Anda di halaman 1dari 41

KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH

TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DAERAH


PASCA PANDEMI COVID 19

Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Investasi


Dr. Wawan Zulmawan

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan
Kelas Karyawan Semester Genap 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul "Kontribusi
Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Investasi Daerah Pasca Pandemi COVID-19". Karya
tulis ilmiah ini merupakan hasil kerja kelompok 2 yang terdiri dari 24 mahasiswa mata kuliah Hukum
Investasi di semester genap 2023/2024, yang diajarkan oleh Dr. Wawan Zulmawan, dosen pengampu
di Universitas Pelita Harapan.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mendalami dan menganalisis kontribusi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap peningkatan investasi di tingkat daerah, khususnya pada
periode pasca pandemi COVID-19. Pandemi ini telah memberikan dampak signifikan terhadap
berbagai sektor, termasuk ekonomi daerah. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terkait
hubungan antara PAD dan peningkatan investasi dianggap perlu sebagai landasan untuk merancang
kebijakan yang responsif terhadap dinamika perekonomian lokal.

Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan kontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses penyusunan
karya tulis ilmiah ini. Semangat kolaboratif dari seluruh anggota kelompok turut membawa karya ini
mencapai hasil yang memuaskan.

Akhir kata, karya tulis ilmiah ini disusun dengan penuh dedikasi dan ketulusan, dengan harapan
dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman terhadap pentingnya Pendapatan Asli
Daerah dalam merangsang peningkatan investasi di tingkat daerah, khususnya di masa pasca
pandemi COVID-19. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
menjadi sumbangsih nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum investasi.

Terima kasih.

Hormat kami,
Kelompok 2
Mahasiswa Mata Kuliah Hukum Investasi
Semester Genap 2023/2024
Universitas Pelita Harapan

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pandemi Covid-19 bukan sekadar sebuah krisis kesehatan, melainkan juga sebuah
pendorong utama perubahan dalam ekonomi Indonesia. Dampaknya tidak hanya dirasakan di
tingkat nasional, tetapi juga secara signifikan mempengaruhi dinamika ekonomi regional. Paham
mendalam terhadap pergeseran dan tantangan yang muncul menjadi imperatif, sehingga analisis
dampak ekonomi selama pandemi menjadi kunci untuk memahami kompleksitas perubahan
yang terjadi. Pada triwulan II tahun 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi
(pertumbuhan negatif) sebesar -5,3%. Kontraksi ekonomi Indonesia tersebut cukup dalam
namun relatif lebih baik dibandingkan negara lain termasuk negara ASEAN misalnya Singapura.
Penurunan kinerja ekonomi nasional antara lain disebabkan penurunan konsumsi rumah,
belanja investasi dan realisasi belanja pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh 5 (lima) komponen yaitu konsumsi
rumah tangga, konsumsi pemerintah, pengeluaran investasi, export dan import. Dari kelima
komponen tersebut, komponen yang relatif dapat didorong oleh Pemerintah dalam jangka
pendek adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Sementara
untuk investasi, membutuhkan waktu relatif panjang. Untuk export, membutuhkan upaya yang
lebih karena dunia usaha nasional belum pulih dan kondisi ekonomi global yang masih lesu.
Menyadari hal tersebut, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, salah satu kebijakan
yang diambil pemerintah adalah mendorong konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga dilakukan oleh pemerintah, dengan mengalokasikan dana sebesar
Rp203,9 triliun untuk Perlindungan Sosial. Tujuan Perlindungan Sosial tersebut adalah untuk
meningkatkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah sekaligus mendorong konsumsi
masyarakat. Di samping pengeluaran belanja untuk meningkatkan konsumsi masyarakat,
Pemerintah juga mengalokasikan belanja yang digunakan Kementerian/Lembaga (K/L). Total
belanja belanja K/L (termasuk belanja Pemulihan Ekonomi Nasional) adalah sebesar Rp1.975,2
triliun.
Belanja K/L merupakan belanja untuk konsumsi pemerintah, terdiri dari tiga jenis belanja
yaitu belanja Pegawai, Barang, dan Modal. Ketiga jenis belanja tersebut mempunyai karakteristik
yang berbeda. Belanja Pegawai direalisasikan secara ‘otomatis’ setiap bulan dan capaiannya
biasanya tinggi, tahun 2019 mencapai 98,56%. Sementara itu Belanja Barang dan Modal
direalisasi berdasarkan kegiatan, sebagian membutuhkan proses pengadaan, biasanya
‘menumpuk’ di akhir tahun dan capaiannya tidak setinggi belanja pegawai (tahun 2019 realisasi

4
belanja Barang sebesar 96,87%, belanja Modal sebesar 93,93%). Untuk dapat menggerakkan
perekonomian, kegiatan pemerintah harus dipercepat dengan tetap menjaga good governance
untuk merealisasikan belanja Barang dan Modal. Pengeluaran belanja tersebut seharusnya
ditujukan untuk produksi dalam negeri sehingga usaha dalam negeri bergerak sehingga
memberikan multiplier effects yang besar.
Pentingnya menganalisis dampak tersebut semakin tergambar dengan jelas ketika kita
menilik faktor-faktor pendorong utama perubahan ekonomi selama pandemi. Penurunan
produksi, penurunan permintaan, dan gangguan rantai pasokan menjadi elemen-elemen yang
perlu diidentifikasi dan dianalisis secara cermat. Identifikasi peran masing-masing faktor ini tidak
hanya memungkinkan kita untuk melihat gambaran besar, tetapi juga membantu merinci
dampaknya pada sektor-sektor ekonomi spesifik.
Perubahan signifikan dalam pola produksi dan konsumsi selama pandemi juga menciptakan
dinamika ekonomi yang unik. Analisis mendalam terhadap pergeseran kebiasaan konsumen,
perubahan preferensi pelanggan, dan adaptasi bisnis menjadi krusial untuk memahami
transformasi dalam ekosistem ekonomi. Pemahaman ini membuka peluang untuk menyesuaikan
kebijakan ekonomi dan strategi pemulihan agar sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
Seiring dengan itu, munculnya pendapatan asli daerah (PAD) sebagai unsur krusial dalam
mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi memperkaya pemahaman kita. Latar belakang
masalah mengenai peran PAD sebagai sumber utama pendanaan bagi pemerintah daerah dan
keterkaitannya dengan investasi memberikan konteks yang lebih luas. Analisis ini membantu
menyoroti peran PAD dalam memastikan keberlanjutan keuangan daerah, dan bagaimana PAD
dapat diarahkan untuk mendukung investasi sebagai strategi pemulihan ekonomi lokal. Dengan
menyelidiki perubahan ekonomi, menganalisis dampak, dan memahami peran PAD, kita dapat
membentuk landasan yang kuat untuk kebijakan ekonomi yang holistik dan responsif terhadap
dinamika yang terus berkembang.
Melanjutkan analisis dampak ekonomi nasional, kebutuhan akan pemahaman yang
mendalam tentang konsekuensi pandemi semakin menonjol. Pertama-tama, penelusuran
konsekuensi pandemi pada pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih rinci. Ini melibatkan
pemahaman terhadap sektor-sektor yang mengalami kontraksi dan sektor-sektor yang mampu
bertahan atau bahkan tumbuh di tengah tekanan pandemi. Data statistik yang melibatkan
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi panduan utama dalam mengevaluasi arah
dan tingkat pemulihan ekonomi.
Selanjutnya, dalam konteks penurunan PDB, analisis tersebut dapat diperkaya dengan
mempertimbangkan dampak pada sektor-sektor utama. Setiap sektor memiliki karakteristik dan

5
ketahanan yang berbeda terhadap krisis, dan pemahaman mendalam tentang perubahan pada
tingkat sektor akan memungkinkan pengambilan kebijakan yang lebih terfokus. Data statistik
dan indikator ekonomi yang terkait dengan masing-masing sektor akan memberikan pandangan
yang lebih rinci tentang dinamika krisis pada tingkat mikro.
Pentingnya data statistik dan indikator ekonomi yang relevan juga mencuat ketika
merumuskan kebijakan untuk pemulihan. Analisis yang lebih komprehensif tidak hanya
memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi tetapi juga memberikan dasar yang solid
untuk merancang kebijakan yang responsif. Penggunaan data yang akurat dan relevan
memungkinkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan ekonomi, dan kebijakan yang
dirancang berdasarkan analisis tersebut dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan pemulihan.
Dengan demikian, analisis dampak ekonomi nasional menjadi lebih dari sekadar penjelasan
tentang krisis; itu adalah alat yang strategis untuk membimbing langkah-langkah pemulihan.
Melibatkan data statistik dan indikator ekonomi yang relevan, analisis ini memberikan
pandangan yang holistik dan mendalam tentang perubahan yang terjadi, memungkinkan
pemangku kebijakan untuk merancang strategi yang terarah dan efektif dalam menghadapi
dinamika ekonomi yang tidak pasti.
Pada tingkat mikroekonomi, perubahan signifikan dalam pola konsumsi dan produksi
masyarakat selama pandemi menjadi titik fokus berikutnya. Analisis mendalam terhadap
pergeseran kebiasaan konsumsi membuka jendela wawasan tentang cara individu dan rumah
tangga menyesuaikan prioritas pengeluaran mereka. Peningkatan preferensi terhadap
pembelian daring, perubahan dalam kategori produk yang diminati, dan pergeseran perilaku
belanja menjadi aspek-aspek yang perlu dipahami secara mendalam.
Tidak hanya itu, identifikasi preferensi pelanggan menjadi kunci dalam membentuk strategi
pemulihan ekonomi. Adanya perubahan dalam nilai-nilai atau preferensi pelanggan dapat
memberikan petunjuk berharga bagi pelaku usaha dalam menyesuaikan penawaran produk atau
layanan mereka. Analisis ini juga menjadi landasan untuk kebijakan stimulus atau insentif yang
dapat merangsang belanja masyarakat dan mendukung sektor-sektor tertentu.
Adaptasi bisnis juga menjadi elemen krusial dalam dinamika ekosistem ekonomi selama
pandemi. Perusahaan yang dapat berinovasi dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
pasar memiliki potensi untuk bertahan dan bahkan berkembang. Pemerintah, dengan
memahami dinamika pasar yang berkembang, dapat mendukung pelaku usaha dalam proses
adaptasi ini melalui kebijakan yang mendukung inovasi, pembaruan infrastruktur teknologi, atau
pelatihan tenaga kerja untuk mengakomodasi perubahan tersebut.

