggaran berbeda
khsusunya di bagian pengalokasian dana belanja, penyampaian laporan rasionalisasi, serta
hambatan yang dilalui (Purwani, 2021). Secara garis besar, hambatan terjadi karena kedua
daerah tersebut mengalami ketergantungan finansial terhadap dana transfer dari pemerintah
pusat dan adanya tingkat kepatuhan pemerintah yang rendah terhadap peraturan undang-
undang, wewenang, dan tanggung jawab. Rasionalisasi anggaran yang terjadi di pulau Bali
salah satunya di Kabupaten Buleleng berdampak pada adanya penundaan di beberapa
kegiatan serta berkurangnya anggaran operasional untuk perakantoran sehingga kegiatan
yang sudah direncanakan tidak bisa berjalan dengan optimal (Putra et al., 2019). Bahkan,
upaya rasionalisasi juga disebut bisa berdampak pada terhambatnya proses pembangunan
sehingga perlu dibuat kebijakan yang lebih efektf dan efisien lagi.
Rasionalisasi anggaran juga dilakukan untuk sektor pertanian seperti yang diterapkan
oleh Kementrian Pertanian. Tujuannya adalah menjaga nilai produksi produk pertanian
sehingga anggara untuk kegiatan yang kurang mendukung seperti biaya manajemen, biaya
rapat, dan perjalanan dinas harus dikurangi. Rasionalisasi anggaran difokuskan pada
peningkatan produksi pangan, peningkatan volume sarana dan prasana, dan pemenuhan
pangan masyarakat. Pandemi Covid-19 menyebabkan tingginya permintaan tanaman pangan
sehingga menjadi tantangan khusus. Rasionalisasi anggaran yang dilakukan kementrian
pertanian memberikan dampak positif yaitu adanya penyediaan bantuan mesin untuk
peralatan pertanian sebelum dan sesudah panen, mengembangkan pengolahan pupuk
organik, mengembangkan proses pembenihan (Rahmawati et al., 2021).
8
manusia yang ada khususnya untuk penyuluh dan pendamping pertanian. Kebijakan
rasionalisasi APBD di Indonesia selama pandemi Covid-19 tidak memprioritaskan isu
lingkungan hidup. Dampaknya, perlu dilakukan penambahan untuk alokasi Dana Alokasi
Umum yang ditujukan untuk pelestarian lingkungan hidup karena anggarannya masih sangat
minim sehingga bisa dikatakan bahwa penanganan pandemi Covid-19 ini juga membawa
dampak pada anggaran sektor lingkungan hidup (Rosliana, 2021).
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia tahun 2020 lalu berimbas pada banyak
sektor terutama ekonomi. Hal tersebut menuntut pemerintah untuk tidak hanya berfokus pada
kesehatan masyarakat namun juga kesejahteraan ekonomi. Adanya alasan tersebut, maka
pemerintah menerbitkan peraturan supaya pemerintah daerah melakukan penyesuaian
anggaran atau yang biasa dikenal dengan rasionalisasi anggaran. Tujuannya, supaya
anggaran yang digunakan bisa difokuskan untuk menangani dampak dari pandemi tersebut
serta menunda anggaran yang digunakan untuk kegiatan yang kurang sesuai. Peraturan
tersebut dilakukan oleh masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan kondisi anggaran
yang ada.
Daftar Pustaka
Eko Budi Lestari. (2021). Implementasi Kebijakan Refocusing Dan Realokasi Apbd Tahun
Anggaran 2020 Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu.
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah Di Indonesia, 13(3), 593–606.
https://doi.org/10.54783/jv.v13i3.478
Habibah Romli, R., Studi D-, P., Manajemen Pemerintahan, A., Negeri Bandung, P., Ernita
Sembiring, E., & Akuntansi, J. (2021). Analisis Realokasi Anggaran Sebagai Solusi
Penanganan Covid-19 dan Dampaknya Terhadap Mekanisme Pengadaan Barang/Jasa
(Studi Kasus Pemerintah Kota Cimahi) Darya Setia Nugraha. Indonesian Accounting
Research Journal, 1(3), 431–438.
Megawandi, Y., & Ningsih, M. (2022). ANALISIS BELANJA PEGAWAI DALAM APBD
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2019-2020 (Studi
Kasus Anggaran Belanja Pegawai di Masa Pandemic Covid-19). Jurnal Studia
Administrasi, 3(2), 15–28. https://doi.org/10.47995/jian.v3i2.63
Nirmala, E. R., Kusbandrijo, B., & Widiyanto, K. (2022). Analisis Kebijakan Rasionalisasi
APBD Terutama Pembangunan Infrastruktur Kota Surabaya Untuk Menanggulangi
Covid-19. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(2), 115–121.
http://ulilalbabinstitute.com/index.php/JIM/article/view/43
Permata Sari, D., & Bahri, S. (2022). Pengaruh Refocusing Anggaran Akibat Covid-19
Terhadap Capaian Realisasi Kinerja Bakorwil Malang Tahun 2020. Conference on
Economic and Business Innovatin, 1, 1610–1624.
10
Putra, I. M. S. D., Mahardika, I. K. A., Krisnayanti, K., Kunti, N. M. S., & Chiva, K. (2019).
Analisis Rasionalisasi Anggaran Dan Dampak Adanya Rasionalisasi Anggaran Terhadap
Pelaksanaan Program Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Humanika, 7(1), 16–21. https://doi.org/10.23887/jinah.v7i1.19834
Rahmawati, I., Rusman, R., & ... (2021). Efektivitas Kebijakan Realokasi Dan Penyesuaian
Anggaran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus ….
Sintesa Stie …, 19(1), 1–10. http://ejournal.stie11april-
sumedang.ac.id/ojs/index.php/ejournalstiesas/article/view/114
11