6
Strategi pemulihan yang dirancang oleh pemerintah harus mampu mencakup kebutuhan
masyarakat dan mendukung pelaku usaha yang tengah beradaptasi. Oleh karena itu,
pemahaman mendalam terhadap pergeseran pola konsumsi dan produksi masyarakat bukan
hanya sebagai cerminan perubahan perilaku, tetapi juga sebagai pedoman strategis dalam
merancang kebijakan pemulihan yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan dan dinamika
pasar saat ini.
Peran Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi aspek sentral dalam konteks pemulihan
ekonomi pasca pandemi, dan latar belakang masalah ini memberikan wawasan mendalam
tentang peran krusialnya. PAD, sebagai sumber utama pendanaan bagi pemerintah daerah,
memiliki dampak langsung pada kapasitas pemerintah setempat dalam merespons dan
mengelola tantangan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
Analisis peran PAD sebagai penopang keberlanjutan keuangan daerah menjadi esensial.
Pemahaman mendalam tentang komposisi PAD, kontribusinya terhadap belanja daerah, dan
perubahan yang mungkin terjadi selama pandemi akan membantu pemerintah daerah dalam
merancang kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan. Ketersediaan dana dari PAD dapat
digunakan untuk mendukung program-program pemulihan ekonomi, seperti bantuan kepada
pelaku usaha lokal, peningkatan infrastruktur, atau pelatihan tenaga kerja.
Lebih lanjut, keterkaitan PAD dengan investasi sebagai strategi pemulihan ekonomi menjadi
poin kunci dalam merangsang pertumbuhan ekonomi lokal. Alokasi anggaran yang cerdas dari
PAD ke proyek investasi dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaku usaha,
mendorong lapangan pekerjaan, dan meningkatkan daya saing daerah. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang peran PAD dalam mendukung proyek investasi menjadi
kunci keberhasilan langkah-langkah pemulihan ekonomi di tingkat daerah.
Saling keterkaitan antara perubahan ekonomi, analisis dampak, dan peran PAD menciptakan
landasan integral dalam konteks pemulihan ekonomi pasca pandemi. Dengan mengoptimalkan
peran PAD sebagai sumber pendanaan, pemerintah daerah dapat lebih efektif merespons
tantangan ekonomi yang dihadapi, memacu pertumbuhan ekonomi lokal, dan membentuk
fondasi yang kokoh untuk masa depan.
B. KONDISI TERKINI PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL
Data pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia setelah periode pandemi menjadi fokus
utama dalam menganalisis kondisi terkini. Sejumlah data yang mencakup angka pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) dan indikator ekonomi lainnya menjadi penentu pemahaman
tentang pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Dalam analisis ini, melibatkan peninjauan
tren pertumbuhan dari berbagai sektor, identifikasi sektor-sektor yang menjadi motor penggerak

7
pertumbuhan, serta sektor-sektor yang masih mengalami tantangan. Selain itu, meninjau
indikator ekonomi lainnya seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran, dan ketidakpastian
ekonomi memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi ekonomi terkini.

Gambar 1. Indikator Utama Outlook Perekonomian Indonesia

SUMBER: IMF – WORLD ECONOMIC OUTLOOK DATABASE, APRIL 2021

Analisis data pertumbuhan ekonomi pasca pandemi melibatkan lebih dari sekadar angka-
angka statistik; ini menciptakan gambaran detail tentang transformasi ekonomi nasional. Tren
pertumbuhan menjadi penanda penting dalam mengevaluasi sejauh mana pemulihan ekonomi
terjadi dalam berbagai sektor. Identifikasi sektor-sektor yang menjadi motor penggerak
pertumbuhan memberikan pencerahan tentang potensi sektor yang dapat menjadi penggerak
utama dalam pemulihan. Sebaliknya, pemahaman terhadap sektor-sektor yang masih
mengalami tantangan memberikan arahan dalam mengimplementasikan strategi yang lebih
spesifik untuk mendukung sektor tersebut.
Dalam konteks ini, pengamatan terhadap indikator ekonomi lainnya seperti tingkat inflasi,
tingkat pengangguran, dan tingkat ketidakpastian ekonomi memberikan dimensi tambahan
dalam memahami kondisi ekonomi. Tingkat inflasi yang stabil dan rendah mungkin menjadi
indikator keberhasilan kebijakan moneter, sedangkan tingkat pengangguran yang menurun
dapat menjadi sinyal positif pemulihan sektor ketenagakerjaan. Sementara itu, tingkat
ketidakpastian ekonomi mencerminkan kondisi pasar dan kepercayaan pelaku bisnis, penting
dalam merancang kebijakan untuk meningkatkan investasi. Analisis mendalam terhadap
indikator ekonomi tersebut bukan hanya memberikan gambaran rinci tentang pemulihan
ekonomi nasional, tetapi juga menawarkan wawasan yang lebih holistik. Dengan demikian,
pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan ekonomi dengan lebih akurat, menanggapi

8
perubahan dinamika pasar, dan merancang inisiatif yang sesuai untuk mendukung sektor-sektor
yang masih memerlukan pemulihan ekstra.
Dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, pemerintah Indonesia merumuskan target
pertumbuhan ekonomi dan investasi sebagai pijakan kebijakan utama. Analisis terhadap target
ini mencakup beberapa aspek yang sangat relevan untuk memahami arah kebijakan pemerintah
dan dampaknya terhadap pemulihan ekonomi. Pertama-tama, tujuan pemerintah terkait tingkat
pertumbuhan ekonomi menjadi pokok pembahasan. Pemilihan tingkat pertumbuhan yang
diinginkan mencerminkan visi dan misi pemerintah dalam mencapai pemulihan ekonomi yang
berkelanjutan. Sejalan dengan itu, target investasi yang ditetapkan menjadi penunjuk kebijakan
untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja.
Capaian kelebihan realisasi investasi pada tahun 2020 menjadi elemen penting dalam
evaluasi kinerja ekonomi. Menilai sejauh mana investasi pemerintah dan sektor swasta melebihi
target yang ditetapkan memberikan gambaran tentang efektivitas kebijakan investasi. Kelebihan
realisasi investasi ini juga dapat menjadi indikator penting tentang sektor-sektor yang paling
responsif terhadap upaya pemulihan. Lebih lanjut, hubungan antara target pertumbuhan dan
investasi pemerintah menjadi titik sentral dalam analisis. Seberapa baik investasi pemerintah
mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi adalah pertanyaan kunci yang perlu
dijawab. Hubungan ini dapat memberikan wawasan tentang sejauh mana investasi diarahkan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan dampaknya terhadap sektor-
sektor kunci.
Dengan merinci aspek-aspek tersebut, analisis target pertumbuhan ekonomi dan investasi
memberikan pemahaman yang mendalam tentang arah kebijakan ekonomi Indonesia pasca
pandemi. Ini membantu merancang langkah-langkah strategis untuk memastikan pemulihan
ekonomi yang cepat dan berkelanjutan, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui analisis kelebihan realisasi investasi pada tahun 2020,
kita dapat meraih pemahaman yang lebih mendalam mengenai kinerja ekonomi dan investasi
selama periode tersebut. Berbagai aspek yang diperhatikan dalam analisis ini mencakup evaluasi
pencapaian target investasi, implikasi positif kelebihan realisasi terhadap pertumbuhan
ekonomi, dan evaluasi kebijakan investasi yang diterapkan.
Pertama-tama, evaluasi pencapaian target investasi menjadi poin penting dalam menilai
efektivitas kebijakan investasi. Dengan membandingkan capaian aktual dengan target yang
ditetapkan, kita dapat mengidentifikasi sektor-sektor yang berhasil mencapai atau bahkan
melebihi sasaran. Pemahaman ini penting untuk merancang strategi kebijakan yang lebih spesifik
dan responsif terhadap dinamika ekonomi. Implikasi kelebihan realisasi investasi terhadap

9
pertumbuhan ekonomi menjadi fokus berikutnya dalam analisis. Memahami bagaimana
kelebihan realisasi investasi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah
memberikan wawasan tentang sektor-sektor yang menjadi pendorong utama pemulihan.
Dampak positifnya terhadap infrastruktur juga perlu diperhatikan, karena hal ini dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Evaluasi kebijakan investasi merupakan tahap terakhir dalam analisis ini. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mendukung kelebihan realisasi dan menganalisis kebijakan yang berhasil
adalah langkah penting untuk perbaikan kebijakan di masa depan. Pemahaman ini membantu
pemerintah dan pelaku ekonomi untuk merancang kebijakan yang lebih terarah dan responsif
terhadap perubahan kondisi ekonomi. Dengan merinci aspek-aspek tersebut, analisis kelebihan
realisasi investasi pada tahun 2020 memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
pencapaian ekonomi dan investasi. Hal ini memberikan landasan untuk menyusun kebijakan
yang lebih efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, dan
menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Dengan merangkum analisis pertumbuhan ekonomi pasca pandemi, target pemerintah
terkait investasi, dan kelebihan realisasi investasi pada tahun 2020, kita dapat memahami
dinamika ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan besar ini. Pemulihan ekonomi yang
berkelanjutan memerlukan pemahaman menyeluruh terhadap indikator ekonomi, kebijakan
investasi, dan langkah-langkah strategis yang perlu diambil untuk menjaga pertumbuhan yang
positif. Analisis pertumbuhan ekonomi pasca pandemi memberikan gambaran tentang sektor-
sektor yang menjadi pendorong pemulihan dan sektor-sektor yang masih memerlukan perhatian
khusus. Pemahaman mendalam tentang tren pertumbuhan, dampak pada sektor-sektor utama,
dan indikator ekonomi lainnya membantu membentuk dasar kebijakan yang responsif terhadap
dinamika ekonomi yang terus berubah.
Target pemerintah terkait investasi menjadi pijakan strategis dalam menjawab tantangan
pemulihan ekonomi. Tujuan terkait pertumbuhan ekonomi yang diinginkan dan investasi yang
diharapkan memandu langkah-langkah kebijakan yang dirancang untuk memacu pertumbuhan.
Dengan mengevaluasi sejauh mana target ini tercapai, pemerintah dapat menyesuaikan
kebijakan mereka untuk memaksimalkan dampak positif terhadap ekonomi. Kelebihan realisasi
investasi pada tahun 2020 menunjukkan efektivitas langkah-langkah yang telah diambil untuk
mendorong investasi. Fokus pada pencapaian target, implikasi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, dan evaluasi kebijakan memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang
bagaimana kebijakan investasi dapat membentuk peta jalan pemulihan ekonomi.

10
Gambar 2. Target Investasi Indonesia
(Dalam Rp Triliun)

SUMBER: RENCANA STRATEGIS BKPM 2020-2024


Dengan melihat gambaran keseluruhan ini, pemerintah dapat merancang dan menyusun
kebijakan yang holistik dan berkelanjutan. Langkah-langkah strategis untuk menjaga
pertumbuhan yang positif dapat mencakup peningkatan dukungan terhadap sektor-sektor kunci,
optimalisasi kebijakan investasi, dan adaptasi cepat terhadap perubahan kondisi ekonomi global.
Pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini menjadi kunci untuk membawa Indonesia
menuju pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
C. BAGAIMANA KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI
DAERAH PASCA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA?
Dalam menghadapi tantangan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, peran
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi krusial dalam mendorong peningkatan investasi di
tingkat daerah. Untuk menjawab rumusan masalah yang kompleks ini, diperlukan
pengembangan pertanyaan penelitian yang spesifik dan mendalam. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut membuka jendela analisis terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan kontribusi
PAD terhadap peningkatan investasi daerah. Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan
menjadi jendela analisis yang mendalam terkait peran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
mendukung investasi dan pemulihan ekonomi di tingkat daerah, khususnya pasca pandemi
Covid-19 di Indonesia.
1. Pertanyaan mengenai perubahan PAD selama dan setelah pandemi menjadi pilar utama
dalam memahami dinamika ekonomi daerah. Analisis perubahan ini menjadi fondasi untuk
menilai dampak pandemi terhadap sumber pendapatan utama daerah. Penelusuran sejauh
mana PAD dapat beradaptasi dan memulihkan diri setelah periode sulit menjadi kunci untuk
merancang kebijakan yang efektif.
2. Fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi PAD dalam konteks pemulihan ekonomi pasca
pandemi memberikan gambaran holistik tentang dinamika ekonomi lokal. Identifikasi faktor-

11
faktor ini menjadi langkah awal untuk memahami potensi investasi di daerah. Kondisi
ekonomi dan faktor-faktor lokal yang memengaruhi pendapatan menjadi titik sentral dalam
menentukan strategi pemulihan ekonomi.
3. Mengeksplorasi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang mendukung peningkatan PAD
setelah pandemi. Analisis kebijakan ini memberikan wawasan tentang langkah-langkah
strategis yang telah diambil pemerintah daerah untuk memperkuat basis ekonomi daerah.
Keberhasilan implementasi kebijakan menjadi penentu utama dalam meningkatkan daya
saing ekonomi lokal.
4. Mencari pemahaman sejauh mana PAD dapat diarahkan dan dioptimalkan untuk
mendukung peningkatan investasi di tingkat daerah. Pemahaman terhadap alokasi anggaran
dan kebijakan fiskal yang mendukung investasi menjadi esensial dalam merancang strategi
ekonomi daerah yang berkelanjutan.
5. Menyoroti aspek-aspek spesifik terkait jenis investasi, implementasi kebijakan fiskal, dan
perbedaan kontribusi PAD terhadap investasi antar daerah. Penjelasan mendalam tentang
ketiga aspek ini menjadi landasan untuk mengidentifikasi peluang investasi yang optimal dan
menyesuaikan kebijakan fiskal.
6. Merinci implikasi dari peningkatan investasi daerah yang didorong oleh PAD terhadap
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Analisis implikasi ini memberikan pandangan
holistik tentang dampak positif dari keterkaitan antara PAD dan investasi terhadap
pemulihan ekonomi di tingkat daerah. Kesimpulan dari analisis ini dapat membantu
pemerintah daerah merancang kebijakan yang berkelanjutan untuk masa depan ekonomi
lokal.
Melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian ini, kita dapat menggali secara mendalam peran
Pendapatan Asli Daerah dalam membentuk lingkungan investasi yang kondusif, mendukung
pertumbuhan ekonomi lokal, dan merangsang pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di
Indonesia.

12
BAB II
PERMASALAHAN
A. ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pandemi Covid-19 telah menjadi tantangan serius bagi perekonomian global, termasuk
pendapatan daerah di Indonesia. Fokus utama analisis ini adalah penurunan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) selama pandemi, yang melibatkan beberapa faktor kompleks yang perlu diuraikan.
Dalam setiap krisis, penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi isu sentral yang perlu
diperhatikan dengan serius. Pandemi Covid-19 telah menciptakan gejolak luar biasa dalam
dinamika ekonomi global, dan pemerintah daerah di seluruh dunia merasakan dampaknya
secara signifikan. Untuk memahami dampak pandemi terhadap ekonomi lokal, khususnya
pendapatan daerah, analisis mendalam diperlukan. Pandemi telah menyebabkan perubahan
dramatis dalam kehidupan sehari-hari dan meresahkan sektor ekonomi. Pemerintah daerah,
yang mengandalkan PAD sebagai salah satu sumber pendapatan utama, merasakan dampak
langsung dari penurunan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, analisis yang komprehensif tentang
pergeseran ekonomi lokal, terutama terkait dengan pendapatan, menjadi penting untuk
merumuskan kebijakan yang efektif dan responsif.
Sejumlah faktor telah menyumbang pada penurunan PAD selama pandemi, dan melihat
kondisi ini sebagai tantangan multifaset menjadi esensial. Berikut adalah pemahaman mendalam
mengenai dampak pandemi terhadap PAD:
1. Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat
Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan signifikan dalam perilaku konsumsi masyarakat.
Pembatasan pergerakan dan ketidakpastian ekonomi memaksa masyarakat untuk
mengurangi pengeluaran, terutama pada sektor-sektor non-esensial. Dampaknya langsung
terasa pada pendapatan daerah yang bersumber dari pajak konsumsi dan pajak layanan.
2. Penurunan Pendapatan dari Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata, yang biasanya menjadi tulang punggung pendapatan beberapa daerah,
mengalami gejolak luar biasa selama pandemi. Penutupan destinasi wisata, pembatalan
perjalanan, dan penurunan kunjungan wisatawan internasional mengakibatkan penurunan
drastis pada pendapatan daerah dari pajak pariwisata dan pajak hotel.
3. Gangguan pada Sektor Industri dan Perdagangan
Ketidakpastian ekonomi dan gangguan rantai pasokan global merugikan sektor industri dan
perdagangan. Daerah yang bergantung pada pajak atas kegiatan manufaktur dan
perdagangan internasional terkena dampak serius. Penurunan produksi dan permintaan
berdampak langsung pada pendapatan daerah dari sektor-sektor ini.

13
4. Penurunan Pendapatan dari Pajak Properti dan Bahan Bakar
Pandemi menyebabkan penurunan nilai properti dan minat untuk berinvestasi di sektor
properti. Dampaknya terasa pada pendapatan daerah dari pajak properti yang
mengandalkan penilaian properti. Selain itu, penurunan mobilitas dan penutupan usaha
menyebabkan penurunan pendapatan dari pajak bahan bakar.
5. Peningkatan Beban Belanja Daerah
Pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan belanja dalam penanganan pandemi,
termasuk untuk sektor kesehatan dan dukungan ekonomi. Peningkatan beban belanja ini
menjadi beban tambahan bagi daerah yang pendapatannya menurun, menciptakan
ketidakseimbangan anggaran yang perlu ditangani dengan bijaksana.
6. Ketergantungan pada Sumber Pendapatan Tertentu
Beberapa daerah yang terlalu bergantung pada sektor tertentu, seperti pariwisata atau
industri manufaktur, menemui ketergantungan yang berisiko selama pandemi. Diversifikasi
pendapatan menjadi imperatif untuk mengurangi risiko ketidakstabilan ekonomi lokal.
7. Penurunan Daya Beli Masyarakat
Penurunan pendapatan masyarakat akibat kehilangan pekerjaan atau pengurangan gaji
berdampak pada daya beli. Penurunan ini mempengaruhi langsung pendapatan daerah dari
pajak konsumsi dan menuntut solusi kreatif dalam meningkatkan penerimaan.
8. Perlunya Reformasi Fiskal dan Diversifikasi Pendapatan
Analisis dampak ini menyoroti perlunya reformasi fiskal yang melibatkan diversifikasi sumber
pendapatan daerah. Ketergantungan pada sektor-sektor tertentu perlu dikurangi, dan
strategi pendapatan alternatif, seperti pajak digital atau inovasi lainnya, perlu diperkuat.
9. Evaluasi Kebijakan Stimulus
Pemerintah daerah perlu secara cermat mengevaluasi kebijakan stimulus yang diterapkan.
Langkah-langkah seperti insentif pajak, bantuan keuangan, dan stimulus ekonomi perlu
diukur efektivitasnya dalam mendukung sektor-sektor yang terdampak dan mendorong
pemulihan ekonomi lokal.
10. Pelibatan Pihak Swasta dan Masyarakat
Dalam konteks pemulihan, keterlibatan aktif pihak swasta dan masyarakat sangat penting.
Kemitraan strategis dengan sektor swasta, inisiatif pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan masyarakat, dan promosi usaha lokal dapat menjadi solusi untuk mendukung
PAD dan meningkatkan ekonomi daerah.
Tidak hanya sektor ekonomi umum yang terdampak, melainkan juga sektor pariwisata, yang
seringkali menjadi tulang punggung pendapatan bagi beberapa daerah. Pembatalan perjalanan,

14
penutupan tempat wisata, dan penurunan kunjungan wisatawan internasional merugikan
pendapatan daerah dari pajak pariwisata dan pajak hotel. Analisis yang cermat terhadap
bagaimana sektor ini beradaptasi dengan perubahan dinamika ekonomi menjadi kunci dalam
mengatasi penurunan pendapatan. Fluktuasi harga komoditas juga menjadi faktor signifikan
yang mempengaruhi daerah yang bergantung pada sektor ekspor tertentu. Penurunan harga
komoditas ekspor dapat merugikan pendapatan daerah, terutama bagi daerah yang memiliki
ketergantungan tinggi pada sektor tersebut. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pergerakan
harga komoditas dan implikasinya terhadap pendapatan daerah menjadi aspek vital dalam
analisis dampak pandemi. Dalam konteks internal, kemampuan manajemen keuangan daerah
dan kebijakan pemerintah pusat juga memainkan peran krusial dalam penurunan pendapatan.
Daerah yang memiliki kebijakan fiskal yang kokoh dan diversifikasi pendapatan yang baik
cenderung lebih tahan terhadap guncangan ekonomi. Namun, kebijakan pemerintah pusat
terkait stimulus ekonomi juga perlu diperhitungkan dalam merinci analisis dampak pandemi
terhadap PAD.
Sebagai kelanjutan dari pemahaman faktor-faktor penyebab penurunan PAD, penting juga
untuk menyelidiki dampaknya terhadap kemampuan pemerintah daerah untuk berinvestasi.
Penurunan pendapatan alami akan membatasi kemampuan daerah dalam melakukan investasi,
terutama dalam proyek-proyek strategis atau yang mendukung pemulihan ekonomi. Maka dari
itu, perubahan prioritas pengalokasian dana daerah menjadi poin penting yang perlu dievaluasi
dalam analisis ini. Apakah terjadi pergeseran anggaran dari investasi ke sektor-sektor lain perlu
diperinci, serta implikasinya terhadap potensi pertumbuhan ekonomi lokal. Dampak pada
keuangan daerah dan keterbatasan sumber daya menjadi dua aspek penting yang perlu
dieksplorasi lebih lanjut. Analisis dampak defisit anggaran sebagai konsekuensi dari penurunan
pendapatan daerah memerlukan kajian mendalam. Peningkatan utang daerah sebagai solusi
dalam mengatasi kekurangan pendapatan harus dievaluasi untuk memahami dampak jangka
panjangnya terhadap keuangan daerah. Hal ini dapat melibatkan penelaahan kebijakan fiskal
dan strategi pengelolaan utang yang bijaksana. Tidak hanya itu, keterbatasan sumber daya untuk
investasi juga menjadi sorotan utama dalam analisis dampak pandemi. Penilaian terhadap
ketersediaan sumber daya setelah memperhitungkan defisit anggaran dan kebijakan fiskal
lainnya perlu diselidiki. Bagaimana keterbatasan sumber daya ini mempengaruhi proyek-proyek
investasi dan sektor-sektor prioritas di tingkat daerah juga harus menjadi fokus analisis.
Dalam menghadapi kompleksitas tantangan ini, perlu ada pemahaman yang mendalam dan
komprehensif tentang situasi ekonomi daerah selama pandemi Covid-19. Ini melibatkan analisis
yang holistik dan terperinci, mempertimbangkan berbagai faktor yang saling terkait dan

15
mempengaruhi. Sehingga, pemerintah daerah dapat merancang kebijakan dan strategi yang
sesuai dengan keadaan setempat, mempromosikan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan
memberdayakan masyarakat lokal.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN INVESTASI DAERAH
Peningkatan investasi daerah adalah suatu aspek penting dalam menggalakkan
pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Dalam menghadapi dinamika perekonomian yang terus
berkembang, keputusan investasi di tingkat daerah memiliki dampak yang signifikan pada
pembentukan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, dan pengembangan infrastruktur. Oleh
karena itu, pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
investasi daerah menjadi sangat krusial untuk membimbing kebijakan pemerintah dan
merancang strategi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang
berkontribusi pada peningkatan investasi di tingkat daerah mencakup sejumlah aspek, salah
satunya adalah kebijakan pemerintah daerah. Kebijakan yang mendukung dan ramah investasi
dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan. Penyederhanaan regulasi,
insentif pajak, dan bantuan keuangan merupakan langkah-langkah yang dapat menarik minat
investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah. Selanjutnya, infrastruktur
yang tersedia juga menjadi faktor penentu. Investasi dalam pembangunan infrastruktur, seperti
jalan, pelabuhan, dan bandara, dapat menciptakan kondisi yang mendukung bagi bisnis.
Infrastruktur yang baik meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik, menciptakan iklim yang
menarik bagi investor yang mencari lokasi yang mendukung pertumbuhan bisnis mereka.
Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan yang sesuai
adalah faktor penting lainnya. Investor cenderung memilih daerah yang memiliki pasokan tenaga
kerja terampil dan siap kerja untuk memastikan keberlanjutan operasional. Dalam konteks ini,
kerjasama antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan juga dapat meningkatkan
keterampilan tenaga kerja lokal sesuai dengan kebutuhan industri. Keamanan dan stabilitas
politik juga berperan dalam membentuk persepsi investor terhadap suatu daerah. Daerah yang
menawarkan keamanan dan stabilitas politik yang tinggi lebih cenderung menarik investasi
jangka panjang. Hal ini menciptakan kepastian bagi investor terkait keberlanjutan operasional
mereka dalam jangka waktu yang lebih panjang. Selain itu, potensi pasar dan konsumen juga
menjadi pertimbangan utama. Ukuran pasar dan daya beli konsumen di suatu daerah dapat
memberikan gambaran tentang potensi pertumbuhan bisnis. Daerah dengan populasi yang
besar dan kondisi ekonomi yang stabil cenderung lebih menarik bagi perusahaan yang ingin
mengembangkan bisnisnya.

16
Teknologi dan inovasi juga menjadi faktor penting dalam menarik investasi. Daerah yang
mendukung penelitian dan pengembangan serta mengadopsi teknologi baru cenderung lebih
menarik bagi perusahaan yang berorientasi pada inovasi. Adopsi teknologi modern dapat
meningkatkan daya saing dan efisiensi operasional.
Kondisi fiskal dan kebijakan pajak daerah menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan
oleh investor. Kebijakan yang mendukung penghematan pajak atau memberikan insentif fiskal
dapat meningkatkan daya tarik investasi. Investasi yang mendukung kebijakan pembangunan
berkelanjutan juga dapat memberikan nilai tambah yang signifikan. Kerjasama dan kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta juga dapat memacu peningkatan investasi.
Keterlibatan sektor swasta dalam proyek-proyek strategis atau program pembangunan dapat
menciptakan sinergi yang menguntungkan kedua belah pihak. Selanjutnya, ketersediaan lahan
dan ruang industri menjadi pertimbangan penting. Daerah yang menyediakan lahan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan memiliki fasilitas industri yang memadai akan lebih menarik
bagi investor yang berencana untuk memulai atau mengembangkan operasionalnya.
Dengan memahami dan merinci faktor-faktor tersebut, pemerintah daerah dapat
mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk meningkatkan daya tarik investasi.
Penyelidikan dan analisis mendalam atas faktor-faktor tersebut membantu merancang kebijakan
yang berfokus pada memperkuat faktor-faktor penarik investasi dan mengatasi hambatan yang
mungkin muncul. Oleh karena itu, peningkatan investasi di tingkat daerah bukan hanya masalah
kuantitas investasi, tetapi juga kualitas kondisi investasi yang ditawarkan oleh suatu daerah.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan investasi daerah:
1. Kebijakan Pemerintah Daerah
Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah dapat memiliki dampak signifikan pada
keputusan investasi. Langkah-langkah seperti penyederhanaan regulasi, insentif pajak, dan
bantuan keuangan dapat meningkatkan daya tarik investasi. Kebijakan pro-bisnis dan ramah
investasi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.
2. Infrastruktur yang Tersedia:
Ketersediaan infrastruktur yang baik, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara, dapat menjadi
faktor penentu dalam menarik investasi. Infrastruktur yang berkualitas meningkatkan
efisiensi logistik dan mengurangi biaya produksi, membuat daerah tersebut lebih menarik
bagi investor.
3. Sumber Daya Manusia dan Keterampilan Tenaga Kerja
Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan yang
relevan menjadi faktor penting dalam keputusan investasi. Investor cenderung mencari

17
daerah yang memiliki pasokan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja untuk memastikan
keberlanjutan operasional.
4. Kondisi Keamanan dan Stabilitas Politik
Keamanan dan stabilitas politik sangat mempengaruhi persepsi investor terhadap risiko.
Daerah yang stabil politiknya dan memiliki tingkat keamanan yang baik cenderung lebih
menarik bagi investor jangka panjang.
5. Potensi Pasar dan Konsumen
Ukuran pasar dan potensi pertumbuhan konsumen juga berpengaruh pada keputusan
investasi. Daerah dengan populasi yang besar dan daya beli yang meningkat dapat
memberikan peluang bisnis yang menarik bagi investor.
6. Akses ke Sumber Daya Lokal
Ketersediaan sumber daya alam atau bahan baku yang diperlukan oleh industri tertentu
dapat menjadi faktor penarik investasi. Lokasi yang memberikan akses mudah ke sumber
daya tertentu dapat meningkatkan daya saing suatu daerah.
7. Teknologi dan Inovasi
Keberlanjutan teknologi dan kemampuan inovasi di suatu daerah dapat menciptakan
ekosistem bisnis yang berkembang. Investasi di daerah yang mendorong penelitian dan
pengembangan serta adopsi teknologi baru dapat menjadi pilihan menarik bagi perusahaan.
8. Kondisi Fiskal dan Kebijakan Pajak
Kondisi fiskal daerah dan kebijakan pajaknya dapat mempengaruhi biaya operasional dan
profitabilitas investasi. Kebijakan yang mendukung penghematan pajak atau memberikan
insentif fiskal dapat meningkatkan daya tarik investasi.
9. Kerjasama dan Kemitraan dengan Sektor Swasta
Pemerintah daerah yang aktif dalam membangun kerjasama dan kemitraan dengan sektor
swasta dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi. Keterlibatan sektor
swasta dalam proyek-proyek strategis dapat meningkatkan daya saing daerah.
10. Ketersediaan Lahan dan Ruang Industri
Ketersediaan lahan dan fasilitas industri yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan menjadi
faktor penting. Daerah yang memiliki ketersediaan lahan dengan infrastruktur pendukung
dapat menarik perusahaan untuk berinvestasi.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor ini, pemerintah daerah dapat
merancang kebijakan yang lebih terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan daya tarik
investasi, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.

18
C. HUBUNGAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DENGAN PENINGKATAN INVESTASI
DAERAH
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu elemen utama dalam keuangan pemerintah
daerah yang memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perekonomian lokal. Dalam
konteks ini, penting untuk memahami dengan mendalam bagaimana PAD dapat menjadi
katalisator bagi peningkatan investasi di tingkat daerah. Keterkaitan yang erat antara kedua
faktor ini menciptakan landasan yang krusial dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang
berorientasi pada pertumbuhan dan keberlanjutan.
Keterkaitan yang erat antara Pendapatan Asli Daerah dan investasi membentuk landasan
yang krusial dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang dapat mengarah pada pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. Berbagai langkah strategis dapat diambil oleh pemerintah daerah
untuk memastikan bahwa PAD tidak hanya menjadi sumber pendapatan, tetapi juga instrumen
penggerak perkembangan ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan PAD untuk meningkatkan
infrastruktur dan layanan publik, pemerintah daerah dapat menciptakan lingkungan bisnis yang
kondusif. Investasi dalam pembangunan jalan, energi, air bersih, dan teknologi informasi dapat
memberikan sinyal positif kepada investor, meningkatkan kepercayaan, dan merangsang
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi tertentu.
Pemberdayaan sektor-sektor ekonomi lokal juga menjadi fokus utama dalam optimalisasi
PAD. Pendapatan yang dihasilkan dapat diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya
saing sektor-sektor kunci. Dengan demikian, peluang investasi baru dapat terbuka, menciptakan
lingkungan ekonomi yang dinamis dan beragam. Diversifikasi sumber PAD juga merupakan
strategi yang bijaksana. Pemerintah daerah perlu mengelola risiko dengan mengembangkan
berbagai sektor yang berpotensi menjadi sumber pendapatan. Hal ini tidak hanya meningkatkan
ketahanan ekonomi daerah terhadap fluktuasi pasar, tetapi juga mengurangi ketergantungan
pada satu sumber pendapatan saja.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan
pelatihan keterampilan merupakan langkah krusial lainnya. Masyarakat yang terampil dan sehat
akan lebih mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, menciptakan lingkungan yang
positif bagi investasi jangka panjang. Dengan mengalokasikan PAD dengan bijak, pemerintah
daerah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan. Pendapatan Asli Daerah bukan hanya menjadi sumber dana, tetapi
juga merupakan instrumen yang dapat membentuk masa depan ekonomi lokal, memberikan
manfaat kepada masyarakat, dan menjadikan daerah tersebut sebagai destinasi investasi yang
menarik.

19
Selanjutnya, PAD memainkan peran kunci sebagai sumber pendanaan yang bersifat otonom
bagi pemerintah daerah. PAD diperoleh melalui sejumlah sumber, termasuk pajak daerah,
retribusi, hasil usaha milik daerah, serta sumber pendapatan lainnya. Keberadaan PAD yang
substansial memberikan pemerintah daerah kemampuan untuk mengelola keuangan mereka
secara lebih mandiri. Dengan keuangan yang kuat, pemerintah daerah dapat mengalokasikan
dana secara efektif, termasuk untuk proyek-proyek investasi yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya PAD dalam konteks peningkatan investasi terlihat dalam kemampuannya untuk
mendukung proyek-proyek strategis. Proyek infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan sumber
daya manusia, serta program-program ekonomi lainnya, seringkali memerlukan investasi yang
signifikan. Dengan PAD yang cukup, pemerintah daerah dapat membiayai proyek-proyek
tersebut tanpa terlalu bergantung pada dana pusat atau eksternal, menciptakan kedaulatan
finansial yang penting dalam mendukung pembangunan lokal.
Selanjutnya, PAD juga dapat berfungsi sebagai insentif bagi sektor swasta untuk berinvestasi
di daerah tersebut. Ketika pemerintah daerah mampu mengelola PAD dengan baik, menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif, dan memberikan pelayanan publik yang baik, ini dapat
meningkatkan kepercayaan investor. Investor, termasuk pelaku bisnis lokal dan asing, cenderung
lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di daerah yang memiliki kestabilan keuangan dan
kebijakan yang mendukung pertumbuhan.
Pentingnya PAD dalam meningkatkan investasi juga tercermin dalam kemampuannya untuk
mendiversifikasi sumber pendapatan daerah. Seiring dengan peningkatan investasi di sektor-
sektor yang potensial, seperti industri manufaktur, pariwisata, atau teknologi, PAD dapat
mengalami pertumbuhan yang signifikan. Diversifikasi ini penting untuk mengurangi risiko
ekonomi daerah, menghindarkan ketergantungan pada satu sektor yang mungkin rentan
terhadap fluktuasi pasar.
Paparan di atas mencerminkan bahwa PAD bukan hanya sekadar sumber pendanaan,
melainkan juga instrumen strategis yang dapat membentuk keberlanjutan ekonomi di tingkat
daerah. Pemerintah daerah perlu memahami sepenuhnya potensi PAD dan menjadikannya
sebagai dasar untuk menggencarkan investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan dalam meningkatkan investasi di
tingkat daerah tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan dan pemanfaatan optimal Pendapatan
Asli Daerah.

20
BAB III
PEMBAHASAN
A. DASAR HUKUM KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
Dasar hukum yang relevan terkait kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
peningkatan investasi daerah pasca pandemi Covid-19 melibatkan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. UU Cipta Kerja memiliki ruang lingkup yang luas, mencakup
beberapa aspek utama yang menjadi fokus pada reformasi struktural guna mendukung
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi. Dalam rincian ruang lingkup UU Cipta Kerja,
terdapat beberapa aspek yang relevan untuk membahas kontribusi PAD terhadap peningkatan
investasi daerah. Pertama, peningkatan ekosistem investasi menjadi tujuan utama, di mana
upaya penyederhanaan regulasi bisnis dan pembuatan kebijakan yang mendukung investasi
menjadi fokus utama. Kemudian, terdapat penekanan pada ketenagakerjaan, dengan adanya
langkah-langkah untuk meningkatkan fleksibilitas ketenagakerjaan. Perubahan ini berpotensi
mempengaruhi iklim investasi di tingkat daerah, di mana penilaian terhadap dampak fleksibilitas
ketenagakerjaan menjadi penting dalam merancang kebijakan ekonomi lokal.
Aspek kemudahan berusaha juga menjadi bagian integral dari UU Cipta Kerja, yang
menciptakan landasan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi investasi.
Perlindungan dan pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga
menjadi fokus, memberikan dorongan bagi sektor-sektor ini untuk berkembang dan menjadi
bagian vital dari investasi daerah. Dalam konteks dukungan riset dan inovasi, UU Cipta Kerja
merinci langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penelitian dan
pengembangan. Selanjutnya, pengadaan tanah dan pengembangan kawasan ekonomi juga
mendapat perhatian, menciptakan landasan bagi investasi di sektor properti dan infrastruktur.
UU Cipta Kerja juga menyoroti investasi pemerintah pusat, percepatan proyek strategis
nasional, dan pelaksanaan administrasi pemerintahan sebagai aspek penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pengenaan sanksi diatur sebagai instrumen untuk menegakkan disiplin
dan kepatuhan terhadap regulasi, yang dapat mempengaruhi iklim investasi. Dampak UU Cipta
Kerja terhadap investasi daerah menjadi fokus analisis, melibatkan evaluasi terhadap fleksibilitas
ketenagakerjaan, perubahan regulasi bisnis, dan daya tarik investasi. Selain itu, Peraturan
Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur (KPBU) memberikan landasan hukum untuk kerja sama antara
pemerintah daerah dan badan usaha melalui skema Public-Private Partnership (PPP).
Framework PPP dijelaskan dalam peraturan tersebut, mencakup langkah-langkah, kebijakan
pendukung, dan kriteria proyek infrastruktur yang melibatkan PPP. Analisis implementasi

21
framework ini dapat memberikan pemahaman sejauh mana PPP telah berhasil meningkatkan
investasi di daerah dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Pemahaman mendalam terhadap
dasar hukum ini akan memberikan landasan yang kuat untuk membahas kontribusi PAD
terhadap peningkatan investasi daerah pasca pandemi Covid-19, sekaligus memahami konteks
hukum yang mempengaruhi iklim investasi di Indonesia.
Dasar hukum menjadi landasan utama dalam membentuk regulasi yang mengatur berbagai
aspek kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya kebijakan ekonomi dan investasi. Seiring
dengan perubahan dinamika sosial dan ekonomi, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
merespons dan mengakomodasi kebutuhan tersebut melalui undang-undang dan peraturan
yang relevan. Dalam konteks ini, dua perangkat hukum menjadi pokok pembahasan, yaitu
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Presiden Nomor 38
Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyelenggaraan
Infrastruktur. Undang-undang tersebut memiliki peran signifikan dalam membentuk kebijakan
investasi, mencakup reformasi struktural hingga regulasi kerja sama antara pemerintah dan
sektor swasta. Melalui pemahaman mendalam terhadap dasar hukum ini, kita dapat menggali
lebih jauh mengenai ruang lingkup, tujuan, serta dampak dari kebijakan-kebijakan tersebut
terhadap peningkatan investasi di tingkat daerah, khususnya dalam menghadapi tantangan
pasca pandemi COVID-19.
a. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) memegang
peranan sentral dalam membawa perubahan signifikan pada struktur ekonomi dan investasi
di Indonesia. Dengan mencakup berbagai aspek reformasi struktural, UU ini bertujuan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi di seluruh daerah. Salah satu
poin penting yang perlu diuraikan adalah ruang lingkup UU Cipta Kerja yang mencakup lima
aspek utama.
1. UU Cipta Kerja berfokus pada peningkatan ekosistem investasi. Hal ini mencakup
penyederhanaan prosedur dan regulasi yang terkait dengan investasi, menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk perusahaan, baik skala besar maupun kecil, sehingga
dapat mendorong pertumbuhan investasi di tingkat nasional.
2. Aspek ketenagakerjaan menjadi salah satu fokus utama UU Cipta Kerja. UU ini berusaha
memberikan fleksibilitas dalam peraturan ketenagakerjaan untuk meningkatkan daya
saing dan produktivitas usaha. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja
yang lebih banyak dan beragam di berbagai sektor ekonomi.
3. Kemudian, UU Cipta Kerja juga menyoroti kemudahan berusaha dengan
menyederhanakan prosedur perizinan dan mengurangi birokrasi yang seringkali menjadi

22
hambatan bagi dunia usaha. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan iklim
bisnis dan mempercepat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di daerah.
4. Perlindungan dan pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) menjadi fokus keempat UU Cipta Kerja. Dengan memberikan dukungan lebih
lanjut kepada sektor ini, diharapkan UU ini dapat meningkatkan daya saing UMKM dan
memberikan dampak positif pada perekonomian daerah.
5. Dukungan riset dan inovasi menjadi aspek penting untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. UU Cipta Kerja berusaha menciptakan kebijakan yang
mendukung penelitian dan pengembangan serta memudahkan implementasi inovasi di
berbagai sektor.
Dampak UU Cipta Kerja terhadap investasi di daerah menjadi hal yang perlu dianalisis
dengan seksama. Pemahaman mendalam mengenai bagaimana UU ini mempengaruhi iklim
investasi di tingkat lokal dapat memberikan gambaran yang jelas terkait fleksibilitas
ketenagakerjaan, perubahan regulasi bisnis, dan daya tarik investasi di berbagai daerah.
Aspek-aspek ini memerlukan evaluasi dan pemantauan berkelanjutan guna menentukan
sejauh mana UU Cipta Kerja telah mencapai tujuan positifnya atau menimbulkan potensi
tantangan dalam menarik investasi di tingkat daerah. Sebagai bagian dari evolusi regulasi
ekonomi di Indonesia, UU Cipta Kerja diharapkan dapat memberikan dampak positif yang
signifikan pada investasi dan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah nusantara.
b. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan
Usaha dalam Penyelenggaraan Infrastruktur
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha
dalam Penyelenggaraan Infrastruktur (KPBU) menandai komitmen pemerintah Indonesia
untuk menggandeng sektor swasta dalam mengembangkan proyek-proyek infrastruktur.
Framework Public-Private Partnership (PPP) yang diatur dalam peraturan ini menyajikan
panduan dan ketentuan yang mengarahkan pada kolaborasi antara sektor publik dan swasta,
mencakup sejumlah langkah-langkah dan kebijakan pendukung. Dalam membahas kerangka
KPBU, langkah-langkah yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kerja sama ini
menjadi poin utama. Mulai dari identifikasi proyek yang berpotensi hingga proses seleksi
mitra swasta, setiap tahapannya diatur dengan cermat. Hal ini menciptakan kerangka kerja
yang jelas dan terstruktur, memudahkan pelaksanaan proyek infrastruktur dengan
mengoptimalkan peran masing-masing pihak. Kebijakan pendukung juga menjadi elemen
kunci dalam Framework PPP ini. Peraturan tersebut memberikan landasan bagi penerapan
insentif, perlindungan hukum, dan fasilitas lainnya yang dapat mendorong partisipasi sektor
swasta. Dengan adanya kebijakan pendukung yang kuat, diharapkan investasi di bidang

23
infrastruktur dapat meningkat, menciptakan dampak positif pada pengembangan ekonomi
di daerah.
Kriteria proyek infrastruktur yang dapat melibatkan PPP menjadi pedoman dalam
menentukan proyek yang paling sesuai untuk kolaborasi ini. Penetapan kriteria ini mencakup
aspek-aspek tertentu, seperti skala proyek, potensi keuntungan, dan dampak sosial
ekonomi. Oleh karena itu, proyek-proyek yang memenuhi standar tersebut akan memiliki
kesempatan lebih besar untuk mengikuti skema PPP, memberikan dasar yang objektif untuk
pemilihan proyek. Implementasi Framework PPP dalam penyelenggaraan infrastruktur perlu
dievaluasi secara menyeluruh untuk memahami sejauh mana konsep ini berhasil mencapai
tujuannya. Evaluasi ini mencakup dampak positif yang dihasilkan dalam meningkatkan
investasi di daerah dan memberikan manfaat yang diharapkan bagi masyarakat. Dengan
mengevaluasi setiap tahap implementasi, pemerintah dapat melakukan penyesuaian dan
perbaikan yang diperlukan untuk memaksimalkan potensi keberhasilan PPP dalam
mendukung pembangunan infrastruktur di tingkat lokal.
B. ANALISIS MASALAH DIKAITKAN DENGAN DASAR HUKUM
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia,
khususnya pendapatan daerah. Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
iklim investasi yang menarik, pemerintah Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan
kontribusi pendapatan daerah asli terhadap peningkatan investasi daerah pasca pandemi.
Analisis masalah ini mencakup beberapa aspek penting yang berkaitan dengan dasar hukum
yang menjadi landasan bagi upaya pemerintah. Masalah utama yang dihadapi adalah perlunya
mengatasi defisit pendanaan untuk proyek infrastruktur dan memaksimalkan pendanaan kreatif
melalui skema kemitraan publik-swasta (Public-Private Partnership/PPP). Pemerintah juga fokus
pada pengembangan zona ekonomi, proyek prioritas strategis, dan reformasi struktural melalui
Undang-undang Cipta Kerja. Semua upaya ini bertujuan untuk menarik investasi dan
meningkatkan pendapatan daerah.
Kontribusi pendapatan daerah asli terbukti menjadi kunci dalam meningkatkan investasi
daerah setelah pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode April-Juni
2021 menunjukkan pemulihan pertama setelah lima kuartal terkontraksi, mencatatkan ekspansi
terkuat dalam lebih dari satu dekade. Target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi sebesar 6% dengan pendapatan sebesar IDR 4,983.2 triliun hingga tahun 2024
menunjukkan pentingnya kontribusi pendapatan daerah dalam mencapai tujuan tersebut. Selain
itu, realisasi investasi di tahun 2020 telah melampaui target, dengan kontribusi investasi
domestik/Domestic Direct Investment (DDI) lebih besar dibandingkan dengan investasi asing

24
langsung/Foreign Direct Investment (FDI). Ini menegaskan peran penting pendapatan daerah
dalam mendorong investasi daerah pasca pandemi.
Gambar 3. Tren FDI 2016-2020, Berdasarkan Sektor
(DALAM USD MILYAR, KECUALI. SEKTOR HULU MINYAK, GAS, DAN KEUANGAN)

SUMBER: KEMENTERIAN PENANAMAN MODAL/BKPM


Fokus Indonesia dalam meningkatkan investasi daerah setelah pandemi COVID-19 terpusat
pada pengembangan zona ekonomi seperti Special Economic Zones (SEZs), Kawasan Industri,
Zona Perdagangan Bebas, Zona Terikat, dan Pusat Logistik Terikat. Langkah-langkah ini
merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi dan
menciptakan iklim investasi yang menarik bagi para investor. Keadaan saat ini dalam
peningkatan investasi daerah pasca pandemi di Indonesia ditandai dengan fokus pada
pemulihan ekonomi, stabilitas, dan penciptaan iklim investasi yang menarik. Melalui Undang-
undang Cipta Kerja, pemerintah telah melakukan reformasi struktural dan terus berupaya
menciptakan stabilitas ekonomi serta iklim investasi yang kondusif. Regulasi bisnis dan investasi
yang lebih baik, penerapan Sistem Perizinan Berbasis Risiko, dan skema PPP untuk proyek
infrastruktur semuanya merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung investasi pasca pandemi.
Dasar hukum untuk peningkatan investasi daerah pasca pandemi COVID-19 melibatkan
beberapa peraturan, di antaranya adalah Undang-undang Cipta Kerja yang mengatur reformasi
struktural dan percepatan transformasi ekonomi. Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun
2015 memberikan kerangka kerja bagi skema kemitraan publik-swasta (PPP), yang bertujuan
untuk menyelaraskan kepentingan sektor swasta dalam menemukan investasi yang
menguntungkan dengan penyediaan infrastruktur yang lebih baik bagi masyarakat. Selain dasar
hukum yang disebutkan sebelumnya, kerangka hukum untuk peningkatan investasi daerah pasca
pandemi COVID-19 di Indonesia mencakup Undang-undang Investasi, yang memberikan regulasi
dan insentif bagi investor domestik dan asing. Lebih lanjut, Undang-undang Pajak dan regulasi
terkait transfer pricing serta pajak penghasilan individu memainkan peran krusial dalam

25
menciptakan lingkungan yang mendukung investasi. Selain itu, fokus pemerintah pada
implementasi Perizinan Berbasis Risiko dan penekanan pada zona ekonomi didukung oleh
berbagai ketentuan hukum dan regulasi yang bertujuan untuk menarik dan memfasilitasi
investasi.
a. Dampak Undang-undang Cipta Kerja terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah
Undang-undang Cipta Kerja, atau yang dikenal sebagai Omnibus Law on Job Creation, telah
menjadi perbincangan hangat sejak diberlakukan di Indonesia. Salah satu aspek yang
memunculkan perhatian besar adalah dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja di
berbagai daerah di Indonesia. Analisis terhadap dampak UU Cipta Kerja terhadap
penyerapan tenaga kerja menunjukkan sejumlah aspek yang patut diperhatikan. UU Cipta
Kerja diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan memberikan
kemudahan dalam berbagai aspek ketenagakerjaan. Dengan mengurangi birokrasi dan
mempermudah proses perizinan, diharapkan pelaku usaha akan lebih bersedia untuk
membuka lapangan pekerjaan. Namun, aspek ini juga harus dianalisis lebih lanjut untuk
memastikan bahwa peningkatan penyerapan tenaga kerja tidak hanya terjadi secara
kuantitatif tetapi juga secara kualitatif. UU Cipta Kerja juga memberikan kelonggaran dalam
regulasi ketenagakerjaan, termasuk tentang fleksibilitas jam kerja dan perjanjian kerja. Hal
ini diharapkan dapat memberikan insentif kepada perusahaan untuk meningkatkan produksi
dan investasi, yang pada gilirannya dapat membuka lebih banyak kesempatan kerja. Namun,
perlu dilakukan pemantauan agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat merugikan
pekerja.
Selain itu, dampak UU Cipta Kerja terhadap penyerapan tenaga kerja juga terkait dengan
sektor-sektor tertentu yang mungkin lebih terbuka terhadap investasi. Penekanan pada
percepatan proyek strategis nasional dapat membuka peluang baru bagi pekerja di sektor
konstruksi dan infrastruktur. Namun, perlu dipastikan bahwa peningkatan penyerapan
tenaga kerja ini berjalan seiring dengan pemberdayaan pekerja dan perlindungan hak-hak
mereka. Meskipun UU Cipta Kerja memiliki potensi untuk meningkatkan penyerapan tenaga
kerja, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko dan tantangan yang
mungkin timbul. Beberapa permasalahan yang perlu dicermati antara lain adalah risiko
pemutusan hubungan kerja secara masif, perlindungan terhadap hak-hak pekerja, dan
keadilan dalam pembagian keuntungan antara pekerja dan perusahaan. Dampak UU Cipta
Kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di daerah adalah suatu proses yang perlu terus
dipantau dan dievaluasi. Pemerintah, bersama dengan pihak-pihak terkait, perlu menjaga
keseimbangan antara mendukung investasi dan melindungi hak-hak pekerja. Dengan begitu,

26
Indonesia dapat meraih manfaat maksimal dari UU Cipta Kerja dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
b. Peran Kemitraan Publik-Privat (Public-Private Partnership/PPP) dalam Peningkatan
Investasi Daerah
Kemitraan Publik-Privat (PPP) telah menjadi instrumen penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. PPP merupakan kerja sama strategis antara
sektor publik dan swasta dalam mengelola dan mendanai proyek-proyek pembangunan.
Analisis terhadap kontribusi PPP dalam meningkatkan investasi daerah menunjukkan bahwa
PPP memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. PPP
memberikan sumber pendanaan tambahan bagi proyek-proyek infrastruktur daerah. Dengan
melibatkan sektor swasta, proyek-proyek tersebut dapat dibiayai tanpa memberatkan beban
keuangan pemerintah daerah. Ini memberikan fleksibilitas dan ruang bagi pemerintah
daerah untuk fokus pada kebutuhan masyarakat lokal tanpa terbebani oleh beban utang
yang berlebihan. PPP juga membuka peluang investasi baru dengan melibatkan sektor
swasta yang memiliki sumber daya finansial dan pengalaman manajerial yang kuat. Ini
menciptakan keberagaman dalam sumber pendanaan dan memperluas basis investor.
Dengan meningkatnya partisipasi sektor swasta, investasi daerah dapat mencakup berbagai
sektor seperti infrastruktur, energi, pariwisata, dan lainnya.
Selanjutnya, PPP mendorong inovasi dalam proyek-proyek pembangunan. Dengan
melibatkan sektor swasta yang cenderung memiliki orientasi profit dan kreativitas dalam
manajemen risiko, proyek-proyek tersebut dapat dirancang dan dijalankan dengan lebih
efisien. Inovasi ini mencakup penggunaan teknologi terbaru, model bisnis yang
berkelanjutan, dan strategi keuangan yang lebih cerdas. PPP juga membawa manfaat jangka
panjang bagi daerah, seperti transfer teknologi dan peningkatan kapasitas manajerial.
Melalui kemitraan ini, pemerintah daerah dapat memperoleh pengetahuan dan keahlian
dari mitra swasta, yang dapat menjadi bekal berharga dalam mengelola proyek-proyek masa
depan. Ini membantu membangun kapabilitas lokal yang berkelanjutan.
Selain itu, PPP memberikan kepastian hukum dan regulasi bagi para investor. Dengan
adanya kerangka kerja yang jelas dan berlandaskan hukum, sektor swasta akan lebih percaya
diri untuk berinvestasi dalam proyek-proyek daerah. Ini menciptakan iklim investasi yang
stabil dan menarik bagi investor, baik domestik maupun asing. Peran PPP dalam
meningkatkan investasi daerah sangat penting untuk memajukan pembangunan ekonomi
dan infrastruktur di Indonesia. Kemitraan ini membawa manfaat berlipat bagi pemerintah
daerah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan menjaga keberlanjutan

27
dan transparansi dalam kemitraan ini, Indonesia dapat terus meraih keuntungan jangka
panjang dari investasi daerah yang berkelanjutan dan inklusif.
C. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN INVESTASI DAERAH
Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah aktif untuk mendorong dan
meningkatkan investasi di berbagai daerah. Investasi daerah dianggap sebagai kunci utama
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Upaya-upaya ini mencakup reformasi regulasi dan birokrasi guna
menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Penyederhanaan prosedur perizinan,
pengurangan birokrasi, dan percepatan layanan publik menjadi fokus utama untuk memastikan
investasi dapat direalisasikan tanpa hambatan berlebihan. Pemerintah juga mengutamakan
investasi dalam infrastruktur sebagai prioritas utama. Peningkatan jaringan transportasi seperti
jalan, pelabuhan, dan bandara bukan hanya untuk mendukung kelancaran proyek investasi,
tetapi juga untuk membuka peluang investasi baru di sektor tersebut. Dalam rangka
memperkuat upaya ini, pemerintah mendorong kemitraan antara sektor publik dan swasta
melalui skema Kemitraan Publik-Privat (PPP). Dengan melibatkan sektor swasta dalam proyek-
proyek pembangunan, pemerintah dapat memperoleh dukungan finansial, manajerial, dan
teknologi yang diperlukan untuk proyek-proyek skala besar.

28
Insentif fiskal dan non-fiskal menjadi instrumen penting dalam menarik investor. Pemberian
pembebasan pajak, keringanan tarif, dan insentif lainnya memberikan dorongan positif bagi
perusahaan yang berinvestasi di daerah tertentu. Pengembangan kawasan ekonomi, seperti
Special Economic Zones (SEZs) dan Kawasan Industri, juga menjadi strategi pemerintah untuk
menciptakan lingkungan investasi yang terkonsolidasi. Fasilitas dan insentif khusus diberikan
untuk menarik investor. Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga
mendapat perhatian serius. Pemerintah memberikan program pemberdayaan dan fasilitas
khusus untuk mendukung investasi dari segmen UMKM, dengan tujuan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang inklusif di tingkat lokal. Selain itu, pelatihan dan pendidikan untuk
tenaga kerja lokal menjadi bagian integral dari strategi ini. Peningkatan keterampilan tenaga
kerja lokal diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dalam menarik investasi.
Pemerintah juga menjalankan upaya promosi dan pemasaran daerah sebagai tujuan investasi
potensial. Potensi dan peluang investasi di berbagai daerah dipublikasikan untuk menarik
perhatian investor domestik maupun asing.
a. Fokus pada Kawasan Ekonomi
Kawasan ekonomi, termasuk Special Economic Zones (SEZs), Industrial Estates, Free Trade
Zones, dan Bonded Zones, telah menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya
meningkatkan investasi di Indonesia. Masing-masing memiliki peran unik dan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berikut adalah pembahasan mengenai peran dan
konsep implementasi dari masing-masing kawasan ekonomi tersebut:
1. Special Economic Zones (SEZs)
Special Economic Zones (SEZs) memiliki peran kunci dalam meningkatkan investasi di
Indonesia. SEZs adalah kawasan yang diberikan fasilitas dan insentif khusus untuk
menarik investor. Fasilitas tersebut mencakup pembebasan pajak, kemudahan perizinan,
dan infrastruktur yang mendukung. SEZs bertujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis
yang lebih kondusif, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan
kerja. Dengan memberikan keistimewaan kepada perusahaan yang berinvestasi di SEZs,
pemerintah berharap dapat mengatasi hambatan-hambatan yang seringkali menjadi
tantangan dalam menarik investor.
2. Industrial Estates
Konsep Industrial Estates melibatkan pengembangan kawasan yang dirancang khusus
untuk kegiatan industri. Fokusnya adalah menciptakan ruang yang optimal untuk
operasional perusahaan manufaktur. Industrial Estates biasanya dilengkapi dengan
fasilitas infrastruktur yang memadai, termasuk akses transportasi yang baik, sistem

29
utilitas, dan zona-zona industri yang terorganisir dengan baik. Implementasi Industrial
Estates bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi perusahaan,
serta menciptakan klaster industri yang mendukung pertumbuhan bersama. Melalui
konsep ini, pemerintah dapat meningkatkan daya saing dan menarik investasi dalam
sektor manufaktur.
3. Free Trade Zones
Free Trade Zones adalah kawasan yang memungkinkan impor dan ekspor barang dan
jasa tanpa dikenakan tarif atau bea cukai. Manfaat utama Free Trade Zones terletak
pada kebebasan bertransaksi dan keuntungan ekonomi yang didapat oleh perusahaan
yang beroperasi di dalamnya. Free Trade Zones meningkatkan daya tarik investasi
dengan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih bebas dari hambatan perdagangan
internasional. Dampaknya mencakup peningkatan ekspor, peningkatan daya saing
produk, dan penarikan investasi dari perusahaan-perusahaan yang mengutamakan akses
ke pasar global.
4. Bonded Zones dan Bonded Logistic Centers
Bonded Zones dan Bonded Logistic Centers merupakan kawasan yang memungkinkan
penyimpanan, pengolahan, dan distribusi barang tanpa dikenakan bea cukai atau pajak.
Peran Bonded Zones dan Bonded Logistic Centers dalam meningkatkan investasi terletak
pada efisiensi biaya dan waktu dalam rantai pasok global. Perusahaan dapat
memanfaatkan fasilitas ini untuk menyimpan stok, melakukan proses pengolahan, atau
mengelola distribusi tanpa beban bea cukai. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing
produk, tetapi juga meminimalkan biaya logistik, yang pada gilirannya meningkatkan
daya tarik bagi investor.
Dengan fokus pada pengembangan dan optimalisasi kawasan ekonomi seperti SEZs,
Industrial Estates, Free Trade Zones, dan Bonded Zones, pemerintah Indonesia berharap
dapat menciptakan iklim investasi yang lebih menarik, meningkatkan daya saing ekonomi
nasional, dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
b. Reformasi Struktural melalui UU Cipta Kerja
Undang-undang Cipta Kerja atau yang dikenal sebagai Omnibus Law on Job Creation telah
menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah Indonesia untuk melakukan reformasi
struktural guna meningkatkan daya saing ekonomi dan menciptakan lingkungan bisnis yang
lebih kondusif. Tiga aspek utama reformasi tersebut adalah peningkatan ekosistem investasi,
kemudahan berusaha, dan dukungan terhadap riset dan inovasi.

30
1. Peningkatan Ekosistem Investasi
Salah satu fokus utama UU Cipta Kerja adalah peningkatan ekosistem investasi di
Indonesia. Langkah-langkah konkret telah diambil untuk menghilangkan hambatan
birokrasi, menyederhanakan prosedur perizinan, dan meningkatkan kepastian hukum
bagi para investor. Dengan memperbaiki regulasi terkait investasi, pemerintah berupaya
menciptakan lingkungan yang lebih menarik bagi investasi baik dari dalam negeri
maupun asing. Penyederhanaan perizinan dan regulasi diharapkan dapat membuka
pintu bagi masuknya modal, merangsang pertumbuhan sektor bisnis, dan membantu
menciptakan lapangan kerja baru.
2. Kemudahan Berusaha
UU Cipta Kerja juga mengedepankan prinsip kemudahan berusaha dengan memangkas
regulasi yang dianggap menghambat pertumbuhan bisnis. Melalui reformasi ini,
pemerintah berupaya menciptakan lingkungan usaha yang lebih efisien, transparan, dan
inovatif. Penyederhanaan proses perizinan, pengurangan birokrasi, dan peningkatan
layanan publik merupakan langkah-langkah konkret yang diambil untuk memudahkan
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan operasional mereka. Kemudahan berusaha
diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sektor swasta dan
ekonomi secara keseluruhan.
3. Dukungan Riset dan Inovasi
Inovasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing ekonomi di era globalisasi. UU
Cipta Kerja turut memberikan dukungan kepada riset dan inovasi dengan menciptakan
landasan hukum yang memudahkan pelaksanaan kegiatan riset dan pengembangan.
Fasilitasi perizinan riset, dukungan pembiayaan, dan pengakuan hak kekayaan
intelektual menjadi beberapa aspek yang diatur dalam Undang-undang tersebut.
Dengan memberikan insentif dan dukungan yang lebih besar bagi kegiatan riset dan
inovasi, pemerintah berharap dapat mendorong terciptanya produk-produk baru,
meningkatkan produktivitas, dan menciptakan nilai tambah bagi ekonomi nasional.
Melalui UU Cipta Kerja, pemerintah Indonesia berupaya secara menyeluruh untuk
mewujudkan reformasi struktural yang merangkul aspek-aspek penting dalam menciptakan
ekosistem investasi yang sehat dan berdaya saing. Langkah-langkah konkret yang diambil
melibatkan peningkatan kualitas ekosistem investasi, upaya mempermudah proses
berusaha, dan pemberian dukungan yang lebih besar terhadap kegiatan riset dan inovasi.
Perubahan dalam UU tersebut bertujuan untuk menciptakan fondasi yang kuat bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan fokus utama pada peningkatan daya saing di

31
tingkat global. Kemudahan berusaha menjadi fokus utama, dengan simplifikasi regulasi dan
prosedur bisnis guna mengurangi beban administratif bagi para pengusaha, sementara
dukungan terhadap riset dan inovasi diakui sebagai elemen kunci dalam mendorong daya
saing ekonomi. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat membangun
fondasi yang kokoh untuk bersaing di pasar global, menarik investasi lebih besar, dan
merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
c. Peran Pajak dan Regulasi Terkait dalam Mendorong Investasi
Undang-Undang Pajak dan peraturan terkait memiliki peran krusial dalam membentuk
lingkungan bisnis yang kondusif untuk investasi. Dua aspek utama yang memegang peran
penting dalam hal ini adalah kontribusi Undang-Undang Pajak dan implementasi peraturan
terkait transfer pricing serta pajak penghasilan individu.
1. Peran Undang-Undang Pajak
Undang-Undang Pajak memainkan peran yang signifikan dalam mendukung investasi
dengan memberikan kerangka kerja regulasi untuk pengenaan pajak. Kejelasan dan
kepastian dalam ketentuan perpajakan membantu menciptakan prediktabilitas bagi
pelaku bisnis, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan investor. Fasilitas dan
insentif pajak yang diatur dalam undang-undang dapat menjadi daya tarik utama bagi
perusahaan untuk menanamkan modalnya. Pengaturan yang adil dan transparan dalam
Undang-Undang Pajak turut membantu mendorong investasi domestik dan asing serta
menciptakan iklim bisnis yang sehat.
2. Peraturan Terkait Transfer Pricing dan Pajak Penghasilan Individu
Implementasi peraturan terkait transfer pricing dan pajak penghasilan individu
merupakan langkah konkret untuk memastikan keadilan dan ketertiban dalam
pemungutan pajak. Aturan transfer pricing digunakan untuk mencegah praktik-praktik
transfer harga yang tidak adil antar entitas dalam satu perusahaan, terutama dalam
skala bisnis yang internasional. Dengan memastikan transaksi antar perusahaan terkait
dihargai secara wajar, negara dapat memperoleh pendapatan pajak yang adil dan
meminimalkan risiko penghindaran pajak.
Selain itu, peraturan pajak penghasilan individu mencakup aspek pemungutan pajak
terhadap pendapatan individu. Pajak penghasilan individu yang wajar dan proporsional
memberikan kepastian bagi warga negara dan penduduk yang memiliki penghasilan. Hal ini
penting untuk memastikan pemerintah dapat mengumpulkan pendapatan yang diperlukan
untuk mendukung program-program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan
adanya peraturan yang baik dan pelaksanaan yang efektif, pemerintah dapat memastikan

32
bahwa sistem perpajakan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
d. Implementasi Online Single Submission System dengan Pendekatan Berbasis Risiko
Sistem Online Single Submission (OSS) yang diterapkan dengan pendekatan berbasis risiko
telah membawa perubahan mendasar dalam cara perizinan dan pengawasan usaha
dilakukan di Indonesia. Berfokus pada keefisienan dan peningkatan kualitas layanan, OSS
memberikan manfaat yang signifikan dan memiliki dampak positif dalam berbagai aspek.
● Manfaat Implementasi Online Single Submission System (OSS)
Manfaat implementasi Online Single Submission System (OSS) dengan pendekatan
berbasis risiko sangatlah signifikan dalam mengubah paradigma perizinan usaha di
Indonesia, membawa efisiensi, kejelasan, dan kepastian bagi para pelaku usaha.
1) Efisiensi dan Kecepatan
Implementasi OSS telah membawa efisiensi dan kecepatan dalam proses perizinan
usaha. Para pelaku usaha dapat mengajukan perizinan mereka secara online tanpa
harus melibatkan banyak proses manual. Hal ini mengurangi waktu tunggu dan
birokrasi yang sering kali menjadi hambatan dalam memulai atau mengembangkan
usaha.
2) Peningkatan Transparansi
OSS membawa peningkatan transparansi dalam seluruh proses perizinan. Pelaku
usaha dapat dengan mudah mengakses informasi terkait perizinan, persyaratan, dan
status aplikasi mereka. Transparansi ini tidak hanya memberikan kejelasan kepada
pelaku usaha, tetapi juga meningkatkan akuntabilitas dan mengurangi potensi
praktik korupsi.
3) Penilaian Berbasis Risiko
Pendekatan berbasis risiko dalam OSS memungkinkan penilaian yang lebih terarah.
Usaha-usaha yang diidentifikasi memiliki risiko rendah dapat mengalami proses
perizinan yang lebih sederhana dan cepat, sementara usaha dengan risiko lebih
tinggi dapat diberikan perhatian khusus. Hal ini tidak hanya mempercepat proses
perizinan, tetapi juga memastikan bahwa pengawasan lebih terfokus pada sektor-
sektor yang memerlukan perhatian lebih intensif.
4) Peningkatan Daya Saing Global
Dengan proses perizinan yang lebih efisien dan ramah bisnis, OSS meningkatkan
daya saing Indonesia di tingkat global. Peningkatan iklim investasi dihasilkan dari
kepastian hukum, pelayanan yang efisien, dan penekanan pada keadilan dalam

33
pemrosesan perizinan. Ini menjadi dorongan positif bagi investor asing dan domestik
untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
● Dampak Implementasi Online Single Submission System (OSS)
Dampak implementasi Online Single Submission System (OSS) dengan pendekatan
berbasis risiko melampaui sekadar transformasi proses perizinan, menciptakan
lingkungan bisnis yang dinamis dan memberikan kontribusi positif terhadap
pertumbuhan ekonomi serta inovasi di Indonesia.
1) Pertumbuhan Ekonomi
Implementasi OSS memiliki dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Dengan
memudahkan dan mempercepat proses perizinan usaha, lebih banyak pelaku usaha
dapat memulai atau mengembangkan bisnis mereka. Ini menciptakan lapangan kerja
baru, meningkatkan pendapatan perusahaan, dan berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan.
2) Reduksi Kemungkinan Praktik Korupsi
Pendekatan berbasis risiko dalam OSS membantu mengurangi peluang praktik
korupsi. Proses yang lebih terstruktur dan transparan meminimalkan ruang untuk
praktik-praktik yang merugikan kepentingan umum. Hal ini sesuai dengan upaya
pemerintah untuk menciptakan tata kelola yang baik dan mengurangi korupsi di
berbagai sektor.
3) Peningkatan Investasi
Dengan adanya lingkungan bisnis yang lebih ramah dan proses perizinan yang lebih
mudah, implementasi OSS membuka pintu bagi peningkatan investasi baik dari
dalam negeri maupun asing. Investor merasa lebih percaya diri untuk menanamkan
modalnya di Indonesia, memicu pertumbuhan sektor bisnis dan membantu
pengembangan proyek-proyek strategis.
4) Inovasi dan Kreativitas
Pendekatan berbasis risiko dalam OSS memungkinkan penilaian yang lebih terarah.
Usaha-usaha yang diidentifikasi memiliki risiko rendah dapat mengalami proses
perizinan yang lebih sederhana dan cepat, sementara usaha dengan risiko lebih
tinggi dapat diberikan perhatian khusus. Hal ini tidak hanya mempercepat proses
perizinan, tetapi juga memastikan bahwa pengawasan lebih terfokus pada sektor-
sektor yang memerlukan perhatian lebih intensif.
D. PERAN PEMDA DALAM MENDORONG KONSUMSI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

34
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, tahun 2020, Pemerintah Pusat (Pempus)
mengalokasikan dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 763,9 triliun. Dana
tersebut dicairkan secara bertahap ke pemerintah daerah (pemda). Untuk pemda yang
Pendapatan Asli Daerah kecil, APBD pemda mengandalkan TKDD. Pemda sebagai bagian integral
dari Pemerintah Indonesia mempunyai peran yang strategis dalam mendorong konsumsi
masyarakat dan konsumsi pemerintah. Jumlah pemda (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) sebanyak
542 mempunyai total APBD (pengeluaran belanja) sebesar Rp1.303,3 triliun (per 8 Juli 2020,
Kemenkeu).
Pemda mempunyai otonomi dalam mengelola pemerintahannya dan APBD, mempunyai
wilayah dan akses langsung dengan masyarakat. Oleh sebab itu, pemda dapat bersinergi dengan
Pempus untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Dua hal yang dapat dilakukan oleh pemda
yaitu berkoordinasi untuk memberikan data yang valid dalam rangka pelaksanaan program
Perlindungan Sosial dan mengalokasikan dana APBD untuk menambah program Perlindungan
Sosial. Hal ini sekaligus dapat meng-cover masyarakat yang tidak mendapatkan program
Perlindungan Sosial dari APBN. Selanjutnya, pemda dapat mempercepat realisasi APBD terutama
belanja Barang dan Modal. Jika seluruh pemda diasumsikan dapat merealisasikan anggarannya
95% dari total APBD sebesar Rp1.303,3 triliun maka likuiditas untuk menggerakkan
perekonomian akan bertambah sebesar Rp1.238,14 triliun. Daya dorong realisasi APBD tersebut
akan semakin besar jika ditambah dengan percepatan dan besaran realisasi APBN di daerah.
Strategi Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Era Covid ,
Strategi Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan PAD pada Era Pandemi Covid-19, dilakukan
dengan program entensifikasi yaitu aspek kelembagaan yakni memperbaiki aspek
kelembagaan/pengelolaan PAD, aspek ketatalaksanaan yakni peningkatan PAD, menyesuaikan
aspek ketatalaksanaan baik administrasi maupun operasional upaya ekstensifikasi dilakukan
dengan penciptaan sumber-sumber pajak dan retribusi daerah yang sudah sesuai dengan yang
dilakukan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan
menggali objek pajak dari beberapa jenis pajak dan retribusi yang memberikan dampak positif
kepada penerimaan daerah .
Pemerintah daerah (Pemda) memiliki peran penting dalam mendorong konsumsi
masyarakat dan pemerintah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah. Berikut beberapa peran Pemda:
1. Meningkatkan Daya Beli Masyarakat:
Dengan memberikan bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program
Keluarga Harapan (PKH), dan subsidi pangan dapat membantu masyarakat miskin dan

35
berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mempermudah akses
terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar seperti air bersih dan sanitasi dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong mereka untuk menabung dan
berinvestasi. Pemda dapat mendorong investasi dan membuka lapangan kerja baru melalui
berbagai program seperti pelatihan kerja, inkubasi bisnis, dan pengembangan UMKM
2. Meningkatkan Konsumsi Pemerintah
Pemda perlu memastikan bahwa anggaran daerah digunakan secara efektif dan efisien
untuk pembangunan daerah. Memprioritaskan pengadaan barang dan jasa dari produk lokal
dengan ini dapat membantu meningkatkan permintaan terhadap produk lokal dan
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Mengembangkan program-program yang
mendorong konsumsi pemerintah: Contohnya, program pembangunan infrastruktur,
program pariwisata, dan program pendidikan
3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Belanja
Pemda dapat mempermudah proses perizinan usaha untuk menarik investor dan
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pemda dapat memberikan insentif seperti
pembebasan pajak atau subsidi bunga bagi investor yang berinvestasi di daerahnya.
Infrastruktur dasar yang baik seperti jalan raya, pelabuhan, dan bandara dapat membantu
meningkatkan daya tarik investasi daerah.
4. Meningkatkan Promosi Produk Lokal
Melakukan pameran dan promosi produk lokal: Pemda dapat membantu UMKM untuk
memasarkan produk mereka melalui pameran dan promosi di berbagai daerah. Membuat
platform e-commerce untuk produk lokal, Platform e-commerce dapat membantu UMKM
untuk memasarkan produk mereka secara online dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Meningkatkan kualitas produk lokal, Pemda dapat membantu UMKM untuk meningkatkan
kualitas produk mereka melalui pelatihan dan pendampingan.

Berikut beberapa contoh program Pemerintah Daerah yang dapat merangsang konsumsi dan
menggerakkan perekonomian lokal:
● Program "Ayo Belanja di Pasar Tradisional"
Program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional
dan membantu meningkatkan pendapatan pedagang pasar.
● Program "Festival Kuliner"
Program ini bertujuan untuk mempromosikan kuliner khas daerah dan menarik wisatawan
untuk berkunjung.

36
● Program "Pameran Produk Lokal"
Program ini bertujuan untuk membantu UMKM untuk memasarkan produk mereka dan
menjangkau pasar yang lebih luas
Pemda perlu terus berinovasi dan mencari solusi kreatif untuk mendorong konsumsi masyarakat
dan pemerintah. Dengan kerjasama yang baik antara Pemda, masyarakat, dan pelaku usaha,
diharapkan konsumsi masyarakat dan pemerintah dapat meningkat dan mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah.

37
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 telah menjadi ujian berat bagi ekonomi global, termasuk Indonesia.
Dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, peran Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Indonesia menjadi sangat penting dan krusial. Peningkatan investasi di tingkat daerah menjadi
salah satu kunci untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi secara menyeluruh. Untuk mencapai
hal ini, diperlukan analisis mendalam terhadap perubahan PAD selama dan setelah pandemi.
Analisis perubahan PAD tidak hanya memberikan gambaran tentang dinamika ekonomi daerah,
tetapi juga menjadi fondasi untuk menilai dampak pandemi terhadap sumber pendapatan
utama daerah. Perubahan signifikan dalam PAD dapat mencerminkan tekanan ekonomi yang
dihadapi daerah dan memberikan petunjuk tentang sejauh mana daerah tersebut dapat
beradaptasi dan pulih dari periode sulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PAD menjadi fokus utama dalam perumusan strategi
pemulihan ekonomi. Kebijakan pemerintah daerah memiliki peran sentral dalam mendukung
peningkatan PAD. Evaluasi kebijakan yang telah diimplementasikan memberikan wawasan
strategis tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperkuat basis ekonomi daerah.
Selain itu, optimasi alokasi anggaran dan kebijakan fiskal yang mendukung investasi menjadi
esensial untuk merancang strategi ekonomi daerah yang berkelanjutan. Pertanyaan-pertanyaan
penelitian yang diajukan membuka jendela analisis terhadap berbagai aspek yang berkaitan
dengan kontribusi PAD terhadap peningkatan investasi daerah. Fokus pada faktor-faktor yang
mempengaruhi PAD dalam konteks pemulihan ekonomi pasca pandemi memberikan gambaran
holistik tentang dinamika ekonomi lokal. Identifikasi faktor-faktor ini menjadi langkah awal untuk
memahami potensi investasi di daerah.
Mengeksplorasi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang mendukung peningkatan PAD
setelah pandemi menjadi langkah kunci. Analisis kebijakan ini memberikan wawasan tentang
langkah-langkah strategis yang telah diambil pemerintah daerah untuk memperkuat basis
ekonomi daerah. Keberhasilan implementasi kebijakan ini menjadi penentu utama dalam
meningkatkan daya saing ekonomi lokal. Melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian ini, kita
dapat menggali secara mendalam peran Pendapatan Asli Daerah dalam membentuk lingkungan
investasi yang kondusif, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, dan merangsang pemulihan
ekonomi pasca pandemi Covid-19 di Indonesia. Investasi daerah juga harus didukung oleh
peningkatan infrastruktur dan pelayanan publik yang memadai. Infrastruktur yang baik, seperti
jaringan transportasi, listrik, air bersih, serta pelayanan publik yang efisien akan meningkatkan

38
daya tarik daerah bagi investor.Kesimpulan dari analisis ini dapat membantu pemerintah daerah
merancang kebijakan yang berkelanjutan untuk masa depan ekonomi lokal. Dengan demikian,
integrasi yang baik antara strategi pemulihan ekonomi, kebijakan PAD, dan peningkatan
investasi dapat menjadi pendorong utama dalam menghadapi tantangan pemulihan pasca
pandemi di Indonesia.
B. SARAN
Pandemi Covid-19 telah menimbulkan tantangan signifikan bagi ekonomi global dan Indonesia
tidak terkecuali. Kesimpulan dari analisis mendalam menyoroti peran penting dan krusial dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai kunci utama dalam upaya pemulihan ekonomi pasca
pandemi. Untuk merespons hal ini, sejumlah saran strategis dapat diusulkan:
1. Mendorong penelitian yang lebih mendalam tentang perubahan PAD selama dan setelah
pandemi, dengan fokus pada sektor-sektor yang paling terdampak. Ini akan memberikan
pemahaman yang lebih terperinci tentang tekanan ekonomi yang dihadapi daerah.
2. Menyarankan strategi kebijakan yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi PAD,
termasuk adaptasi terhadap perubahan regulasi dan dinamika pasar. Ini akan membentuk
dasar strategi pemulihan ekonomi yang lebih tanggap.
3. Mendorong evaluasi lebih lanjut terhadap kebijakan pemerintah daerah yang telah
diimplementasikan, dengan tujuan mengevaluasi keberhasilan dan dampaknya terhadap
peningkatan PAD. Evaluasi ini dapat memberikan wawasan strategis untuk perbaikan dan
pengembangan kebijakan masa depan.
4. Menekankan pentingnya optimalisasi alokasi anggaran dan kebijakan fiskal untuk
mendukung investasi. Hal ini melibatkan identifikasi sektor-sektor prioritas yang dapat
memberikan dampak maksimal terhadap pemulihan ekonomi daerah.
5. Mengeksplorasi lebih lanjut kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang mendukung
peningkatan PAD melalui insentif-insetif investasi. Fokus pada kebijakan yang merangsang
pertumbuhan sektor-sektor strategis dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
6. Mendorong dialog terbuka dan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku bisnis,
akademisi, dan masyarakat sipil. Konsultasi aktif dengan pihak terkait akan memperkaya
perspektif dan memastikan implementasi kebijakan lebih berhasil.
7. Mengusulkan integrasi yang lebih baik antara strategi pemulihan ekonomi dan kebijakan
PAD. Dengan demikian, penciptaan lingkungan investasi yang kondusif dan berkelanjutan
dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara menyeluruh.

39
8. Mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan strategi berkelanjutan yang
memasukkan aspek-aspek keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini dapat
memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

40
DAFTAR PUSTAKA

Dedy-Sasongko Kamis, 17 September 2020 - Edward UP Nainggolan (Kakanwil DJKN


Kalimantan Barat)
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13393/Mendorong-Konsumsi-Dalam-
Negeri-untuk-Purtumbuhan-Ekonomi-Nasional-Belanja-Lancar-Ekonomi-Berputar.html

41

Anda mungkin juga menyukai